• Tidak ada hasil yang ditemukan

OFF SITE SYSTEM

Dalam dokumen ASPEK PER SEKTOR BAB (Halaman 53-67)

2..11..11 SSuubbsseekkttoorrPPeennggeelloollaaaannSSaammppaahh

sampah adalah pengumpulan , pengangkutan , pemrosesan , pendaur-ulangan , atau pembuangan dari material sampah. Sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan (Lihat Gambar 2.4 DSS Persampahan).

Terdapat beberapa konsep tentang pengelolaan sampah yang berbeda dalam penggunaannya, beberapa konsep yang digunakan adalah :

Konsep "3R" mengurangi sampah (reduce), menggunakan kembali sampah (reuse) dan daur ulang (recycle), yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari segi minimalisasi sampah. Hirarki limbah yang tetap menjadi dasar dari sebagian besar strategi minimalisasi sampah. Tujuan limbah hirarki adalah untuk mengambil keuntungan maksimum dari produk-produk praktis dan untuk menghasilkan jumlah minimum limbah.

Perpanjangan tanggungjawab penghasil sampah / Extended Producer Responsibility

(EPR). EPR adalah suatu strategi yang dirancang untuk mempromosikan integrasi semua biaya yang berkaitan dengan produk-produk mereka di seluruh siklus hidup (termasuk akhir of pembuangan biaya hidup) ke dalam pasar harga produk. Tanggung

- IPLT - -

2 OFF SITE SYSTEM

- User interface (kloset) - -

- Pengumpulan/penampunga n

- -

- Perpipaan - -

jawab produser diperpanjang dimaksudkan untuk menentukan akuntabilitas atas seluruh Lifecycle produk dan kemasan diperkenalkan ke pasar. Ini berarti perusahaan yang manufaktur, impor dan / atau menjual produk diminta untuk bertanggung jawab atas produk mereka berguna setelah kehidupan serta selama manufaktur.

prinsip pengotor membayar prinsip pengotor membayar adalah prinsip di mana pihak pencemar membayar dampak akibatnya ke lingkungan. Sehubungan dengan pengelolaan limbah, ini umumnya merujuk kepada penghasil sampah untuk membayar sesuai dari pembuangan

G Gaammbbaarr22..33 D DiiaaggrraammSSiisstteemmSSaanniittaassiiPPeerrssaammppaahhaann Tabel 2.4 Pelayanan Persampahan

No Uraian Teknik Operasional Volume Keterangan

A Jumlah Timbulan

- Standar timbulan sampah/Org/Hr 2,5 lt/org/hari

No Uraian Teknik Operasional Volume Keterangan

Sampah (m3) B Pelayanan Sampah

1 Cakupan pelayanan 12,5 %

2 Perkiraan Sampah terangkut

- permukiman 384 m3/hari

- Non permukiman 168,5 m3/hari

- total 552,5 m3/hari

3 Kapasitas pelayanan TPS m3/hari Tidak ada data 4 Kapasitas pelayanan TPSA m3/hari

5 Kapasitas pelayanan pengumpulan 3 Amroll truk 12 Dump Truk

Sumber : Dinas PU Bidang Kebersihan Kota Serang

Tabel 2.5

Teknis Pengelolaan Persampahan Dengan sistem swakelola Swasta

No Sarana/parasarana Jumlah

(unit)

kapasitas Kondisi Keterangan

a.Pewadahan Tong sampah - Bak sampah - Kantong plastik - Lainnya, sebutkan - b.Pengumpulan Gerobak sampah - Becak sampah - Motor sampah - Lainnya, sebutkan Kijang Pick Up - c.Penampungan sementara Transfer depo - Container -

Pasangan batu -

Bak kayu -

Tanah terbuka - d. Pengangkutan

Dump truk -

Arm roll truk - e. Pengolahan Pengomposan - Daur Ulang - Ditimbun - Dibakar - Lainnya, sebutkan - Tabel 2.6

Teknis Pengelolaan Persampahan Oleh Pemerintah

No Sarana/parasarana Jumlah

(unit)

kapasitas Kondisi Keterangan

a.Pewadahan

Jumlah tong sampah 56 0,5 m3 Kurang baik b.Pengumpulan

Gerobak sampah 30 0,5 m3 Baik

Motor Sampah 8 1,5 m3 Baik

Mobil Mini Bus (Pick Up) 3 - Baik Kendaraan hanya dipergunakan untuk pengangkutan BBM c.Penampungan seme ntara Transfer depo - Container 13 6-8 m3 Baik

No Sarana/parasarana Jumlah (unit)

kapasitas Kondisi Keterangan

Pasangan batu -

Bak kayu -

Tanah terbuka - Tidak ada

data d.Pengangkutan

Dump truk 12 6-8 m3 Baik

Arm roll truk 3 6-8 m3 Baik

e.Pengolahan

Pengomposan 1 - - Tidak

berfungsi

Daur Ulang -

f.Pembuangan Akhir

Luas Area 1 12,5 m2 Lereng dan

berbukit Sistem control landfill direncanakan menjadi sistem sanitary landfill Buldozer 1 Kurang Baik Excavator 1 Baik Lainnya sebutkan g.Pengend. Pencemaran

Leachate treatment 11 Baik Belum

difungsikan Buffer zone (wil

penyangga)

8 - - -

Saluran pengumpul

Drainasae air hujan 1

Sumur kontrol 1 Baik

h.Sarana penunjang

No Sarana/parasarana Jumlah (unit)

kapasitas Kondisi Keterangan

Bengkel - Masuk ke

seksi perawatan

Alat dan tempat cuci - Tidak ada

Alat timbang - Tidak ada

Gudang 1 Baik

Sumber : Dinas PU Bidang Kebersihan Kota Serang

Tabel 2.7

Permasalahan Pembuangan Sampah di Kota Serang Tahun 2010

No Uraian

Akar Permasalahan

Teknis No Teknis

1 Pewadahan Terbatasnya sarana

pewadahan di tingkat rumah tangga

Rendahnya kesadaran masyarakat dalam hal membuang sampah dan belum adanya perda dalam hal menjaga kebersihan (K3)

2 Pengumpulan Terbatasnya sarana pengumpul

Keterbatasan biaya oprasional

3 Penampungan sementara Terbatasnya sarana pengumpul

Keterbatasan biaya oprasional dan SDM sebagai operator 4 Pengangkutan Sarana pengangkutan

sangat terbatas terutama truk dan dump truk

Keterbatasan biaya Oprasional

5 Pengolahan Mahalnya alat pengolahan sampah

SDM pengolahan sampah masih kurang

6 Pembuangan akhir Masih menggunakan sistem control landfill baru merencanakan sistem sanitary landfill

Masih terbatasnya biaya untuk pembangunan sistem sanitary landfill

Sumber : Hasil Analisis Kaji Mendalam Permasalahan dari Dinas PU Bidang Kebersihan Kota Serang G Gaammbbaarr22..44 PPeettaaPPeellaayyaannaannPPeerrssaammppaahhaannddiiKKoottaaSSeerraanngg ( (PPeettaa LLookkaassii TTPPAA,, LLookkaassii TTPPSS,, IInntteerrnnaallTTrreeaattmmeennttFFaacciilliittiieess,, JJaalluurr PPeennggaannggkkuuttaann))

SAMPAH RUMAH TANGGA

RATA –RATA 2,5 LITER/KAPITA/HARI

SAMPAH PASAR

PERKANTORAN DAN SEKOLAH

INDUSTRI LAIN –LAIN FASUM - FASOS

PENGELOLAAN PENGANGKUTAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH PASAR

e

e. . SSuubbSSeekkttoorrPPeennggeelloollaaaannDDrraaiinnaassee

Secara umum drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air di suatu kawasan ke badan air dan atau bangunan resapan. Kegunaan saluran drainase antara lain ;

- Mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air - Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal

- Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada

- Mengendalikan air hujan yang berlebihanm sehingga tidak terjadi genangan atau banjir

Sistem jaringan drainase perkotan umumnya dibagi atas 2 bagian, yaitu :

1. Sistem Drainase Mayor, Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area). Pada umumnya sistem drainase mayor ini disebut juga sebagai sistem saluran pembuangan utama (major system) atau drainase primer. Sistem jaringan ini menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau sungai-sungai. Perencanaan drainase makro ini umumnya dipakai dengan periode ulang antara 5 sampai 10 tahun dan pengukuran topografi yang detail mutlak diperlukan dalam perencanaan sistem drainase ini.

2.

Sistem Drainase Mikro, Sistem drainase mikro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan. Secara keseluruhan yang termasuk dalam sistem drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi jalan, saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong,

saluran drainase kota dan lain sebagainya dimana debit air yang dapat ditampungnya tidak terlalu besar. Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2, 5 atau 10 tahun tergantung pada tata guna lahan yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan permukiman lebih cenderung sebagai sistem drainase mikro. Dalam PPSP, sistem drainase yang menjadi tangung jawab daerah (Kabupaten/Kota) adalah sistem drainase mikro. Kondisi genangan/banjir dan kondisi pengelolaan drainase di Kota Serang Adalah sebagai berikut (lihat Tabel 2.8) :

Tabel 2.8

Kondisi Genanagan/Banjir di Kota Serang Tahun 2010

No Kecamatan/kelurahan Luas (Ha) Tinggi (m)

Lama Genangan (jam) Frewensi Genangan (per tahun) 1 Cimuncang 0,08 1,6 8 2 Cipare 0,08 1,2 3 3 Margaluyu 0,03 0,7 4 4 Banten 0,01 0,3 2 5 Panggungjati 0,02 0,4 3 6 Drangong 0,01 0,3 3

Sumber : Dinas PU Bidang SDA

Tabel 2.9

Kondisi Saluran Drainase

No Nama jalan / Nama Sungai Panjang (Km) Dimensi (m) Luas Catchmen area (Ha) Konstruksi Kondisi

Tinggi Lebar Pemanen Tanah Baik Rusak

A Saluran Primer 1 Sungai Cibanten 43,88 (Km) 5,5 12 - 43,88 13,16 30,72 2 Sungai Ciwaka 41,58(Km) 4 8 - 41,58 12,47 29,11 B Saluran Sekunder 1 Plamunan 22,18 - - - - 22,18 13,31 8,87

2 Cikaduen 2.83 2,83 1,70 1,13 3 Cikentang 7,71 7,71 4,63 3,08 4 Ciwatu 9,59 9,59 5,75 3,84 5 Cilandak 6,09 6,09 3,65 2,44 6 Ciwadas 9,18 9,18 5,51 3,67 7 Cicongegang 7,33 7,33 4,40 2,93 8 Cimadang 5,6 5,6 3,36 2,24 9 Citahul 3,12 3,12 1,87 1,25 10 Ciherang 2,5 2,5 1,50 1,00 11 Cikampeng 3,04 3,04 1,82 1,22 12 Ciwaringin 5 5 3,00 2,00 13 Ciguha 4,99 4,99 2,99 2,00 C Saluran Tersier

Sumber : Dinas PU Bidang SDA Kota Serang

i

i. . SSuubbsseekkttoorrPPeennggeelloollaaaannHHiiggiieennee((PPHHBBSS))

PHBS, Adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana

(Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan demikian

masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

Terdapat 5 program priontas PHBS yaitu ; kesehatan ibu dan anak (KIA), Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM. Sedangkan 5 tatanan PHBS yaitu; Rumah Tangga, Sekolah, Tempat Kerja, Sarana Kesehatan dan Tempat Tempat Umum.

Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), mengacu pada pengertian perilaku sehat, indikator ditetapkan berdasarkan area/wilayah

a) Persentase penduduk tidak merokok, Alasan dipilihnya ke tiga indikator tersebut berdasarkan issue global dan regional (Mega Country Health Promotion Network.

Healthy Asean Life Styles), seperti merokok telah menj adi issue global, karena

selain mengakibatkan penyakit seperti jantung, kanker, paru-paru juga disinyalir menjadi entry point untuk narkoba.

b) Persentase penduduk yang memakan sayur-sayuran dan buah-buahan, Pola makan yang buruk akan berakibat buruk pada semua golongan umur, bila terjadi pada usia balita akan menj adikan generasi yang lemah/generasi yang hilang dikemudian hari. Demikian juga bila terjadi pada ibu hamil akan melahirkan bayi yang kurang sehat, bagi usia produktif akan mengakibatkan produktifitas menurun

c) Persentase penduduk melakukan aktifitas fisik/olah raga. Kurang aktifitas fisik dan olah raga mengakibatkan metabolisme tubuh terganggu, apabila berlangsung lama akan menyebabkan berbagal penyakit, seperti jantung, paru-paru, dan lain-lain.

2. Indikator Lokal Spesifik, yaitu indikator nasional ditambah indikator lokal spesifik

masing-masing daerah sesuai dengan situasi dan kondisi daerah. Ada 16 indikator, yang terdiri dari 9 indikator perilaku dan 7 indikator lingkungan yang dapat digunakan untuk rnengukur perilaku sehat sebagai berikut :

Indikator Perilaku, terdiri dari 9 indikator yaitu :

- Perilaku tidak merokok

- Perilaku persalinan dan pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan - Perilaku melakukan imunisasi

- Perilaku penimbangan balita - Perilaku sarapan pagi setiap hari

- Perilaku keikutsertaan dalam dana sehat

- Perilaku kebiasaan cuci tangan pake sabun (CLTS) - Perilaku kebiasaan menggosok gigi

- Perilaku kebiasaan olah raga/aktifitas fisik

Indikator Lingkungan, terdiri dari 7 indikator yaitu :

- Tersedianya sarana air bersih - Tersedianya sarana jamban

- Tersedianya sarana pembuangan sampah - Tersedianaya sarana pembuangan limbah - Tersedianya ventilasi rumah

- Kepadatan rumah - Lantai rumah

Klasifikasi PHBS ditentukan berdasarkan perilaku dan lingkungan setiap keluarga, dengan ketentuan sebagai berikut :

- Sehat 1 : bila keluarga berperilaku positif kurang dari 25 % dari jumlah indicator PHBS

- Sehat 2 : bila keluarga berperilaku positif kurang dari 25 -49 % dari jumlah indicator PHBS

- Sehat 3 : bila keluarga berperilaku positif kurang dari 50 - 74 % dari jumlah indicator PHBS

- Sehat 4 : bila keluarga berperilaku positif kurang dari > 75 % dari jumlah indicator PHBS

Kondisi PHBS di Kota Serang Adalah sebagai berikut (lihat Gambar 2.5) :

Gambar 2.5

Kondisi PHBS di Kota tahun 2010

SSuummbbeerr :: LLaappoorraannDDiinnaasskkeesseehhaattaann 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 Bante n Girang Ciraca s Curug Kasem en Kilasa h Rau Serang Kota Singan daru Taktak an Walan taka Kota Serang % 0.49 0.83 0.52 0.17 0.31 0.72 0.42 0.31 0.36 0.43 0.37

f

f. . Visi dan Misi Sanitasi Kota Serang

Visi dan Misi Kota Serang dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 2.10

Persandingan Visi dan Misi Kota dengan Visi dan Misi Sanitasi Provinsi Dan Visi dan Misi Kota Serang

No Visi dan Misi Kota Serang Visi dan Misi sanitasi

Provinsi Banten

Visi dan Misi Sanitasi Kota Serang Visi TeTerrwwuujjuuddnnyyaa llaannddaassaann kkoottaa s seerraanngg yyaanngg gglloobbaall ddaann b beerrwwaawwaassaann lliinnggkkuunnggaann y yaanngg mmaaddaannii

Terwujudnya Banten dengan air dan lingkungan sehat yang berkelanjutan 2011

Terwujudnya masyarakat kota serang hidup pada lingkungan bersih dan sehat”

Misi Meningkatkan Penyelenggaraan

Pemerintahan Yang Baik Dan Pelayanan Publik Yang Prima;

Mengembangkan dan memelihara kebijakan pembangunan AMPL

1. Meningkatkan cakupan layanan air limbah

Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia, Kesehatan Dan

Keberdayaan Masyarakat Yang Produktif, Berbudaya Dan Agamis;

Meningkatkan cakupan air bersih

2. Meningkatkan cakupan layanan persampahan

Meningkatkan Dan Mendorong Pertumbuhan Dan Kualitas Perekonomian Daerah Dan Masyarakat;

Meningkatkan cakupan penyehatan lingkungan

3. Meningkatkan pengelolaan dan

pelayanan sistem drainase

Mengembangkan Dan Meningkatkan Sarana Dan Prasarana Wilayah Yang Memadai Dan Berkualitas;

Mengembangkan peran masyarakat dalam peningkatan PHBS

4. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam prilaku hidup bersih dan sehat

No Visi dan Misi Kota Serang Visi dan Misi sanitasi Provinsi Banten

Visi dan Misi Sanitasi Kota Serang

Meningkatkan Kelestarian Lingkungan Hidup Dan Penataan Ruang Yang Menunjang Pembangunan Berkelanjutan.

Mengembangkan sistem Informasi pembangunan AMPL

5. Meningkatkan peran serta masyarakat dan akses masyarakat miskin dalam pembangunan sanitasi

6. Meningkatkan cakupan layanan air bersih 7. Memperkuat kebijakan dan kapasitas kelembagaan dalam pembangunan sanitasi 8. Menyelenggarakan media komunikasi, informasi dan edukasi kesehatan lingkungan

9. Meningkatkan sumber pendanaan dari sector swasta bagi

pembangunan sanitasi

Sumber : RPJM D Kota Serang, Renstra AMPL Provinsi Banten dan BPS Kota Serang

B. Pendanaan

Perhatian terhadap pembangunan sanitasi masih belum memadai baik dari pihak kepala daerah maupun DPRD. Secara umum alokasi pembiayaan untuk sektor saniatasi masih dibawah 10 % dari total anggaran APBD, rendahnya biaya tersebut pada umumnya karena pembangunan sanitasi masih belum manjadi prioritas. Rendahnya biaya sanitasi pada umumnya karena masalah sanitasi belum mendapatkan perhatian yang cukup selalu akan berdampak pada buruknya kualitas lingkungan.

Kondisi Anggaran pengelolaan sanitasi di Kota Serang yang terkait dengan sub sector sanitasi antar lain (lihat Tabel 3.6)

Kondisi Anggaran Sanitasi di Kota Serang

No Uraian Kondisi Anggaran Sanitasi (tahun)

2007 2008 2009 2010

1 Total Realisasi Belanja

Dalam dokumen ASPEK PER SEKTOR BAB (Halaman 53-67)

Dokumen terkait