• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lembaga yang terlibat dalam program pengelolaan PPI Meulaboh 5. Penyediaan sarana dan prasarana di PPI

Dalam dokumen 5 HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 51-58)

5.3 Implementasi Program Pengelolaan

5.3.7 Lembaga yang terlibat dalam program pengelolaan PPI Meulaboh 5. Penyediaan sarana dan prasarana di PPI

6. Penciptaan kondisi yg kondusif 7. Pengembangan akses pasar ke PPI 8. Pengembangan akses informasi di PPI 9. Terbuka dengan semua pihak

Hasil analisis penelitian dari matriks driver power-dependence terhadap elemen aktivitas yang diperlukan untuk terselenggaranya program pengelolaan optimal PPI telah didapatkan tiga subelemen kunci (sektor IV) yaitu koordinasi antar lembaga saling terkait di PPI, pembuatan peraturan pengelolaan PPI dan training/pelatihan SDM untuk keberhasilan program pengelolaan. Matriks ini juga menunjukkan ada empat subelemen di sektor III yaitu 1) penyediaan sarana dan prasarana di PPI, berdasarkan Hamzah (2010) dikatakan bahwa, kemampuan yang terbaik dari pengelola adalah upaya penyedian sarana dan prasarana dan pembuatan kebijakan atau aturan yang optimal, setiap pelabuhan perikanan mempunyai fasilitas dan aturan yang jelas, maka pelabuhan perikanan tersebut akan menjalankan aktivitas sesuai semestinya; 2) pengembangan akses pasar ke PPI; 3) akses informasi. Berdasarkan Pane (2009), bagi pengelola pelabuhan perikanan pemerintah, data informasi merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan diperhatikan dalam standarisasi pelabuhan perikanan. Hal ini merupakan tolak ukur pelabuhan perikanan di Indonesia dengan pelabuhan perikanan internasional tentang fasilitas-fasilitas yang penting di setiap pelabuhan, dan 4) terbuka dengan semua pihak harus diperhatikan serius oleh pemerintah kabupaten dalam melakukan aktivitas awal pengelolaan optimal di PPI Meulaboh, karena akan memberikan dampak positif namun bisa saja berdampak negatif dalam pengelolaan dan subelemen yang lain.

Diagram struktural pada gambar 40 dijelaskan bahwa Dinas Kelautan dan Perikanan merupakan elemen kunci, dan diikuti oleh panglima laot di atasnya.

Subelemen ini mempunyai daya dorong atau bisa menggerakkan subelemen-subelemen yang lain di level atasnya untuk keberhasilan program model pengelolaan optimal PPI. Pada level berikutnya, ada pengelola PPI, syahbandar, dinas kelautan dan perikanan provinsi. Berdasarkan diagram struktural terlihat

bahwa untuk pengelolaan optimal PPI ada lembaga pemerintah dan adat yang menangani langsung sehingga memiliki peran yang penting dan strategis untuk keberhasilan program model tersebut.

Level 1

Level 2

Level 3

Level 4 Level 5

Level 6

Level 7 Level 8

Level 9

Level 10

Level 11

Level 12

9. Akademisi/

peneliti

11. HNSI

10. Koperasi nelayan

13. GAPIKA

6. Majelias adat aceh 2. DKP Pusat

15. Lembaga penegak hukum

5. Dinas perhubungan laut

3. DKP Provinsi

8. Syahbandar

7. Pengelola PPI

4. Panglima laot 12. GAPI

1. DKP Kabupaten 14. LSM

Gambar 40 Diagram struktural dari elemen lembaga yang terlibat untuk keberhasilan program pengelolaan optimal PPI

Subelemen dari lembaga yang terlibat untuk keberhasilan sistem terdistribusi dalam sektor II, III dan IV, dapat dilihat pada Gambar 41. Lembaga penegak hukum berada di sektor III, berarti lembaga tersebut memiliki keterkaitan atau ketergantungan yang kuat dan memiliki daya dorong tinggi untuk keberhasilan program. Subelemen Dinas Kelautan dan Perikanan, Panglima Laot, DKP provonsi, Dinas Perhubungan Laut, pengelola PPI dan syahbandar berada di sektor IV. Lembaga ini memiliki daya dorong yang tinggi namun ketergantungan

yang rend ang kecil ter

responden an PPI Meu

p keberhasil baga yang rhadap kebe n terhadap

ulaboh dapa

lan program memiliki k erhasilan pro elemen le at dilihat di L

m. Subeleme ketergantun

ogram mod embaga ya Lampiran 1

en yang ber ngan yang k del pengelol

ang terliba 4.

rada di sekt kuat tetapi laan optimal at dari pro

tor II,

lis adat aceh elola PPI

il analisis yang terliba

an Nelayan an Pedagang

ngan Pengo Swadaya M ak hukum

dari matri at dalam keb

KTOR I

iks driver berhasilan p

d

endence ele m model pe

pendence t ngelolaan o

aga yang te optimal PPI

erlibat

erhadap ell optimal PPI

emen telah

pengelolaan optimal PPI.

Hasil

em, elemen kunci, elemen pada sektor III dan elemen pada ormulasi model pengelolaan optimal Pangkalan Pendaratan Ikan

No

Kunci Pada sektor III Pada sektor IV didapatkan enam subelemen kunci (sektor IV) yaitu DKP Kabupaten, panglima laot, pengelola PPI, syahbandar, DKP Provinsi dan dinas perhubungan laut untuk keberhasilan program pengelolaan PPI. Matriks ini juga menunjukkan ada satu subelemen di sektor III yaitu lembaga penegak hukum, berdasarkan Qanun Aceh tahun 2002 tentang pengelolaan sumberdaya perikanan, dijelaskan bahwa setiap orang, kelompok dan institusi yang melanggar aturan atau hukum akan diberikan sanksi sesuai dengan hukum yang berlaku. Hal ini merupakan acuan bagi pihak penegakan hukum untuk menjalankan tugasnya sehingga pengelolaan optimal pelabuhan perikanan bisa berjalan sesuai dengan rencana. Subelemen ini membutuhkan perhatian serius dari pemerintah kabupaten dalam keberhasilan pengelolaan optimal di PPI Meulaboh. Subelemen di sektor III bersifat tidak stabil yang akan memberikan dampak positif namun bisa saja berdampak negatif dalam pengelolaan optimal dan terhadap subelemen yang lain.

Hasil analisis ISM memperlihatkan elemen-elemen mana di dalam sistem yang merupakan faktor kunci bagi keberhasilan program

ISM juga menyatakan elemen yang memiliki daya dorong yang tinggi untuk keberhasilan pengelolaan program adalah elemen pada sektor III dan IV. Elemen kunci dari masing-masing elemen sistem dari program pengelolaan optimal PPI dan plot elemen-elemen yang masuk ke dalam sektor III dan IV seperti terlihat pada Tabel berikut:

Tabel 14 Elemen sist sektor IV f

Elemen Sistem

Elemen Elemen Elemen

1 Sekt kat

yang ruh

Pengelola PPI,

Pan t

Industri p emilik

boat,p ,

penge

Penge pa ne or masyara

terpenga glima lao

erikanan,p edagang pengumpul cer,buruh,

konsumen,masyarakat sekitar PPI

lola PPI, nglima laot dan layan

2 Kebutuhan untuk terlaksananya pengelolaan

Ketersediaan SDM di PPI

Dukungan dari Pemerintah Kabapaten tentang qanun Pengelolaan PPI,dukungan dari Kecamatan,koordinator antar sektor, ketersediaan anggaran ke PPI,

ketersediaan fasilitas yang lengkap di PPI, Ketersedian data base dan informasi, dukungan teknologi di PPI, kebijakan pengelolaan PPI, penyuluhan pengelolaan PPI, penegakan hukum dan tokoh masyarakat

Ketersedian

sumberdaya manusia di PPI, keberpihakan Pemerintah provinsi (komitmen)

3 Kendala utama pengelolaan

Kualitas SDM masih rendah di PPI

Kurang pemahaman lembaga adat tentang Pengelolaan PPI, konflik kepentingan antar pemerintah daerah di PPI, tidak adanya peraturan pengelolaan optimal PPI, penempatan pengelola PPI bukan dari keahlian ilmunya, konflik antar nelayan di PPI

Kualitas SDM yang masih rendah di PPI, kurangnya anggaran pengelolaan pembangunan Pelabuhan

perikanan/PPI rendah dan kualitas

Pengelola pelabuhan perikanan/PPI masih rendah

4 Tujuan utama pengelolaan

Peningkatan kinerja panglima laot dan DKP di PPI

Peningkatan keuntungan usaha perikanan,pengelolaan optimal PPI yang baik, kebijakan pemerintah yang berpihak ke PPI,

peningkatan skill pengelola PPI, penyerapan tenaga kerja sesuai ahlinya di PPI

Kinerja DKP dan Panglima Laot di PPI dan optimalisasi pemanfaatan SDM di PPI yang jelas tentang pengelolaan PPI, efisiensi kerja instansi yang terkait bagus

Terbentuk pengelolaan bersama, adanya koordinasi antar stakeholder di PPI, tugas pokok panglima laot dan DKP sesuai qanun, Penyerapan tenaga kerja tinggi di PPI, Perekonomian daerah meningkat, dan tidak terjadi konflik di PPI

Adanya peraturan pengelolaan yang jelas di PPI dan efisiensi kerja instansi yang terkait bagus

6 Aktivitas yang diperlukan untuk terlaksananya pengelolaan

Koordinasi dengan lembaga yang saling terkait di PPI

Pengelolaan optimal PPI yang baik, peningkatan kemampuan pengelola PPI, penyerapan tenaga kerja sesuai ahlinya di PPI dan kesejahteraan nelayan lebih baik

Pengelolaan PPI han Koordinasi dengan lembaga yang saling terkait,pembuatan Peraturan

dantraining/pelati SDM di PPI 7 Lembaga yang Dinas kelautan embaga penegak hukum DKP Kabupaten,

nas terlibat dalam

pengelolaan

dan perikanan kabupaten

L

DKP Provinsi, Panglima Laot, Di Perhubungan (Laut), pengelola PPI dan syahbandar

Terdapat tujuh elemen sistem yang perlu diperhatikan untuk dapat bisa odel pengelolaan optimal di PPI Meulaboh yaitu 1) sektor asyar

n yang enjad

iliki ketergantungan

ntungan

en yang ada dalam sekto

menjalankan m

m akat yang terpengaruh, 2) kebutuhan untuk terlaksananya program pengelolaan, 3) kendala utama pengelolaan, 4) tujuan utama pengelolaan, 5) tolok ukur/indikator keberhasilan pengelolaan, 6) aktivitas yang diperlukan untuk terselenggaranya pengelolaan, 7) lembaga yang terlibat dalam pengelolaan.

Keberhasilan penerapan program pengelolaan optimal pangkalan pendaratan ikan, perlu lebih memprioritaskan atau menekakan pada elemen-eleme

m i elemen kunci dari masing-masing elemen sistem. Elemen sistem diharapkan untuk keberhasilan program pengelolaan optimal.

Berdasarkan output dari analisis ISM, pada matriks driver power-dependence akan terlihat elemen-elemen mana saja yang mem

tinggi atau kurang maupun elemen yang memiliki daya dorong kuat atau lemah terhadap sistem. Keberhasilan program pengelolaan, penting untuk lebih memprioritaskan elemen-elemen yang berada di sektor III, yaitu elemen yang memiliki ketergantungan yang tinggi ke dalam sistem dan memiliki daya dorong yang kuat untuk keberhasilan program pengelolaan. Perlu diperhatikan juga pada setiap elemen di sektor IV, dengan pertimbangan bahwa elemen di sektor ini merupakan variable bebas dapat mempengaruhi elemen-elemen lainnya, serta memiliki daya dorong yang kuat untuk keberhasilan program pengelolaan.

Marimin (2004), matriks matriks driver power-dependence, dapat dilihat melalui subelemen-subelemen di dalam sistem yang memiliki keterga

kuat. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa subelemen-subelemen tersebut bersifat labil, atau mudah terjadi perubahan oleh pengaruh perubahan pada subelemen yang lain. Subelemen-subelemen sistem juga memiliki daya dorong yang sifatnya kuat atau lemah untuk mendorong keberhasilan sistem.

Konsep penerapan program pengelolaan optimal pangkalan pendaratan ikan perlu memprioritaskan elemen-elemen kunci dan elemen-elem

r III dari masing-masing elemen sistem untuk keberhasilan program.

Elemen-elemen tersebut adalah pengelola PPI, panglima laot, industri perikanan, pemilik boat, pedagang pengumpul, pedagang pengecer dan buruh (sektor masyarakat yang terpengaruh); ketersedian SDM di PPI, dukungan pemerintah

daratan dan perairan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang diper

kabupaten tentang qanun pengelolaan PPI, dukungan dari kecamatan, ketersediaan anggaran di PPI, fasilitas yang lengkap di PPI, ketersediaan data base dan informasi, dukungan teknologi di PPI, kebijakan pengelolaan PPI, penyuluhan pengelolaan PPI dan penegakan hukum (kebutuhan untuk terlaksananya program);

kualitas SDM masih rendah di PPI, kurang pemahaman lembaga adat tentang pengelolaan PPI, konflik kepentingan antar pemerintah daerah di PPI, tidak adanya peraturan pengelolaan PPI, penempatan pengelola PPI bukan berdasarkan dari keahlian ilmunya dan konflik antar nelayan di PPI (kendala utama pengelolaan); peningkatan kinerja panglima laot dan DKP di PPI, peningkatan keuntungan usaha perikanan, pengelolaan optimal PPI, kebijakan pemerintah yang berpihak ke PPI, peningkatan skill pengelola PPI dan penyerapan tenaga kerja sesuai ahlinya di PPI (tujuan utama pengelolaan); adanya peraturan pengelolaan yang jelas di PPI, efisiensi kerja instansi yang terkait bagus, terbentuk pengelolaan bersama, adanya koordinasi antar stakeholder di PPI, tugas pokok panglima dan DKP sesuai qanun, penyerapan tenaga kerja tinggi di PPI, perekonomian daerah meningkat dan tidak terjadi konflik di PPI (tolok ukur/indikator keberhasilan program pengelolaan); koordinasi dengan lembaga yang saling terkait di PPI, pengelolaan optimal PPI, peningkatan kemampuan pengelola PPI, penyerapan tenaga kerja sesuai ahlinya di PPI dan kesejahteraan nelayan lebih baik (aktivitas yang diperlukan untuk terlaksananya pengelolaan); dinas kelautan dan perikanan kabupaten, dan lembaga penegak hukum (lembaga yang terlihat dalam pengelolaan).

Pangkalan Pendaratan Ikan Meulaboh merupakan kawasan kerja yang meliputi areal

lukan untuk memberikan pelayanan umum dan jasa guna memperlancar aktivitas kapal, usaha perikanan dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan usaha perikanan. Namun sebagian besar fasilitas di PPI Meulaboh beroperasi dalam kondisi rusak dan juga ada fasilitas belum dimanfaatkan secara optimal yang dibangun dengan dana BRR Aceh-Nias dan APBD Kabupaten Aceh Barat.

Pemerintah daerah telah menetapkan melalui Qanun atau Perda untuk tugas masing-masing dalam mengkoordinir PPI oleh lembaga pemerintah (DKP) dan lembaga adat (Panglima laot), tetapi kenyataan di lapangan pengelolaan tidak

berjalan baik. PEMDA tidak tahu kondisi dan kegiatan nelayan setiap hari di PPI, karena tidak dimonitoring dan tidak ada sanksi bagi instansi-instansi yang telah melanggar peraturan, kedua lembaga ini berjalan sendiri-sendiri sesuai keinginannya yang berakibat kepada pengelolaan tidak aktif, hal ini terjadi karena kedua lembaga tidak bisa menterjemahkan peraturan-peraturan kebijakan dalam aplikasinya sehari-hari. Berdasarkan kenyataan di lapangan, peraturan kebijakan yang ada dan melalui analisis ISM diprioritaskan konsep penerapan program pengelolaan optimal PPI Meulaboh meliputi elemen-elemen kunci sebagai berikut: pengelola PPI, panglima laot. (sektor masyarakat yang terpengaruh), ketersediaan SDM di PPI (kebutuhan untuk terlaksananya program), kualitas SDM masih rendah di PPI (kendala utama program), peningkatan kinerja panglima laot dan DKP di PPI (tujuan utama program), adanya peraturan pengelolaan yang jelas PPI, efisiensi kerja instansi yang terkait bagus (tolok ukur/indikator keberhasilan program program), koordinasi dengan lembaga yang saling terkait di PPI (aktivitas yang diperlukan untuk terlaksananya program), dinas kelautan dan perikanan kabupaten (lembaga yang terkait).

Dalam dokumen 5 HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 51-58)

Dokumen terkait