• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini berfokus kepada layanan sirkulasi dinas perpustakaan kota binjai yang mencakup tugas-tugas yang diterapkan seperti : keanggotaan, peminjaman, pengembalian, perpanjangan waktu pinjam dan penagihan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

Persepsi itu merupakan suatu Pandangan penilaian atau pendapat terhadap seseorang atau suatu objek yang dapat dilihat, contohnya ada seseorang yang berpenampilan sangat menarik maka dari suatu penilaian seseorang lah dapat menimbulkan persepsi pada orang disekitar yang dapat dilihatnya.

Menurut Suwarno (2009: 52) “Persepsi merupakan proses diterimanya rangsangan berupa objek, kualitas hubungan antar gejala, maupun peristiwa sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti dinamakan dengan persepsi”.

Sedangkan Menurut Walgito (2002) mengatakan bahwa “Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera namun proses itu tidak berhenti begitu saja melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi”.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa persepsi sebuah rangsangan yang terdapat didalam penginderaan baik otak maupun penglihatan.

2.1.1 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu hal. Suwarno (2009: 57-58) mengemukakan, bahwa presepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

1. Stereotip, yaitu pandangan tentang ciri-ciri tingkah laku dari sekelompok masyarkat tertentu. Misalnya, kelompok suku, agama, kelas ekonomi, jenis kelamin, etnis, dan lain-lain.

2. Persepsi diri, yaitu pandangan terhadap diri sendiri yang dapat mempengaruhi pembentukan kesan pertama.

3. Situasi dan kondisi, yaitu pandangan terhadap seseorang yang dipengaruhi oleh situasi atau kondisi tertentu.

4. Ciri yang ada pada diri orang lain, yaitu daya tarik fisik seseorang yang dapat menimbulkan penilaian khusus pada saat pertama kali bertemu.

Menurut Arisandy (2004: 26) bahwa “Ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam persepsi. Faktor tersebut meliputi objek yang dipersepsi, situasi, individu yang mempersepsi (preceiver), persepsi diri, dan pengamatan terhadap orang lain”.

Selain itu, Rakhmat (1994) yang dikutip oleh Sobur (2003: 23) menyatakan bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang dapat dikategorikan sebagai berikut yaitu:

1. Faktor fungsional, dihasilkan dari kebutuhan, kegembiraan (suasana hati), pelayanan, dan pengalaman masa lalu seorang individu;

2. Faktor struktural, berarti bahwa faktor tersebut timbul atau dihasilkan dari bentuk stimuli dan efek-efek netral yang ditimbulkan dari sistem syaraf individu;

3. Faktor situasional. Faktor ini banyak berkaitan dengan bahasa non verbal;

4. Faktor personal, yang terdiri atas pengalaman, motivasi, kepribadian

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa faktor mempengaruhi persepsi meliputi objek yang dipersepsi, situasi, individu yang mempersepsi diri, pengamatan orang lain,dan memiliki beberapa faktor seperti fungsional, faktor struktural , situasional dan juga personal.

2.2 Perpustakaan Umum

Perpustakaan yang dapat dimanfaatkan dan menyediakan beragam sumber daya informasi yang disesuaikan dengan keberagaman penggunanya adalah perpustakaan umum.

Menurut Reitz (2004) yang dikutip oleh hasugian (2009: 77) yang dimaksud dengan perpustakaan umum (public library) adalah “A library or library system that provides unrestricted access to library resources and services free of charge to all the resident of a given community, district, or geografict region, supported wholly or in part by publics funds’’. Dalam pengertian yang sederhana definisi di atas menyatakan bahwa perpustakaan umum adalah sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang menyediakan akses yang tidak terbatas kepada sumber daya perpustakaan dan layanan gratis kepada warga masyarakat di daerah atau wilayah tertentu. Dan didukung penuh atau sebahagian dari dana masyarakat (pajak).

Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000: 3) yang dimaksud perpustakaan umum adalah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum.

Berdasarkan kesimpulan di atas bahwa perpustkaan umum adalah perpustakaan yang menyediakan akses yang tidak terbatas serta layanan gratis kepada masyarakat . serta didukung penuh oleh dana masyarakat itu sendiri.

2.2.1 Tujuan Perpustakaan Umum

Setiap perpustakaan memiliki tujuan yang akan dicapai dalam penyelenggaraannya. Adapun tujuan tersebut meliputi membina dan mengembangkan minat baca masyarakat, membantu memenuhi kebutuhan informasi masyarakat.

Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000: 4) “Dalam tujuannya perpustakaan umum hendaknya bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan, kebudayaan, dan sosial yang berada di daerahnya’’.

Menurut Hernandono yang dikutip oleh (Sutoyo dan Santoso, 2001: 185) tujuan perpustakaan umum adalah untuk:

1. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya, serta mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektor kehidupan pada umumnya.

2. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah serta memanfaatkan informasi.

3. Mendidik masyarakat agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna.

4. Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri

Dari pendapat di atas diketahui bahwa tujuan perpustakaan umum adanya bekerja sama dengan lembaga-lembaga Pendidikan dan Kebudayaan dan Sosial.

Selain itu juga mengembangkan minat, memanfaatkan informasi dan mendidik masyarakat agar dapat memelihara bahan pustaka secara tepat guna.

2.2.2 Fungsi Perpustakaan Umum

Setiap jenis perpustakaan memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam penyelenggaraanya. Adapun perpustakaan umum mempunyai fungsi untuk membantu program-program pemerintah seperti pemberantasan buta huruf, meningkatkan literasi informasi masyarakat dll. Dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000: 6) dinyatakan bahwa fungsi perpustakaan umum adalah sebagai berikut:

1. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan.

2. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan melalui pembelian, langganan, tukar menukar dan lain-lain.

3. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka.

4. Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi.

5. Pendayagunaan koleksi.

6. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang langsung ke perpustakaan maupun yang mengunakan telepon, faximail dan lain-lain.

7. Pemasyarakatan perpustakaan.

8. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan.

9. Pelaksanaan koordinasi dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi mitra kerja lainnya.

10. Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi bersama dan sarana atau prasarana, dan

11. Pengolahan ketatausahaan perpustakaan

Dalam Buku Standar Nasional Indonesia (SNI No.7495, 2009:3) bahwa Fungsi perpustakaan umum adalah:

1. Mengembangkan koleksi;

2. Menghimpun koleksi muatan lokal;

3. Mengorganisasi materi perpustakaan;

4. Mendayagunakan koleksi;

5. Menyelenggarakan pendidikan pengguna;

6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi;

7. Melestarikan materi perpustakaan;

8. Membantu peningkatan sumber daya perpustakaan di wilayahnya

Dari uraian di atas dapat disimpulkan fungsi perpustakaan umum yakni untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa melalui penguatan masyarakat literasi dan juga perpustakaan umum berfungsi untuk mengkordinir dan bertanggung jawab atas peningkatan sumber daya perpustakaan di wilayahnya.

2.2.3 Tugas Perpustakaan Umum

Setiap perpustakaan mempunyai tugasnya masing-masing. Adapun tugas perpustakaan umum yaitu mengumpulkan, meenyimpan, memelihara, menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan kepada masyarakat baik untuk kepentingan pendidikan maupun penelitian.

Dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000: 5) bahwa “tugas pokok perpustakaan umum adalah menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan”.

Sedangkan menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000: 6) tugas dari perpustakaan umum ialah menyediakan koleksi buku untuk para ahli dan peneliti yang

tergabung pada badan itu dan memberikan keterangan bibliografi dengan cepat dan tepat serta mengadakan penelusuran literatur atas permintaan .

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa tugas dari perpustakaan umum adalah menyediakan koleksi buku untuk para ahli dan peneliti, dan juga menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani masyarakat.

2.3 Koleksi Perpustakaan

Koleksi merupakan suatu istilah yang digunakan dalam dunia perpustakaan tentang apa saja yang dimiliki perpustakaan seprti buku, majalah, koran, CD (compact disk) dll. Buku menjadi faktor utama yang mempengaruhi perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Menurut Hartono (2016: 110) koleksi perpustakaan adalah “semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan, untuk disajikan kepada masyarakat pengguna dalam rangka memenuhi informasi yang dibutuhkan’’.

Selain itu, Menurut Sutarno (2006: 54) secara umum “koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan ada dua bagian utama yaitu:

1. Bahan pustaka yang tercetak, yang termasuk dalam kelompok ini adalah buku teks, surat kabar, majalah, bulletin, pamplet, kamus, ensiklopedi, direktori, almanak, indeks, bibliografi, buku tahunan, buku pedoman, dan lain-lain.

2. Bahan pustaka yang terekam, yang termasuk dalam kelompok ini adalah slide, kaset, audio, kaset video, film strip, CD, VCD, Film, dan lain-lain”

Berdasarkan uraian di atas, koleksi perpustakaan merupakan bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan, dan disebarluaskan kepada pengguna, guna untuk mmemenuhi kebutuhan informasi.

2.3.1 Jenis –jenis koleksi perpustakaan

Jenis-jenis koleksi setiap perpustakaan berbeda antara perpustakaan yang satu dengan perpustakaan yang lain. Adapun jenis koleksi perpustakaan umum beraneka ragam yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Koleksi perpustakaan umum meliputi koleksi umum, koleksi referensi, koleksi anak dll.

Darmono (2007: 65) menyatakan bahwa yang termasuk jenis koleksi perpustakaan adalah :

1. Buku, meliputi beberapa jenis buku teks, buku penunjang, buku-buku jenis fiksi serta buku bergambar dan buku populer (umum).

2. Koleksi referensi, seperti kamus, ensiklopedia, almanak, direktori.

3. Sumber geografi.

4. Jenis serial (terbitan berkala) seperti majalah, tabloid.

5. Bahan mikro, seperti microfilm, mikrofice, (carik mikro)

6. Bahan pandang dengar (audio visual) seperti video, kaset piringan hitam, Compack Disk-Read Only Memory (CD-ROM), VCD, Slide, film.

Selain itu, menurut Sutarno (2006: 71) pengelompokkan bahan pustaka di perpustakaan terdiri atas :

1. Kelompok bahan pustaka umum.

2. Kelompok bahan pustaka rujukan (referensi).

3. Kelompok bahan pustaka berkala (majalah dan surat kabar).

4. Kelompok bahan pustaka pandang dengar (audio visual).

5. Kelompok bahan pustaka terekam dan elektronik seperti film, kaset, video, dan lain-lain.

6. Kelompok bahan pustaka yang disesuaikan dengan kelompok pembaca, misalnya untuk anak-anak, remaja, dewasa, dan lain-lain.

7. Kelompok bahan pustaka tertentu, misalnya untuk penelitian dan sebagainyari

Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa dari berbagai macam jenis koleksi untuk mendukung dan meningkatkan kualitas pengetahuan dan wawasan masyarakat bedasarkan kebutuhan informasi setiap individual.

2.4 Pengguna

Supaya perpustakaan sempurna maka perpustakaan memiliki pengguna yang akan mencari sebuah informasi yang dibutuhkan oleh pengguna tersebut dan kinerja perpustakaan dapat terlaksana dengan baik.

Menurut Suwarno (2009: 80) “ Pemustaka adalah pengguna fasilitas yang disediakan perpustakaan baik koleksi maupun buku (bahan pustaka maupun fasilitas lainnya)”

2.4.1 Layanan Perpustakaan

Perpustakaan memberikan berbagai layanan kepada masyarakat. Layanan perpustakaan pada umumnya meliputi layanan membaca ditempat, layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan anak, layanan internet, layanan perpustakaan keliling, layanan fotokopi dll. Menurut Hartono (2016: 230), menyatakan bahwa pada dasarnya layanan perpustakaan adalah “penyediaan bahan pustaka secara cuma-cuma kepada masyarakat dengan tepat dan akurat, sesuai dengan kebutuhan pemakai jasa perpustakaan”.

Selain itu, Sutarno (2006: 90-91) mengemukakan bentuk riil layanan perpustakaan itu antara lain :

1. Layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan/ yang dikehendaki masyarakat pemakai.

2. Berorientasi kepada pemakai.

3. Berlangsung cepat waktu dan tepat sasaran.

4. Berjalan mudah dan sederhana.

5. Murah dan ekonomis.

6. Menarik dan menyenangkan, dan menimbulkan rasa simpati.

7. Bervariatif.

8. Mengundang rasa ingin kembali.

9. Ramah tamah.

10. Bersifat informatif, membimbing, dan mengarahkan, tetapi tidak bersifat menggurui.

11. Mengembangkan hal-hal yang baru/ inovatif.

12. Mampu berkompetisi dengan layanan di bidang yang lain.

13. Mampu menumbuhkan rasa percaya bagi pemakai dan bersifat mandiri.

Dapat dipahami bahwa layanan perpustakaan ialah penyedia bahan pustaka secara Cuma-Cuma kepada masyarakat dan memberikan layanan sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki masyarakat.

2.4.2 Sistem Layanan

Suatu perpustakaan memiliki sebuah sistem layanan yang akan diberikan kepada pengguna perpustakaan agar perpustakaan tersebut dapat menjalankan sebuah tugasnya dengan maksimal dan baik.

Ada tiga jenis akses layanan di perpustakaan, yakni akses layanan terbuka (open access), akses layanan tertutup (closed access) dan akses layanan campuran (mixed access), (Hartono 2016: 234).

Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000: 101) “sistem pelayanan pemakai pada perpustakaan umumnya dapat dilaksanakan melalui dua cara diantaranya, pelayanan dengan sistem terbuka (open access) dan pelayanan dengan sistem tertutup (closed access)”.

1. Sistem Layanan Terbuka (Open Acces)

Sistem layanan terbuka ini banyak perpustakaan yang menerapkan menurut Hartono (2016: 235) “sistem layanan terbuka adalah memberikan kebebasan kepada pemakai untuk mencari koleksi yang diperlukan”.

Hartono juga menyatakan sistem layanan terbuka juga memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain:

Kelebihan :

1. Pemakai bebas memili koleksi di rak.

2. Pemakai tidak harus menggunakan katalog.

3. Pemakai dapat mengganti koleksi yang isinya mirip, jika bahan pustaka yang dicari tidak ada.

4. Pemakai dapat membandingkan isi koleksi dengan judul yang dicarinya.

5. Koleksi lebih didaya gunakan.

6. Menghemat tenaga.

Kelemahan :

1. Pemakai cenderung mengembalikkan koleksi seenaknya.sehingga 2. Mengacaukan dalam penyusunan koleksi di rak.

3. Kemungkinan kehilangan koleksi sangat besar

4. Tidak semua pemakai paham dalam mencari koleksi di rak.

5. Dan perlu pembenahan terus menerus.

Disetiap sistem layanan terbuka yang digunakan diperpustakaan tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan ,tingkat kelebihannya setiap pengunjung bebas memilih koleksi apa saja yang mereka mau, di satu sisi juga memiliki kekurangan yaitu adanya tingkat kehilangan koleksi kemungkinan sangat besar dan selalu dalam pembenahan terus menerus.

2. Layanan Tertutup (Closed Acces)

Selain adanya layanan terbuka di perpustakaan ada juga layanan tertutup dimana pengunjung tidak boleh langsung mengambil koleksi di rak. Selain petugaslah yang mengambilkan koleksi yang diperlukan oleh pengunjung harus mencari nomor panggil koleksi melalui katalog yang disediakan. Petugas harus mencatat, peminjaman, dan pengembalian, juga yang mengambil dan mengembalikkan koleksi ke rak.

Menurut Hartono (2016:235-236) kelebihan dari layanan tertutup yaitu:

1. Koleksi tersusun rapi, karena hanya petugas yang mngambil ke rak.

2. Kemungkinan koleksi hilang sangat kecil, 3. Koleksi tidak cepat rusak.

4. Pengawasan tidak dapat dilakukan lebih longgar.

5. Proses temu kembali lebih efektif.

Sedangkan kelemahan dijelaskan juga oleh Hartono:

1. Pemakai kurang puas dalam mencari koleksi

2. Koleksi yang didapat kadang-kadang tidak sesuai dengan kebutuhan pemakai.

3. Katalog cepat rusak.

4. Tidak semua pemakai paham menggunakan katalog.

5. Tidak semua koleksi dapat didayagunakan, dan 6. Petugas lebih sibuk.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa adanya layanan tertutup ini kemungkinan kecil adanya kehilangan koleksi, juga tidak cepat rusak, tetapi disisi lain juga pemakai kurang puas dalam mencari koleksi yang diinginkan.

3. Layanan Campuran (mixed access)

Hartono (2016: 236) menjelaskan pada akses layanan campuran perpustakaan dapat menerapkan dua system layanan sekaligus (layanan terbuka dan layanan tertutup). Perpustakaan yang menggunakan sistem layanan campuran biasanya memberikan layanan secara tertutup untuk koleksi skripsi, tesis dan referensi. Sedangkan untuk koleksi lainnya yang bersifat umum menggunakan layanan terbuka. Akses layanan campuran biasanya diterapkan di perpustakaan perguruan tinggi, dan perpustakaan sekolah, yang ruang koleksi dan ruang bacanya sangat terbatas.

Adapun kelebihan layanan campuran (mixed access)

1. Pemakai dapat langsung menggunakan koleksi refrens dan koleksi umum sekaligus.

2. Tidak memerlukan ruang baca khusus koleksi referensi.

Sedangkan kelemahan layanan campuran (mixed access)

1. Petugas sulit mengontrol pemakai yang menggunakan koleksi.

2. Ruang koleksi referens dan koleksi dan koleksi umum menjadi satu.

3. Perlu pengawasan yang lebih ketat.

Dari uraian tersebut layanan campuran ini pemakai lebih bebas dalam menggunakan koleksi yang ada diperpustakaan dan juga hanya koleksi koleksi tertentu saja yang tertutup dan boleh dipakai oleh pengguna.

2.4.3 Jenis Layanan Perpustakaan

Jenis layanan perpustakaan setiap perpustakaan berbeda-beda. Jenis layanan perpustakaan disesuaikan dengan perpustakaan dan pemustaka yang dilayani. Menurut Hartono (2016:236-237) menjelaskan bahwa berdasarkan jenisnya layanan perpustakaan meliputi:

1. Layanan ruang baca 2. Layanan sirkulasi 3. Layanan referensi

4. Layanan abstrak dan indeks 5. Layanan informasi mutakhir 6. Layanan fotokopy

7. Layanan literatur 8. Layanan koleksi khusus

Selain itu, menurut Sutarno (2006: 98), untuk perpustakaan umum dapat mengembangkan jenis layanan yang dibedakan antara lain:

1. Layanan anak dan permainan anak (seperti play, games and kids).

Perpustakaan harus menyediakan berbagai jenis permainan untuk mengembangkan daya kreativitas, imajinasi, motivasi dan kemampuan berpikir serta keingintahuan yang dirangsang melalui koleksi tersebut.

2. Layanan mendongeng (Story Telling). Layanan ini dilakukan secara teratur, misalnya sebulan sekali yang dibawakan oleh

3. Petugas layanan anak atau pendongeng dari sanggar, gunanya untuk menarik pengunjung anak-anak, dan ikut melestarikan budaya mendongeng.

4. Perpustakaan umum perlu menyediakan layanan untuk para penderita cacat (disabilities). Dengan menyediakan koleksi dan fasilitas tertentu, seperti buku-buku dengan huruf braile.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa layanan dari perpustakaan meliputi layanan sirkulasi,, layanan refrensi, layanan anak, layanan mendongeng, maupun layanan untuk para penyandang cacat ( disabilities).

2.5 Layanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi merupakan layanan yang sangat penting di dalam perpustakaan layanan sirkulasi ini yang merupakan ujung tombak layanan yang ada di dalam perpustakaan, dengan adanya layanan ini perpustakaan dapat mempermudah perpustakaan untuk menjalankan tugasnya yaitu, peminjaman, pengembalian, dan perpanjangan. Sehingga layanan inilah peran utama yang ada di dalam perpustakaan.

Menurut Hartono (2016 : 237) “Kegiatan layanan sirkulasi merupakan ujung tombak layanan perpustakaan, karena pada bagian sirkulasi inilah pertama kali pemakai harus berhubungan dengan masalah administrasi peminjaman, sehingga pengertian layanan sirkulasi dikenal juga layanan peminjaman”.

Sedangkan menurut Sjahrial Pamuntjak (2000: 97),” Peminjaman buku atau sirkulasi adalah kegiatan pengedaran koleksi perpustakaan, baik untuk dibaca di dalam perpustakaan maupun untuk dibawa ke luar perpustakaan”.

Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa pelayanan sirkulasi merupakan kegiatan layanan perpustakaan yang berhubungan dengan masalah administrasi peminjaman dan pengembalian bahan pustaka . Layanan sirkulasi juga berkaitan dengan masalah peredaran bahan pustaka dan koleksi yang dimiliki perpustakaan.

2.5.1 Tujuan Layanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi juga memiliki tujuan agar bisa memberikan layanan yang terbaik kepada para pengguna perpustakaaan. Seperti yang dikemukakan oleh Ibrahim Bafadal (2009: 25) yaitu, “Tugas pokok bagian sirkulasi adalah melayani peminjaman dan pengembalian serta membuat statistik pengunjung ”.

Sedangkan menurut Hartono (2016: 238) “Tujuan layanan sirkulasi adalah memperlancar dan mempermudah proses peminjaman koleksi untuk dibawa pulang”.

Dari pendapat di atas menyatakan bahwa tujuan dari layanan sirkulasi agar pengguna dapat memanfaatkan koleksi tersebut dan juga agar memperlancar dan mempermudah proses peminjaman dan mempermudah untuk mengetahui identitas peminjam koleksi.

2.5.2 Fungsi Layanan Sirkulasi

Agar dapat terlaksanakan kegiatan pada perpustakaan maka harus disesuaikan fungsi masing-masing petugas pelayanan sirkulasi. Fungsi dan tugas pelayanan sirkulasi sangat penting karena dapat membantu pengguna perpustakan memperoleh bahan pustaka dan dapat melindungi bahan pustaka. Menurut Qalyubi (2007:221), menyatakan ada beberapa fungsi pelayanan sirkulasi, yaitu sebagai berikut:

1. Pengawasan pintu masuk dan keluar perpustakaan.

2. Pendaftaran anggota, perpanjangan keanggotaan dan pengunduran diri anggota perpustakaan.

3. Peminjaman, pengembalian dan perpanjangan waktu peminjaman.

4. Pengurusan keterlambatan pengembalian koleksi yang dipinjam, seperti denda.

5. Pengeluaran surat peringatan bagi buku yang belum dikembalikan pada waktunya dan surat bebas pustaka.

6. Penugasan yang berkaitan dengan peminjaman buku, khususnya buku hilang atau rusak.

7. Pertanggungjawaban atas segala berkas peminjaman.

8. Pembuatan statistik peminjaman berupa statistik anggota yang memperbaharui keanggotaannya, anggota baru, anggota yang mengundurkan diri, pengunjung perpustakaan, statistik peminjam, statistik jumlah buku yang dipinjam, statistik peminjaman buku berdasarkan subyek, dan jumlah buku yang masuk daftar tandon.

9. Peminjaman antar perpustakaan.

10. Pengawasan urusan penitipan tas, jas atau mantel milik pengunjung perpustakaan.

11. Penugasan lainnya, terutama yang berkaitan dengan peminjaman

Berdasarkan penjelasan di atas fungsi layanan sirkulasi merupakan layanan yang berperan sangat penting agar menciptakan kualitas perpustakaan yang bagus sehingga dapat menjalankan tugas dan dapat melayani pengguna dengan baik.

2.5.3 Kegiatan Layanan Sirkulasi

Sebagai unit penting dalam kegiatan layanan pada layanan ini bersifat rutin. Pelayanan sirkulasi memiliki beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan dengan baik. Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000: 98) menyebutkan kegiatan pelayanan sirkulasi ini meliputi:

1. Keanggotaan

2. Peminjaman 3. Pengembalian

4. Perpanjangan waktu pinjam 5. Penagihan

6. Pemberian sanksi

7. Memberikan keterangan bebas/bersih pinjaman

Kegiatan tersebut akan diuraikan sebagai berikut : a. Keanggotaan

Merupakan tanda bukti bahwa pengguna perpustakaan tersebut sudah mendaftarkan dirinya sebagai angota perpustakaan. Jika sudah terdafar maka pengunjung memiliki hak untuk menggunakan fasilitas yang ada diperpustakaan.

Menurut Sutarno (2003: 98) pendaftaran anggota berguna untuk:

1. Mengetahui jati diri peminjam, memperlihatkan tanggung jawab untuk mengamankan milik perpustakaan dan melindungi hak pembaca yang lain, yang memungkinkan ingin mempergunakan dengan baik.

2. Mengukur daya guna perpustakaan bagi mereka yang dilayaninya.

3. Mengukur kedudukan sosialnya dengan jalan mengetahui jumlah buku yang dipinjam oleh para pembaca.

4. Mengetahui golongan peminjaman untuk mengetahui pula kebutuhan mereka, selera yang sesuai dapat dipergunakan sebagai data perbandingan dengan perpustakaan lain, kemudian meningkatkan.

Dalam Buku Pengelolaan Perpustakaan yang diedit oleh Rahayuningsih (2007:96) dinyatakan bahwa “Keanggotaan intern dan ekstern. Anggota intern yaitu anggota yang terdiri dari orang yang berkaitan langsung dengan

lembaganya, sedangkan anggota ekstern yaitu anggota yang terdiri dari orang yang tidak berkaitan langsung dengan lembaganya”.

Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban yang harus dipatuhi sesuai dengan aturan yang berlaku di dalam perpustakaan tersebut.

b. Peminjaman

Dalam Buku Pengelolaan Perpustakaan yang diedit oleh Rahayuningsih (2007: 96) dinyatakan bahwa “Peminjaman adalah suatu proses pencatatan transaksi yang dilakukan oleh petugas perpustakaan dengan pengguna pada saat pengguna meminjam koleksi”.

Sedangkan dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004: 74) dinyatakan bahwa prosedur peminjaman bahan pustaka adalah sebagai berikut:

1. Pengguna menunjukan tanda pengenal sebagai anggota perpustakaan.

2. Petugas memeriksa tanda pengenal pengguna.

3. Pada perpustakaan yang menganut sistem tertutup, langkah ketiga berlangsung sebagai berikut:

a. Pengguna menyerahkan formulir permintaan peminjaman yang telah diisi

b. Petugas mencari bahan sesuai dengan data yang tertulis dalam

b. Petugas mencari bahan sesuai dengan data yang tertulis dalam

Dokumen terkait