• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lembar kotbah konservasi

Dalam dokumen Desain media komunikasi untuk pendidikan (Halaman 183-186)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Lampiran 9 Lembar kotbah konservasi

Pembacaan Alkitab : Kejadian 1 : 26-30; Mazmur 67 : 7

MENJALANKAN MANDAT ALLAH SECARA POSITIF

DALAM PENGELOLAAN DAN PEMANFAATaN SUMBERDAYA ALAM Oleh: Ev. Darpius L., A.M.Th. (Gembala GKII Merapun)

Di dalam kitab Kejadian 1 Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Manusia sebagai makluk yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah diberikan mandat khusus oleh Allah untuk mengelah semua yang diciptakan Tuhan tersebut. Tugas khusus manusia ini tertera dalam Kejadian 1 : 28 yang berbunyi: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan

taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara

dan atas segala binatang yang merayap di bumi”. Selanjutnya sebagai bentuk

pemeliharaan Allah juga menciptakan segala kebutuhan jasmani manusia dari tumbuh-tumbuhan sebagaimana dalam Kejadian 1 : 29 berbunyi: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi

makananmu”. Selanjutnya kepada hewan Allah menyediakan tumbuhan hijau

sebagai makannnya (Kej 1:30) dan agar hewan tetap bisa makan tumbuhan hijau harus dijaga juga oleh manusia.

Dari pembacaan dalam Kejadian 1 ayat 28 di atas ada 3 hal yang menjadi kata kunci yang menunjukkan perihal amanat positif yang diperintahkan kepada kita manusia yaitu “Takluk”, “Kuasa” dan “Segala”. Dimana dari ketiga kata ini bisa ditarik kesimpulan bahwa Allah memberikan kuasa yang penuh dan mutlak kepada kita manusia untuk menguasai (=‘mengelola’) bumi dengan segala isinya (tanah, air, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan lain- lain). Kuasa yang diberikan ini tentu saja satu paket dengan tanggung jawab untuk menjalankannya dengan baik dan benar. Kalau hari-hari ini banyak kesewenang-wenangan dalam memanfaatkan sumberdaya alam maka hal itu merupakan penyimpangan dari mandat Allah untuk mengelola dan memelihara bumi dengan baik. Misalnya saja pada saat ini banyak manusia yang menebang pohon-pohonan yang sangat diperlukan satwa sebagai tempat hidup, tempat untuk mendapatkan makanan, tempat berlindung, tempat berkembang biak dan bersosialisasi. Tindakan pengrusakan dalam bentuk penebangan kayu secara berlebihan, pengeboman ikan dalam sungai, penggusuran tanah yang berlebihan, dan lainnya jelas merupakan penggunaan ‘mandat’ yang bersifat negatif.

Bagaimana pun, tumbuh-tumbuhan dan hewan pun memiliki hak untuk hidup, bertumbuh dan berkembang serta untuk dimanfaatkan seperlunya untuk menopang kehidupan manusia. Sekarang ini, banyak satwa-satwa yang ada di dalam hutan terpaksa masuk ke ladang/kebun-kebun milik kita untuk mencari makan. Bahkan, tidak heran dengan kemarahannya satwa ini bahkan menjadi musuh - dianggap hama bagi masyarakat karena mengganggu tanaman. Jika kita

berpikir bijak dan melihat ke belakang bukankah hadirnya satwa dan mengganggu tanaman kita juga karena ulah manusia yang merusak rumah satwa ini?. Jelas di sini bahwa akar masalahnya kita manusia telah lalai menjalankan mandat Allah secara benar dan positif dalam pengelolaan sumberdaya alam. Bahkan banyak kita jumpai banjir, longsor, gempa bumi yang dasyat sudah semakin sering menimpa beberapa daerah di negara kita sebagai akibat dari kelalaian menggunakan mandat Allah secara positif.

Dalam Mazmur 67 : 7 juga disebutkan tanah sebagai salah satu ciptaanNya adalah sarana untuk memberkati kita. Tanah yang dikelola dengan baik tentu akan menghasilkan tanaman yang baik. Tetapi jika tanah dibiarkan ‘tidur’ (=tidak dikelola) maka ‘ekonomi pun ikut tidur’. Dari sini pembelajarannya yaitu sarana yang Tuhan berikan untuk kita kelola harus dimanfaatkan dengan baik. Dalam kehidupan kita sehari-hari telah banyak kita dengar tanah sebagai sarana untuk memberkati ini banyak diperlakukan dengan tidak baik oleh manusia. Contohnya saja digunduli sampai tandus, tidak memiliki unsur hara, dan tidak terlindungi. Jika ditanami padi di kemudian hari hasilnya tidak akan maksimal (padi kering dan kuning).

Hutan Lindung Sungai Lesan sebagai salah satu ciptaan Tuhan yang maha indah. Di dalam hutan ini terdapat satwa, tumbuhan, air, udara yang diperlukan untuk bernapas, ikan yang diperlukan untuk makan sehari-hari, hasil hutan lainnya seperti madu, rotan, obat-obatan, damar dan lain- lain. Hutan yang dekat dengan kampung kita ini, keberadaanya sangat penting untuk kehidupan kita. Oleh sebab itu mari kita renungkan manfaat dan fungsi hutan ini bagi kehidupan kita sekarang dan di masa mendatang. Ancaman berupa penebangan liar, pembukaan lahan, kebakaran dan lainnya merupakan beberapa masalah yang sedang dihadapi hutan ini. Mungkin hanya dengan menceritakan kepada anak, suami, tetangga dan kerabat lainnya mengenai keberadaan hutan ini kita telah menjalankan amanat Tuhan dengan positif dan mendukung upaya konservasi hutan ini.

Salah satu contoh secara khusus bagi kita masyarakat Dayak, madu adalah sangat penting. Sejak kecil pohon madu telah dirawat agar bisa dihinggapi madu. Dengan kayu yang berisi madu maka inilah cara Tuhan memberkati kita memberkati kita umat-Nya. Pohon madu yang tumbuh dari tanah sebagaimana firmannya dalam Mazmur 67 : 7 Tuhan memberkati melalui tanah. Tetapi yang terjadi banyak kejadian pohon sumber bunga bagi madu ditebang, membuat kita terjebak menyalakan atau mendikte Tuhan tidak memberkati atau tidak adil. Padahal kita yang menggunakan kuasa-Nya secara negatif dengan menggusur pohon-pohon untuk makanan madu. Walaupun pohon madu ada tetapi sudah tidak menghasilkan lagi.

Jemaat Tuhan yang tahu berterima kasih atas udara yang bersih, ikan yang tersedia, air yang terus mengalir dan menjadi sumber air minum, tesrsedianya tumbuh-tumbuhan lainnya yang melimpah, serta selalu terdengarnya suara kicauan burung di pagi hari dan lain- lain sudah selayaknya berterima kasih atas cipatan- Nya ini. Sudah sepantasnya juga terlibat dalam menjaga dan memelihara ciptaan- Nya dengan baik. Jika melihat ada anak Tuhan yang lalai menjalankan

mandat mengelola alam, maka dengan dasar kasih yang dari Tuhan bersedia memberikannya nasehat agar berbalik dan melakukan amanat Tuhan dengan baik dan benar. Jika ada kesempatan anak Tuhan juga terlibat dalam aksi pelestarian kawasan HLSL yang dilakukan oleh pengelola bersama masyarakat sekitar hutan. Dengan berpedoman bahwa apa yang dilakukan segalanya untuk hormat dan kemulian- Nya.

Seri 2

Pembacaan Alkitab : Kejadian 1 : 1-30

MANDAT ALLAH UNTUK MEMELIHARA DAN MENGATUR KAWASAN LINDUNG SUNGAI LESAN UNTUK KITA DAN ANAK

CUCU

Oleh: Ev. Rospina A. (Gembala GKII Lesan Dayak)

Alkitab katakan dalam Kejadian 1 Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Setelah Allah menciptakan dan memberikan kehidupan, maka Ia memberi kuasa kepada manusia untuk memelihara dan merawat bumi dan isinya. Kejadian 1 : 28 manusia harus memiliki rasa tanggung jawab dan ketaatan dalam menjalankan perintah Allah. Manusia diberi tugas untuk mengatur bumi dan isinya yaitu menguasai ikan-ikan, burung-burung, ternak, binatang melata, juga tumbuh-tumbuhan. Menguasai bukan berarti berbuat yang sewenang-wenang, melainkan mengatur dan memeliharanya, dan boleh dipakai untuk keperluan hidup manusia. Jadi Allah memberi kuasa dan manusia taat menjalankan kuasa dengan kehendaknya.

Ketika Allah menciptakan manusia, semua kebutuhan manusia telah tersedia sebelumnya. Allah telah membuat bumi untuk ditinggali, udara untuk bernafas, air untuk diminum dan sebagainya. Allah bukan saja sang pencipta, melainkan juga penyedia kebutuhan manusia dan pemelihara kehidupan. Allah membuat untuk sebuah taman yang disebut Taman Eden. Kejadian 2 : 8. Di dalam taman itu ada berbagai tanaman untuk dimakan buahnya, dan ada sungai yang mengalir. Allah memberi tugas kepada Adam dan Hawa untuk menjaga dan merawat taman tersebut. Mereka bebas tinggal di taman itu. Satu hal yang sangat penting bahwa tugas merawat dan memelihara itu tidak hanya diberikan kepada Adam dan Hawa, tetapi kepada kita juga. Kita tidak boleh mengotori apalagi merusak alam ciptaan Allah sebab Ia masih tetap merawat bumi dan isisnya. Kita masih melihat tumbuh-tumbuhan hijau, sungai yang yang mengalir, matahari yang masih bersinar, burung yang beterbangan sekalipun tidak bekerja. Semua ini menunjukkan bahwa sesungguhnya Allah tidak berhenti bekerja. Ia masih mengatur dan memelihara ciptaan-Nya. Apalagi kita, kita yang adalah ciptaan- Nya diberi tugas atau kuasa atas tumbuh-tumbuhan dan binatang yang ada karena itu kita harus melakukan yang terbaik. Kita mulai dari lingkungan sekitar kita, kita jaga supaya bersih, indah dan nyaman. Sebab Allah menciptakan segala sesuatu baik adanya.

Kawasan Lindung Sungai Lesan salah satu tugas kita untuk menjalankan kuasa Allah. Karena ketika kita menjalankan kuasa Allah dalam Kawasan Lindung Sungai Lesan ini kita sendiri akan merasakan hasil-hasilnya bahkan sampai anak cucu kita. Tetapi sebaliknya jika kita tidak menjalankan amanat-amanat atau kuasa Allah yang telah Allah berikan kepada kita jangankan kita, anak cucu kita tidak akan merasakannya, sebaliknya terdapat kerugian-kerugian besar. Karena itu kita harus memelihara ciptaan Tuhan.Dikatakan dalam firman Tuhan, pohon- pohon, burung-burung, gunung-gunung memuji Tuhan apalagi kita manusiakarena kita masih memiliki hutan lindung untuk anak cucu kita.

Dalam dokumen Desain media komunikasi untuk pendidikan (Halaman 183-186)

Dokumen terkait