Liabilitas imbalan kerja jangka pendek pada tanggal 31 Desember 2016dan2015masing masing sebesar US$ 532.715 dan US$ 366.276 merupakan liabilitas atas bonus untuk karyawan, pensiun, gaji, tunjangan kesehatan, dan tunjangan karyawan lainnya.
Pada tanggal 20 Juni 2000, Menteri Tenaga Kerja menerbitkan Keputusan No. Kep-150/Men/2000 mengenai aturan besarnya kompensasi disertai ketentuan yang mendasari pemberian kompensasi tersebut, yang mengharuskan entitas untuk membayar uang jasa dan kompensasi sehubungan dengan pengunduran diri karyawan atas dasar jumlah tahun masa kerja dan gaji, apabila pengunduran diri memenuhi ketentuan yang diatur dalam Keputusan tersebut.
Kemudian pada bulan April 2003, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 menggantikan Keputusan No. KEP-150/Men/2000.
Perusahaan mempunyai perencanaan imbalan pasti yang melindungi seluruh karyawan tetap yang mempunyai syarat. Saldo imbalan pasca kerja jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015masing-masing sebesar US$ 11.154.807 dan US$ 9.759.801, dihitung oleh aktuaris independen secara tahunan, seperti yang terdapat pada laporan aktuaris tertanggal 1 Maret 2017 dan 7 Maret 2016. Jumlah yang diakui di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:
30 September 2 0 1 7
31 Desember 2 0 1 6
US$ US$
Nilai kini liabilitas imbalan pasti 11.154.807 9.759.801
Nilai wajar aset program − −
Liabilitas bersih 11.154.807 9.759.801
Mutasi dari nilai kini liabilitas imbalan pasti selama tahun berjalan adalah sebagai berikut: 30 September 2 0 1 7 31 Desember 2 0 1 6 US$ US$ Saldo Awal 9.759.801 12.125.149
Biaya jasa kini 718.973 638.800
Biaya jasa lalu 2.311 2.897
Biaya bunga 873.270 901.349
Kerugian/ (keuntungan) aktuarial dari penyesuaian pengalaman (209.991 ) (1.256.157) Kerugian/ (keuntungan) aktuarial dari perubahan asumsi keuangan 598.080 (673.504 )
Pembayaran manfaat (848.411) (799.327 )
Selisih kurs translasi 260.774 (1.179.406)
Saldo akhir 11.154.807 9.759.801
Pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016, seluruh liabilitas imbalan pasti tidak didanai sehingga tidak terdapat nilai wajar dari aset yang direncanakan.
Jumlah yang diakui di dalam laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif konsolidasian adalah sebagai berikut:
2 0 1 6 2 0 1 5
US$ US$
Biaya jasa kini 718.973 638.800
Biaya bunga 873.270 901.349
Biaya jasa lalu 2.311 2.897
Jumlah (Catatan 39) 1.594.554 1.543.046
Mutasi liabilitas bersih di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut: 2 0 1 6 2 0 1 5
US$ US$
Saldo awal 9.759.801 12.125.149
Kerugian/ (keuntungan) aktuarial dari penyesuaian pengalaman (209.991) (1.256.157) Kerugian/ (Keuntungan) aktuarial dari perubahan asumsi keuangan 598.080 (673.504)
Pembayaran manfaat (848.411) (799.327)
Beban tahun berjalan 1.594.554 1.543.046
Selisih kurs 260.774 (1.179.406)
Saldo akhir 11.154.807 9.759.801
Perhitungan aktuaria tersebut di atas telah dihitung oleh aktuaris PT Sienco Aktuarindo Utama dengan menggunakan asumsi sebagai berikut:
Tingkat diskonto : 8,30% setahun pada tahun 2016 dan 9,10% setahun pada tahun 2015 Tingkat kenaikan gaji : 8% setahun pada tahun 2016 dan 2015
Tingkat mortalita : Tabel Mortalitas di Indonesia tahun 2011
Usia pensiun normal : 10% pada usia 20 tahun dan menurun sampai dengan usia 55 tahun Tingkat kemungkinan
pengunduran diri : 1% dari tingkat mortalita Metode pendanaan : Projected Unit Credit
Asumsi yang berhubungan dengan pengalaman mortalitas masa depan ditentukan berdasarkan saran aktuaris menurut statistik yang telah diterbitkan dan pengalaman setiap wilayah. Di Indonesia, asumsi mortalitas yang digunakan adalah berdasarkan Tabel Mortalitas di Indonesia tahun 2011 (“TMI 2011”). Manajemen telah menelaah asumsi yang digunakan dan berpendapat bahwa asumsi tersebut telah memadai dan juga berpendapat bahwa provisi atas uang jasa telah memadai untuk menutup liabilitas yang ditentukan oleh UU Ketenagakerjaan No. 13/2003.
Durasi rata-rata tertimbang dari kewajiban manfaat untuk Perusahaan per tanggal 31 Desember 2016 adalah 15tahun.
Perkiraan jumlah manfaat imbalan kerja yang akan jatuh tempo sesuai dengan rata-rata durasi tertimbang adalah sebagai berikut:
2 0 1 7
Kurang dari satu tahun 617.395
Satu sampai dengan dua tahun 411.127
Dua sampai dengan lima tahun 2.208.775
Lima sampai dengan sepuluh tahun 3.754.812
Lebih dari sepuluh tahun 4.162.698
Jumlah 11.154.807
Sensitivitas nilai kini kewajiban imbalan pasti dan biaya jasa kini terhadap perubahan asumsi utama sebesar1% adalah sebagai berikut:
Deskripsi
Tingkat Diskonto Tingkat Diskonto
7,30% 9,30%
US$ % US$ %
31 Desember 2016:
Nilai kini kewajiban pasti 804.407 11,88% 647.510 -9,94%
Biaya jasa kini 12.128.777 8,73% 10.301.810 -7,65%
Deskripsi
Tingkat Diskonto Tingkat Diskonto
8,01% 10,01%
US$ % US$ %
31 Desember 2015:
Nilai kini kewajiban pasti 10.582.211 8,43% 9.036.449 -7,41%
Biaya jasa kini 688.736 11,14% 561.396 -9,40%
Informasi historis atas nilai kini liabilitas imbalan pasti dan penyesuaian pengalaman pada liabilitas program adalah sebagai berikut:
2016 2 0 1 5 2 0 1 4 2 0 1 3 2 0 1 2
US$ US$ US$ US$ US$
Nilai kini kewajiban imbalan pasti 11.154.807 9.759.801 12.125.149 9.975.563 18.296.212
Nilai wajar aset program − ─ ─ ─ ─
Defisit program 11.154.807 9.759.801 12.125.149 9.975.563 18.296.212 Penyesuaian pengalaman pada liabilitas
program (209.991) (1.256.157) 615.393 2.301.812 1.158.683
a. Pajak Dibayar Di Muka 30 September 2 0 1 7 31 Desember 2 0 1 6 US$ US$
Lebih bayar atas pajak penghasilan badan
2015 ─ 2.908.430
2016 1.292.336 1.292.336
2017 2.609.799 ─
Pajak pertambahan nilai 5.977.786 5.977.531
Jumlah 9.879.921 10.178.297 b. Utang Pajak 30 September 2 0 1 7 31 Desember 2 0 1 6 US$ US$
Pajak penghasilan pasal 21 85.633 86.018
Pajak penghasilan pasal 23 42.075 30.333
Pajak penghasilan pasal 26 28.179 27.579
Pajak penghasilan pasal4 (2) ─ 1.765
Jumlah 155.887 145.695
c. Pajak Penghasilan Badan
Rekonsiliasi antara rugi sebelum taksiran pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif konsolidasian dengan taksiran rugi fiskal yang dihitung oleh Perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:
2 0 1 7 2 0 1 6
US$ US$
Rugi sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi
dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian (3.292.799 ) (6.978.741)
Laba Entitas Anak sebelum pajak penghasilan
Rugi sebelum pajak penghasilan menurut
c. Pajak Penghasilan Badan (Lanjutan)
Rekonsiliasi antara rugi sebelum taksiran pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif konsolidasian dengan taksiran rugi fiskal yang dihitung oleh Perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal30 September 2017 dan31 Desember 2016adalah sebagai berikut: (Lanjutan)
2 0 1 7 2 0 1 6
US$ US$
Penyesuaian fiskal terdiri dari: Beda tetap:
Beban yang tidak diperkenankan (penghasilan kena pajak final):
Pajak penghasilan pasal 21 957.149 1.090.680
Beban pajak 161.093 196.116
Perjamuan dan representasi 92.625 118.980
Sumbangan 152.696 119.321
Penghasilan bunga (5.761) (22.498)
Laba (rugi) bersih atas selisih kurs 36.818.499)
1.357.802 38.321.098 ) Beda waktu:
Beban penyusutan aset tetap (10.647.976) (16.829.481)
Liabilitas imbalan pasca kerja jangka panjang 1.006.917)
Aset tidak berwujud 4.706 (106.802
Amortisasi pendapatan ditangguhkan 8.375 12.564
Amortisasi beban tangguhan (84.594) (107.152)
(10.719.488 ) (16.023.954 ) Taksiran laba (rugi) fiskal tahun berjalan sebelum
kompensasi kerugian tahun sebelumnya (9.168.017) 15.318.403 Akumulasi rugi fiskal tahun sebelumnya (140.418.453) (113.021.952 ) Jumlah taksiran akumulasi laba (rugi) fiskal (149.586.469) (97.703.549)
Taksiran pajak penghasilan badan − −
Pajak dibayar dimuka:
Pajak penghasilan pasal 22 (3.642.410 ) (1.292.336 )
Taksiran lebih bayar pajak penghasilan badan (3.642.410 ) (1.292.336 ) Penyesuaian atas pajak penghasilan badan (3.642.410 ) (883.641 ) Perusahaan menerima dan mencatat pengembalian atas kelebihan pajak penghasilan badan tahun 2014 sebesar US$ 5.426.618 pada bulan Juni 2016. Sebagai konsekuensinya, selisih antara taksiran lebih bayar pajak penghasilan badan tahun 2014 sebesar US$ 883.641 dicatat sebagai bagian dari pajak penghasilan badan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainnya.
Perusahaan telah melaporkan kelebihan pajak penghasilan badan tahun 2015 pada SPT pajak penghasilan badan tahun 2015 sebesar Rp 38.510.635.000, dan SPT pajak penghasilan badan tersebut telah dilaporkan kepada kantor pajak pada bulan April 2016. Sebagai konsekuensinya, selisih antara taksiran lebih bayar pajak penghasilan badan tahun 2015 sebesar Rp 58.269.459 (setaradengan US$ 4.378) dicatat sebagai bagian dari pajak penghasilan badan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainnya.
c. Pajak Penghasilan Badan (Lanjutan)
Rekonsiliasi jumlah estimasi rugi fiskal antara jumlah yang diperhitungkan berdasarkan mata uang fungsional/penyajian dengan mata uang untuk tujuan perpajakan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
30 September 2017 Mata uang
Pelaporan Pajak Kurs
Mata uang Pelaporan Pajak
Mata uang fungsional
Rp Rp US$ US$
Rugi sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Konsolidasian 68.352.976.006 − (3.292.799 ) (3.292.799 ) Laba Entitas Anak sebelum
pajak penghasilan − − −
Rugi sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Perusahaan 68.352.976.006 − (3.292.799 ) (3.292.799 ) Penyesuaian fiskal terdiri dari:
Beda tetap: Beban yang tidak
Diperkenankan(penghasilan kena pajak final):
Pajak penghasilan pasal 21 12.760.849.652 13.332 957.149 957.149 Beban pajak 2.145.528.459 13.319 161.093 161.093 Perjamuan dan representasi 1.234.315.437 13.326 92.625 92.625 Sumbangan 2.034.747.100 13.325 152.696 152.696 Penghasilan bunga (75.999.338) 13.193 (5.761) (5.761)
Rugi bersih atas selisih kurs -
-18.099.441.310 13.330 1.357.802 1.357.802 Beda waktu:
Beban penyusutan aset tetap (718.19.518.432 ) 6.745 (10.647.976) (10.647.976) Liabilitas imbalan pasca kerja
jangka panjang - - -
-Amortisasi pendapatan ditangguhkan 81.299.807 9.707 8.375 8.375 Aset tidak berwujud 54.333.651 11.546 4.706 4.706) Amortisasi beban tangguhan (189.728.455 ) 2.243 (84.594) (84.594) (71.873.613.430 ) (10.719.488 ) (10.719.488 ) Taksiran laba fiskal Perusahaan
sebelum kompensasi
kerugian tahun sebelumnya (122.127.148.126) 13.321 (9.168.017) (9.168.017) Akumulasi rugi fiskal tahun
sebelumnya (1.866.924.900.235 ) 13.295 (140.418.453 ) (140.418.453 ) Jumlah taksiran akumulasi
c. Pajak Penghasilan Badan (Lanjutan)
30 September 2017 Mata uang
Pelaporan Pajak Kurs
Mata uang Pelaporan Pajak
Mata uang fungsional
Rp Rp US$ US$
Taksiran pajak penghasilan badan
Pajak dibayar dimuka:
Pajak penghasilan pasal 22 62.060.708.440 17.038 3.642.410 3.642.410 Taksiran lebih bayar pajak
penghasilan badan 62.060.708.440 3.642.410 3.642.410 Penyesuaian pajak penghasilan badan 62.060.708.440 3.642.410 3.642.410
31 Desember 2016 Mata uang
Pelaporan Pajak Kurs
Mata uang Pelaporan Pajak
Mata uang fungsional
Rp Rp US$ US$
Rugi sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
konsolidasian lain 291.250.377.730 − (6.978.741 ) (6.962.105 ) Laba Entitas Anak sebelum
pajak penghasilan
Rugi sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi
komprehensif Perusahaan 291.250.377.730 − (6.978.741 ) (6.962.105 ) Penyesuaian fiskal terdiri dari:
Beda tetap: Beban yang tidak
diperkenankan(penghasilan kena pajak final):
Pajak penghasilan pasal 21 14.542.968.575 13.334 1.090.680 1.090.680 Beban pajak 2.627.925403 13.400 196.116 196.116 Perjamuan dan representasi 1.580.392.170 13.283 118.980 118.980 Sumbangan 1.590.388.175 13.329 119.321 119.321 Penghasilan bunga (279.863.116) 12.439 (22.498) (22.498) Laba bersih atas selisih kurs 36.818.493 36.818.493
c. Pajak Penghasilan Badan (Lanjutan)
31 Desember 2015 Mata uang
Pelaporan Pajak Kurs
Mata uang Pelaporan Pajak Mata uang fungsional Rp Rp US$ US$ Beda waktu:
Beban penyusutan aset tetap (117.766.711.777 ) 6.998 (16.829.481) (16.829.481) Liabilitas imbalan pasca kerja
jangka panjang 13.935.945.517 13.840 1.006.917 1.006.917) Amortisasi pendapatan
ditangguhkan 121.949.710 9.707 12.564 12.564 Aset tidak berwujud (1.268.989.738 ) 11882 (106.802) (106.802 Amortisasi beban tangguhan (240.322.712 ) 2.243 (107.152) (107.152)
(105.218.129.000 ) (16.023.954 ) (16.023.954 ) Taksiran rugi fiskal Perusahaan
sebelum kompensasi
kerugian tahun sebelumnya 206.094.059.937 13.454 15.318.403 15.335.033 ) Akumulasi rugi fiskal tahun
sebelumnya (1.541.619.431.131 ) 13.640 (113.021.952 ) (113.021.952 ) Jumlah taksiran akumulasi
rugi fiskal (1.335.525.371.194) (97.703.549) (97.686.919)
Taksiran pajak penghasilan badan
Pajak dibayar dimuka:
pajak penghasilan pasal 22 (30.798.528.472) 23.831 (1.292.336 ) (1.292.336 ) Taksiran lebih bayar pajak
Penghasilan badan (30.798.528.472) (1.292.336 ) (1.292.336 ) Penyesuaian atas pajak penghasilan
badan
(1.790.481.492) (883.641 ) (883.641 )
Dalam laporan keuangan konsolidasian ini, jumlah rugi fiskal untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar US$ 97.686.913 didasarkan atas perhitungan sementara, karena Perusahaan belum menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Badan 2016.
d. Aset (liabilitas) Pajak Tangguhan
Perhitungan jumlah aset dan liabilitas pajak tangguhan dengan tarif pajak maksimal sebesar 25% pada tahun 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
2 0 1 7
Pada tanggal 31 Desember 2016
Dikreditkan (dibebankan) pada laporan laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian Dikreditkan (dibebankan) pada ekuitas Pada tanggal 30 September 2017
US$ US$ US$ US$
Aset (Liabilitas) Pajak Tangguhan:
Akumulasi rugi fiskal 24.421.729 (37.325.266) – (12.903.537) Penyisihan Penilaian (24.421.729 ) 37.325.266 – 12.903.537 Beban Penyusutan Aset Tetap
(599.046) (2.661.994 ) – (3.261.040 ) Liabilitas Imbalan Pasca Kerja
Jangka Panjang 2.788.702 - - 2.788.702
Amortisasi Pendapatan Ditangguhkan (49.990 ) 2.094 – (47.897 )
Aset Tidak Berwujud (26.830 ) 1.176 – (25.654 )
Amortisasi Beban Tangguhan 688.318 (21.148 ) – 667.170 Jumlah aset pajak tangguhan 2.801.153 (2.679.872 ) - (121.281)
2 0 1 6
Pada tanggal 31 Desember 2015
Dikreditkan (dibebankan) pada laporan laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian Dikreditkan (dibebankan) pada ekuitas Pada tanggal 31 Desember 2016
US$ US$ US$ US$
Aset (Liabilitas) Pajak Tangguhan:
Akumulasi rugi fiskal 39.519.978 (15.098.249 ) – 24.421.729 Penyisihan Penilaian (39.519.978 ) 15.098.249 – (24.421.729 ) Beban Penyusutan Aset Tetap
3.608.324 (4.207.370 ) – (599.046 ) Liabilitas Imbalan Pasca Kerja
Jangka Panjang 2.439.950 251.729 97.022 2.788.701 Amortisasi Pendapatan Ditangguhkan (53.131 ) 3.141 – (49.990 ) Aset Tidak Berwujud (130 ) (26.701 ) – (26.831 ) Amortisasi Beban Tangguhan 715.106 (26.786 ) – 688.320 Jumlah aset pajak tangguhan 6.710.119 (4.005.987 ) 97.022 2.801.154 Tidak ada pajak penghasilan yang dibebankan/(dikreditkan) pada pendapatan komprehensif lainnya selama tahun berjalan.
d. Aset (liabilitas) Pajak Tangguhan(Lanjutan)
Pengakuan aset pajak penghasilan yang ditangguhkan oleh Perusahaan dan Entitas Anak adalah berdasarkan perkiraan dari manajemen akan hasil di masa mendatang termasuk perkiraan atas tingkat produksi dan harga komoditi atas produk Perusahaan dan Entitas Anak, waktu dan sifat penyelesaian atas liabilitas pajak tangguhan Perusahaan dan Entitas Anak serta strategi perencanaan pajak. Berdasarkan perkiraan tersebut, manajemen berpendapat bahwa kemungkinan besar Perusahaan dan Entitas Anak tidak dapat merealisasikan aset pajak tangguhannya yang timbul dari rugi fiskal kumulatif. Oleh karena itu, manajemen membentuk penyisihan penilaian yang masing-masing sebesar US$ 24.421.729 dan US$ 39.519.978 yang dicadangkan pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015.
Dasar rincian atas pengakuan dari aset pajak tangguhan ditelaah secara regular oleh manajemen. Rekonsiliasi antara jumlah beban (penghasilan) dan jumlah yang dihitung dengan menggunakan
tarif pajak efektif terhadap laba (rugi) sebelum pajak penghasilan adalah sebagai berikut:
2 0 1 7 2 0 1 6
US$ US$
Rugi sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian (3.292.799 ) (11.463.696)
Laba Entitas Anak sebelum pajak penghasilan
Rugi sebelum pajak penghasilan menurut
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Perusahaan (3.292.799 ) (11.463.696)
Keuntungan pajak pada tarif 25% (823.200 ) (2.865.924)
Rugi (laba) pajak pada tarif 25% 2.292.004 4.465.790
Pengaruh pajak atas beban yang tidak
diperkenankan (penghasilan kena pajak final): 1.211.068 277.931
Jumlah beban pajak 2.679.872 1.877.798
e. BebanPajak
2 0 1 7 2 0 1 6
US$ US$
Beban pajak penghasilan kini:
Perusahaan (3.642.410 ) –
Entitas Anak – –
(3.642.410 ) – Beban pajak tangguhan:
Perusahaan (2.679.872 ) (1.877.798 )
Entitas Anak – –
(2.679.872 ) (1.877.798 )
f. Surat Ketetapan Pajak a. Perusahaan
Pada tanggal 14 Desember 2016, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Desember 2014. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00124/207/14/092/16, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 28.299.736.
Pada tanggal 14 Desember 2016, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Januari 2015. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00038/207/15/092/16, Perusahaan tidak mempunyai tambahan utang pajak maupun kelebihan pajak.
Pada tanggal 14 Desember 2016, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Februari 2015. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00039/207/15/092/16, Perusahaan tidak mempunyai tambahan utang pajak maupun kelebihan pajak.
Pada tanggal 14 Desember 2016, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Maret 2015. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00040/207/15/092/16, Perusahaan tidak mempunyai tambahan utang pajak maupun kelebihan pajak.
Pada tanggal 14 Desember 2016, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan April 2015. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00041/207/15/092/16, Perusahaan tidak mempunyai tambahan utang pajak maupun kelebihan pajak.
Pada tanggal 3 Oktober 2016, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Mei 2015. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00129/407/15/092/16, Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 10.058.236.238. Atas kelebihan bayar pajak pertambahan nilai tersebut telah diterima pada bulan Oktober 2016.
Pada tanggal 14 Desember 2016, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Juni 2015. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00143/207/15/092/16, Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 15.044.633.904. Atas kelebihan bayar pajak pertambahan nilai tersebut telah diterima pada bulan Januari 2017.
Pada tanggal 31 Mei 2016, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan untuk tahun 2014. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00067/406/14/092/16, Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 64.420.363.000. Atas kelebihan bayar pajak pertambahan nilai tersebut telah diterima pada bulan Juni 2016.
f. Surat Ketetapan Pajak(Lanjutan) a. Perusahaan(Lanjutan)
Pada tanggal 6 Juli 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Juli 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00090/207/13/092/15, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 27.836.600. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Desember 2015.
Pada tanggal 6 Juli 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Agustus 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00091/207/13/092/15, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 61.952.966. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Desember 2015.
Pada tanggal 6 Juli 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan September 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00092/207/13/092/15, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 1.358.330. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Desember 2015.
Pada tanggal 6 Juli 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Nopember 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00089/207/13/092/15, Perusahaan tidak mempunyai tambahan utang pajak maupun kelebihan pajak.
Pada tanggal 6 Juli 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Desember 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00046/407/13/092/15, Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 16.971.279.771. Atas kelebihan bayar pajak pertambahan nilai tersebut telah diterima pada bulan Juli 2015.
Pada tanggal 20 Pebruari 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Oktober 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00046/407/13/092/15, Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 15.697.671.003. Atas kelebihan bayar pajak pertambahan nilai tersebut telah diterima pada bulan Maret 2015.
Pada tanggal 28 April 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Badan untuk tahun 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00063/406/13/092/15, Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesarRp 62.694.794.000. Atas kelebihan bayar pajak penghasilan badan tersebut telah diterima bulan Mei 2015.
f. Surat Ketetapan Pajak(Lanjutan) a. Perusahaan(Lanjutan)
Pada tanggal 27 Oktober 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk tahun 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00005/201/13/092/15, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 12.674.064. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Desember 2015 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan Badan untuk tahun 2013.
Pada tanggal 27 Oktober 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Pasal 23 untuk tahun 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00003/503/13/092/15, Perusahaan tidak mempunyai utang pajak maupun kelebihan bayar pajak.
Pada tanggal 27 Oktober 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Pasal 4(2) untuk tahun 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00002/240/13/092/15, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 11.712.976. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Desember 2015 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan Badan untuk tahun 2013.
Pada tanggal 27 Oktober 2015, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Pasal 26 untuk tahun 2013. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00037/204/13/092/15, Perusahaan tidak mempunyai utang pajak maupun kelebihan bayar pajak.
Pada tanggal 14 Mei 2009, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 26 untuk tahun 2007. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 012/204/07/092/09, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 20.622.616.789. Utang pajak tersebut sebesar Rp 19.748.829.575 telah dikompensasikan pada tanggal 28 Mei 2009 dengan lebih bayar pajak penghasilan tahun 2007, dan sisanya sebesar Rp 873.787.214 telah dibayarkan secara tunai pada tanggal 11 Juni 2009. Kemudian, berdasarkan Surat Keputusan Pengadilan Pajak Indonesia No. PUT.39097/PP/M.11/13/2012 tanggal 26 Juli 2012, utang pajak untuk tahun 2007 adalah sebesar Rp 78.391.606. Dengan demikian, Perusahaan menerima lebih bayar tersebut sebesar Rp 20.544.225.183 pada bulan Agustus 2012. Berdasarkan keputusan Pengadilan Pajak No. 978/PK/PJK/2014 tanggal 12 Maret 2015, permohonan ini ditolak oleh Mahkamah Agung.
Selanjutnya, pada tanggal 14 November 2016, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Duamenerbitkan SKPPIB (Surat Keputusan Pajak Pemberian Imbalan Bunga) untuk Pajak Penghasilan Pasal 26 bulan Januari sampai Desember 2017. Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak, Perusahaan menerima pendapatan bunga untuk Pajak penghasilan Pasal 26 sebesar Rp 9.861.228.088. Atas pendapatan imbalan bunga ini, telah diterima pada Januari 2017.
f. Surat Ketetapan Pajak(Lanjutan) a. Perusahaan(Lanjutan)
Pada tanggal 30 September 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak No. 00015/204/06/092/10 atas pajak penghasilan pasal 26. Berdasarkan surat tersebut, Perusahaan mempunyai kelebihan pembayaran sebesar Rp 8.844.864.229. Perusahaan juga menerima bunga sebesar Rp 4.245.534.829 atas keseluruhan bunga sebesar Rp 13.090.399.058, yang diterima pada tanggal 24 Nopember 2010. Direktorat Jenderal Pajak telah mengajukan permohonan Peninjauan Kembali (PK) terhadap putusan pengadilan. Jika permohonan diterima dan disetujui, Perusahaan harus mengembalikan jumlah tersebut bersama dengan bunga yang masih harus dibayar. Sampai dengan tanggal laporan selesai, belum ada proses lebih lanjut tentang ini.
Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 26 masa pajak Januari sampai dengan Desember 2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00014/204/08/092/10, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 5.280.764.328 dan sanksi administratif sebesar Rp 1.689.844.585. Direktorat Jenderal Pajak telah mengajukan Peninjauan Kembali (PK) pada tanggal 8 Januari 2015 atas putusan pengadilan pajak No. Put.55433/PP/M.XIA/13/2014. Sampai dengan tanggal laporan selesai, belum ada proses lebih lanjut tentang ini.
g. Administrasi
Pajak Penghasilan Badan untuk tahun 2015 sedang dalam proses pemeriksaan oleh Direktorat Jenderal Pajak, dan sampai dengan tanggal laporan selesai, hasilnya belum ditentukan.
Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perusahaan dan Entitas Anak menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terhutang secara individu. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Direktorat Jenderal Pajak (“DJP”) dapat menetapkan atau mengubah jumlah pajak terhutang dalam jangka waktu tertentu. Untuk tahun pajak 2007 dan sebelumnya, jangka waktu tersebut adalah sepuluh (10) tahun sejak saat terutangnya pajak tetapi tidak lebih dari tahun 2013, sedangkan untuk tahun 2008 dan seterusnya, jangka waktunya adalah lima (5) tahun sejak saat terutangnya pajak. Manajemen Perusahaan dan Entitas Anak berpendapat bahwa Perusahaan dan Entitas Anak telah
patuh terhadap peraturan perpajakan yang ada.