• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIK

C. Literasi Informasi

1. Pengertian Literasi Informasi

Literasi informasi merupakan kemampuan yang cukup penting bagi guru di tengah era digital saat ini. Guru yang gagap teknologi akan menurunkan derajat kredibilitasnya dihadapan para murid sehingga para murid cenderung bersikap underestimate. Seolah-olah guru adalah orang yang “dungu” di tengah era digital. Siswa lebih paham dan senang dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi sehingga guru harus mampu beradaptasi dengan keadaan tersebut.

Istilah literasi informasi mungkin masih jarang terdengar di masyarakat kita. Kata “literasi” masih belum didefinisikan artinya di Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan tahun 2006. Namun berita-berita pendidikan mulai sering menggunakan kata yang sepadan dengan literasi informasi, yaitu melek informasi (Gunawan, 2008: 1).

Menurut Atmanta (2005) dalam tulisannya di kompas, literasi dapat diartikan sebagai kemampuan membaca dan menulis atau melek aksara, dan artinya secara luas adalah melek teknologi, politik, berpikiran kritis, dan peka terhadap lingkungan sekitar. Secara luas informasi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh panca indera yang kemudian dapat membuat proses berpikir kita berjalan terus. Wujud informasi dalam arti ini dapat berupa apa saja, tidak hanya teks tertulis tapi juga gambar, benda, suasana, rasa, suara, bau, dan sebagainya. Jadi, literasi informasi adalah serangkaian

kemampuan untuk menyadari kebutuhan informasi dan kapan informasi diperlukan, mengidentifikasi dan menemukan lokasi informasi yang diperlukan, memanfaatkannya secara efektif, legal dan etis, serta mengomuikasikannya (Permanasari, 2007: 29).

Menurut Bundy dalam Hasugian (2009: 200) “Literasi informasi adalah seperangkat keterampilan yang diperlukan untuk mencari, menganalisis dan memanfaatkan informasi”.

Menurut Jesus Lau (2008: 19), literasi informasi sebagai seperangkat kemampuan yang dibutuhkan bagi setiap individu untuk membantu dalam berbagai aspek kehidupan baik pendidikan, kesehatan, hubungan bermasyarakat maupun pada saat bekerja.

Menurut Lasa HS (2009: 190) mendefinisikan bahwa literasi informasi disebut juga melek informasi. Seseorang yang melek informasi adalah yang bisa mengakses informasi secara efektif dan efisien, mampu mengevaluasi informasi secara kritis dan menggunakan informasi secara akurat dan kreatif.

Menurut Weber dan Johnston (2000: 35), literasi informasi adalah kemampuan mencari informasi, memilih sumber informasi secara cerdas, menilai dan memilah-milah sumber informasi, menggunakan serta menyajikan informasi secara etis.

Dari beberapa definisi para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa literasi informasi adalah kemampuan mencari, menganalisis,

dan mengidentifikasi suatu informasi kemudian mengomunikasikannya.

2. Tujuan Literasi Informasi

Menurut UNESCO (2005: 1) literasi informasi memampukan seseorang untuk menafsirkan informasi sebagai pengguna informasi dan menjadi penghasil informasi bagi dirinya sendiri. UNESCO juga mengatakan bahwa tujuan literasi informasi adalah memampukan seseorang agar mampu mengakses dan memperoleh informasi mengenai kesehatan, lingkungan, pendidikan, pekerjaan mereka, dan lain-lain, memandu mereka dalam membuat keputusan yang kritikal mengenai kehidupan mereka lebih bertanggungjawab terhadap kesehatan dan pendidikan mereka.

Literasi informasi dibutuhkan di era globalisasi informasi agar pengguna memiliki kemampuan untuk menggunakan informasi dan teknologi komunikasi dan aplikasinya untuk mengakses dan membuat informasi. Misalnya kemampuan dalam menggunakan alat penelusuran di internet.

3. Manfaat Literasi Informasi

Menurut Gunawan (2008: 3) literasi informasi bermanfaat dalam persaingan di era globalisasi informasi sehingga pintar saja tidak cukup tetapi yang utama adalah kemampuan dalam belajar terus menerus.

Berikut adalah manfaat literasi informasi menurut Adam (2009:1) yaitu:

a) Membantu mengambil keputusan

Literasi informasi membantu kita dalam mengambil keputusan untuk memecahkan masalah. Ketika orang tersebut memiliki informasi yang cukup maka orang tersebut dapat mengambil keputusan dengan tepat.

b) Menjadi manusia pembelajar di era ekonomi pengetaahuan

Dengan memiliki kemampuan literasi informasi maka semakin terbuka kesempatan untuk selalu melakukan pembelajaran sehingga dapat belajar secara mandiri.

c) Menciptakan pengetahuan baru

Seseorang yang memiliki kemampuan literasi informasi akan mampu memilih informasi mana yang benar dan mana yang salah. Sehingga tidak mudah percaya dengan informasi yang diperoleh dan dengan begitu akan muncul pengetahuan baru.

Menurut Hancock (2004: 1) manfaat literasi informasi adalah: a. Untuk Guru dan Pelajar

Pelajar dan guru akan dapat menguasai pelajaran mereka dalam proses belajar mengajar dan siswa tidak akan tergantung kepada guru karena dapat belajar secara mandiri dengan kemampuan literasi yang dimiliki. Hal ini dapat dilihat dari penampilan dan kegiatan mereka di lingkungan belajar. Mahasiswa yang literat juga akan berusaha belajar

mengenai berbagai sumber daya informasi dan cara penggunaan sumber-sumber informasi.

Patricia Breivik (1991) menyatakan agar literasi informasi menjadi bagian dalam pendidikan setiap siswa. Ia membuat satu catatan penting bahwa paling tidak guru-guru harus dapat menerapkan literasi informasi setiap kegiatan belajar mengajar dan kehidupan pribadinya sehingga dapat menjadi contoh bagi yang lain (Phil Candy, 1995: 65).

Menurut Boyer (1997: 87), memberdayakan peran informasi merupakan tujuan penting dari pendidikan. Ia menyatakan bahwa informasi merupakan sumber yang sangat berharga. Pendidikan harus dapat memberdayakan semua orang untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Di dunia pendidikan, dimana penelitian adalah salah satu tugas utama yang harus dijalankan, maka pengetahuan dan hasil penelitian sebelumnya menjadi kebutuhan dalam rujukan. Seorang peneliti akan mencurahkan segenap daya upaya untuk mengeksplor informasi yang terkait dengan proyek penelitiannya. Seberapa banyak dan luas pengetahuan itu diperoleh tergantung dari kemampuan mereka mencari, menelusur, menemukan, mengevaluasi informasi dari berjuta-juta sumber dan ragamnya. Dari apa yang diperolehnya (informasi tentang suatu pengetahuan) akan menghasilkan satu pengetahuan baru. Kualitas satu pengetahuan baru yang dihasilkan tergantung dari kualitas pengetahuan sebelumnya yang

diperoleh melalui literasi informasinya. Dari sini dapat dipahami bahwa pengetahuan tentang literasi informasi ini bukan hal yang sepele.

Mengutip dari hasil konklusi yang dibuat oleh Tim dari California State University (2001) bahwa kompetensi literasi informasi bermanfaat bagi kalangan perguruan tinggi karena:

a) menyediakan metode yang teruji untuk memandu sivitas akademika terutama dosen dan mahasiswa kepada sumber informasi yang terus berkembang.

b) mendukung usaha nasional untuk meningkatkan kualitas pendidikan. c) menyediakan perangkat tambahan untuk memperkuat isi perkuliahan. d) meningkatkan pembelajaran seumur hidup.

Dengan memastikan bahwa setiap individu memiliki kemampuan intelektual dalam berpikir secara kritis yang ditunjang dengan kompetensi informasi yang dimilikinya, maka individu dapat melakukan pembelajaran seumur hidup secara mandiri.

Sekarang ini kita menyadari bahwa disetiap lini kehidupan secara otomatis menghasilkan informasi. Semakin hari informasi tersebut akan semakin dirasakan perkembangan dan pertambahannya. Akibatnya akan memaksa setiap pengelola informasi untuk mengelola jutaan informasi tersebut menjadi sebuah arsip atau dokumen yang tertata, aman cepat ditemukan, mudah diakses yang bukan sekedar basis kertas, namun juga berbasis digital. Pengelolaan informasi semacam ini tentu membutuhkan sarana penelusuran praktis, cepat, dan tepat, meski ibarat

satu subyek, informasi tersebut harus ditemukan. Dari sinilah peran pengetahuan tentang literasi informasi sebagai jawaban atas permasalahan itu.

Salah satu peran tenaga pengajar adalah sebagai mediator pengetahuan. Sudah selayaknya, mereka memiliki kompetensi yang memadai agar dalam memediasi pengetahuan yang mendunia ini mampu mencapai hasil yang memuaskan sehingga mampu bersaing dalam kancah global nantinya (Boyer, 1997: 85).

4. Aspek Literasi Informasi

Aspek dari literasi informasi adalah merumuskan masalah, mengidentifikasi informasi yang diperlukan, menentukan sumber, memilih sumber terbaik, melokasikan sumber secara intelektual, dan fisik, menemukan informasi di dalam sumber tersebut, membaca dan mendengar informasi, mengekstrasi informasi yang relavan, mengorganisasikan informasi dari berbagai sumber, mempresentasikan Informasi tersebut, mengevluasi hasil, dan mengevaluasi proses (Gunawan, 2008: 4). Untuk mengukur tingkat literasi informasi guru dibutuhkan indikator-indikator mengenai literasi informasi. Menurut Doyle, dengan memiliki keterampilan literasi informasi maka seseorang individu mampu (Wijetunge, 2005: 33);

a) menentukan informasi yang akurat dan lengkap yang akan menjadi dasar dalam membuat keputusan.

c) memfokuskan kebutuhan informasi

d) mengidentifikasi sumber informasi potensial e) mengembangkan strategi penelusuran yang sukses

f) mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien g) mengevaluasi informasi

h) mengorganisasikan informasi

i) menggabungkan informasi yang dipilih menjadi dasar pengetahuan seseorang

j) menggunakan informasi secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu.

Dokumen terkait