• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHLUAN

1.5 Ruang lingkup penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada Evaluasi kesesuaian sistem informasi perpustakaan pusat dan cabang di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Perpustakaan Universitas Malikussaleh dengan menggunakan HOT FIT Model yang meliputi: manusia (penggunaan sistem dan kepuasan pengguna), organisasi (struktur organisasi), dan teknologi (kualitas sistem, kualitas layanan dan kualitas informasi).

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi

Menurut Kadir (2014, 9) “Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikelompokkan, di proses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai.”

Menurut Yakub (2012, 12) mendefinisikan sistem informasi sebagai berikut :

Sistem informasi (information system) merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Tergantung orang pada sistem informasi untuk berkomunikasi antara satu sama lain dengan menggunakan berbagai jenis alat fisik, perintah dan prosedur pemrosesan informasi, saluran telekomunikasi atau jaringan, dan data yang disimpan atau sumber daya data.

Hal serupa juga disampaikan oleh Krismaji (2015, 15) yang mendefinisikan sistem informasi :

Cara-cara yang diorganisasi untuk mengumpulkan, memasukkan, dan mengolah serta menyimpan data, dan cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan, dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Definisi menurut Diana dan Setiawati (2011, 4) :

Sistem informasi, yang kadang kala disebut sebagai sistem pemrosesan data, merupakan sistem buatan manusia yang biasanya terdiri dari sekumpulan komponen (baik manual maupun berbasis komputer) yang terintegrasi untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi mengenai saldo persediaan.

Dari beberapa pengertian sistem informasi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah kumpulan data yang terintegrasi dan saling melengkapi dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

menghasilkan output yang baik guna untuk memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.

2.1.1 Perangkat Sistem Informasi

Menurut Wahyono (2014, 19) mengelompokkan sistem informasi yang lengkap memiliki kelengkapan sistem sebagai berikut :

1. Hardware

Bagian ini merupakan bagian perangkat keras sistem informasi. Sistem informasi modern memiliki perangkat keras seperti komputer, printer dan teknologi jaringan komputer.

2. Software

Bagian ini merupakan bagian perangkat lunak sistem informasi. Sistem informasi modren memiliki perangkat lunak memerintahkan komputer melaksanakan tugas yang harus dilakukanya. Software dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok yaitu :

Sistem Operasi, seperti misalnya program Microsoft Windows, LINUX, Novel Netware, dan lain sebagainya.

Aplikasi, seperti Microsoft Office, General Ledger, Corel Draw, dan lain sebagainya.

Meruapakan komponen dasar dari informasi yang akan diproses lebih lanjut untuk menghasilkan informasi. Seperti contoh adalah dokumen bukti-bukti transaksi, nota, kuitansi, dan lain sebagainya.

4. Prosedur

Merupakan bagian yang berisikan dokumentasi prosedur atau proses-proses yang terjadi dalam sistem. Prosedur dapat berupa buku-buku penuntun operasional

8 seperti prosedur sistem pengendalian intern atau buku penuntun teknis seperti buku manual menjalankan program komputer dan sebagainya.

5. Manusia

Manusia merupakan bagian utama dalam suatu sistem informasi. Yang terlibat dalam komponen manusia antara lain :

 Clerical personnel (untuk menangani transaksi dan pemrosesan data dan melakukan inquiry = operator).

 First level manager untuk mengelola pemrosesan data didukung dengan perencanaan, penjadwalan, identifikasi situasi out-of-control dan pengambilan keputusan level menengah ke bawah.

 Staff specialist digunakan untuk analisis untuk perencanaan dan pelaporan.

Management untuk pembuatan laporan berkala, permintaan khusus, analisis khusus, laporan khusus, pendukung, identifikasi masalah dan peluang, pendukung analisis pengambilan keputusan level atas.

2.2 Sistem Informasi Perpustakaan

Menurut Harmawan (2009, 1) “sistem informasi perpustakaan merupakan sistem automasi perpustakaan”.

Menurut Lutfian (2009, 1) yang mendefinisikan sistem informasi perpustakaan sebagai berikut :

Sistem informasi perpustakaan merupakan sistem yang keseluruhannya bekerja secara sistematis sehingga dapat memperbaiki administrasi dan operasional perpustakaan serta dapat menghasilkan bentuk-bentuk laporan yang efektif dan berguna bagi manajemen perpustakaan.

Pengertian menurut pratama (2014, 309) :

Sistem informasi perpustakaan merupakan sistem informasi yang digunakan untuk membantu pustakawan untuk mengelola data perpustakaan menjadi informasi secara digital. Data-data perpustakaan mencakup antara lain data buku dan koleksi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

perpustakaan, data anggota perpustakaan, data peminjaman buku, data pengembalian buku, stok opname, dan lain-lain. Dengan adanya sistem informasi perpustakaan, petugas perpustakaan dapat dengan mudah mengelola data perpustakaan dan memberikan pelayanan yang lebih baik.

Sedangkan pengertian menurut Siregar (2007, 137) :

sistem informasi perpustakaan adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi pelayanan publik yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi peminjaman, pengembalian dan perpanjangan buku dan pembuatan laporan harian, bulanan ataupun tahunan guna mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi perpustakaan merupakan suatu sistem di perpustakaan yang memudahkan kebutuhan pengolahan transaksi peminjaman, pengembalian dan perpanjangan buku maupun laporan-laporan yang diperlukan. Kebutuhan yang diperlukan berupa kemudahan pendataan koleksi perpustakaan, katalog buku, data anggota/ peminjam, transaksi dan sirkulasi koleksi perpustakaan.

Menurut Ishak (2008, 89) manfaat dari penerapan sistem informasi perpustakaan ada 4, yaitu :

1. Mengefisiensikan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan, 2. Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna perpustakaan,

3. Meningkatkan citra perpustakaan,

4. Pengembangan infrastruktur nasional, regional dan global.

10 2.3 Analisis dan Perancangan Sistem

2.3.1 Analisis Sistem

Menurut Rosa dan Shalahuddin (2013: 18) “Analsisis sistem adalah kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan dan kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi dalam sistem yang baru”.

Menurut Whitten (2004, 176) mendefinisikan analisis sistem sebagai berikut :

Analisis sistem adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang menguraikan sebuah sistem menjadi bagian-bagian komponen dengan tujuan mempelajari seberapa bagus bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk meraih tujuan mereka.

Menurut Kendall (2011, 20) “analisis sistem adalah sebuah pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi masalah, kesempatan dan tujuan, untuk menganalisa alur informasi yang terjadi antara orang dan komputer dalam perusahaan.

Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa analisis sistem adalah sebuah tahap dalam pengembangan sistem untuk mengidentifikasi masalah, kekuatan, kelemahan serta kesempatan dan untuk menganalisa alur informasi yang terjadi antara orang dan komputer dalam perusahaan.

2.3.2 Tahapan Analisis Sistem

Menurut Ralph Stair dan George Reynolds (2010, 514) sebuah organisasi besar yang akan mengevaluasi sistem informasinya harus mengikuti beberapa tahapan analisis yang formal. Adapun tahapan tersebut adalah :

a. Mengumpulkan partisipan yang akan berpartisipasi dalam analisis sistem tersebut,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

b. Mengumpulkan data dan requirements, c. Menganalisa data dan requirements,

d. Persiapan laporan mengenai sistem berjalan, requirements system yang baru dan prioritas project.

2.3.3 Perancangan Sistem

Menurut McLeod (2007, 238) “Perancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru, jika sistem itu berbasis komputer, perancangan dapat dinyatakan spesifikasi peralatan yang digunakan”.

Menurut Jogianto (2005, 23) mendefinisikan perancangan sistem sebagai berikut : perancangan sistem adalah tahap yang dilakukan setelah melakukan analisis sistem, pendefinisian kebutuhan-kebutuhan sistem yang akan dibangun, dan persiapan untuk merancang bangun implementasi sistem dengan menggambarkan sistem yang akan dibangun.

Berdasarkan dua pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perancangan sistem adalah proses penerjemahan kebutuhan pemakai informasi yang diperlukan oleh sistem yang ada serta untuk menunjang pengembangan sistem yang baru.

2.4 Evaluasi

2.4.1 Pengertian Evaluasi

Istilah evaluasi atau penilaian adalah sebagai terjemahan dari istilah asing

“evaluation”. Sebagaimana dikemukakan Husni (2010: 971), yang menyatakan bahwa “evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi mengenai hasil penilaian atas permasalahan yang ditemukan”.

12 Dari pendapat di atas, evaluasi atau penilaian dapat di artikan sebagai suatu usaha untuk memberikan nilai terhadap hasil pengukuran untuk pencapaian tujuan.

Arikunto (2010:1). “Evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai dari beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.

Sedangkan menurut Wirawan (2012:7) evaluasi adalah :

Riset untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi yang bermanfaat mengenai objek evaluasi, selanjutnya menilainya dan membandingkannya dengan indikator evaluasi dan hasilnya dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi tersebut.

Roznovski (2001:4) juga memaparkan evaluasi sebagai “setiap usaha atau proses dalam menentukan nilai”. Secara khusus evaluasi atau penilaian juga diartikan sebagai proses pemberian nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan pengambilan keputusan.

Evaluasi adalah sebuah proses dimana keberhasilan yang dicapai dibandingkan dengan seperangkat keberhasilan yang diharapkan. Perbandingan ini kemudian dilanjutkan dengan pengidentifikasian faktor-faktor yang berpengaruh pada kegagalan dan keberhasilan. Evaluasi ini dapat dilakukan secara internal oleh mereka yang melakukan proses yang sedang dievaluasi ataupun oleh pihak lain, dan dapat dilakukan secara teratur maupun pada saat-saat yang tidak beraturan.

Proses evaluasi dilakukan setelah sebuah kegiatan selesai, dimana kegunaannya adalah untuk menilai/menganalisa apakah keluaran, hasil ataupun dampak dari kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan yang diinginkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karenanya, dalam keberhasilan ada dua konsep yang terdapat didalamnya yaitu efektifitas dan efisiensi. Efektifitas merupakan perbandingan antara output dan inputnya, sedangkan efisiensi adalah taraf pendayagunaan input untuk menghasilkan output lewat suatu proses. Kriteria untuk memilih efektifitas standar (Sulistina, 2009:7) adalah :

a. Tingkat yang sesuai dengan kebutuhan yang telah dirancang sebelumnya.

b. Kemudian penerapannya

c. Informasi standar yang tepat serta terpilih padanya d. Pemakai menerimanya

e. Apabila diterapkan pada masyarakat yang berbeda atau sesuai terkenal akan mempunyai hasil yang sesuai.

Penelitian evaluasi adalah pengumpulan informasi tentang hasil yang telah dicapai oleh sebuah program yang dilaksanakan secara sistematik dengan menggunakan metodologi ilmiah sehingga dapat dihasilkan data yang akurat dan obyektif.

Dari pengertian-pengertian tentang evaluasi yang telah di kemukakan beberapa ahli di atas, dapat diambil kesimpulan tentang evaluasi yakni, evaluasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mengukur dan memberi nilai secara obyektif dan valid, dimana seberapa besar manfaat pelayanan yang telah dicapai berdasarkan tujuan dari obyek yang seharusnya diberikan dan yang nyata apakah hasil-hasil dalam pelaksanaan telah efektif dan efisien.

2.4.2 Teknik Evaluasi

Secara garis besar alat penilaian dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tes dan non-tes. Alat yang berupa non-tes dapat berupa (1) skala bertingkat untuk

14 mengukur sikap, pendapat, keyakinan, dan nilai, (2) wawancara, dan (3) pengamatan. Penggunaan alat-alat evaluasi tergantung pada apa yang akan di evaluasi (Umar, 2002 : 45).

Suatu sistem informasi bisa dievaluasi menurut tiga ukuran (Davis, 1988:3) yaitu : 1. Evaluasi Teknis

Evaluasi teknis atas aplikasi baru menyelidiki apakah secara teknis layak untuk menjalankan pengolahan informasi yang diusulkan. Banyak aplikasi adalah diluar jangkauan kemampuan teknis dari perangkat keras dan perangkat lunak yang tersedia untuk pemakaian.

2. Evaluasi Operasional

Pertimbangan kelayakan operasional bertalian dengan masalah apakah data masukan dapat disediakan dan keluaran dapat digunakan dan benar dipakai.

Misalnya, secara teknis adalah mungkin bagi penjual untuk mengadakan hubungan telepon dengan pembeli dalam setiap penjualan, tetapi secara operasional hal ini adalah tidak praktis.

3. Evaluasi Ekonomis

Bilamana suatu proyek diusulkan, proyek itu perlu mangalami pengujian kelayakan ekonomis. Setelah pemasangannya, proyek itu perlu ditelaah secara periodik menurut ukuran biaya/efektifitas. Dalam menilai kelayakan ekonomis dari proyek dan mengevaluasi manfaat ekonomis SIM.

2.4.3 Model Evaluasi Sistem Informasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Penerimaan terhadap sistem informasi dapat diukur dengan beberapa model evaluasi yang sudah dikembangkan saat ini. Banyak model evaluasi yang digunakan untuk mengukur penerimaan sebuah sistem informasi.

Ada beberapa model yang biasa digunakan dalam evaluasi sistem informasi, diantaranya adalah :

1. Technology Acceptance Model (TAM)

Technology Acceptance Model (TAM). Model (TAM) dikembangkan oleh Davis (1989) yang mengadaptasi model TRA (Theory of Reasoned Action). Perbedaan mendasar antara TRA dan TAM adalah penempatan sikap-sikap dari TRA, dimana TAM memperkenalkan dua variabel kunci, yaitu perceived ease of use (kemudahan) dan perceived usefulness (kebermanfaatan) yang memiliki relevancy pusat untuk memprediksi sikap penerimaan pengguna (Acceptance of IT) terhadap teknologi komputer. Davis (1989) dalam 2 penelitian yang melibatkan 152 pengguna dan 4 buah aplikasi program menemukan adanya dua variabel penting yang menentukan penerimaan terhadap teknologi informasi yakni kebermanfaatan dan kemudahan. Selain itu Davis (1989) menemukan bahwa faktor kebermanfaatan secara signifikan berhubungan dengan penggunaan sistem saat ini dan mampu memprediksi penggunaan yang akan datang. Faktor kebermanfaatan disini didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang meyakini bahwa penggunaan teknologi/sistem tertentu akan meningkatkan kinerja. Sementara kemudahan diartikan sebagai tingkat dimana seseorang meyakini bahwa penggunaan sistem informasi adalah mudah dan tidak memerlukan usaha keras dari pemakainya untuk bisa menggunakannya. Oleh karena itu, berdasarkan studi yang sudah

16 dilakukan oleh Davis dapat dikatakan bahwa dalam mengembangkan sebuah sistem informasi (termasuk sistem informasi perpustakaan) perlu dipertimbangkan faktor kebermanfaatan dan kemudahan dari pengguna sistem informasi (Surachman, 2008:10).

Gambar 2.1: Technology Acceptance Model (TAM)

2. End-User Computing (EUC) Satisfaction

Merupakan satu metode yang menggunakan pengukuran kepuasan sebagai satu bentuk evaluasi sistem informasi. Model evaluasi ini dikembangkan oleh Doll &

Torkzadeh dimana menekankan pada kepuasan (satisfaction) pengguna akhir terhadap aspek teknologi. Penilaian kepuasan tersebut dilihat dari 5 buah perspektif yakni, isi (content), keakuratan (accuracy), format, kemudahan pengunaan (ease of use), dan waktu (timeliness). Model ini telah banyak diujicobakan oleh peneliti lain untuk menguji reliabilitasnya dan hasilnya

Perceived

Sumber : Davis et.al. (1989), Venkatesh et. al. (2003)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna meskipun instrumen ini diterjemahkan dalam berbagai bahasa yang berbeda (Eris L. 2006:1)

Gambar 2.2: End-User Computing (EUC) Satisfaction

3. Task Technology Fit (TTF) Analysis

Dikembangkan oleh Goodhue dan Thompson pada tahun 1995. Inti dari model Task Technology Fit adalah sebuah konstruk formal yang dikenal sebagai Task-Technology Fit (TTF), yang merupakan kesesuaian dari kapabilitas teknologi untuk kebutuhan tugas dalam pekerjaan yaitu kemampuan teknologi informasi untuk memberikan dukungan terhadap pekerjaan (Dishaw et al., 2002). Model TTF memiliki 4 konstruk kunci yaitu Task Characteristics, Technology Characteristics, yang bersama-sama mempengaruhi konstruk ketiga TTF yang

18 balik mempengaruhi variabel outcome yaitu Performance atau Utilization. Model TTF menempatkan bahwa teknologi informasi hanya akan digunakan jika fungsi dan manfaatnya tersedia untuk mendukung aktivitas pengguna (Eris L. 2006:1).

Gambar 2.3: Task Technology Fit (TTF) Analysis

4. Human-Organization-Technology (HOT) Fit Model

Yusof et al. (2006) memberikan suatu kerangka baru yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi sistem informasi yang disebut Human-Organization-Technology (HOT) Fit Model. Model ini menempatkan 3 (tiga) komponen penting dalam sistem informasi yakni Manusia (Human), Organisasi (Organization) dan Teknologi (Technology) dan kesesuaian hubungan di antaranya.

Sumber : Goodhue and Thompson (1995) Dishaw et al., 2002

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2.5 Human Organization Technology (HOT) Fit Model

Model Hot Fit yang dikembangkan oleh Yusof et al (2006) untuk menilai keberhasilan implementasi sistem informasi diantaranya : human (manusia/sdm), organization (oraganisasi), technology (teknologi)

2.5.1 Human (Manusia/SDM)

Komponen manusia menilai sistem informasi dari sisi penggunaan sistem (system use) pada frekwensi dan luasnya fungsi dan penyelidikan sistem informasi.

System use juga berhubungan dengan siapa yang menggunakan (who use it), tingkat penggunanya (level of user), pelatihan, pengetahuan, harapan dansikap menerima (acceptance) atau menolak (resistance) sistem. Komponen ini juga menilai sistem dari aspek kepuasan pengguna (user satisfaction).

Kepuasan pengguna adalah keseluruhan evaluasi dari pengalaman pengguna dalam menggunakan sistem informasi dan dampak potensial dari sistem informasi. User satisfaction dapat dihubungkan dengan persepsi manfaat (usefulness) dan sikap pengguna terhadap sistem informasi yang dipengaruhi oleh karakteristik personal.

2.5.2 Organization (Oraganisasi)

Kepemimpinan, dukungan dari top manajemen dan dukungan staf merupakan bagian yang penting dalam mengukur keberhasilan sistem. Sedangkan lingkungan organisasi terdiri dari sumber pembiayaan, pemerintahan, politik, kompetisi, hubungan interorganisasional dan komunikasi.

20 Menurut Kenneth and Jane Laudon (2005) mendefinisikan organisasi sebagai berikut :

Struktur sosial resmi yang memiliki sumber-sumber yang berasal dari lingkungan yang memiliki aturan-aturan dan prosedur internal yang harus diakui secara hukum dan memproses sumber-sumber itu agar menghasilkan output.

2.5.3 Technology (Teknologi)

Komponen teknologi terdiri dari kualitas sistem (system quality), kualitas informasi (information quality) dan kualitas layanan (service quality).Kualitas sistem dalam sistem informasi menyangkut keterkaitan fitur dalam sistem termasuk performa sistem dan user interface.Kemudahan penggunaan (ease of use), kemudahan untuk dipelajari (ease of learning), response time, usefulness, ketersediaan, fleksibilitas, dan sekuritas merupakan variabel atau faktor yang dapat dinilai dari kualitas sistem.

Kriteria yang dapat digunakan untuk menilai kualitas informasi antara lain adalah kelengkapan, keakuratan, ketepatan waktu, ketersediaan, relevansi, konsistensi, dan data entry. Sedangkan kualitas layanan berfokus pada keseluruhan dukungan yang diterima oleh service provider sistem atau teknologi. Service quality dapat dinilai dengan kecepatan respon, jaminan, empati dan tindak lanjut layanan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 2.4: Human Organization Technology (HOT) Fit Model

22 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif.

Menurut Sugiono (2009, 5) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak.

3.2 Lokasi Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian, maka lokasi penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Universitas Malikussaleh, yang beralamat di Jl. Medan-Banda Aceh, Reuleut, Aceh Utara, Aceh. Alasan saya memilih lokasi ini sebagai lokasi awal karena lokasi tersebut tempat informan memanfaatkan perpustakaan dan tempat kerja informan yang akan diwawancarai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

3.3 Informan

Informan adalah orang yang mengetahui dengan baik terhadap masalah yang diteliti dan bersedia untuk memberikan informasi kepada peneliti. Informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang terlibat dan memberikan informasi selengkap-lengkap nya mengenai latar belakang dan keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti sehingga dapat diperoleh data yang akurat. Informan dalam penelitian ini berjumlah 3 orang yaitu pustakawan bagian sistem informasi.

Teknik pengambilan informan dilakukan secara purposive sampling yaitu teknik pengumpulan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dianggap berkompetensi dibidang promosi atau penelitian mengumpulkan informasi dengan melakukan observasi dan wawancara terhadap pihak yang berhubungan langsung dengan kegiatan perpustakaan di Perpustakaan Universitas Malikussaleh.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan Sumber data yang digunakan penelitian ini adalah:

1. Data primer, yaitu data yang secara langsung diperoleh oleh penulis dari hasil wawancara dan observasi, pengamatan peneliti seperti sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan interpretasi data,

2. Data sekunder, yaitu data yang bersumber dari buku jurnal, majalah, laporan tahunan dan dokumen lain yang berhubungan degan masalah penelitian .

24 3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.

3.5.1 Wawancara

Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya-jawab sepihak. Arikunto (2012, 44). Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dan tersetruktur dengan menggunakan pedoman wawancara.

Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah pustakawan yang bekerja di Perpustakaan Universitas Medan Area. Informan merupakan orang yang dapat memberikan keterangan mengenai permasalahan dalam penelitian ini. Teknik pengambilan informan dilakukan secara purposive. Menurut Sugiyono (2010, 216) purposive sampling adalah “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Pertimbangan tertentu artinya informan akan dipilih karena dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan. Saya memilih mereka sebagai informan berdasarkan kemampuannya dalam pemograman komputer dan sistem informasi.

Penelitian ini dilakukan dengan menentukan jumlah informan sebanyak 3 orang untuk diwawancarai, yang kemudian bisa saja bertambah, pemilihan informan lebih menekankan pada kualitas pemahaman pada permasalahan yang diteliti.

Pemilihan informan dilakukan dengan melihat karakteristik tentu sesuai dengan pengetahuan informan di dalam informasi yang dibutuhkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

3.5.2 Observasi

Selain wawancara, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi. Menurut Arikunto (2002, 146) mendefinisikan bahwa observasi adalah

“kegiatan yang meliputi pemusatan terhadap objek yang menggunakan seluruh aspek indra”. Dari pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa, observasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara peneliti terjun langsung ke lapangan atau ke lokasi tempat penelitian yaitu pada Perpustakan Universitas Medan Area .

3.5.3 Dokumentasi

Selain melakukan wawancara dan obserwasi penulis juga melakukan studi dokumentasi untuk menunjang kelengkapan data yaitu melalui pengumpulan berbagai sumber informasi dan melalui buku, artikel, dan jurnal ilmiah yang mendukung penelitian ini.

3.6 Analisis Dokumen

Teknik analisis dokumen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi, untuk memperoleh gambaran lengkap tentang isi dokumen, dan untuk mengumpulkan data sebagai informasi awal dan sekaligus sebagai acuan terhadap informasi-informasi yang diperoleh dari wawancara.

3.7 Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh dari wawancara, untuk memudahkan dalam analisis data maka jawaban dari informan di sortir, dihubungkan antara satu dengan yang lainnya. Analisis data dilakukan untuk menemukan makna dari setuap data yang terkumpul.

26 Menurut Sugiyono (2009, 338) “analisis data dalam penelitian kualitatif terdiri dari beberapa alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, verifikasi data dan penarikan kesimpulan “.

1. Reduksi Data

Reduksi data dapat diartikan sebagai merangkum, memilih hal-hal pokok, kompleks, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan

Reduksi data dapat diartikan sebagai merangkum, memilih hal-hal pokok, kompleks, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan