• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.2. Lingkungan Eksternal Perusahaan

6.2.1 Lingkungan Jauh

Lingkungan jauh perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang pada dasaranya di luar dan terlepas dari perusahaan. Faktor-faktor utama yang diperhatikan adalah

54 PEST yaitu faktor politik, faktor ekonomi, faktor sosial, budaya, dan lingkungan, dan faktor teknologi. Berikut adalah penjelasan mengenai lingkungan jauh, yaitu: 6.2.1.1Faktor Politik

Salah satu aspek penting yang mempengaruhi iklim usaha suatu negara adalah keamanan dan stabilitas politik. Kemanan dan keadaan politik yang tidak stabil berdampak negatif terhadap keberlangsungan suatu usaha karena pelaku usaha akan merasa tidak nyaman menjalankan usahanya. Oleh karena itu, pemerintah sebagai pengambil kebijakan harus dengan hati-hati mempertimbangkan setiap keputusan yang diambil. Berikut merupakan penjabaran dari beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi perkembangan usaha tanaman hias:

a. Ditetapkannya peraturan pemerintah bahwa barang hasil pertanian yang didalamnya termasuk tanaman hias, dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang tertuang pada PP No. 7 Tahun 2007. Tujuan dari penetapan peraturan ini adalah untuk mendorong perkembangan dunia usaha dan meningkatkan daya saing khususnya di bidang pertanian, serta dapat dimanfaatkan oleh pengusaha untuk meningkatkan pemasaran baik di dalam maupun di luar negeri.

b. Legalitas berdirinya suatu usaha sering kali di nomor duakan khususnya oleh usaha dengan skala ekonomis kecil menengah. Hal ini disebabkan para pengusaha merasa kesulitan pada saat mengurus Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) baik dari segi birokrasi yang berbeli-belit sampai biaya yang tidak murah karena banyaknya pungutan liar. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan kebijakan PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) untuk mengurus SIUP yang ditetapkan pemerintah pada PP No.36 Tahun 2007 pasal 8 ayat 3. Hal tersebut merupakan peluang bagi para pengusaha untuk melegalitaskan usaha mereka, karena adanya PTSP akan memotong jalur birokrasi yang tidak perlu sehingga mencegah pungutan-pungutan liar tidak resmi.

c. Isu Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang berkembang di Indonesia secara tidak langsung juga berdampak terhadap industri tanaman hias. Adanya kebijakan yang dikeluarkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi

55 mengenai tidak diperbolehkannya pejabat pemerintah menerima hadiah berupa parcel, karangan bunga, dan sejenisnya cukup memukul industri tanaman hias khususnya industri tanaman hias di Jakarta. Hal tersebut dikarenakan kalangan pejabat pemerintah merupakan salah satu segmen konsumen yang potensial dengan permintaan terhadap produk tanaman hias. 6.2.1.2Faktor Ekonomi

Keadaan ekonomi suatu negara merupakan faktor eksternal yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap perkembangan bisnis tanaman hias baik secara langsung maupun tidak langsung. Perubahan kondisi perekonomian berpengaruh terhadap strategi yang dijalankan oleh perusahaan dalam mencapai tujuan dan dapat menyebabkan keberhasilan ataupun kegagalan strategi tersebut. Berikut adalah beberapa faktor ekonomi yang berkaitan dengan pertumbuhan industri tanaman hias:

a. Pada tahun 2005-2009, pertumbuhan sektor ekonomi di DKI Jakarta cenderung meningkat, hal ini dapat dilihat dari data pendapatan agreat dan per kapita atas dasar harga konstan pada Tabel 8. Data tersebut dapat menjadi indikator yang digunakan untuk menunjukkan bahwa kondisi perekonomian kota DKI Jakarta semakin tahun semakin naik. Membaiknya kondisi ekonomi dapat menjadi salah satu faktor yang memacu meningkatnya konsumsi akan tanaman hias yang merupakan produk tersier yang biasa dikonsumsi setelah kebutuhan pokok dan kebutuhan sekunder terpenuhi.

Tabel 8. Pendapatan Agregat dan per Kapita Atas Dasar Harga Konstan, Tahun 2005-2009 Tahun/ Uraian 2005 2006 2007 2008 2009 1. PDRB (Juta Rp.) 295 270 544 312 826 713 332 971 255 353 539 057 371 399 302 2. PDRB tanpa migas (Juta Rp.) 294 354 567 311 893 651 332 033 912 352 598 690 370 499 741 3. PDRB per Kapita (Rp) 33 324 813 34 901 161 36 733 180 38 743 062 40 268 817

56 4. PDRB per Kapita tanpa migas (Rp.) 33 221 434 34 797 062 36 629 773 38 640 055 40 171 283

Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta, Tahun 2010

b. Pengeluaran rumah tangga adalah rata-rata biaya yang dikeluarkan rumah tangga untuk konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga dibagi menjadi dua kategori yaitu konsumsi makanan dan konsumsi bukan makanan. Presentasi pengeluaran rumah tangga dapat digunakan sebagai salah satu indikator tingkat kesejahteraan penduduk.

Tabel 9. Pengeluaran Rata-Rata Rumah Tangga Kota DKI Jakarta per Kapita per Bulan Menurut Kelompok Barang, Tahun 2007-2009

Kelompok Barang

2007 2008 2009

Rupiah % Rupiah % Rupiah %

1. Makanan 266 289 39,75 380 349 35,72 366 174 39,28 2. Bukan

Makanan 403 454 60,25 684 461 64,28 565 987 60,72 Jumlah 669 643 100,00 1 064 810 100,00 932 161 100,00 Sumber: Diolah dari Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Tahun 2010

Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa pengeluaran rumah tangga kota DKI Jakarta untuk kelompok barang bukan makanan relatif lebih tinggi dibandingkan pengeluaran untuk kelompok barang makanan. Besarnya pengeluaran kebutuhan bukan makanan menunjukkan bahwa masyarakat kota DKI Jakarta yang telah dapat memenuhi kebutuhan makanannya menghabiskan sebagian pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan bukan makanan. Hal tersebut dapat menjadi peluang bagi Maya Orchid untuk mengembangkan usahanya, karena produk-produk yang dihasilkan Maya Orchid adalah salah satu dari berbagai macam produk bukan makanan.

c. Ketersediaan kredit secara umum. Menyebabkan para pelaku usaha yang modal sendirinya tidak mencukupi, dapat ikut berperan dalam industri

57 tanaman hias, karena banyak pihak khususnya bank yang menyediakan kredit untuk modal usaha. Hal tersebut juga mendukung program pemerintah dalam mencetak enterpreneur. Maya Orchid merupakan salah satu perusahaan tanaman hias yang memanfaatkan fasilitas kredit dari bank sebagai modal usaha yaitu skim kredit yang ditawarkan oleh salah satu bank pemerintah melalui progran Kredit usaha rakyat (KUR). Kerjasama tersebut dapat menjadi peluang bagi para pengusaha baru yang ingin memulai usaha maupun dalam hal pembiayaan untuk pengembangan usahanya.

6.2.1.3Faktor Sosial, Budaya, dan Lingkungan

Kondisi sosial, budaya, dan lingkungan membentuk sebuah cara hidup, bekerja, berproduksi, dan cara konsumsi yang berbeda dari setiap masyarakat. Berikut adalah beberapa faktor sosial, budaya, dan lingkungan yang berkaitan dengan perkembangan industri tanaman hias:

a. Adanya peningkatan rata-rata pendidikan dan perubahan gaya hidup adalah salah satu faktor sosial yang mempengaruhi perkembangan industri tanaman hias di Indonesia. Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat maka semakin tinggi pula tingkat kepeduliannya terhadap kesehatan, keindahan, dan kelestarian lingkungan. Gaya hidup yang berkembang di masyarakat saat ini menjadi hal yang positif bagi perkembangan industri tanaman hias karena semakin banyak kalangan masyarakat yang menginginkan suasana alam yang menyegarkan berada di sekitar mereka. Menurut mereka, kondisi asri mampu menenangkan pikiran yang terbebani tuntutan hidup dan rutinitas yang padat. b. Tanaman hias telah menjadi ciri dari gaya hidup masyarakat yang tinggal di kota-kota besar khususnya masyarakat kalangan menengah ke atas. Hal ini terlihat dari kebiasaan masyarakat kota yang tinggal di perumahan maupun apartemen dan bekerja di gedung perkantoran memiliki pemadangan hijau di sekitarnya yang salah satunya dipancarkan dari tanaman hias tropis. Tanaman hias tersebut dapat berfungsi sebagai peneduh temperatur alam maupun jiwa, peredam kebisingan, penghalang angin, pelengkap arsitektur, kreasi seni, bahkan sebagai hantaran. Persepsi masyarakat terhadap tanaman hias pun semakin positif tidak hanya pada masyarakat kalangan mengah ke atas, tetapi sudah meluas ke hampir semua kalangan yang telah menyadari akan

58 keberadaan dan manfaat tanaman hias. Pemanfaatan tanaman hias saat ini tidak terbatas untuk sekedar hiasan, namun juga dimanfaatkan dalam kegiatan keagamaan, upacara, perkawinan, dekorasi, dan sebagai bentuk ucapan selamat. Perubahan persepsi tersebut merupakan peluang bagi industri tanaman hias.

c. Selain faktor sosial budaya, faktor lingkungan juga sangat berkaitan erat dengan industri tanaman hias. Perubahan cuaca yang tidak menentu seperti pergantian antara musim hujan dan musim panas yang berlangsung cepat menyebabkan perubahan suhu, kelembaban dan intensitas cahaya yang mempengaruhi kualitas tanaman. Hal tersebut merupakan ancaman bagi perusahaan karena cuaca yang cepat berubah mengakibatkan tanaman mengalami pertumbuhan yang kurang bagus dan pada akhirnya akan mempengaruhi standar kualitas tanaman yang dihasilkan perusahaan.

6.1.2.4Faktor Teknologi

Perkembangan teknologi merupakan salah satu faktor yang mendukung kemajuan suatu perusahaan, karena dengan teknologi perusahaan akan mendapatkan kemudahan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya sehingga dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pada industri tanaman hias, kemudahan- kemudahan tersebut dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek produksi dan aspek pemasaran.

a. Kemajuan teknologi dalam bidang produksi merupakan peluang bagi perusahaan dalam meningkatkan kelancaran usahanya. Salah satu kemajuan teknologi dalam industri tanaman hias di bidang produksi adalah memperbanyak tanaman hias dengan teknik kultur jaringan. Teknik ini dapat menghasilkan tanaman hias dengan kualitas unggul dan terjaga nilai estetikanya, seperti pada tanaman hias jenis anggrek yang diproduksi dengan teknik kultur jaringan akan menghasilkan warna bunga yang sama dengan warna bunga indukannya. Namun teknik tersebut tidak akan menghasilkan output yang optimal jika dilakukan oleh ahli yang tidak berpengalaman dibidang kultur jaringan dan tanaman hias. Oleh karena itu, hingga kini Maya Orchid belum memanfaatkan perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan, karena selain tenaga kerja produksi belum terlalu menguasai teknik

59 tersebut, dana, alat-alat, dan prasarana perusahaan pun belum cukup memadai. Perusahaan masih menggunakan teknik sederhana untuk perbanyakan tanaman, yaitu dengan memanfaatkan bagian tanaman anggrek berupa akar, batang maupun biji.

b. Berbeda dengan teknologi dalam bidang produksi, teknologi dalam bidang pemasaran telah dimanfaatkan oleh Maya Orchid, yaitu adanya teknologi dibidang telekomunikasi. Perkembangan teknologi dalam bidang telekomunikasi seperti telepon atau handphone mempermudah aktivitas komunikasi antara Maya Orchid dengan pelanggan ketika melakukan pemesanan produk, dan juga komunikasi Maya Orchid dengan distributor ketika melakukan pembelian input. Teknologi telekomunikasi lain yaitu internet pun telah dimanfaatkan oleh banyak perusahaan tanaman hias untuk memperluas jangkauan pemasaran dengan memanfaatkannya sebagai media promosi melaui website. Namun hal ini belum dilakukan oleh Maya Orchid dikarenakan keterbatasan yang dimiliki oleh tenaga kerja pemasaran.

Dokumen terkait