• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN RELEVAN, KERANGKA

A. Deskripsi Teoritik

4. Literasi Sains

a. Pengertian Literasi Sains

Literasi sains berasal dari gabungan dua kata Latin, yaitu literatus, artinya ditandai dengan huruf, melek huruf, atau berpendidikan, dan kata scientia, yang artinya memiliki pengetahuan. Menurut Paul de Hart Hurt yang merupakan orang pertama kali yang menggunakan istilah literasi sains, mendefinisikan literasi sains sebagai tindakan memahami sains dan mengaplikasikannya bagi kebutuhan masyarakat.38

Sedangkan, menurut Organization for Economic Co-operation and Development (OECD)/PISA literasi sains (scientific literacy) adalah “Capacity to use scientific knowledge, to identify questions and to draw evidence-based conclusions in order to understand and help make decisions about the natural world and the changes made to it through

human activity”.39

Yaitu kapasitas untuk menggunakan pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan dan untuk menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti agar dapat memahami dan membantu membuat keputusan tentang dunia alami dan interaksi manusia dengan alam.

Menurut National Science Teacher Assosiation menyatakan bahwa orang yang memiliki literasi sains merupakan orang yang menggunakan

37

Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, Edisi 1, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), Cet. 1, h. 119-120.

38

Toharudin, op. cit., h. 1.

39

Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), The PISA 2003 Assesment Frame work-Mathematics, Reading, Science and Problem Solving Knowledge and Skills, 2003, h. 133, (http://www.oecd.org/edu/school/programmeforinternationalstudentassessmentpisa/33694881.pdf)

konsep sains, memiliki keterampilan proses sains untuk membuat keputusan dalam kehidupan sehari-hari jika berhubungan dengan orang lain dan lingkungannya dengan memahami interaksi antara sains, teknologi dan masyarakat, termasuk perkembangan sosial dan ekonomi.40 The American Association for the Advancement of Science, memberikan penjelasan mengenai literasi sains yaitu, menggunakan kebiasaan pikiran dan pengetahuan sains, matematika, dan teknologi yang mereka telah peroleh untuk memikirkan dan membuat banyak ide, klaim, dan peristiwa yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.41 Literasi sains menurut National Science Education Standards, yaitu pengetahuan dan pemahaman tentang konsep-konsep ilmiah dan proses yang diperlukan untuk pengambilan keputusan individu, partisipasi dalam urusan sipil dan budaya, dan produktivitas ekonomi.42

Literasi sains pun didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk memahami, mengkomunikasikan, dan menerapkan sains dalam memecahkan masalah sehingga menimbulkan sikap dan kepekaan yang tinggi pada diri dan lingkungannya dalam menentukan suatu keputusan dengan berdasarkan pertimbangan sains.43 James Conant menuliskan bahwa seseorang yang memiliki literasi sains adalah seseorang yang bisa berkomunikasi secara cerdas dengan seseorang yangmemajukan sains dan menerapkannya.44 Selain itu, literasi sains dapat pula diartikan sebagai kemampuan membaca dan menulis mengenai sains dan teknologi dan lebih sekedar dari kemampuan mengingat istilah-istilah dalam sains.45 Dengan hal tersebut, artinya pembelajaran sains harus memadukan unsur membaca, menulis, dan berkomunikasi agar siswa

40

Toharudin, loc. cit.

41

Kenneth P King, Technology, Science Teaching, and Literacy A Century of Growth, (New York: Kluwer Academic Publishers, 2002), h. 7.

42

Rowena Douglas, dkk., Linking Science & Literacy In The K-8 Classroom, (America: NSTA Press, 2006), h. 263.

43

Toharudin, op. cit., h. 8.

44

Morris H Shamos, The Myth of Scientific Literacy, (New Brunswick, New Jersey, United States of America, Rutgers University Press, 1995), h. 86.

45

dapat memahami sains dan akhirnya menerapkannya dalam kehidupan sehingga dapat memiliki literasi sains yang baik. Namun, perlu diingat bahwa bahasa sains tidak sama persis dengan bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Konsep literasi sains telah memainkan peran sentral dalam pendidikan sains. Pendidik dan reformis kurikulum setuju bahwa literasi sains harus merupakan salah satu hasil penting yang diperoleh dari sekolah.46 Pada dasarnya, literasi sains terdiri dari dua kompetensi utama. Pertama, kompetensi belajar sepanjang hayat, meliputi membekali peserta didik untuk belajar pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kedua, kompetensi dalam menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dengan tujuan dapat memenuhi kebutuhan hidup yang dipengaruhi oleh perkembangan sains dan teknologi.47

Dari beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa literasi sains adalah segala kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang melibatkan proses ilmiah dan berdasarkan pada bukti-bukti dalam upaya memahami sains sehingga akhirnya dapat diaplikasikan bagi kebutuhan masyarakat terhadap peristiwa yang dihadapi dalam kehidupan.

Dalam pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan literasi sains, siswa belajar dengan baik melalui pengalaman nyata yang dialaminya. Mereka membutuhkan sebuah pengalaman sebelum mereka siap untuk membaca atau mendiskusikan sebuah konsep yang mendasari. Dengan melakukan penyelidikan, siswa belajar bagaimana untuk melakukan pengamatan, mengajukan pertanyaan, merencanakan penyelidikan, menggunakan alat untuk mengumpulkan informasi, membuat prediksi, mengusulkan penjelasan, mengkomunikasikan hasil,

46

Wolf-Michael Roth, Angela Calabrese Barton, Rethinking Scientific Literacy, (New York, RoutledgeFalmer, 2004), h. 21-22.

47

dan merefleksikan proses yang mereka gunakan.48 Menurut Michelle Verna literasi sains dalam kegiatan kelas terbukti ketika siswa bekerja bersama untuk membentuk pertanyaan dan menentukan jawaban dengan menggunakan berbagai keterampilan penelitian. Ini melibatkan siswa membaca dengan pemahaman dan mengikutsertakan dalam dialog tentang isu sains tertentu. Dengan cara ini, siswa dapat mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk mendorong penyelidikan mereka dalam cara yang bermakna. Literasi sains berlangsung ketika siswa meminta setiap pertanyaan lain, ketika mereka merenungkan dan menanggapi ide-ide dan menemukan bukti untuk menggambarkan pengetahuan sains, fakta-fakta dan informasi. Mereka menggunakan keterampilanya untuk meneliti dan membuat keputusan tentang ide-ide ilmiah. Mereka kemudian mempertanyakan dan merefleksikan ketika menerapkan informasi untuk isu-isu sosial saat ini. Siswa pun perlu untuk mengembangkan keterampilan matematika yang mereka butuhkan untuk menafsirkan data tentang isu-isu sains yang berhubungan dalam masyarakat.49 Selain itu, Michelle Verna mengungkapkan bahwa berdasarkan pengalamannya dalam pembelajaran, literasi sains merupakan hasil dari belajar dan untuk menerapkan literasi sains meliputi hal sebagai berikut:

1) Menyadari bahwa sains ada di sekitar kita;

2) Mengidentifikasi lebih awal isu-isu sains secara bermakna; 3) Mendorong keterlibatan siswa;

4) Peletakan fondasi yang kuat untuk inkuiri siswa; dan, 5) Pembelajaran berpusat pada siswa

Dalam mengembangkan literasi sains siswa kita harus berkonsentrasi pada kualitas pemahaman dibandingkan kuantitas informasi yang

48

Center for Science, Mathematics, and Engineering Education, Every Child A Scientist Achieving Scientific Literacy for All, (Washington DC: National Academy Press, 1998), h. 10.

49

John Loughran, Kathy Smith, Amanda Berry, Scientific Literacy Under the Microscope A Whole School Approach to Science Teaching and Learning, (Rotterdam: Sense Publishers, 2011), h. 67.

disajikan. Hal ini dapat terlihat dalam penyelidikan mereka dalam masalah ilmiah dan ketika siswa yang mengendalikan pembelajaran, pemahaman mereka nyata ditingkatkan.50

Selain pendapat menurut Michelle Verna, ada pula pandangan menurut Tracy Adam yang mengungkapkan bahwa dalam prakteknya literasi sains berarti bahwa seorang siswa dapat mengajukan pertanyaan dan menemukan jawaban atas pertanyaan yang berasal dari rasa ingin tahu tentang sains dalam pengalaman sehari-hari mereka. Siswa pun dapat menggambarkan dan menjelaskan temuan mereka serta mampu untuk berargumen berdasarkan bukti dan menerapkan kesimpulan dari argumen tersebut.51 Maksud dari kedua pendapat ahli tersebut sebenarnya tidak jauh berbeda, yaitu untuk mengembangkan kemampuan literasi sains siswa dalam pembelajaran siswa harus mandiri dalam mencari jawaban atas pertanyaan yang timbul dari rasa ingin tahu tentang sains dalam kehidupan sehari-hari melalui suatu penyelidikan agar diperoleh bukti-bukti, sehingga didapat suatu kesimpulan dan dapat diterapkan dalam kehidupan.

b. Dimensi Literasi Sains

Dokumen terkait