• Tidak ada hasil yang ditemukan

lIPuTAN PERS PImPINAN KEmENPERIN

Penguatan IndustrI

2. Pameran Hari Pangan Sedunia

3.1.20 lIPuTAN PERS PImPINAN KEmENPERIN

Kegiatan Liputan pers di Kementerian Perindustrian dilaksanakan sebanyak 40 (empat puluh) kali dari Januari sampai dengan bulan Desember 2014. Kegiatan ini dilakukan dalam memberikan informasi kepada wartawan tentang suatu kebijakan atau capaian kinerja, atau menanggapi suatu isu agar tak berkembang ke arah negatif. Kegiatan liputan dilaukan dengan melibatkan wartawan untuk peliputan kegiatan-kegiatan Pimpinan yang memiliki potensi yang baik untuk menjadi isu nasional, maupun kegiatan-kegiatan prioritas yang dapat meningkatkan potensinya untuk lebih berkembang.

Liputan pers hingga akhir tahun 2014 telah dilakukann sebanyak 40 kali, yaitu:

1. Liputan Pers Pimpinan Kemenperin Dalam Rangka Pengukuhan Pengurus Asosiasi Rumput Laut indonesia (ASTRULi) di Kemenperin pada tanggal 28 Februari 2014,

2. Liputan Pers Pimpinan Kemenperin Dalam Rangka Pelantikan Pejabat Eselon i dan ii di Kemenperin pada tanggal 3 Maret 2014

3. Liputan Pers Kunjungan Menteri Perindustrian ke PT Dirgantara indonesia di Bandung pada tanggal 6-7 Maret 2014

4. Biaya Liputan Pers Pimpinan Kemenperin Dalam Rangka Launching Jejaring Laboratorium Pengujian Pangan indonesia (JLPPi) pada tanggal 12 Maret 2014

5. Liputan Pers Pimpinan Kemenperin dalam rangka Peresmian Gedung Pusat Kreatif Bali pada tanggal 20-21 Maret 2014

6. Liputan Pers Pelantikan Dirjen BiM Kemenperin di Kementerian Perindustrian pada tanggal 26 Maret 2014

7. Liputan Pers Rapat Koordinasi Antara Menperin dan Menkeu Membahas Tindak Lanjut Langkah-langkah Pengendalian impor dan Peningkatan Ekspor Produk industri pada tanggal 1 April 2014

8. Liputan Pers 6th indonesian international Cocoa Conference and Dinner 2014 di Bali pada tanggal 16-17 Mei 2014

9. Liputan Pers Seminar Nasoinal Teknnologi industri Hijau di Semarang

10. liputan pers Forum Komunikasi Pimpinan dengan instansi terkait di Bandung, pada tanggal 22-23 Mei 2014

11. Liputan Pers diskusi pertumbuhan industri di Bandung pada tanggal 24-25 Mei 2014 12. Liputan Pers peletakan batu pertama pembangunan pabrik baja khusus PT. Resteel

industry indonesia di Batam, pada tanggal 28-29 Mei 2014

13. liputan MoU pendirian dan pengembangan Akademi Komunitas antara Kemenperin dengan Kemendikbud di Kementerian Perindustrian, pada tanggal 27 Juni 2014

14. liputan pers Smartphone 4G pertama di indonesia di Batam, pada tanggal 5-6 Juli 2014 15. liputan kegiatan Buka Puasa bersama di Ruang Garuda Kemenperin, pada tanggal 7 Juli

2014

16. liputan pers Forum Komunikasi Menteri Perindustrian dengan Dunia Usaha dan instansi Terkait dalam rangka Safari Ramadhan 1435 H di Bandung, pada tanggal 18-19 Juli 2014 17. liputan pers Halal Bihalal Kementerian Perindustrian di Ruang Garuda, pada tanggal 6

Agustus 2014

18. liputan Launching Kapal Ferry RORO 5.000 GT “KMP LEGUNDi” di Surabaya, pada tanggal 11-12 Agustus 2014

19. liputan pers Penganugerahan tanda kehormatan Bintang Mahaputra Adipradana, pada tanggal 13 Agustus 2014.

20. Liputan Pers Forum Komunikasi Bakohumas di Discovery Kartika Plaza Kuta, Bali. tanggal 29-30 Agustus 2014

21. liputan Keynote Speech Wakil Menteri Perindustrian pada Marintec indonesia. Surabaya, tanggal 9-10 September 2014

22. Liputan Pers Penerimaan penghargaan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) di Jakarta, pada tanggal 12 September 2014

23. Liputan Wisuda dan Persemian Gedung ATK dan SMTi di Yogyakarta, pada tanggal 24-26 September 2014

24. Liputan Pers Test CAT Kemenperin, pada tanggal 7 Oktober 2014

25. Liputan Pers Diseminasi Hasil Litbang Terapan BBTPPi, pada tanggal 29-31 Oktober 2014 di Semarang

26. Liputan Pers Kunjungan Menperin ke Nusa Tenggara Timur, pada tanggal 14-16 Nopember 2014

27. Liputan pers kunjungan kerja Menperin ke Semarang dan Kudus pada tanggal 17-19 Nopember 2014

28. liputan pers pelaksanaan ujian Online CPNS Kemenperin pada tanggal 20 September 2014 29. Liputan Pers penyerahan penghargaan bidang industri 2014 pada tanggal 15 Oktober 2014 30. liputan pers pertandingan futsal dalam rangka pembukaan HUT KORPRi, pada tanggal 24

Nopember 2014

31. Liputan Pers Silaturahmi Menteri Perindustrian, Wamenperin dan staff Khusus dengan Dunia Usaha, pada tanggal 16 Oktober 2014

32. liputan pers kunjungan kerja Menperin ke Batam, pada tanggal 4 Desember 2014.

33. Liputan pers kunjungan Menperin ke Palu, pada tanggal 5 Desember 2014

34. Liputan pers kunjungan Menperin ke Gresik dan Lamongan, pada tanggal 10 Desember 2014

35. Liputan pers peresmian pabrik Honda di Karawang, pada tanggal 11 Desember 2014 36. Liputan Pers pembukaan Muktamar ke 4 Serikat Tani islam indonesia, pada tanggal 12

Desember 2014

37. liputan pers penyerahan anugrah keterbukaan informasi publik, pada tanggal 12 Desember 2014

38. liputan pers Kunjungan Menperin ke Family Gathering FORWiN Bogor, pada tanggal 12-13 Desember 2014

39. Liputan pers pertemuan Menperin dengan Kepala BKPM, pada tanggal 16 Desember 2014 40. liputan pers kunjungan Menperin ke STTT dan industri Tekstil di Bandung 19-20 Desember

2014

3.1.21 FoRum KomuNIKASI BAKoHumAS

Forum Komunikasi Bakohumas merupakan kegiatan yang digunakan sebagai wadah bagi pejabat kehumahasan instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah untuk menyosialisasikan isu dan kebijakan strategis di masing-masing instansi. Dengan demikian, Forum Komunikasi Bakohumas dapat dimanfaatkan oleh Kementerian Perindustrian sebagai media untuk menyosialisasikan program dan kebijakan strategis di sektor industri kepada Kementerian/Lembaga maupun Pemerintah Daerah dalam rangka penyelarasan dan memberikan pemahanan, maupun untuk memperoleh masukan terhadap isu dan kebijakan sektor industri melalui penyelenggaraan Forum Komunikasi Bakohumas.

Kegiatan Forum Komunikasi Bakohumas pertama kali pada tanggal 26 – 28 Maret 2014 di Yogyakarta, dengan jumlah peserta 80 orang. Tema yang diangkat yaitu “Sosialisasi Undang-Undang No. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian”. Narasumber yang hadir pada kegiatan tersebut yakni Staf Ahli Bidang Sumber Daya industri dan Teknologi Kemenperin dan Staf Ahli Bidang Sosial, Ekonomi dan Budaya Kemenkominfo.

Gambar 3.22

Pembukaan Forum Bakohumas 2014

Disahkannya Rancangan Undang-Undang tentang Perindustrian menjadi Undang-Undang oleh DPR Ri pada tanggal 19 Desember 2013 yang lalu dan telah ditandatangani oleh Presiden pada tanggal 15 Januari 2014 menjadi UU Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian diharapkan dapat menjadi landasan hukum yang kuat serta memberikan ruang yang lebih luas untuk peningkatan kinerja sektor industri dan lebih memberikan kepastian serta perlindungan hukum bagi pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat dalam pengembangan industri nasional.

UU Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian merupakan pengganti dari UU Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian yang pada kenyataannya sudah tidak sesuai lagi dengan perubahan paradigma pembangunan industri dewasa ini. Hal utama dalam penggantian UU ini dipengaruhi oleh perubahan lingkungan strategis baik yang bersifat internal maupun eksternal.

Dalam paparannya, Staf Ahli Bidang Sumber Daya industri dan Teknologi Kemenperin, ibu Dyah Winarni Poedjiwati menyampaikan substansi dari UU No. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian, antara lain:

1. Undang-Undang tentang Perindustrian yang baru diharapkan dapat menjadi instrumen pengaturan yang efektif dalam pembangunan industri nasional.

2. Untuk dapat diketahui bahwa UU tentang Perindustrian ini terdiri dari 17 Bab dan 125 Pasal yang mengatur beberapa ketentuan pokok, antara lain mengenai :

a. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Di Bidang Perindustrian;

b. Rencana induk Pembangunan industri Nasional (RiPiN);

c. industri Strategis;

d. Pemanfaatan Sumber Daya Alam;

e. Pembangunan Sumber Daya Manusia;

f. infrastruktur industri;

g. Standardisasi industri;

h. indakan Pengamanan industri; serta i. Fasilitas industri.

Ketentuan-ketentuan tersebut harus dijalankan dengan semangat dan paradigma baru, dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor industri nasional sebagai salah satu sektor utama penggerak ekonomi nasional. Ketentuan-ketentuan tersebut juga harus diimplementasikan secara konkret dalam berbagai program dan kegiatan prioritas Kementerian Perindustrian.

Sementara narasumber yang kedua yaitu Staf Ahli Bidang Sosial, Ekonomi dan Budaya Kementerian Komunikasi dan informatika, Bapak Djoko Agung Harijadi. Beliau berharap lahirnya UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian dapat menjadi landasan hukum yang baru dan kuat bagi para pengembang industri untuk mendapatkan kepastian berinvestasi di berbagai sektor industri. Selain itu, UU ini juga diharapkan dapat membangun industri berdaya saing yang tidak hanya mengandalkan landasan hukum tetapi juga dukungan berbagai macam infrastruktur dan pihak-pihak lain termasuk para Humas Pemerintah di dalamnya. Beliau juga menambahkan bahwa pengurus Bakohumas menyadari sinergitas dan koordinasi dalam komunikasi lintas sektor saat ini masih belum maksimal sehingga sudah seyogyanya seluruh humas pemerintah bekerjasama dalam penyebaran informasi pemerintah yang mendidik, mencerahkan, dan memberdayakan masyarakat.

Pada kesempatan ini, peserta Forum Komunikasi Bakohumas juga melakukan kunjungan ke unit kerja Kementerian Perindustrian, yakni Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) di Yogyakarta

dan Akademi Teknologi Kulit (ATK).

Forum Komunikasi Bakohumas kegiatan kedua dilaksanakan oleh Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perindustrian pada tanggal 29-31 Agustus 2014 di Denpasar, Bali dengan tema

“Rencana induk Pembangunan industri Nasional”. Rencana induk Pembangunan industri Nasional (RiPiN) merupakan salah satu dari Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) yang diamanatkan oleh undang-undang dari keseluruhan satu (1) Rancangan UU tentang Pembentukan Lembaga Pembiayaan Pembangunan industri, enam (6) Rancangan Peraturan Pemerintah, lima (5) Rancangan Peraturan Presiden, dan empat belas (14) Rancangan Peraturan Menteri.

Gambar 3.23

Narasumber dan Peserta pada Forum Bakohumas 2014

Sekjen Kemenperin memaparkan bahwa pada dasarnya kesepuluh industri prioritas dalam RiPiN akan dikembangkan oleh indonesia dengan menitikberatkan pada keunggulan SDA dan SDM yang dimiliki. Sebagai contoh, dalam industri otomotif, indonesia berfokus pada industri komponen mobil untuk meningkatkan TKDN mobil merek global yang diproduksi di indonesia.

Pertimbangan pembangunan industri tidak hanya berdasarkan potensi industri seperti SDA dan SDM yang dimiliki, tetapi juga faktor jarak sentra industri dengan sumber bahan baku. Contohnya, industri yang akan dikembangkan di Kalimantan dan Sulawesi dapat difokuskan untuk mineral tambang, sebaliknya industri hilir tidak disarankan untuk dibangun di kawasan timur karena harus berdekatan dengan konsumen langsung.

Sekjen Kemenperin menaruh harapan pada pemerintahan presiden terpilih yang akan datang untuk kesesuaian program-program kerja yang akan disusun dengan UU Perindustrian. Sekjen menilai saat ini terdapat banyak keterkaitan antara UU Perindustrian dengan program yang pernah dipaparkan, misalnya pengembangan iKM dalam negeri dan pengembangan transportasi laut maupun sumber daya laut. Diharapkan, program-program pemerintah yang akan datang bisa semakin bersinergi dengan rumusan dalam UU Perindustrian.

Selain sesi paparan dengan narasumber, kegiatan Forum Komunikasi Bakohumas kali ini juga mengadakan kunjungan ke sentra industri tekstil di Bali, yaitu industri tekstil Suka Pandawa, pabrik tekstil yang memproduksi pakaian bordir. Dalam kunjungan ini peserta berkesempatan

menyaksikan proses pembuatan sebuah produk tekstil yang awalnya hanya berupa gulungan kain menjadi pakaian jadi lengkap dengan bordiran khas Bali di dalamnya.

Gambar 3.24

Kunjungan Ke Sentra Industri Tekstil, Bali

3.1.22 FoRum KomuNIKASI mENTERI PERINDuSTRIAN DENGAN DuNIA uSAHA DAN INSTANSI TERKAIT

Pelaksanaan Forum Komunikasi Pimpinan Kementerian Perindustrian dengan Dunia Usaha dan instansi Terkait akan dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali selama periode tahun 2014. Kegiatan pertama dilaksanakan di Harris Convention Festival Citylink Bandung pada tanggal 22 Mei 2014 dengan mengangkat topik “UU Perindustrian dan Pentingnya Peraturan Pendukungnya”.

Narasumber yang hadir pada kegiatan ini yaitu Guru Besar iTB, Prof. Dradjad irianto selaku Tim Pokja Penyusunan UU Perindustrian, Staf Ahli Bidang Penguatan Struktur industri Kemenperin, Sony Maulana selaku Legal Drafter Penyusunan UU Perindustrian, Dirjen Minerba Kementerian ESDM, dan Tenaga Ahli Ditjen Bina Marga Kementerian PU. Kegiatan ini diresmikan langsung oleh Menteri Perindustrian, didampingi oleh Wakil Menteri Perindustrian, Wakil Gubernur Jawa Barat, para Pejabat Eselon i dan ii Kemenperin serta Kepala Dinas Terkait se-Provinsi Jawa Barat.

Peserta yang hadir adalah kalangan Ketua KADiN Jawa Barat, Pengurus APiNDO Jawa Barat, Asosiasi industri seperti ASMiNDO, GAiKiNDO, AMKRi, AiKi, APRiSiNDO, iNSA, GAPMMi, APi, Ketua dan Pengurus Forum Ekonomi Jabar serta perusahaan binaan Kementerian Perindustrian.

Dengan telah disahkannya Undang-Undang No. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian dan dalam rangka menjaring masukan dari berbagai pihak terkait dengan penyusunan Peraturan Pendukungnya, kegiatan ini bertujuan untuk menjaring masukan dari stakeholder industri sebagai bahan penyusunan Peraturan Pendukung Pelaksanaan UU No. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian.

Laporan TahunanPusat Komunikasi Publik 2014 64 Dengan telah disahkannya Undang-Undang No. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian dan

dalam rangka menjaring masukan dari berbagai pihak terkait dengan penyusunan Peraturan Pendukungnya, kegiatan ini bertujuan untuk menjaring masukan dari stakeholder industri sebagai bahan penyusunan Peraturan Pendukung Pelaksanaan UU No. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian.

Gambar 3.25

Keynote Speech dari Menteri Perindustrian MS Hidayat

Berkaitan dengan tema Forum Komunikasi kali ini, Menperin menyampaikan beberapa ketentuan pokok yang diatur dalam UU Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian yang harus menjadi perhatian kita bersama, antara lain mengenai:

(1) Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Di Bidang Perindustrian; (2) Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN); (3) Industri Strategis; (4) Pemanfaatan Sumber Daya Alam; (5) Pembangunan Sumber Daya Manusia; (6) Infrastruktur Industri; (7) Standardisasi Industri; (8) Tindakan Pengamanan Industri; serta (9) Fasilitas Industri.

Ketentuan-ketentuan tersebut harus dijalankan dengan semangat dan paradigma baru, dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor industri nasional sebagai salah satu sektor utama penggerak ekonomi nasional. Ketentuan-ketentuan tersebut juga harus diimplementasikan secara konkret dalam berbagai program dan kegiatan prioritas Kementerian Perindustrian.

Gambar 3.25

Keynote Speech dari menteri Perindustrian mS Hidayat

Berkaitan dengan tema Forum Komunikasi kali ini, Menperin menyampaikan beberapa ketentuan pokok yang diatur dalam UU Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian yang harus menjadi perhatian kita bersama, antara lain mengenai:

(1) Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Di Bidang Perindustrian; (2) Rencana induk Pembangunan industri Nasional (RiPiN); (3) industri Strategis; (4) Pemanfaatan Sumber Daya Alam; (5) Pembangunan Sumber Daya Manusia; (6) infrastruktur industri; (7) Standardisasi industri; (8) Tindakan Pengamanan industri; serta (9) Fasilitas industri. Ketentuan-ketentuan tersebut harus dijalankan dengan semangat dan paradigma baru, dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor industri nasional sebagai salah satu sektor utama penggerak ekonomi nasional. Ketentuan-ketentuan tersebut juga harus diimplementasikan secara konkret dalam berbagai program dan kegiatan prioritas Kementerian Perindustrian.

Pemerintah bersama-sama dengan seluruh pemangku kepentingan industri nasional memiliki tanggung jawab untuk menyusun berbagai peraturan perundangan sebagai ketentuan pendukung yang diamanatkan oleh UU tentang Perindustrian tersebut, berupa 1 (satu) UU tentang Pembentukan Lembaga Pembiayaan Pembangunan industri, 6 Peraturan Pemerintah, 5 (lima) Peraturan Presiden, serta 14 Peraturan Menteri.

Memasuki sesi pemaparan, Staf Ahli Bidang Penguatan Struktur industri Kemenperin, Achdiat Atmawinata menyampaikan mengenai UU Perindustrian secara umum. Ada beberapa hal yang disampaikan, diataranya mengenai latar belakang dibentuknya UU No. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi disusunnya UU Perindustrian ini seperti otonomi daerah, era globalisasi, dan liberalisasi ekonomi telah membawa perubahan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di tingkat nasional maupun internasional, serta perlunya pemanfaatan sumber daya alam secara optimal oleh industri

nasional guna penciptaan nilai tambah yang sebesar-besarnya di dalam negeri dan perlunya peningkatan peran dan keterlibatan Pemerintah secara langsung di dalam mendukung pengembangan industri nasional.

Selain itu, ada hal baru dari UU No. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian yang merupakan penyempurnaan dari UU No. 5 tahun 1984 tentang Perindustrian ini, yakni Rencana induk Pembangunan industri Nasional (RiPiN), Kebijakan industri Nasional (KiN) dan Rencana Kerja Pembangunan industri (RKPi).

Forum Komunikasi Kementerian Perindustrian dengan Dunia Usaha dan instansi Terkait kegiatan-2 kembali dilakukan di Bandung, Jawa Barat. Forum Komunikasi kali ini dilaksanakan pada tanggal 18 Juli 2014 di The Trans Luxury Hotel Bandung dalam rangka Safari Ramadan 1435 H dengan mengambil tema “Kilas Balik 2009-2014, Prospek dan Tantangan Pembangunan industri Jawa Barat ke Depan”.

Kegiatan Safari Ramadan di Bandung diawali dengan forum dialog yang dipandu oleh Suryopratomo sebagai moderator, serta dilanjutkan dengan buka puasa bersama oleh seluruh peserta. Dalam forum dialog, hadir sebagai narasumber yaitu Bapak Menteri Perindustrian; Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat, Deddy Mizwar; Ketua Umum KADiN Jawa Barat, Agung Suryamal;

dan Ketua Forum Ekonomi Jawa Barat, Jajat Priyatna Purwita.

Kegiatan ini dihadiri oleh ± 350 peserta, terdiri dari Pejabat Eselon i dan ii Kemenperin, Pengurus dan Anggota KADiN Provinsi Jawa Barat, Pengurus dan Anggota Forum Ekonomi Jawa Barat, asosiasi industri, perbankan kalangan dunia usaha dan Pejabat dinas terkait se-Provinsi Jawa Barat. Selain diskusi, dalam rangkaian acara forum tersebut juga diserahkan bingkisan idul Fitri serta Al-Quran kepada beberapa pondok pesantren di Jawa Barat. Dalam kegiatan tersebut disampaikan paparan mengenai:

a. Perkembangan industri di Jawa Barat, oleh Ketua KADiN Jawa Barat, Agung Suryamal; dan b. Tantangan industri di Jawa Barat, oleh Ketua Forum Ekonomi Jawa Barat, Jajat Priatna

Purwita.

Gambar 3.26

Pelaksanaan Safari Ramadhan menteri Perindustrian

Menteri Perindustrian juga menyampaikan bahwa Provinsi Jawa Barat memiliki keunggulan dan peran strategis baik dari sisi geografis maupun ekonomi. Dari sisi geografis, Provinsi Jawa Barat berdekatan dengan Provinsi DKi Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi nasional yang dapat dijadikan sebagai pasar, pusat keuangan dan permodalan, serta pengembangan teknologi. Dari sisi ekonomi, pada tahun 2012, Provinsi Jawa Barat merupakan penyumbang PDB nasional terbesar ketiga (14,07%), setelah Provinsi DKi Jakarta (16,40%) dan Jawa Timur (14,88%).

Di samping itu, Provinsi Jawa Barat mempunyai keunggulan Sumber Daya Manusia (SDM), dimana jumlah penduduk Jawa Barat adalah yang terbesar di indonesia sehingga merupakan potensi yang besar, baik sebagai faktor produksi maupun sebagai pasar yang sangat potensial.

Kualitas SDM cukup diandalkan, khususnya di tingkat pendidikan tinggi karena ditunjang oleh banyaknya perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta yang berkualitas di Jawa Barat.

Keunggulan-keunggulan tersebut harus terus dimanfaatkan dalam rangka mendorong pembangunan ekonomi di Jawa Barat.

Namun demikian, pembangunan ekonomi Jawa Barat selama ini masih belum merata dan terjadi disparitas pembangunan ekonomi antara wilayah Jawa Barat bagian selatan dengan Jawa Barat bagian utara. Di samping itu, masih dijumpai kendala dalam pembangunan ekonomi seperti aspek infrastrukur (jalan, lahan, pasokan listrik dan air bersih), serta aspek birokrasi yang masih menyebabkan high cost economy, misalnya terkait dengan perizinan.

Wakil Gubernur Jawa barat, Dedy Mizwar dalam sambutannya memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini yang diharapkan dapat menjadi pertukaran ide dan informasi antara dunia usaha dengan pemerintah guna mencari solusi dan terobosan untuk pengembangan industri ke depan. Beliau juga menambahkan bahwa sektor industri sangat strategis untuk pembangunan nasional, Jawa Barat sebagai provinsi terbesar untuk industri telah mengembangkan industri sesuai dengan keunggulan daerah. Saat ini fokus pengembangan industri diarahkan untuk menghasilkan tata ruang yang kondusif untuk investasi, sebagai upaya untuk menarik investor dengan berbagai kemudahan dan kenyamanan.

Kedepan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat memprioritaskan pengembangan industri sektor pertanian yang berasaskan ekonomi kerakyatan. Jawa Barat juga akan mengembangakan industri yang berbasis dari air, karena ke depannya air akan menjadi komoditas yang bernilai tinggi yang akan memberikan manfaat untuk generasi yang akan datang. informasi industri di Jawa Barat diharapkan dapat menjadi masukan untuk rencana invetasi di jawa Barat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat.

Momentum ini sangat strategis dilakukan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan dunia usaha untuk mendukung daya saing perekonomian Jawa Barat dan daya saing nasional secara umumnya. informasi yang diberikan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk rencana pembangunan industri untuk peningkata kesejahteraan rakyat Jawa Barat.

3.1.23 SEmINAR/SARASEHAN DENGAN PERGuRuAN TINGGI

Kegiatan Penyelenggaraan Seminar dengan Perguruan Tinggi sampai dengan bulan Juni 2014 telah dilaksanakan sebanyak 1 (satu) kali. Kegiatan ini dilakukan di Harris Conventions Festival Citylink Bandung, pada hari Jumat tanggal 23 Mei 2014. Kegiatan tersebut dihadiri oleh

Bapak Fauzi Aziz dan Kepala Sub Bagian Peraturan iklim industri Biro Hukum dan Organisasi Kemenperin, ikana Yossye A selaku wakil dari Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kemenperin yang berhalangan hadir.

Selaku tim teknis penyusunan UU Perindustrian sebagai narasumber, dengan memilih tema

“Sosialisasi Undang-Undang No.3 Tahun 2014 tentang Perindustrian”. Peserta yang hadir pada kegiatan ini berjumlah ± 200 orang, antara lain para Dosen dan Mahasiswa Fakultas Teknik industri iTB, Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran, Jurusan Teknik industri Universitas Telkom, dan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.

Kegiatan Seminar dengan Perguruan Tinggi kali ini dibuka oleh Kepala Pusat Komunikasi Publik, Bapak Hartono dengan moderator Plt. Kepala Bidang Hubungan Antar Lembaga, Bapak R. Janu Suryanto. Dalam sambutannya, Kapuskom menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah hadir dan ikut berpartisipasi dalam menyukseskan seminar pada hari itu karena melalui partisipasi mereka dalam melaksanakan program pengembangan industri secara bersinergi diharapkan dapat mengakselerasi pertumbuhan industri.

Kapuskom juga sedikit mengulas mengenai latar belakang disahkannya UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian sebagai pengganti dari UU Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian yang pada kenyataannya sudah tidak sesuai lagi dengan perubahan paradigma pembangunan industri saat ini, terutama dipengaruhi oleh perubahan lingkungan strategis, baik yang bersifat internal maupun eksternal.

Gambar 3.27

Pelaksanaan Seminar/Sarasehan dengan Perguruan Tinggi

Undang-Undang baru yang ditandatangani oleh Presiden pada tanggal 15 Januari 2014 menjadi UU Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, dan saat ini sedang dipercepat penyusunan Peraturan Pendukungnya. UU Perindustrian yang baru ini diharapkan dapat menjadi landasan

hukum yang kuat dan memberikan ruang yang lebih luas untuk peningkatan kinerja sektor industri, serta lebih memberikan kepastian dan perlindungan hukum bagi pemerintah, pelaku industri dan masyarakat dalam pengembangan industri nasional.

Di samping itu, UU Perindustrian juga untuk menjawab tantangan, kebutuhan, dan perkembangan kondisional dan situasional akibat perubahan lingkungan strategis agar dapat menjadi landasan hukum yang kuat bagi pengaturan, pembinaan, dan pengembangan industri nasional saat ini dan di masa mendatang.

3.1.24 DIAloG INDuSTRI

Kegiatan Dialog industri diselenggarakan pada tanggal 12 Desember 2014 di Ruang Rajawali lantai 2 Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta. Tema yang diangkat pada dialog kali ini yaitu “Produktivitas dan Nilai Tambah Agroindustri/Agribisnis Untuk Memperkuat Kedaulatan Pangan”. Narasumber pada kegiatan ini adalah Sekjen Kementerian Perindustrian, Bapak Ansari Bukhari, Ketua Umum Serikat Tani islam indonesia (STii), Bapak Noer Soetrisno dan Bapak Abdullah Puteh.

Gambar 3.28

Gambar 3.28

Dokumen terkait