• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lembaga Pokja Sanitasi

Dalam dokumen ASPEK PER SEKTOR BAB (Halaman 72-80)

-

2 Sampah Dinas Pekerjaan Umum Bidang Kebersihan - Seksi Pengelolaan Sampah - Seksi Operasional dan Angkutan UPT Peralatan Bidang Kebersihan

3 Drainase Dinas Pekerjaan Umum

Bidang Sumber Daya Air

Seksi Drainase -

Sumber : Struktur Organisasi Kota Serang Perda Nomor 9 Tahun 2008

B. Lembaga Pokja Sanitasi

Keberadaan organisasi kelompok kerja (POKJA) program pengembangan sektor sanitasi Kota Serang dapat dijadikan sebagai motor penggerak untuk membantu dinas dan lembaga teknis struktural pemerintah kota dalam mendorong kinerja pengelolaan sanitasi, dan pengembangan prilaku hidup bersih yang optimal.

Mekanisme dan prosedur layanan sanitasi yang diterapkan oleh masing-masing organisasi penanggungjawab layanan sanitasi di Kota Serang saat ini belum berada dalam kondisi yang optimal untuk mendukung penyediaan layanan sanitasi yang efektif dan efisien.

Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kota (SSK) sebagai acuan upaya Pemerintah Kota Serang untuk dapat memenuhi target MDGs dan target RPJMD Kota Serang dalam penanganan sanitasi dasar. Buku Putih dan SSK PPSP Kota Serang Tahun 2011 merupakan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota yang pertama yang disusun. Keikut sertaan Kota Serang dalam PPSP dimulai dengan adanya Surat WaliKota Serang Nomor 653/449/Bapp tanggal 06 Mei 2010 perihal Pernyataan Minat Mengikuti Program Nasional Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2011, yang ditujukan kepada Gubernur Banten. Dan sebagai bentuk pernyataan minat tersebut, Pemerintah Kota Serang telah membentuk Pokja AMPL-BM Kota Serang melalui Surat Keputusan WaliKota Serang Nomor 690/Kep.77-Org/2010 tertanggal 03 Mei 2010 tentang Pembentukan Pokja Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat (AMPL-BM) Kota Serang, kemudian ditindaklanjuti dengan perubahan Surat Keputusan Walikota Serang Nomor 056/Kep.109- Org/2011 tanggal 28 Juni 2011 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kota Serang. Pokja ini terdiri dari perwakilan berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Lembaga BUMD, dan Unsur Masyarakat di Kota Serang.

SKPD terkait dengan kegiatan sanitasi ini antara lain: - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah - Sekretariat Daerah Kota Serang

- Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan keluarga Berencana - Dinas Pekerjaan Umum

- Dinas Kesehatan - Dinas Sosial

- Kantor Lingkungan Hidup - PDAB Tirta Madani

- Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Serang - Camat Se-Kota Serang

SSDDMMPPeennggeelloollaaSSaanniittaassii

Ketimpangan tersebut masih belum didukung oleh SDM (sumber daya manusia) yang memadai terutama ditinjau dari kuantitas dan kualitas. Upaya-upaya peningkatan kualitas personil yang telah dilakukan beberapa waktu yang lalu berupa training bidang yang dilakukan oleh perbagai pihak baik Pemerintah maupun Pemerintah Daerah baik di dalam maupun luar negeri, tidak ditindak lanjuti oleh Pemerintah Daerah secara memadai. Para tenaga terdidik tersebut pada umumnya telah menempati tugas di luar sector sanitasi.

Kondisi SDM pengelola sanitasi di Kota Serang yang terkait dengan sub sektor sanitasi antar lain (lihat Tabel 3.3 dan Tabel 3.4)

Tabel 3.3

No Sub Sektor Sanitasi SDM Pengelola Sanitasi (jiwa)

SD SLTP SLTA D3 S1 S2 S3 Jumlah

1 Air Limbah 2 8 5 15

2 Sampah 13 29 2 3 2 49

3 Drainase 3 2 2 4 11

Sumber : SKPD Kota Serang

Tabel 3.4

Kepangkatan SDM Pengelola Sanitasi di Kota Serang

No Sub Sektor Sanitasi SDM Pengelola Sanitasi (jiwa)

Eselon IV Eselon III Eselon II Eselon I Jumlah

1 Air Limbah 5 3 1 9

2 Sampah 3 1 1 5

3 Drainase 3 1 1 5

Sumber : SKPD Kota Serang

D. Peraturan Perundangan

Peraturan perundangan yang ada di Kota Serang yang terkait dengan pengelolaan persampahan adalah sebagai berikut:

1. Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah di Kota Serang

E. Peran Serta Masyarakat

Pelibatan Masyarakat Miskin dan Jender dalam Pembangunan

Dari sisi pekerjaan yang memerlukan ketrampilan dikerjakan hanya oleh laki-laki, sedangkan perempuan mengerjakan pekerjaan yang tidak membutuhkan keterampilan sementara pekerjaan yang dibayar hanya dilakukan oleh laki-laki dan perempuan hanya melakukan pekerjaan yang sifatnya sukarela.

Pelibatan Masyarakat Miskin dan Jender dalam Pemeliharaan

Selain kegiatan pembangunan yang memerlukan keterlibatan masyarakat miskin dan jender dalam pembangunan berbasis mayarakat khususnya sub sektor yang telah

dilaksanakan di Kota Serang berupa pembangunan MCK, saluran, sanitasi, persampahan, air bersih. Maka keterlibatan mereka praktis diperlukan dalam pemeliharaannya melalui lembaga/badan keswadayaan masyarakat di tingkat Kelurahan yang dilaksanakan oleh UPL (Unit Pengelola Lingkungan) sebagai pelaksana teknis dalam pengelolaan lingkungan, keberadaan lembaga tersebut merupakan hasil dari intervensi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat/PNPM yang telah dilaksanakan di Kota Serang seperti P2KP.

Partisipasi masyarakat dalam Pengelolaan Pembuangan Limbah Cair

Di samping peran pemerintah, peran masyarakat Kota Serang dalam pengelolaan air limbah domestik juga telah nampak meski dalam skala peran yang terbatas. Peran tersebut dijalankan oleh masyarakat Kota Serang secara individual ataupun tingkatan rumah tangga dalam bentuk:

a. Upaya pengadaan atau pembangunan saluran penyaluran air limbah domestik seperti sambungan saluran pembuangan air limbah bekas cucian, mandi dan sebagainya ke saluran.

b. Upaya pengadaan atau pembangunan serta pemanfaatan tangki septic sebagai sarana penampungan limbah tinja domestik (black water).

Upaya masyarakat di tingkat kelompok dalam fungsi pengelolaan air limbah domestik saat ini juga telah mulai muncul. Upaya ini dapat dilihat dari peran kelompok masyarakat pada level kelurahan dalam bentuk upaya pembangunan serta pemanfaatan sarana jamban keluarga meski dalam kondisi yang masih sederhana.

Peran stakeholder lainnya yaitu sektor swasta dalam pengelolaan air limbah domestik di Kota Serang saat ini baru terwujud dalam bentuk pengelolaan fasilitas sarana umum MCK milik Pemerintah Kota Serang. Sementara keterlibatan sektor swasta dalam pengangkutan limbah tinja domestik (black water) telah ada akan tetapi belum diketahui pengelolaan limbah tinja domestik (black water) tersebut.

Partisipasi Masyarakat dalam Manajemen Pengelolaan Sampah

Peran serta masyarakat dalam menangani sampah di rumah tangga adalah dengan mengumpulkan sampah setiap harinya ke dalam kantong plastik atau pewadahan yang disediakan dan kemudian dibuang sesuai dengan sistem pengumpulan yang digunakan oleh masyarakat yaitu sistem door to door maupun komunal. Bagi masyarakat dengan pelayanan menggunakan gerobak sampah yang dijemput dari rumah ke rumah oleh petugas sampah, masyarakat membayar jasa kepada petugas yang telah mengambil sampah door to door tersebut, sementara itu untuk retribusi kebersihan atau persampahan sesuai dengan Perda No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Persampahan dan Retribusi Persampahan dan

Kebersihan adalah sampah yang diangkut dari TPST ke TPSA. Penagihan retribusi persampahan tersebut dilakukan melalui petugas Kelurahan atau Kecamatan, dan kedepan diwacanakan untuk penagihan retribusi kebersihan atau persampahan dari rumah kediaman.

Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah juga dapat terlihat dari perilaku masyarakat yang sudah melakukan pengolahan sampah berupa pemilahan sampah sebelum dibuang ke TPST. Kondisi ini juga merupakan pelaksanaan dari program 3 R, dan juga akan mendukung program Pemerintah Kota Serang untuk menciptakan Kampung Ramah Lingkungan yang terdapat wilayah RT/RW dalam suatu kelurahan.

Kegiatan pemilahan sampah dan pengolahan sampah menjadi kompos kebanyakan dilakukan oleh para ibu – ibu yang tergabung dalam kelompok PKK yang terdapat di tiap-tiap kelurahan, dan hasil pengomposan tersebut dapat dimanfaatkan untuk memupuk tanaman seperti bunga-bungaan, buah-buahan serta tanaman toga yang ditanam di pekarangan rumah masing-masing.

Sementara di sekitar lokasi TPSA juga terdapat kelompok pemulung – pemulung yang membentuk koperasi dalam memanfaatkan sampah khususnya sampah organik.

Partisipasi Masyarakat di Sub Sektor Drainase

Peran Serta Masyarakat dan Jender dalam pengelolaan drainase, masyarakat Kota Serang sudah ikut berpartisipasi. Hal ini dapat dilihat dari:

1. Menyumbang tanah untuk dijadikan drainase tanpa ganti rugi

2. Gotong royong ditingkat kelurahan dan kecamatan untuk membersihkan drainase 3. Melakukan penyuluhan-penyuluhan

Partisipasi Masyarakat dan Gender dalam Kampanye PHBS

Pemberdayaan masyarakat dan gender dalam kampanye PHBS diharapkan menuju kepada kondisi antara lain sebagai berikut:

- Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam PHBS

- Meningkatnya kesadaran kaum perempuan sehingga mau dan mampu memainkan peranannya dalam PHBS di lingkungan rumah tangga maupun masyarakat di sekitarnya.

Kegiatan untuk mendukung kondisi yang diharapkan dalam mengusung peranan gender dan kesetaraan sosial dalam pembangunan sanitasi Kota Serang antara lain sebagai berikut:

1. Pemberdayaan perempuan dengan melibatkan berbagai unsur kelompok strategis.

- Memberdayakan atau memperkuat organisasi perempuan yang telah ada misal PKK, Kader Posyandu, Dharma Wanita, LSM perempuan dan SKPD terkait untuk meningkatkan kemampuan mereka pengelolaan sanitasi.

- Pengorganisasian perempuan dalam suatu wadah khusus untuk berartisipasi dalam setor sanitasi, sehingga mereka mempunyai akses dan kontrol dalam pengelolaan sanitasi.

2. Pemberdayaan masyarakat dan publik di sektor sanitasi antara sebagai berikut:

Peningkatan peran serta masyarakat melalui partisipasi aktif mereka dalam setiap tahapan kegiatan dengan jalan melibatkan perempuan dalam spengambilan keputusan dan penentuan kebijakan yang menyangkut pengelolaan sanitasi, dengan menggunakan metode propoor campaign maupun metode partisipatif lainnya di wilayah prioritas.

2. Permasalahan dan Tantangan

Permasalahan Pembangunan Sektor Persampahan di Indonesia, secara umum adalah: (1) Makin tingginya timbulan sampah (jumlah penduduk makin tinggi, jumlah sampah per

kapita meningkat);

(2) Belum optimalnya manajemen persampahan:

a. Belum optimalnya sistem perencanaan (rencana sampai dengan monitoring dan evaluasi);

b. Belum memadainya pengelolaan layanan perencanaan persampahan (kapasitas, pendanaan dan asset manajemen);

c. Belum memadainya penanganan sampah.

Sedangkan permasalahan yang dihadapi oleh Kota Serang Dalam pengelolaan persampahan seperti tertuang pada table berikut.

3. Analisis Kebutuhan Pengembangan Persampahan

Kebutuhan komponen pengelolaan persampahan yang meliputi aspek teknis operasional (sejak dari sumber sampai dengan pengolahan akhir sampah), aspek kelembagaan, aspek pendanaan, aspek peraturan perundangan dan aspek peran serta masyarakat, serta memperlihatkan arahan struktur pengembangan prasarana kota yang telah disepakati. Analisis yang terkait dengan kebutuhan persampahan adalah analisis sistem pengelolaan

persampahan, analisis kualitas dan tingkat pelayanan serta analisis ekonomi. Hasil analisis kebutuhan dituangkan dalam table-6.50 berikut ini:

ii. DRAINASE

1. Isu Strategis

Drainase

Isu-isu strategis dalam pengelolaan Sistem Drainase Perkotaan di Indonesia antara lain: Secara umum, terdapat dua isu strategis di subsektor drainase lingkungan, yaitu :

 Sudah tersedianya data mengenai jaringan dan kondisi drainase di Kota Serang sehingga perencanaan menyeluruh (masterplanning) sudah dapat dilakukan pada kegiatan penanganan banjir dan genangan bersifat parsial dan belum terintegrasi dari hulu ke hilir;

 Karakteristik tanah di Kota Serang yang memiliki kapasitas infiltrasi yang cukup tinggi mendukung upaya pengelolaan drainase secara partisipatif oleh masyarakat melalui penerapan sistem drainase ramah lingkungan.

2. Karakteristik tanah yang memiliki kapasitas infiltrasi cukup tinggi mendukung sistem drainase setempat yang bertujuan untuk mengurangi volume limpasan air hujan yang perlu disalurkan ke jaringan drainase konvensional. Salah satunya adalah pemanfaatan secara lebih luas sumur-sumur resapan maupun lubang biopori. Karena sifatnya yang setempat, maka peran serta masyarakat sangat diperlukan untuk mendukung pengembangan sistem ini.

P

Peerrssaammppaahhaann

Isu strategis dalam subsektor persampahan terutama terkait dengan penggunaan TPSA Cilowong Kota Serang dengan sistem controlled Landfill. Secara lebih rinci, tiga isu strategis berhasil diidentifikasi, yaitu :

 Perlu ditetapkan TPSA Sanitary Landfilll dari open dumping, Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 mengenai pengelolaan persampahan telah mensyaratkan bahwa TPSA

Open Dumping harus ditutup pada tahun 2013. Terkait dengan hal itu maka Kota

Serang perlu untuk segera meningkatkan sistem TPA dari Semi controlled landfill menjadi Sanitary Landfill.

 Masih belum optimalnya kegiatan 3R baik yang berskala kota maupun berbasis rumah tangga dan kegiatan usaha/jasa sehingga belum dapat mengurangi secara berarti volume sampah yang perlu dibuang ke TPA.

 Berdasarkan paradigma pengelolaan persampahan baru maka diharapkan sampah yang perlu diangkut ke TPA adalah seminimal mungkin. Untuk mencapai hal tersebut, kegiatan 3R (Reduce, Reuse And Recylce) digalakkan.

H

Hiiggiieennee((PPHHBBSS))

Untuk aspek hygiene dan PHBS Sanitasi, perilaku masyarakat yang masih melakukan BABS (Buang Air Besar Sembarangan) maupun BABS terselubung menjadi isu strategis utama. Dari studi EHRA terungkap bahwa tidak kurang dari 44, 24% masyarakat Kota Serang masih melakukan praktek ini. Berdasarkan kebijakan nasional yang telah ditetapkan, maka pada tahun 2013 praktek BABS dan BABS terselubung harus sudah dapat dihilangkan.

A

AiirrLLiimmbbaahh

Lima isu strategis telah diidentifikasi dalam subsektor air limbah. Ke lima isu strategis tersebut adalah :

 Tidak adanya pejabat pengawas lingkungan hidup sehingga upaya penerapan sanksi terhadap pengolahan dan pembuangan limbah yang tidak layak masih sangat lemah;

 Adanya keterbatasan lahan yang dapat digunakan untuk pembangunan prasarana yang menghambat upaya pembangunan dalam bidang pengelolaan air limbah;

 Keterbatasan lahan menjadi salah satu isu utama dalam pembangunan infrastruktur pengelolaan limbah di Kota Serang yang layak. Sistem pengelolaan secara komunal perlu untuk didorong sebagai salah satu solusi teknis untuk dapat menanggulangi permasalahan ini;

 Belum maksimalnya ketersediaan IPAL Komunal di Kota Serang;

Dalam dokumen ASPEK PER SEKTOR BAB (Halaman 72-80)

Dokumen terkait