• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.5 Literasi Informasi dalam Perpustakaan

Dunia perpustakaan Indonesia sebenarnya sudah lama mengenal dan melakukan aktivitas yang berkenaan dengan literasi informasi, meskipun dengan istilah yang berbeda.

Menurut Pendit (2008) literasi informasi dalam perpustakaan adalah sebagi berikut:

Pada perpustakaan, konsep literasi informasi bermula dari pendidikan pemakai di perpustakaan. Prinsip kegiatan yang ada dalam pendidikan pemaki sama dengan apa yang akan dikembangkan melalui program-program literasi informasi, yaitu mengembangkan kemampuan pengguna dalam menetapkan hakikat dan rentang informasi yang dibutuhkan, mengakses informasiyang dibutuhkan secara efektif dan efisien, mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis, menggunakan informasi untuk keperluan tertentu.

Perpustakaan perguruan tinggi pada umumnya membekali mahasiswa dengan literasi informasi yang berkaitan dengan kegiatan perpustakaan yaitu cara mengakses koleksi perpustakaan. Mahasiswa diarahkan memiliki kemampuan mengoperasikan komputer. Menurut Proboyekti (2008) keterampilan yang dapat diajarkan perpustakaan adalah sebagai berikut:

1.Orientasi perpustakaan: cara menggunakan koleksi dan memanfaatkan layanan perpustakaan.

2.Pengoperasian komputer dan internet.

3.Penelusuran artikel pada online database yang dilanggan.

4.Pemanfaatan layanan online kampus: email, forum mahasiswa, file transfer, e-class, dan sebagainya.

32 2.5.1 Keterampilan Perpustakaan

Perpustakaan hendaknya secara bijaksana dapat memformulasikan program pendidikan pemakai dengan perubahan yang terjadi dalam dunia informasi. Pendidikan pemakai pada perpustakaan semakin dibutuhkan peranannya karena untuk mempermudah dalam pemenuhan kebutuhan informasi, pengguna harus memiliki keterampilan perpustakaan. Hal tersebut dikemukakan oleh Chall seperti dikutip oleh Hasugian (2002,7) yaitu keterampilan perpustakaan diartikan sebagai salah satu keahlian, keterampilan atau kemampuan menggunakan perpustakaan. dengan demikian kemampuan yang dimiliki pengguna untuk dapat memanfaatkan fasilitas dan sejumlah koleksi yang disediakan dengan cara mengindentifikasi, mengakses, membandingkan dan mengevaluasi serta menerapkan informasi yang tersedia dalam berbagai format.

2.5.2 Penelusuran Informasi

Perkembangan teknologi informasi telah membawa kemudahan dalam melakukan penelusuran informasi. menurut Purwono (2008, 2), “penelusuran informasi adalah kegiatan menelusur kembali seluruh atau sebagian informasi yang pernah ditulis atau diterbitkan melalui sarana temu kembali informasi yang tersedia”. Dari pendapat tersebut, maka penelusuran informasi adalah kegiatan mencari kembali informasi mengenai suatu topik tertentu, baik dilakukan dengan cara manual dan melalui komputer.

33

Surachman (2007, 2) membedakan cara dan alat yang digunakan dalam penelusuran informasi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:

1. Penelusuran informasi konvensional adalah penelusuran yang dilakukan dengan dan melalui cara-cara konvensional/manual seperti menggunakan kartu katalog, kamus, ensiklopedi, bibliografi, indeks, dan sebagainya. Disebutkan bahwa penelusuran informasi konvensional merupakan satu jenis penelusuran yang memanfaatkan sumber-sumber informasi dan atau sumber-sumber penelusuran yang sifatnya konvensional atau offline. Penelusuran dilakukan dengan menggunakan berbagai media penelusuran seperti katalog tercetak, bibliografi, indeks atau kumpulan indeks, kumpulan abstrak, ensiklopedia atau kamus, dan media lain yang sifatnya manual atau dengan teknik-teknik klasik tanpa bantuan teknologi informasi/komputer. Pada penelusuran konvensional pengguna dan juga pustakawan atau petugas perpustakaan dituntut mampu memahami masing-masing fungsi sumber informasi atau sumber penelusuran serta karakteristiknya sehingga mampu menemukan informasi dengan benar, tepat dan akurat.

2. Penelusuran informasi digital adalah penelusuran yang dilakukan dengan dan melalui media digital atau elektronik seperti melalui OPAC (Online Public Access Catalog), Search Engine (di Internet), Database Online, Jurnal Elektronik, Reference Online, dan informasi lain yang tersedia secara elektronik/digital. Adapun penelusuran informasi digital atau elektronik, seperti disebutkan di atas merupakan satu metode penelusuran informasi yang menggunakan teknologi informasi dan komputer terutama untuk keperluan penelusuran koleksi atau sumber-sumber informasi yang berupa file elektronik atau digital. Sehingga pada penelusuran informasi digital atau elektronik ini, apa yang dicari dan alat yang digunakan untuk dicari pun sama-sama merupakan hasil dari sebuah pengembangan teknologi informasi dan komputer yang berupa digital atau elektronik Apapun alat dan cara yang digunakan pada proses penelusuran informasi sudah jelas adalah tujuannnya adalah untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. Perkembangan zaman menuntut para pustakawan atau penelusur mengetahui teknik penelusuran yang baik melalui media elektronik.

34

2.5.2.1 Penelusuran Menggunakan Sistem OPAC

Untuk memudahkan penelusuran koleksi perpustakaan, para pustakawan dan pekerja informasi membuat berbagai perkakas penelusuran. Perkakas yang paling utama dalam penelusuran koleksi suatu perpustakaan adalah katalog perpustakaan.

Menurut Horgan seperti yang dikutip oleh Hasugian (2000, 27) menyatakan bahwa “Suatu sistem temu balik informasi, dengan satu sisi masukan (input) yang menggabungkan pembuatan file cantuman dan indeks. Hal ini menghasilkan pangkalan data yang dapat ditelusur sebagai sisi keluaran (output) dari sistem”. OPAC menyediakan akses umum kepada file pangkalan data yang dimiliki perpustakaan. Melalui OPAC pengguna berinterkasi untuk memeriksa isi file yang ada.

Pendapat lain dikemukakan oleh Tedd seperti yang dikutip oleh Hasugian (2009, 154) menyatakan bahwa OPAC adalah:

Sistem katalog terpasang yang dapat diakses secara umum dan dapat dipakai pengguna untuk menelusur pangkalan data katalog, untuk memastikan apakah perpustakaan menyimpan kaya tertentu, untuk mendapatkan informasi tentang koleksinya dan jika sistem catalog dihubungkan dengan sistem sirkulasi, maka pengguna dapat mengetahui apakah bahan pustaka yang sedang dicari sedang tersedia di perpustakaan atau sedang dipinjam.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa OPAC merupakan sarana penyimpanan dan penelusuran informasi secara online yang memberikan informasi bagi pengguna perpustakaan. penelusuran melalui OPAC dapat diakses melalui beberapa titik penelusuran. Salah satunya adalah pengarang, judul, nomor kelas dan lain sebagainya.

35

OPAC sebagai salah satu sistem temu balik informasi teks di perpustakaan sebainya menyediakan berbagai fasilitas penelusuran. Menurut Chowdury seperti yang dikutip oleh Hasugian (2000) terdapat sejumlah fasilitas penelusuran yang umum tersedia yaitu sebagai berikut:

1.Boleean Query Formulation

Fasilitas penelusuran menggunakan operator boleean memperbolehkan pengguna untuk menggabungkan istilah penelusuran pada perintah penelusuran yang diberikan dengan memberlakukan kondisi tertentu. Merumuskan query dengan beberapa istilah dapat menggunakan operator bolean yang terdiri dari tiga kata konektor yaitu: AND, OR, dan NOT. Di bawah ini penjelasan terhadap operator tersebut, yaitu:

a. AND digunakan untuk menemukan semua cantuman dimana istilah penelusuran tersebut terdapat dalam cantuman yang sama. b. OR digunakan untuk menemukan semua cantuman dimana salh

satu dari istilah penelusuran terdapat.

c. NOT digunakan untuk mengesampingkan hasil penelusuran yang memiliki konsep berhubungan tetapi tidak dikehendaki.

2.Proximity Searching

Penelusuran kedekatan (Proximity Searching) adalah fitur yang biasa disediakan pada sistem temu balik teks, mencakup OPAC. Tujuan

penelusuran ini adlah untuk memperbaiki pertanyaan penelusuran dengan memperbolehkan penelusur menetapkan dalam hubungan kata-kata yang mana suatu istilah harus terdapat. Proximity Searching terdiri dari empat konek yaitu: Same (S), With (W), Adjacency (ADJ), dan Near (N).

3.Limiting Searches

Pangkalan data pada sistem temi balik teks terdiri dari sejumlah ruas (field) yang berbeda dan juga berisikan informas yang berbeda. Pengguna dalam merumuskan querynya harus dapat membatasi penelusuran pada satu atau lebih ruas tertendu. Dengan fasilitas penelusuran ini, pengguna dapat menetapkan bahwa istilah penelusuran akan dicari atau dilihat pada satu atau lebih ruas tertentu.

4.Truncation

Penelusuran dengan cara truncation (pemenggalan) dimaksudkan untuk memperbolehkan suatu penelusuran dipandu atau diarahkan untuk mendapatkan semua bentuk kata yang berbeda, akan tetapi mempunyai akar kata yang sama. Dengan menggunakan tanda atau symbol truncation (#. *, atau $), suatu kata atau istilah dipenggal atau dipotong pada posisi tertentu, misalnya di kiri, di kanan, atau pada keduanya.

36 5.String Searching

String searching adalah suatu teknik untuk menemukan satu karakter string yang melekat pada suatu istilah tertentu. Istilah-istilah yang mempunyai karakter string tersebut tidak tersimpan pada inverted file (yang yang terindeks), melainkan hanya tersimpan dalam sequential fle (file yang tersusun berdasarkan urutan pemasukan data). Penelusuran string tidak didasarkan pada inverted file, akan tetapi mengambil data langsung dari cantuman bibliografis dalam sequential file. Fasilitas string searching memperbolehkan pengguna menelusur istilah-istilah yang belum terindeks. Karena proses penelusuran string adalah mencocokkan karakter istilah penelusuran dengan karakter cantuman yang tersimpan pada simpanan (file) sequential yang belum terindeks, sehingga penelusuran ini sangat lambat, terutama untuk pangkalan data yang besar.

Adapun jenis penelusuran melalui sistem OPAC menurut Rowley seperti yang dikutip oleh Hasugian (2007, 74) adalah sebagai berikut:

1. Penelusuran dengan merawak (browse searching)

2. Penelusuran kata kunci (keyword searching) menggunakan sati atau lebih kata

3. Penelusuran frasa, dengan memasukkan frasa dalam kutipan, hal ini berguna untuk melokalisir frasa yang berisikan kata-kata yang tidak diindeks atau kata-kata umum.

4. Penelusuran indeks-silang, misalnya menelusur lebih dari satu indeks dalam pernyataan penelusuran tunggal.

5. Logika Boleean, didukung oleh AND, OR dan NOT.

OPAC dirancang sesederhana mungkin sehingga dapat digunakan dengan mudah, hal tersebut dilakukan agar para penelusur informasi dapat mendapatkan koleksi yang diinginkan dengan mudah. Menurut Siregar, A. Ridwan (2002) Penggunaan sistem penelusuran OPAC di perpustakaan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Penggunaan Operator Boolean

Dalam penelusuran, dapat menggunakan operator atau fungsi aljabar Boolean untuk mempersempit atau memperluas cakupan penelusuran, dengan menggabungkan dua atau lebih kata/istilah dalam satu ekspresi penelusuran. seperti contoh berikut:

Pemotongan Istilah (truncation)

Pemotongan kata/isitilah digunakan untuk memperluas cakupan penelusuran. Hal ini penting karena beberaapa kata/istilah yang

37

maksudnya hampir sama tetapi dituliskan dengan cara yang berbeda, seperti misalnya obstetric, obstetrical, obstetrics. Dengan mengetikkan: obstet$, ketiga kata/istilah tersebut sudah tercakup di dalamnya.

Penggunaan Kamus Istilah

Dalam database katalog tersedia kamus istilah (term dictionary) yang dapat digunakan untuk memeriksa istilah-istilah yang terdaftar di dalam file indeks dan selanjutnya melakukan penelusuran melalui istilah-istilah tersebut. Untuk menggunakannya, tekan tombol T untuk pilihan Display Term Dictionary pada menu penelusuran.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat dikatakan bahwa dalam melakukan penelusuran bahan pustaka menggunakan OPAC hendaknya para penelusur mengetahui cara penelusuran dengan baik, yaitu dengan menggunakan Boleean atau istilah yang lebih spesifik tentang bahan pustaka yang ingin dicari pada koleksi perpustakaan.

2.5.2.2 Penelusuran Menggunakan Mesin Pencari

Saat ini banyak sekali mesin pencari di internet, baik mesin pencari yang menyediakan jasanya secara gratis amupun dengan sistem pembayaran setiap kali penggunaan. Mesin pencari yang menyediakan jasanya secara gratis diantaranya adalah:

1. Google (google.com),

2. Alva Vista (www.alvavista.com), 3. Alltheweb (www.alltheweb.com), 4. Naver (www.naver.com),

5. AOL Search (www.search.aol.com), 6. Lycos (www.lycos.com), dan

38 7. MSN (www.msn.search.com).

Adapula beberapa mesin pencari yang biasanya digunakan untuk penelusuran informasi khusus (scientific articles), diantaranya:

1. PubMed

PubMed is a free search engine accessing primarily the MEDLINE

database of references and abstracts in life sciences and biomedial topics. PubMed comprises more then 24 million citations for biomedial literature from MEDLINE, life science journals, anf online books. Citations may include links to full-text content from PubMed Central and publisher web sites.

2. Google Scholar

Google Scholar is a freely accessible web search engine that indexes the full text of scholarly literature across an array of publishing formats and disciplines.. released in beta in November 2004, the Google Scholar index includes most peer-reviewed online journals of Europe and America’s largest scholarly publishers, plus scholarly books and other non-peer reviewed journals.

3. ERIC (Educatin Resources Information Center)

Citations from the educational literature including journals, books, currula, guides, conferences and meetings, reports, dissertations, andaudiovisual media. Some full-text available.

4. Microsoft Academic Search

Microsoft academic Search is a free public search angine for academic papers and literature, developed by Mocrosoft Research for the pupose of algorithms research in object-level vertical search, data mining, entity linking, and data visualization. The database consists of the bibliographic information (metadata) for academic papers publishing in journals, conference proceedings, and the citations between them as of February 2014, it has indexed over 39.9 million publications and 19.9 million authors.

(California Department of Public Health 2014).

Penelusuran artikel jurnal merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam kegiatan penelitian. Para peneliti ditantang untuk selalu mengetahui informasi baru yang berkaitan dengan penelitian dan profesinya. Sebagian besar informasi tersebut dimuat sebagai artikel dalam berbagai jurnal. Penelusuran

39

artikel jurnal elektronik dapat dilakukan dengan penelusuran database ilmiah, seperti artikel jurnal bidang kedokteran yang terdapat dalam database Medline.

Ajie (2008) menjelaskan bahwa secara umum tugas mesin pencari adalah Melakukan temu balik informasi yang sesuai dengan kata kunci (quey), kemudian mesin pencari mulai mencari pangkalan data (databases), situs web dan juga search angine lainnya yang berhubungan dengan kata pencarian, dan menyajikan dalam bentuk list (daftar hyperlink dari halaman dokumen-dokumenyang berhubungan dengan kata pencarian).

Dalam memanfaatkan layanan penelusuran yang ada, pengguna perlu mengetahui dengan baik cara mengakses layanan penelusuran tersebut agar memperoleh informasi yang relevan. Proses penelusuran sangat tergantung pada istilah penelusran yang dibangun.

40

Dokumen terkait