• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Gambaran Umum Responden

4.2.2. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial adalah kondisi atau situasi yang menggambarkan suasana di sekitar responden. Karakteristik lingkungan sosial responden diketahui dengan melihat tingkat keseringan responden dalam membicarakan rentang waktu pada saat tiga bulan sebelum penelitian dan pasangan interaksi dalam mebicarakan isu ini. Kategori tingkat keseringan responden dalam membicarakan isu ini dalam berita TV dikategorikan menjadi rendah, sedang dan tinggi, sedangkan pasangan interaksi dalam membicarakan isu ini dikategorikan sebagai teman, tetangga dan keluarga. Distribusi lingkungan sosial responden penelitian secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Lingkungan sosial responden penelitian.

Lingkungan sosial Jumlah (orang) Persesntase (%) Frekuensi Interaksi Rendah (6-11 kali) 12 26,09 Sedang (12-13 kali) 24 52,17 Tinggi (14-20 kali) 10 21,74 Pasangan Interaksi Teman 12 26,09 Tetangga 14 30,43 Keluarga 20 43,48 4.2.2.1 Frekuensi Interaksi

Responden yang dalam rentang waktu tiga bulan sebelum penelitian membicarakan isu tersebut sebanyak 6-11 kali termasuk dalam kategori frekuensi interaksi “rendah”. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebesar 26,09 persen

responden tergolong dalam frekuensi interaksi rendah. Responden yang membicarakan hal ini sebanyak 12-13 kali termasuk dalam kategori frekuensi interaksi sedang, dan berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa sebanyak 52,17 persen responden tergolong dalam frekuensi interaksi sedang. Responden yang membicarakan isu ini sebanyak 14-20 termasuk dalam kategori frekuensi interaksi tinggi, dan berdasarkan hasil penelitian diperoleh data sebanyak 21,74 persen responden tegolong dalam frekuensi interaksi tinggi, seperti yang terlihat dalam Gambar 10.

Hal yang paling sering dibicarakan oleh responden mengenai berita televisi tentang isu Bakteri E. sakazakii dalam susu formula adalah mengenai bahaya yang disebabkan oleh bakteri E. sakazakii terhadap kesehatan manusia, selain itu karena berita tidak memberikan informasi mengenai merek susu formula yang tercemar, responden akhirnya menduga-duga merek susu yang tercemar dengan teman, tetangga atau keluarga masing-masing. Berita mengenai isu ini memang sangat sering disiarkan oleh televisi, oleh karena itu responden juga sering membicarakan mengenai kebenaran isu ini dan bertanya-tanya kenapa berita ini menjadi sangat besar, responden juga sering membicarakan mengenai tanggung jawab pemerintah mengenai isu ini dengan teman, tetangga atau keluarga masing-masing.

Selain membicarakan berita televisi tentang isu bakteri E. sakazakii dalam susu formula, responden juga membicarakan IPB sebagai pihak peneliti. Hal yang paling sering dibicarakan oleh responden tentang IPB sebagai pihak adalah mengenai kebenaran hasil penelitian, banyak responden yang tidak percaya akan kebenaran hasil penelitian ini. Hal ini diikuti dengan adanya responden yang juga membicarakan mengenai kemampuan IPB dalam melakukan penelitian serta tanggung jawabnya terhadap penelitian yang telah dilakukan. Responden meminta IPB mengumumkan merek susu yang tercemar atau setidaknya memberikan konfirmasi tentang isu ini, seperti pernyataan dari salah satu responden berikut.

“Saya sih berharap IPB mengumumkan merek susu yang tercemar atau paling tidak kasih tau gitu akhir dari isu ini, apakah sekarang semua susu telah aman dikonsumsi? Sekarang isu ini terus aja diberitain tapi gak ada ujungnya, kita kan jadi was-was” (DD, 32 tahun).

26.09% 52.17% 21.74%

Frekuensi Interaksi

rendah (6‐11 kali) sedang (12‐13 kali) tinggi (14‐20 kali) 26.09% 30.43% 43.48%

Pasangan Interaksi

teman tetangga keluarga Ket:

Gambar 10. Persentase frekuensi interaksi responden dalam membicarakan isu bakteri E. sakazakii dalam susu formula per Bulan April 2011.

4.2.2.3 Pasangan Interaksi

Berdasarkan penelitian diperoleh data bahwa yang paling sering berinteraksi dengan respoden dalam membicarakan hal ini adalah dengan keluarga, yaitu sebanyak 43,48 persen. Interaksi yang paling sering dilakukan kedua adalah dengan tetangga, yaitu sebanyak 30,43 persen, sedangkan interaksi yang paling sedikit dilakukan adalah dengan teman yaitu sebanyak 26,09 persen, seperti yang tersajikan pada Gambar 11.

Ket:

Gambar 11. Interaksi dengan lingkungan sosial yang paling sering dalam membicarakan isu bakteri E. sakazakii dalam susu formula dan citra IPB per Bulan April 2011.

Responden lebih banyak berinteraksi dengan keluarga karena mereka biasa menonton program berita dengan keluarga, dan suka berdiskusi ketika menonton bersama, selain itu keluarga merupakan orang yang terdekat dengan responden, maka interaksi yang paling sering dalam membicarakan hal ini adalah dengan

keluarga. Hal ini dapat dilihat dari salah satu pernyataan responden, seperti di bawah ini.

“Saya tau pertama kali mengenai isu ini saja dari keluarga saya yang di Jakarta, makanya saya sering berdisukusi dengan dia. Terus saya suka nonton tivi bareng suami saya, waktu nonton suami saya suka ngingetin supaya hati-hati dalam membeli susu buat anak”(NG, 28).

4.2.3 Keterdedahan

Keterdedahan pada berita TV adalah cara atau bagaimana khalayak mengkonsumsi berbagai program acara yang disuguhkan televisi untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpuaskan. Pada penelitian kali ini, besarnya keterdedahan responden pada isu bakteri E. sakazakii dalam susu formula dapat dlihat dari frekuensi menonton, waktu menonton, lama menonton dan program berita yang ditonton responden. Distribusi keterdedahan responden terhadap berita TV isu bakteri E. sakazakii dalam susu formula dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10.Gambaran responden menurut tingkat keterdedahannya terhadap berita TV isu bakteri E. sakazakii dalam susu formula.

Tingkat Keterdedahan Jumlah (orang) Persentase (%) Frekuensi menonton Rendah (1 kali) 13 28,26 Sedang (2-3 kali) 18 39,13 Tinggi (>3 kali) 15 32,61 Waktu Menonton Pagi hari 2 4,35 Siang hari 17 36,96 Sore hari 17 36,96 Malam hari 10 21,74 Lama Menonton Sebentar (3-14 menit) 13 28,26 Sedang (15-29 menit) 17 36,96 Lama (30-60 menit) 16 34,78 Program Berita yang ditonton

RCTI 17 36,96 SCTV 8 17,39 TPI 4 8,70 TRANS TV 7 15,22 TRANS 7 2 4,35 TV ONE 4 8,70 METRO TV 4 8,70

28.26% 39.13% 32.61%

Frekuensi Menonton

rendah sedang tinggi 4.2.3.1 Frekuensi Menonton

Frekuensi menonton adalah tingkat keseringan responden menonton siaran berita bakteri E. sakazakii pada susu formula, per satu hari dalam satuan kali pada saat tiga bulan sebelum penelitian. Frekuensi menonton pada penelitian kali ini dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Frekuensi menonton responden dikatakan rendah, apabila responden hanya menonton sebanyak 1 kali, sedang sebanyak 2-3 kali, sedangkan tinggi, apabila responden menonton berita mengenai isu ini lebih dari 3 kali.

Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh bahwa kebanyakan responden menonton berita ini sebanyak 2-3 kali (sedang), yaitu sebanyak 39,13 persen. Hal ini disebabkan banyak responden yang menilai bahwa berita tentang isu bakteri E. sakazakii membosankan karena terlalu sering diputar, namun di lain pihak responden juga menantikan informasi terkini mengenai isu tersebut, sehingga meskipun bosan responden tetap menonton berita tentang isu bakteri E. sakazakii dalam susu formula lebih dari 1 kali.

Terdapat 28,26 persen responden yang termasuk dalam kategori frekuensi menonton berita televisi tentang isu bakteri E. sakazakii rendah, sedangkan terdapat 32,61 persen responden yang termasuk dalam kategori frekuensi menonton berita televisi tentang isu bakteri E. sakazakii tinggi, seperti yang tersajikan pada gambar 12.

Ket:

Gambar 12. Frekuensi responden menonton tayangan berita televisi tentang isu bakteri E. sakazakii dalam susu formula per Bulan April 2011.

4.35% 36.96% 36.96% 21.74%

Waktu Menonton

pagi siang sore malam 4.2.3.2 Waktu Menonton

Waktu menonton adalah saat dimana individu biasa menonton tayangan berita TV yang paling sering per satu harinya pada saat tiga bulan sebelum penelitian. Waktu menonton ini dibedakan menjadi pagi, siang, sore dan malam hari, diukur dengan skala nominal. Berdasarkan hasil penelitian mayoritas responden menonton pada waktu siang dan sore hari, yaitu masing-masing sebanyak 36,96 persen. Responden yang menonton pada waktu pagi hari adalah sebanyak 4,35 persen dan malam hari sebanyak 21,74 persen. Persentase waktu menonton responden jika digambarakan dalam bentuk piechart terlihat pada Gambar 13 berikut.

Ket:

Gambar 13. Waktu responden menonton tayangan berita televisi tentang isu bakteri E. sakazakii dalam susu formula per bulan April 2011.

Banyak responden yang menonton pada waktu siang dan sore hari karena waktu siang dan sore hari merupakan waktu istirahat mereka. Hal ini dapat dilihat dari salah satu pernyataan responden, seperti berikut.

“Saya mah biasanya nonton siang hari, kalau pagi-pagikan repot, masih sibuk masak buat keluarga, dan nyiapin keperluan anak buat sekolah. Kalo udah beres semua baru deh nonton” (WT, 30 tahun).

4.2.3.3 Lama Menonton

Lama menonton adalah jumlah menit yang dihabiskan responden untuk menonton acara/program berita TV mengenai isu bakteri E. sakazakii pada susu formula per satu hari pada saat tiga bulan sebelum penelitian, diukur dengan skala ordinal. Lama menonton ini dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu sebentar, sedang, dan lama. Responden yang menonton berita mengenai isu ini selama 3 s.d

28.26% 36.96% 34.78%

Lama Menonton

sebentar sedang lama

14 menit dalam satu hari termasuk ke dalam kategori sebentar, seedangkan responden yang menonton berita mengenai isu ini selama 15 s.d 29 menit dalam satu hari masuk ke dalam kategori sedang dan responden yang menonton berita ini antara 30 s.d 60 menit dalam satu hari masuk ke dalam kategori lama menonton lama.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa kebanyakan responden menonton berita isu bakteri E. sakazakii dalam susu formula dalam waktu sedang, yaitu sebanyak 37 persen. Responden yang menonton berita E. sakazakii dalam susu formula dalam kategori sebentar sebanyak 28 persen, sedangkan responden yang menonton berita E. sakazakii dalam waktu lama sebanyak 34,80 persen. Persentase lama menonton responden jika digambarakan dalam bentuk piechart terlihat pada Gambar 14.

Lama menonton ini juga dipengaruhi oleh perilaku menonton responden. Banyak responden yang tidak fokus dalam menonton berita ini, karena beberapa hal, seperti anak yang rewel, atau sambil mengerjakan hal lainnya. Namun, juga terdapat responden yang fokus dalam menonton berita ini, karena responden tersebut memang menyukai berita, dan selalu menyediakan waktu untuk menonton berita.

Ket:

Gambar 14. Lama responden menonton tayangan berita televisi tentang isu bakteri E. sakazakii dalam susu formula per Bulan April 2011.

36.96% 17.39% 8.70% 15.22% 4.35% 8.70% 8.70%

Program Berita

RCTI SCTV TPI TRANS TV TRANS 7 TV ONE 4.2.3.4 Program Berita

Program berita yang ditonton adalah jenis channel televisi yang menyiarkan berita yang menyajikan informasi mengenai isu bakteri E. sakazakii dalam susu formula yang paling sering ditonton oleh masyarakat pada saat tiga bulan sebelum penelitian. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden menonton program berita pada channel RCTI yaitu sebanyak 36,96 persen. Channel kedua yang sering ditonton responden adalah SCTV yaitu sebanyak 17,39 persen. Channel ketiga yang sering ditonton responden adalah TRANS TV yaitu sebanyak 15,22 persen. Channel TPI, TV ONE dan METRO TV ketiganya memiliki jumlah persentasi yang sama yaitu sebesar 8,70 persen. Channel yang paling sedikit ditonton oleh responden adalah TRANS 7 dengan jumlah persentase sebesar 4,35. Persentase program berita yang ditonton responden jika digambarakan dalam bentuk piechart terlihat pada Gambar 15. Pemilihan channel TV yang ditonton juga dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain seperti sinyal channel yang diterima di Desa Cimanggu I. Banyak responden yang memilih RCTI dan SCTV untuk menonton tayangan berita tentang isu bakteri E. sakazakii dalam susu formula, karena sinyal channel RCTI dan SCTV sangat bagus di Desa Cimanggu I. Selain sinyal channel, alasan lain yang mempengaruhi pemelihan channel berita adalah channel favorit keluarga, seperti TRANS TV dan TPI, keluarga responden biasa menonton acara kartun atau sinetron pada channel tersebut sebelum program berita dimulai.

Ket:

Gambar 15. Program berita yang dipilih responden untuk menonton tayangan berita televisi tentang isu bakteri E. sakazakii dalam susu formula per Bulan April 2011.

Dokumen terkait