• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sislatkernas yang berbasis pada kompetensi kerja, secara konsepsional merupakan sistem pelatihan kerja yang diharapkan dapat meningkatkan relevansi, kualitas, efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pelatihan kerja secara Nasional. Namun demikian, kesuksesan pelaksanaan Sislatkernas tersebut sangat dipengaruhi oleh kesiapan infrastruktur pendukungnya. Diantaranya yang terpenting adalah Lembaga Pelatihan Kerja(LPK) yang kredibel dan akuntabel dalam penyelenggaraan pelatihan berbasis kompetensi (PBK). LPK yang dikelola oleh Pemerintah maupun oleh swasta, mempunyai kapasitas latihan yang cukup besar setiap tahun.Namun demikian program pelatihan dan pelaksanaannya, sebagian besar masih belum didasarkan pada SKKNI dan konsep pelatihan berbasis kompetensi sebagaimana mestinya. Akibatnya lulusannya masih banyak yang belum sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, baik jenis maupun kualifikasinya. Adanya LPK dan kapasitas latih yang cukup besar, merupakan potensi dan peluang untuk memanfaatkannya secara optimal guna pelaksanaan sislatkernas baik ditingkat nasional maupun daerah. Namun demikian, kondisi dan kapabilitasnya dalam melaksanakan PBK yang relatif masih rendah, merupakan tantangan yang harus diatasi secara tepat dan cepat

a. Perizinan Lembaga Pelatihan Kerja

Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) adalah instansi pemerintah, badan hukum atau perorangan yang memenuhi persyaratan untuk menyelenggarakan pelatihan kerja. Pelatihan kerja dapat diselenggarakan oleh: Lembaga Pelatihan Kerja Pemerintah, Lembaga Pelatihan Kerja Swasta atau Perusahaan. Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yang menyelenggarakan pelatihan kerja bagi masyarakat umum diwajibkan memiliki ijin yang diterbitkan oleh Kepala Instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota setempat.

Untuk mendapatkan ijin LPK harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota dengan melampirkan :

1. Copy Akta Pendirian.

2. Riwayat hidup penanggung jawab LPK. 3. Program pelatihan kerja berbasis kompetensi. 4. Copy NPWP.

5. Surat tanda bukti kepemilikan atau penguasaan sarana dan prasarana pelatihan kerja, sekurang-kurangnya 3(tiga)thn. 6. Program kerja LPK dan rencana pembiayaan selama 1 thn.

7. Struktur organisasi, daftar instruktur dan tenaga pelatihan, kapasitas peserta dan uraian tugas, alamat, telp, email dan fax.

3. Lembaga dan Sarana Pelatihan

32

Bagian 3

LEMBAGA DAN SARANA PELATIHAN

Sislatkernas yang berbasis pada kompetensi kerja, secara konsepsional merupakan sistem pelatihan kerja yang diharapkan dapat meningkatkan relevansi, kualitas, efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pelatihan kerja secara Nasional. Namun demikian, kesuksesan pelaksanaan Sislatkernas tersebut sangat dipengaruhi oleh kesiapan infrastruktur pendukungnya. Diantaranya yang terpenting adalah Lembaga Pelatihan Kerja(LPK) yang kredibel dan akuntabel dalam penyelenggaraan pelatihan berbasis kompetensi (PBK). LPK yang dikelola oleh Pemerintah maupun oleh swasta, mempunyai kapasitas latihan yang cukup besar setiap tahun.Namun demikian program pelatihan dan pelaksanaannya, sebagian besar masih belum didasarkan pada SKKNI dan konsep pelatihan berbasis kompetensi sebagaimana mestinya. Akibatnya lulusannya masih banyak yang belum sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, baik jenis maupun kualifikasinya. Adanya LPK dan kapasitas latih yang cukup besar, merupakan potensi dan peluang untuk memanfaatkannya secara optimal guna pelaksanaan sislatkernas baik ditingkat nasional maupun daerah. Namun demikian, kondisi dan kapabilitasnya dalam melaksanakan PBK yang relatif masih rendah, merupakan tantangan yang harus diatasi secara tepat dan cepat

a. Perizinan Lembaga Pelatihan Kerja

Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) adalah instansi pemerintah, badan hukum atau perorangan yang memenuhi persyaratan untuk menyelenggarakan pelatihan kerja. Pelatihan kerja dapat diselenggarakan oleh: Lembaga Pelatihan Kerja Pemerintah, Lembaga Pelatihan Kerja Swasta atau Perusahaan. Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yang menyelenggarakan pelatihan kerja bagi masyarakat umum diwajibkan memiliki ijin yang diterbitkan oleh Kepala Instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota setempat.

Untuk mendapatkan ijin LPK harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota dengan melampirkan :

1. Copy Akta Pendirian.

2. Riwayat hidup penanggung jawab LPK. 3. Program pelatihan kerja berbasis kompetensi. 4. Copy NPWP.

5. Surat tanda bukti kepemilikan atau penguasaan sarana dan prasarana pelatihan kerja, sekurang-kurangnya 3(tiga)thn. 6. Program kerja LPK dan rencana pembiayaan selama 1 thn.

7. Struktur organisasi, daftar instruktur dan tenaga pelatihan, kapasitas peserta dan uraian tugas, alamat, telp, email dan fax.

3. Lembaga dan Sarana Pelatihan

33 Permohonan yang diterima oleh Kepala Instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota dilakukan verifikasi.

Verifikasi yang dimaksud adalah untuk mengetahui apakah surat permohonan dan syarat-syaratnya yang diajukan sesuai dengan kondisi di lapangan, apabila tidak lengkap Kepala Instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota berhak menolak akan tetapi apabila surat permohonan tersebut sudah lengkap Kepala Instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota bisa menerbitkan surat ijin pelatihan kepada LPK. (Lihat Gambar 20)

b. Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja

Akreditasi Pelatihan Kerja adalah pengakuan status program pelatihan kerja berbasis kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga pelatihan kerja melalui penilaian yang dilakukan oleh lembaga akreditasi pelatihan kerja berdasarkan kriteria standar yang ditetapkan. Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yang akan diakreditasi diharuskan memiliki ijin dari Kepala Instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota. LPK mengajukan surat permohonan akreditasi ke Lembaga Akreditasi LPK atau ke Komite Akreditasi LPK selanjutnya LPK dimohon mengisi Borang-Borang.

Selanjutnya LA-LPK/KA-LPK melakukan verifikasi kelengkapan borang-borang sebelum menunjuk tim akreditasi. Setelah ditentukan bahwa borang-borang yang dikirim sudah lengkap baru LA/KA membentuk tim akreditasi untuk melakukan akreditasi ke LPK yang bersangkutan.

Sesudah pelaksanaan akreditasi, berita acara dan hasil akreditasi akreditasi dirapatkan oleh LA untuk ditentukan dan dikeluarkan sertifikasi akreditasinya selama-lamanya 14 (empat belas) hari sesudah dilaksanakan akreditasi. (Lihat Gambar 22)

c. Target Kinerja Lembaga dan Sarana Pelatihan Tahun 2014

Tabel 9: Target Kinerja Lembaga dan Sarana Pelatihan Tahun 2014

NO KEGIATAN TARGET

1 Jumlah Lembaga Pelatihan Kerja yang diakreditasi 250 Lembaga 2 Jumlah Pedoman/Standar Kelembagaan yang disusun 8 dokumen 3. Lembaga dan Sarana Pelatihan

3. Lembaga dan Sarana Pelatihan

32

Bagian 3

LEMBAGA DAN SARANA PELATIHAN

Sislatkernas yang berbasis pada kompetensi kerja, secara konsepsional merupakan sistem pelatihan kerja yang diharapkan dapat meningkatkan relevansi, kualitas, efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pelatihan kerja secara Nasional. Namun demikian, kesuksesan pelaksanaan Sislatkernas tersebut sangat dipengaruhi oleh kesiapan infrastruktur pendukungnya. Diantaranya yang terpenting adalah Lembaga Pelatihan Kerja(LPK) yang kredibel dan akuntabel dalam penyelenggaraan pelatihan berbasis kompetensi (PBK). LPK yang dikelola oleh Pemerintah maupun oleh swasta, mempunyai kapasitas latihan yang cukup besar setiap tahun.Namun demikian program pelatihan dan pelaksanaannya, sebagian besar masih belum didasarkan pada SKKNI dan konsep pelatihan berbasis kompetensi sebagaimana mestinya. Akibatnya lulusannya masih banyak yang belum sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, baik jenis maupun kualifikasinya. Adanya LPK dan kapasitas latih yang cukup besar, merupakan potensi dan peluang untuk memanfaatkannya secara optimal guna pelaksanaan sislatkernas baik ditingkat nasional maupun daerah. Namun demikian, kondisi dan kapabilitasnya dalam melaksanakan PBK yang relatif masih rendah, merupakan tantangan yang harus diatasi secara tepat dan cepat

a. Perizinan Lembaga Pelatihan Kerja

Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) adalah instansi pemerintah, badan hukum atau perorangan yang memenuhi persyaratan untuk menyelenggarakan pelatihan kerja. Pelatihan kerja dapat diselenggarakan oleh: Lembaga Pelatihan Kerja Pemerintah, Lembaga Pelatihan Kerja Swasta atau Perusahaan. Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yang menyelenggarakan pelatihan kerja bagi masyarakat umum diwajibkan memiliki ijin yang diterbitkan oleh Kepala Instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota setempat.

Untuk mendapatkan ijin LPK harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota dengan melampirkan :

1. Copy Akta Pendirian.

2. Riwayat hidup penanggung jawab LPK. 3. Program pelatihan kerja berbasis kompetensi. 4. Copy NPWP.

5. Surat tanda bukti kepemilikan atau penguasaan sarana dan prasarana pelatihan kerja, sekurang-kurangnya 3(tiga)thn. 6. Program kerja LPK dan rencana pembiayaan selama 1 thn.

7. Struktur organisasi, daftar instruktur dan tenaga pelatihan, kapasitas peserta dan uraian tugas, alamat, telp, email dan fax.

3. Lembaga dan Sarana Pelatihan

33 Permohonan yang diterima oleh Kepala Instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota dilakukan verifikasi.

Verifikasi yang dimaksud adalah untuk mengetahui apakah surat permohonan dan syarat-syaratnya yang diajukan sesuai dengan kondisi di lapangan, apabila tidak lengkap Kepala Instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota berhak menolak akan tetapi apabila surat permohonan tersebut sudah lengkap Kepala Instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota bisa menerbitkan surat ijin pelatihan kepada LPK. (Lihat Gambar 20)

b. Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja

Akreditasi Pelatihan Kerja adalah pengakuan status program pelatihan kerja berbasis kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga pelatihan kerja melalui penilaian yang dilakukan oleh lembaga akreditasi pelatihan kerja berdasarkan kriteria standar yang ditetapkan. Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yang akan diakreditasi diharuskan memiliki ijin dari Kepala Instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota. LPK mengajukan surat permohonan akreditasi ke Lembaga Akreditasi LPK atau ke Komite Akreditasi LPK selanjutnya LPK dimohon mengisi Borang-Borang.

Selanjutnya LA-LPK/KA-LPK melakukan verifikasi kelengkapan borang-borang sebelum menunjuk tim akreditasi. Setelah ditentukan bahwa borang-borang yang dikirim sudah lengkap baru LA/KA membentuk tim akreditasi untuk melakukan akreditasi ke LPK yang bersangkutan.

Sesudah pelaksanaan akreditasi, berita acara dan hasil akreditasi akreditasi dirapatkan oleh LA untuk ditentukan dan dikeluarkan sertifikasi akreditasinya selama-lamanya 14 (empat belas) hari sesudah dilaksanakan akreditasi. (Lihat Gambar 22)

c. Target Kinerja Lembaga dan Sarana Pelatihan Tahun 2014

Tabel 9: Target Kinerja Lembaga dan Sarana Pelatihan Tahun 2014

NO KEGIATAN TARGET

1 Jumlah Lembaga Pelatihan Kerja yang diakreditasi 250 Lembaga 2 Jumlah Pedoman/Standar Kelembagaan yang disusun 8 dokumen

3. Lembaga dan Sarana Pelatihan

3. Lembaga dan Sarana Pelatihan

34

Gambar 22: Alur Tata Cara Perizinan Lembaga Pelatihan Kerja

PERIZINAN LEMBAGA PELATIHAN KERJA

PERMOHONAN

VERIFIKASI DOKUMEN

DINAS KABUPATEN/KOTA Persyaratan :

1. Copy Akta pendirian.

2. Riwayat hidup penanggung jawab LPK 3. Program pelatihan kerja berbasis kompetensi. 4. Copy NPWP.

5. Surat tanda bukti kepemilikan atau penguasaan sarana dan prasarana pelatihan kerja, sekurang-kurangnya 3 (tiga) thn.

6. Program kerja LPK dan rencana pembiayaan selama 1 thn.

7. Struktur organisasi, daftar instruktur dan tenaga pelatihan, kapasitas peserta dan uraian tugas, alamat, telp, email dan fax.

Persyaratan tambahan untuk LPK Swasta asing.

1. Copy izin penanaman modal asing dari bkpm (LPK swasta asing).

2. Rekomendasi dari Kadisnaker kab/kota. 3. Bukti identitas diri berupa KTP/Paspor

penyelenggara.

4. Bekerjasama dengan LPK yang sudah terakreditasi.

LENGKAP Tidak Lengkap

VERIFIKASI KE LEMBAGA TOLAK

Tidak Lengkap LENGKAP

TERIMA

TERBIT IZIN TOLAK

3. Lembaga dan Sarana Pelatihan

34

Gambar 22: Alur Tata Cara Perizinan Lembaga Pelatihan Kerja

PERIZINAN LEMBAGA PELATIHAN KERJA

PERMOHONAN

VERIFIKASI DOKUMEN

DINAS KABUPATEN/KOTA Persyaratan :

1. Copy Akta pendirian.

2. Riwayat hidup penanggung jawab LPK 3. Program pelatihan kerja berbasis kompetensi. 4. Copy NPWP.

5. Surat tanda bukti kepemilikan atau penguasaan sarana dan prasarana pelatihan kerja, sekurang-kurangnya 3 (tiga) thn.

6. Program kerja LPK dan rencana pembiayaan selama 1 thn.

7. Struktur organisasi, daftar instruktur dan tenaga pelatihan, kapasitas peserta dan uraian tugas, alamat, telp, email dan fax.

Persyaratan tambahan untuk LPK Swasta asing.

1. Copy izin penanaman modal asing dari bkpm (LPK swasta asing).

2. Rekomendasi dari Kadisnaker kab/kota. 3. Bukti identitas diri berupa KTP/Paspor

penyelenggara.

4. Bekerjasama dengan LPK yang sudah terakreditasi.

LENGKAP Tidak Lengkap

VERIFIKASI KE LEMBAGA TOLAK

Tidak Lengkap LENGKAP

TERIMA

TERBIT IZIN TOLAK

3. Lembaga dan Sarana Pelatihan

35

Gambar 23: Alur Pengajuan Akreditasi

LPK Mengajukan Permohonan Akreditasi ke LA-LPK/KA-LPK

Mengisi Borang-Borang

Verifikasi Borang-Borang

Tidak Lengkap Lengkap LA-LPK/KA-LPK membentuk Tim

Akreditasi

Memiliki Ijin dari Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi ketenagakerjaan Dilaksanakan Akreditasi Diberi kesempatan untuk melangkapi Borang-Borang Sertifikasi

Akreditasi 14 (empat belas) hari sesudah pelaksanaan akreditasi

3. Lembaga dan Sarana Pelatihan

3. Lembaga dan Sarana Pelatihan

34

Gambar 22: Alur Tata Cara Perizinan Lembaga Pelatihan Kerja

PERIZINAN LEMBAGA PELATIHAN KERJA

PERMOHONAN

VERIFIKASI DOKUMEN

DINAS KABUPATEN/KOTA Persyaratan :

1. Copy Akta pendirian.

2. Riwayat hidup penanggung jawab LPK 3. Program pelatihan kerja berbasis kompetensi. 4. Copy NPWP.

5. Surat tanda bukti kepemilikan atau penguasaan sarana dan prasarana pelatihan kerja, sekurang-kurangnya 3 (tiga) thn.

6. Program kerja LPK dan rencana pembiayaan selama 1 thn.

7. Struktur organisasi, daftar instruktur dan tenaga pelatihan, kapasitas peserta dan uraian tugas, alamat, telp, email dan fax.

Persyaratan tambahan untuk LPK Swasta asing.

1. Copy izin penanaman modal asing dari bkpm (LPK swasta asing).

2. Rekomendasi dari Kadisnaker kab/kota. 3. Bukti identitas diri berupa KTP/Paspor

penyelenggara.

4. Bekerjasama dengan LPK yang sudah terakreditasi.

LENGKAP Tidak Lengkap

VERIFIKASI KE LEMBAGA TOLAK

Tidak Lengkap LENGKAP

TERIMA

TERBIT IZIN TOLAK

3. Lembaga dan Sarana Pelatihan

35

Gambar 23: Alur Pengajuan Akreditasi

LPK Mengajukan Permohonan Akreditasi ke LA-LPK/KA-LPK

Mengisi Borang-Borang

Verifikasi Borang-Borang

Tidak Lengkap Lengkap LA-LPK/KA-LPK membentuk Tim

Akreditasi

Memiliki Ijin dari Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi ketenagakerjaan Dilaksanakan Akreditasi Diberi kesempatan untuk melangkapi Borang-Borang Sertifikasi

Akreditasi 14 (empat belas) hari sesudah pelaksanaan akreditasi

3. Lembaga dan Sarana Pelatihan

4. Peningkatan Kompetensi Instruktur dan Tenaga Pelatihan

36

Bagian 4

PENINGKATAN KOMPETENSI INSTRUKTUR DAN TENAGA PELATIHAN

Dokumen terkait