• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user

HASIL PENELITIAN

E. Kesimpulan Pengujian Hipotesis

2. Lingkungan Keluarga

Berdasarkan hasil pengumpulan data, setelah diolah skor rata-rata lingkungan keluarga adalah sebesar 99,75 . Hal ini berarti rata-rata tingkat lingkungan keluarga pada mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP UNS berada pada kriteria tinggi dan kondusif.

Lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan prestasi akademik mahasiswa. Lingkungan keluarga yang kondusif, harmonis, penuh suasana keakraban dan kehangatan, tentu dapat memberikan motivasi dan semangat tersendiri bagi mahasiswa untuk belajar. Sebaliknya, lingkungan keluarga yang cenderung cuek, tidak memberikan perhatian dan motivasi kepada mahasiswa, tentu akan menghasilkan prestasi akademik yang kurang memuaskan.

Hal ini sesuai dengan kajian teori yang menyebutkan bahwa minat menjadi guru antara lain terbentuk karena :

1. Adanya perhatian orang tua

2. Adanya sikap saling perhatian sesama anggota keluarga 3. Adanya sikap saling menyayangi antar anggota keluarga

4. Kondisi fisik yang kondusif ( kebersihan, kesehatan, kerapian lingkungan rumah )

5. Kondisi non fisik yang kondusif ( keharmonisan, kerukunan anggota keluarga)

Apabila lingkungan keluarga mahasiswa tidak memiliki kriteria atau aspek seperti yang tersebut di atas, maka kemungkinan besar mahasiswa tersebut tidak berada pada lingkungan yang kondusif yang menunjang prestasi akademiknya. Tentu saja hal ini akan berdampak pada buruknya prestasi akademik mahasiswa tersebut.

Penelitian-penelitian yang relevan yang terkait dengan lingkungan keluarga dan prestasi akademik juga membuktikan bahwa lingkungan keluarga memiliki hubungan positif yang signifikan dengan prestasi akademik. Penelitian- penelitian tersebut antara lain :

1. Skripsi Hubungan antara Lingkungan Belajar siswa, Kelengkapan Sumber Belajar dan Penggunaan Waktu Belajar dengan prestasi Belajar Akuntansi

Siswa Kelas XI SMAN 1 Gondangrejo tahun Pelajaran 2007/2008 oleh Ria

Prabangkara.

Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Populasi adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMAN 1

Gondangrejo TA 2007/2008 yang berjumlah 114 siswa. Sampel diambil dengan teknik Quota Random Sampling sejumlah 50 siswa. Teknik pengumpulan data variabel lingkungan belajar siswa, kelengkapan sumber belajar dan penggunaan waktu belajar menggunakan angket, sedangkan prestasi belajar akuntansi menggunakan teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis korelasi (Product moment) dan regresi ganda.

Berdasar hasil analisis diperoleh :

1) Ada hubungan antara Lingkungan Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar sebesar 0,343. Hasil ditunjukkan dari hasil perhitungan

tabel hitung r

r > atau 0,343 > 0,279 pada n=50 dengan taraf signifikansi 5%.

2) Ada hubungan antara Kelengkapan Sumber Belajar dengan Prestasi Belajar sebesar 0,347. Hasil ditunjukkan dari perhitungan rhitung >rtabel atau 0,347 > 0,279 pada n=50 dengan taraf signifikansi 5%.

3) Ada hubungan antara Penggunaan Waktu Belajar dengan Prestasi Belajar sebesar 0,340. hasil ditunjukkan dari hasil perhitungan

tabel hitung r

r > atau 0,340 > 0,279 pada n=50 dengan taraf signifikansi 5%.

4) Ada hubungan antara Lingkungan Belajar Siswa, Kelengkapan Sumber Belajar dan Penggunaan Waktu Belajar secara bersama-sama dengan Prestasi Belajar sebesar 3,551. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan fhitung > ftabel atau 3,551 > 2,81 pada n=50 dengan taraf signifikansi 5%.

2. Skripsi Pengaruh Motivasi, Metode Pembelajaran, Lingkungan Sekolah dan Lingkungan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X

SMK Bina Negara Gubug Kab. Grobogan oleh Eni Asih (2007).

Penelitian dengan menggunakan populasi yaitu siswa kelas X Jurusan Akuntansi SMK Bina Negara Gubug kab. Grobogan TA 2005/2006 yang

berjumlah 100 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan angket. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif presentase, analisis Structural Equation Modelling (SEM) dan uji asumsi SEM yang terdiri dari uji normalitas dan outliners.

Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa ada pengaruh langsung antara metode pembelajaran (MP), Lingkungan Sekolah (LS) dan Lingkungan Keluarga (LK) terhadap Motivasi Belajar (MB) dan Motivasi Belajar (MB) terhadap Prestasi Belajar (PB). Ada pengaruh tidak langsung antara Metode Pembelajaran (MP), Lingkungan Sekolah (LS) dan Lingkungan Keluarga(LK) terhadap Prestasi Belajar (PB) dengan melalui motivasi sebagai variabel perantara. Pengaruh langsung MP →MB sebesar 53%, dan MB → PB sebesar 83%, sehingga pengaruh MP secara tidak langsung yaitu MP → MB → PB sebesar 43,99%. Pengaruh LS → MB 13% dan pengaruh MB → PB sebesar 83%, sehingga pengaruh LS secara tidak langsung yaitu LS → MB → PB sebesar 10,79%. Penaruh langsung LK → MB sebesar 33% dan MB → PB sebesar 83%, sehingga secara tidak langsung pengaruh LK yaitu LK → MB → PB sebesar 28,39%.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh langsung antara metode pembelajaran, lungkungan sekolah, lingkungan keluarga terhadap motivasi, dan akhirnya motivasi berpengaruh terhadap prestasi belajar. Ada pengaruh tidak langsung antara metode pembelajaran, lingkungan sekolah, serta lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar dengan melalui variabel perantara yaitu motivasi belajar.

3. Thesis Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Partisipasi Siswa dalam kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X SMK

Negeri 1 Juwiring Klaten Tahun Ajaran 2007/2008 oleh Diyah Meirina

Prihatini Mulyono.

Penelitian dengan menggunakan populasi yakni siswa kelas X sebanyak 80 siswa. Data tentang lingkungan keluarga dan partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler diperoleh melalui angket, sedangkan data prestasi belajar diperoleh melelui dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan

adalah analisis regresi ganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa lingkungan keluarga dan partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar akuntansi diperoleh persamaan regresi : Y = 2,923 + 0,061 + 0,0354X2. uji regresi diperoleh fhitung > ftabel atau 41,847 > 3,12 dengan taraf signifikansi 5%, berarti antara lingkungan keluarga dan partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler secara bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi. Uji t untuk variabel lingkungan keluarga diperoleh

tabel hitung t

t > atau 6,651 > 1,99 dan untuk variabel partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler diperoleh thitung >ttabel atau 4,365 > 1,99 dengan taraf signifikansi 5%. Kedua variabel tersebut secara signifikan mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi. Koefisien Determinasi (R2) sebesar 0,521 ini menunjukkan bahwa variabel lingkungan keluarga dan partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler berpengaruh terhadap terhadap prestasi belajar akuntansi sebesar 52,1%, sedangkan sisanya sebesar 47,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat di dalam penelitian ini. Besarnya sumbangan relatif untuk variabel X1 sebesar 65,42% , X2

sebesar 34,58% dan besarnya sumbangan efektif untuk X1 sebesar 34,08% dan X2 sebesar 18,01%.

6. Jurnal Internasional bertajuk Family Environment, Socioeconomic Status and

Academik Acchievement oleh Keith F. Kennett dan Edward Grant. Penelitian

dilakukan pada mahasiswa Fakultas Psikologi, University of Saskatchewan

Regina Campus, Kanada.

Penelitian dilakukan pada 60 mahasiswa mahasiswa laki-laki yang berumur 19-25 tahun. Penelitian dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara lingkungan keluarga dan status sosial ekonomi (SES) keluarga dengan prestasi akademik mahasiswa. Untuk data lingkungan keluarga dan status sosial ekonomi (SES) keluarga dilakukan dengan cara menyebar angket. Sedangkan untuk data prestasi akademik dilakukan dengan cara tes dan ditunjukkan dalam bentuk hasil tes IQ.

1) Dari seluruh sampel didapatkan mean IQ adalah 120,4 dengan Standar Deviasi ( SR ) = 12,0 dan Range = 92 – 150. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara SES dan prestasi akademik ( IQ ). Hasil ditunjukkan dari hasil perhitungan rhitung rtabel atau 3,144 > 2,000 pada n=60 dengan taraf signifikansi 5%.

2) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi akademik ( IQ ) dan lingkungan keluarga. Hal ini diketahui setelah diperoleh kesimpulan bahwa anak yang mendapatkan dukungan dari keluarga akan memiliki kepribadian yang positif ( baik ) dan prestasi akademik yang tinggi. Hal ini diperkuat dengan data statistik bahwa keluarga dengan kesadaran memelihara kesehatan yang rendah , tidak mendukung anak untuk belajar , dan kurang harmonis menyebabkan anak atau mahasiswa drop-out

(keluar). Hasil ditunjukkan dari hasil perhitungan rhitung rtabel atau 3,511 > 2,000 pada n=60 dengan taraf signifikansi 5%.

7. Jurnal Internasional bertajuk Academic Achievement – Family Background and Family Structure.

Penelitian dilakukan pada keluarga yang memiliki status sosial dan latar belakang keluarga yang mampu dan memiliki anggota keluarga lengkap ( ayah , ibu dan anak ) dan pada keluarga dengan orang tua tunggal (single-parent

families)

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut :

1) Latar belakang keluarga ( keadaan sosial ekonomi ) mempengaruhi prestasi belajar anak. Hal ini dikarenakan keluarga yang harmonis, kondusif dan mampu secara ekonomi, lebih mampu untuk mendukung kegiatan belajar anak. Sedangkan keluarga yang kurang mampu akan berdampak pada prestasi belajar anak menjadi buruk atau rendah. Hal ini dikarenakan sumber,sarana dan prasarana serta fasilitas belajar yang kurang, sehingga tidak menunjang prestasi belajar anak. Hasil ditunjukkan dari hasil perhitungan rhitung rtabel atau 0,304 > 0,279.

2) Relasi yang baik antar anggota keluarga dan perhatian kedua orang tua terhadap kegiatan belajar anak akan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar anak. Anak akan berhasil dalam belajarnya dikarenakan adanya dukungan dari orang tuanya. Sedangkan pada anak dengan orang tua tunggal (single–parent families), baik dikarenakan orang tua bercerai, berpisah, meninggal atau orang tua yang tidak pernah menikah akan berpengaruh negatif terhadap hasil belajar anak dan berpengaruh terhadap perkembangan psikologis anak. Hal ini dikarenakan anak pada keluarga dengan orang tua tunggal (single-parent families) kurang mendapatkan dukungan, perhatian dan bimbingan dari orang tuanya sehingga berdampak pada rendahnya prestasi akademik anak. Hasil ditunjukkan dari hasil perhitungan rhitung rtabel atau 0,302 > 0,279.

8. Jurnal Internasional bertajuk Personal, Family, and Academic Factors Affecting

Low Achievement in Secondary School oleh Antonia Lozano Diaz.

Penelitian dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pribadi, keluarga, dan faktor-faktor akademik dengan rendahnya prestasi belajar muri-murid di Sekolah Lanjutan. Aspek-aspek dari variabel pribadi adalah: umur, jenis kelamin, konsep belajar, kebiasaan dalam kelas dan sikap dalam pergaulan. Aspek-aspek dari variabel keluarga adalah: jenjang pendidikan orang tua, relasi atau hubungan dalam keluarga, dan dukungan keluarga. Sedangkan aspek-aspek variabel faktor-faktor akademik adalah: Sekolah Lanjutan, sosialisasi dalam kelas, hubungan pertemanan, visi dan misi ke depan, dan hubungan dengan guru.

Metode penelitian dengan menggunakan sampel yaitu 1178 pelajar di empat Sekolah Lanjutan di Almeria City, Spanyol dengan komposisi:

a. Murid sekolah pada tahun pertama sekolah sebanyak 255 murid b. Murid sekolah pada tahun kedua sekolah sebanyak 316 murid c. Murid sekolah pada tahun ketiga sekolah sebanyak 296 murid d. Murid sekolah pada tahun keempat sekolah sebanyak 259 murid

1) Ada hubungan positif dan signifikan anatara pribadi dan hasil akademik. Dari semua aspek-aspek variabel pribadi (umur, jenis kelamin, konsep belajar, kebiasaan dalam kelas, dan sikap dalam pergaulan), semuanya berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar anak. Hasil ditunjukkan dari hasil perhitungan rhitung rtabel atau 2,234 > 1,960 pada n=1178 dengan taraf signifikansi 5%.

2) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara keluarga dan hasil akademik. Dari semua aspek-aspek variabel keluarga (jenjang pendidikan orang tua, relasi atau hubungan dalam keluarga, dan dukungan keluarga), hanya jenjang pendidikan orang tua yakni jenjang pendidikan ibu yang tidak berpengaruh terhadap hasil belajar anak. Hasil ditunjukkan dari hasil perhitungan rhitung rtabel atau 2,890 > 1,960 pada n=1178 dengan taraf signifikansi 5%.

3) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara faktor-faktor akademik dan hasil akademik. Dari semua aspek-aspek variabel fakor-faktor akademik (Sekolah Lanjutan, sosialisasi dalam kelas, hubungan pertemanan, visi dan misi ke depan, hubungan dengan guru, dan asessmen akademik), semuanya berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar anak. Hasil ditunjukkan dari hasil perhitungan rhitung rtabel atau 2,046 > 1,960 pada n=1178 dengan taraf signifikansi 5%.

Dokumen terkait