• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI/TINJAUAN PUSTAKA

C. Lembaga Survei

a. Pengertian Lembaga Survei (Jajak Pendapat)

Jajak pendapat memegang peranan yang sangat penting dalam menegakkan demokrasi. Tidak heran jika kelompok politik berusaha menanam citra positif melalui jajak pendapat. Dinegara yang menganut sistem demokrasi para pemimpin partai, calon presiden, legislatif, guburnur maupun bupati mengeluarkan banyak dana untuk menciptakan pendapat umum yang positif dengan berbagai cara, termasuk dalam butiran pertanyaan dari kuisioner lembaga survei. Sebelum melangkah jauh dibawaah ini penulis mencoba mendifinisikan lembaga survei atau jajak pendapat itu sendiri:

1. Lembaga Survei adalah suatu badan penelitian dengan metode yang dilakukan

dengan cara mengumpulkan pendapat dari sampel yang representatif dari

populasi yang menjadi target sasaran.20

2. Jajak pendapat atau lembaga survei adalah survei mengenai pendapat atau

pandangan yang dilakukan dengan menggunakan teknik sampel. Jajak pendapat biasanya dirancang untuk mendapatkan gambaran atau pandangan suatu populasi kemudian menyimpulkan jawaban-jawabanya sebagai

gambaran dari kelompok yang lebih luas.21

3. Menurut Muhammad Qudari lembaga survei politik merupakan sebuah hal

yang necessary bagi sebuah Negara demokrasi, karena dengan survei kita bisa

20 Hafied Cangra, Komunikasi Politik, Konsep,Teori dan Strategi (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2009) h.179.

mengidentifikasi jantung demokrasi sebuah bangsa. Berdasarkan denyut demokrasi, kita bisa mengidentifikasi kalau ada sesuatu yang salah dalam demokrasi secara keseluruhan maupun dalam kegiatan pembuatan kebijakan

publik. 22

Untuk melaksanakan jajak pandapat, bisa dilakukan dengan beberapa cara, antara lain menggunakan tenaga interviewer yang dilatih untuk mewancarai responden, menggunakan angket atau kuisioner dan responden yang mengisi beberapa pertanyaan tersebut, bisa juga melalu telepon, bisa melalui Polling SMS, hanya saja polling ini masih banyak menemui kesalahan dengan metodeloginya masih rendah. Hal ini sempat terjadi dimana Presiden PKS waktu itu Hidayat Nurwachid menjadi popular karena mendapatkan polling tertinggi melului metode

Polling SMS.23

Lembaga survei dalam menentukan jumlah responden yaitu dengan melalui system pemilihan sampel yang dianggap mampu mewakili dari kesatuan populasi tersebut. Jika makin besar sampel yang diambil dari populasi yang ada maka semakin tinggi validitasnya dan makin kecil tingkat kesalahanya. Oleh karena itu lembaga survei bisa dikatakan sebagai metodelogi ilmiah karena dalam prosesnya memang menggunakan medtode yang sesuai dengan ilmu sosial.

22 Denny J.A, Napak tilas Resrmasi Indonesi, Talk Show Dialog Aktual Radio Delta FM, ( Yogyakarta: LKIS Yogyakarta,2006), h.84.

Menurut Eryanto dalam Hafied Cangra jajak pendapat sangat dibutuhkan bagi kandidat calon, baik calon presiden legislatif, gubernur dan bupati, keperluanya yaitu sebagai berikut;24

1. Sarana bagi kandidat untuk memperkenalkan dirinya kepublik sejak awal, atau kepada partai yang mengusung calon. Selain itu jajak pendapat bisa menaikan pamor kandidat apabila hasil jajak pandapat mendukungnya. 2. Membantu kandidat untuk mengetahui isu apa yang didukung oleh publik. 3. Membantu kandidat untuk mengetahui bukan saja apa yang diinginkan

publik tetapi juga bagaimana publik menilai kandidat.

4. Menjadi strategi dari bagian kampanye dimana jajak pendapat tidak hanya member informasi kepada publik, tetapi juga citra diri yang diinginkan publik.

5. Dapat mengukur kekuatan kandidat didepan publik, juga dapat mengukur secara akurat bagaimana persepsi publik terhadap lawan politik.

Selain untuk kepentingan kandidat calon atau parpol lembaga survei atau riset sangat diperlukan untuk mengumpulkan data atau informasi yang bisa dimanfaatkan untuk; pengambilan keputusan (decision making), dalam penyusunan rencana atau revisi program yang telah berjalan; menentukan kebijakan dan strategi (policy and strategy) yang akan diambil; memenuhi khalayak atau pasar; efisensi dan efektivitas

pelaksanaan program; pengembangan (devolpment). Selain itu juga lembaga ilmiah dalam penelitian hasilnya digunakan untuk;

1. Penemuan masalah (trouble spot) 2. Uji teori

3. Penyedian informasi

4. Untuk kepentingan publikasi dan promosi

Karena sangat pentingnya kegunaan survei tersebut menurut ketua DPP Golkar saat itu Budi Santoso mengatakan, kandidat partai Golkar banyak meraih sukses akibat bantuan dari jajak pendapat, khususnya terhadap kandidat yang banyak mendapat dukungan publik sebelum ditetapkan calon oleh Partai Golkar.

Lembaga survei yang memaparkan hasil-hasil dari kandidat maupun calon tertentu memang tidak lah sama antara yang dilakukan lembaga survei satu dengan yang lainya.

Akhir-akhir ini dalam ranah pemilu maupun pilkada lembaga survei banyak di sewa oleh beberapa kandidat maupun parpol tertentu. Seringkali terdapat banyak sekali perbedaan antara hasil survei yang satu dengan yang lainya pasti selalu berbeda. Tentu publik sangat dibuat penasaran dengan hasil-hasil survei yang hasilnya selalu berbeda dengan satu dengan yang lainya. Pemilihan dan penentuan sampel juga memerlukan tingkat kehati-hatian sebab ketidak akuratan hasil survei

karena kesalahan dalam penarikan sampel yang tidak tepat. Dibawah ini akan dijelaskan beberapa alasan kesalahan jajak pandapat yaitu sebagai berikut:

1. Pendapat umum itu mudah berubah, dari waktu kewaktu

2. Polling banyak melaporkan hal-hal yang belum menjadi keputusan

3. Berbeda pernyataan yang diberikan kepada polling dengan suara yang diberikan saat pemilu

4. Pendapat umum sering tidak konsisten dan tidak terkelola karena terbentuk pada isu-isu yang spontanitas.

5. Pendapat umum sulit diidentifikasi, siapa yang memberi suara dibilik suara.25 Dalam jajak pendapat sering muncul rasa skeptis, sejauh mana hasil jajak pendapat itu bisa dipertanggung jawabkan keabsahanya (validitas). Hasil survei yang dikelola dengan cara-cara yang ilmiah memiliki kepercayaan yang tinggi sehingga tokoh partai dan kandidat menggantungkan harapanya pada lembaga-lembaga survei pendapat umum. Bagi para aktor politik yang sudah manyimak dengan data, hasil survei menjadi acuan dalam pengambilan strategi, tetapi juga sering mengacuhkanya. Karena prinsip kebabasan dalam berdemokrasi, hasil-hasil survei dengan bebas dapat mempublikasikan, sekalipun terjadi riset antara satu perusahaan survei dengan perusahaan survei lainya yang kontradiktif. Tetapi perbedaanya tidak terlalu tajam.

Prinsip demokrasi yang diusung oleh sistem pemerintahan Indonesia maka KPU selaku penyelenggara pemilu maupun pilkada mengeluarkan peraturan untuk

aktivitas dari lembaga survei. Aktivitas dari lembaga survei diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 2012. Menurut Husni Kamil manik selaku ketua KPU menekankan setiap lembaga survei harus independen dan tidak boleh memihak kepada siapapun. Hasil dari survei tidak boleh dipublikasikan pada masa tenang atau hari H, karena telah diatur dalam UU No 28 Tahun 2012 pasal 247. Sementara itu lembaga survey harus mencantumkan jumlah responden, dana, tanggal pelaksanaan, cakupan survei serta margin of eror.26 Namun dalam penyelenggaranya masih banyak terjadi penyimpangan dalam Undang-undang ini. Untuk mencegah hal tersebut terulang kembali dalam peraturan KPU nomer 5 Tahun 2015 tentang sosialisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam pilkada disebutkanmasyarakat dapat melakukan survei atau quick qount. Namun pengumuman hasil survei harus dilakukan dengan menyebutkan sumber dana, metodelogi, jumlah responden, tanggal pelaksanaan survei, cakupan survei dan pernyataan bahwa hasil tersebut bukan hasil resmi penyelenggaraan pemilihan.

b. Sejarah Lembaga Survei di Indonesia

Diawali pada akhir 1940-an, para peneliti yang bersenjatakan survei-survei berangkat menyelidiki karakteristik orang-orang Amerika. Selain untuk mengukur sikap politik orang amerika, keterlibatan politik orang amerika juga untuk menyangkut kualitas demokrasi di Amerika, yang berfungsi dan menuntut warga untuk membuat keputusan yang terinformasi ketika memberikan suara dalam

pemilu.27 Nama yang tidak asing lagi dalam sejarah jejak pendapat atau lembaga survei yaitu, George Gallup. Gallup poll ini menjadi pelopor yang sangat dipercaya dalam bidang pendapat umum, pemasaran, manajemen dan leadership. Praktik jejak pendapat dengan cara sederhana juga dilakukan di Cincinnati, Chicago, dan St. Louis pada 1908 dengan menyediakan kupon dan surat kabar untuk diisi oleh pembaca. Sampai 1980-an sudah ada 147 perusahaan jajak penadapat di AS.28 Selain di AS jajak pendapat juga mnjadi bisnis besar seperti halnya di Inggris, Prancis, jepang dan Indonesia.

Pada masa Rezim otoriter Soeharto survei seperti ini tidak mungkin dilakukan di Indonesia. Pada waktu Soeharto berkuasa semua bentuk survei dan poll yang terkait dengan isu politik dan masalah sosial dilarang oleh pemerintah. Kasus PT. Suburi yang di Pimpin oleh John D Grogio pernah mencoba untuk melakukan survei pendapat umum menjelang pemilu 1972. Survei ini mau melihat bagaimana pendapat dan rangking yang diberikan masyarakat mengenai tokoh-tokoh politik di Indonesia, termasuk Soeharto pada waktu itu. Pertanyaan seperti ini oleh pemerintah RI ketika itu sangat sensitif sehingga menimbulkan pean politis oleh pihak keamanan. Penelitian tersebut dituduh subversif, dan Pt Suburi selanjutnya dilarang oprasi di Indonesia meskipun sebelumnya telah mendapat izin. Penelitian lain juga dilarang

27 Mertha L. Cottam, et.all., Prngantar Psikologi Politik, (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada,

2010) cet ke-1, h.264.

misalnya penelitian sikap dan perilaku etnis Indonesia dan Kumpul Kebo Mahasiswa di Desakung Yogyakarta juga dilarang

Hal itu diakui oleh Syaiful Mujani dari lembaga survei Indonesia bahwa ketika survei metode kuantitatif berkembang pasca 1960-an, Indonesia masuk rezim otoritarian orde baru. Dalam situasi demikian survei tidak bisa diterapkan sehingga ilmuan yang dating ke Indonesia lebih banyak dari kalangan antropolog. Dalam jurnal antropolog dan sebut saja antropolog yang terkenal dalam penelitianya di Indonesia seperti Clifford Gerd. Kajian politik di Indonesia sebelumnya boleh dikata belum ada yang memakai pendekatan survei, kebanyakan pendekatan kualitatif seperti kajian wilayah, antropologi atau sejarah. Menurut Syaiful Mujani tradisi survei opini publik

tentang politik di Indonesia dirintis oleh International Foundation for Election

System (IFES) ditengah situasi reformasi Indonesia.

Di Indonesia sejak digulirkanya reformasi demokrasi, pelaksanaan survei jajak pendapat (poll) makin bebas dilakukan, terutama makain disadarinya peranan pendapat umum sangat menentukan dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan program-program pembangunan yang mengarah kepada pemenuhan orang banyak.mengenai riset dibidang kumunikasi politik sebenarnya baru dikenal di Indonesia pada tahun 2003, sejalan dengan gerakan reformasi demokrasi untuk mengubah sistem pemilihan preiden dan angora Dewan Perwakilan Rakyat dari sitem perwakilan menjadi system pemilihan Langsung. Peluang ini juga yang memberikan tumbuhnya beberapa lembaga survei jajak pendapat antara lain LP3ES, LSI pimpinan

Deny JA, dan Lembaga Survei Indonesia pimpinan Syaiful Mujani, Fildrom Institute. Ketiga lembaga ini sempat melakukan jajak pendapat pada pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2004 dengan hasil sangat akurat. Tidak cuman kebebasan dari lembaga survei saa tetapi penerbitan dan publikasi dari media-media juga bebas untuk memberitakan terhadap isu-isu tertentu termasuk isu-isu politik yang dikeluarkan oleh lembaga survei.

Atas keberhasilan itu banyak lembaga-lembaga survei bermunculan baik tingkat nasional maupun daerah yang menerima pesenan dari para calon Gubernur, Bupati untuk meneliti sampai dimana citra mereka di masyarakat. LSI misalnya ampai akhir 2007 telah melaksanakan 30 proyek jajak pendapat dari Aceh smapai Papua. Dan salah satu partai politik yang banyak menggunakan jajak pendapat adalah partai Golkar. Menurut DPP partai Golkar banyak meraih sukses akibat bantuan lembaga survei, khususnya terhadap kandidat yang banyak mendapat dukungan dari

publik sebelum ditetapkan menjadi calon oleh partai Golkar.29

Selain P2P LIPI, LP3ES dan LSI, juga tercatat lembaga survei yang memprediksi hasil pemilu2004 yang mengukur secara akurat dalam melakukan

analisis perilaku politik di Indonesia, Yaitu seperti, lembaga survei RESYS (Research

and Employment institute), Institute Perilaku Politik (ISSP), Psat kajian Politik (Puskapol) Universitas Indonesia, pusat kajian Kebijakan dan Pembangunan

29 Ibid h.192.

(Puskaptis), Litbang Kompas, IFES, IRI, Cetro, Cesda, Soegeng Suryadi Sindicated

(SSS), Indo Barometer, dan Woman Research Institute(WRI).

Kemajuan demokrasi dan keterbukaan dalam kepartaian menumbuhkan jumlah lembaga survei baik yang bertingkat nasional maupun daerah. Tercatat dalam KPU 37 lembaga survei berskala nasional, dan hampir 200-an berskala daerah.

Dalam catatan resmi KPU saja yang ikut berpartisipasi dalam pemilu 2014

sudah tercatat 56 lembaga survei dan 19 lembaga pemantau pemilu 2014.30

Sementara ada enam lembaga survei yang remi untuk melakukan hitung cepat pada pilkada di lampung tahun 2015 yang telah terebih dahulu melakukan verifikasi ketat KPU Lampung. Keenam lembaga survei tersebut yakni;

1. Media Survei Nasional (MSN)

2. Rakata Institute (RI)

3. Lembaga Riset Indonesia

4. Syaiful Munzani Research Centre (SMRC)

5. Indo Survei and Strategi (ISS)

6. Sai Wawai Institute.31

“Selain dari keenam lembaga survei tersebut, (bila ada yang lain) ilegal, kata Anggota KPU Solihin”.

30 Detik news.com, Sabtu 29 maret 2014, 18:22 WIB.

Dokumen terkait