• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran berbasis masalah perlu diterapkan dalam proses pembelajaran kimia karena dapat memberikan pengaruh posistif terhadap kompetensi sains siswa yang merupakan salah satu bagian dari literasi sains. 2. Pembelajaran berbasis masalah pada penelitian selanjutnya disarankan digunakan untuk mengukur kompetensi sains dalam bahasan kimia lainnya. 3. Bagi peneliti berikutnya agar dapat menerapkan pembelajaran berbasis

masalah untuk mengukur literasi sains siswa pada dimensi lainnya, yaitu dimensi konten, konteks atau sikap ataupun keseluruhan dimensi tersebut dalam materi pembelajaran yang sama ataupun materi pembelajaran lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Adjie, Trie Seno Adjie, “Penerapan Metode Science Literacy Circles (SLC) untuk Meningkatkan Literasi Sains dan Mengembangkan Karakter Siswa SMP”, Skripsipada Pendidikan Fisika UPI Bandung: 2012. tidak dipublikasikan. Akinoglu, Orhan and Ruhan Ozkardes Tandogan. The Effects of Problem-Based

Active Learning in Science Education on Students’ Academic Achievement, Attitude and Concept Learning. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education. 3. No. 1, 2007.

Ali, L. U. AliI. W. Suastra, dan A. A. I. A. R. Sudiatmika. Pengelolaan Pembelajaran IPA Ditinjau dari Hakikat Sains pada SMP di Kabupaten Lombok Timur. Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. 3, 2013.

Amir, M. Taufiq. Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning. Edisi 1. Jakarta: Kencana Prenada Media, Cet. 2, 2009.

Arends, Richard I. Learning toTeach. New York: McGraw-Hill, 2007.

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi 2. Jakarta: Bumi Akasara, 2012.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Astika, Urip., dkk., Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Sikap Ilmiah Dan Keterampilan Berpikir Kritis. Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA. 3, 2013. Brady, James E. Kimia Universitas Asas & Struktur. Edisi 5. Jilid 1. Jakarta:

Binarupa Aksara, 1999.

Brickman, Peggy., dkk., Effect of Inquiry-based Learning on Students’ Science Literacy Skills and Confidence. International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning. 3. No. 2, 2009.

Center for Science, Mathematics, and Engineering Education. Every Child A Scientist Achieving Scientific Literacy for All. Washington DC: National Academy Press, 1998.

Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan & Kebudayaan dan Rineka Cipta, Cet. 3, 2006.

Dogra, S. K. Kimia Fisik dan Soal-soal. Jakarta:UI-Press, Cet. 1, 1990.

Douglas, Rowena., dkk.,Linking Science & Literacy In The K-8 Classroom. America: NSTA Press, 2006.

Fatimah, Is. Kinetika Kimia. Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu, Cet. 1, 2013.

Husamah dan Yanur Setyaningrum. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi. Malang: Prestasi Pustakaraya, 2013.

Keenan, Charles W., dkk., Ilmu Kimia untuk Universitas. Edisi 6. Jilid 1. Jakarta: Erlangga, 1984.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Dokumen Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud, 2012.

Khusnayain, Arina, “Pengaruh Skill Argumentasi menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap Literasi Sains Siswa SMP”, Skripsi pada Pendidikan Fisika Universitas Lampung: 2013. tidak dipublikasikan

King, Kenneth P. Technology, Science Teaching, and Literacy A Century of Growth. New York: Kluwer Academic Publishers, 2002.

Kurnia, Feni., dkk., Analisis Bahan Ajar Fisika SMA Kelas XI di Kecamatan Indralaya Utara Berdasarkan Kategori Literasi Sains. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika. 1 No. 1, 2014.

Loughran, John., dkk., Scientific Literacy Under the Microscope A Whole School Approach to Science Teaching and Learning. Rotterdam: Sense Publishers, 2011.

Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). “Measuring Student Knowledge and Skills The PISA 2000 Assessment of Reading,

Mathematical and Scientific

Literacy”.http://www.oecd.org/education/school/programmeforinternational studentassessmentpisa/3369279.

Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). “The PISA 2003 Assesment Frame work-Mathematics, Reading, Science and Problem

http://www.oecd.org/edu/school/programmeforinternationalstudentassessme ntpisa/33694881.pdf, 2 Januari 2014.

Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). “Assessinng

Scientific, Reading and Mathematical Literacy”,

http://www.oecd.org/edu/school/assessingscientificreadingandmathematicall iteracyaframeworkforpisa2006.html.

Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). “PISA 2006 Science Competencies for Tomorrow’s World. Volume 1: Analysis”. http://www.nbbmuseum.be/doc/seminar2010/nl/bibliografie/opleiding/analy sis.pdf, 23 Oktober 2014.

Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). “PISA 2009 Results: What Students Know and Can Do Student Performance In reading,

Mathematics and Science.

Vol.1”.http://www.oecd.org/pisa/pisaproducts/48852548.pdf, 17 Desember 2013.

Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). “PISA 2012 Results in Focus What 15-year-olds Know and That They Can Do With What They Know”. http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-overview.pdf, 3 Februari 2014.

Petrucci, Ralph H. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.Edisi 4. Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 1985.

Petrucci, Ralph H., dkk.,Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern. Edisi 9. Jilid 1. Jakarta: Erlangga, 2011.

Purba, Michael. Kimia 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga, 2006.

Pusat Kurikulum Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Depdiknas, 2007.

Putra, Sitiatava Rizema. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta: DIVA Press, Cet. 1, 2013.

Riduwan dan Sunarto.Pengantar Statistikauntuk PenelitianPendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, danBisnis.Bandung: Alfabeta, Cet. 6, 2013.

Roth, Wolf Michael dan Angela Calabrese Barton. Rethinking Scientific Literacy. New York: RoutledgeFalmer, 2004.

Rusman. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Edisi 2. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Cet. 5, 2012.

Sadia, I Wayan. Model Pembelajaran yang Efektif untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis (Suatu Persepsi Guru). Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA. No. 2, 2008.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Edisi 1. Jakarta: Kencana Prenada Media, Cet. 8, 2006.

Sastrohamidjojo, Hardjono. Kimia Dasar. Edisi 2. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2010.

Shamos, Morris H. The Myth of Scientific Literacy. New Brunswick, New Jersey, United States of America: Rutgers University Press, 1995.

Sofyan, Ahmad., dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.

Solihat, Lilih, “Analisis Penggunaan Pendekatan Chemie Im Kontext (CHik) Terhadap Kemampuan Literasi Sains Siswa pada Dimensi Konten Sains”, Skripsi pada Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2012. tidak dipublikasikan.

Sriyani, “Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) pada Pokok Bahasan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi”, Skripsipada Pendidikan Kimia UPI Bandung: 2010. tidak dipublikasikan.

Sudjana. Metoda Statistika. Edisi 6. Bandung: Tarsito, Cet. 6, 2001.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D. Bandung: Alfabeta, Cet. 11, 2010.

Suharsini, Maria dan Dyah Saptarini. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca Exact, 2007.

Sujarweni, V. Wiratna dan Poly Endrayanto. Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.

Sukmadinata, Nana Syaodih dan Erliana Syaodih. Kurikulum & Pembelajaran Kompetensi.Bandung: Refika Aditama, Cet. 1, 2012.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. 7, 2011.

Suyanti, Retno Dwi. Strategi Pembelajaran Kimia. Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu, Cet. 1, 2010.

Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. 4, 2013.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. 15, 2010.

Toharudin, Uus., dkk., Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Bandung: Humaniora, Cet. 1, 2011.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. “BAB I Pasal”,

.http://www.dikti.go.id/files/atur/UU20-2003Sisdiknas.pdf, 16 April 2014.

Usman, Husaini dan R. Purnomo Setiady Akbar. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara, 2010.

Wahyanti, Mega,”Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Meningkatkan Hasil Belajar dan Literasi Sains”,Skripsi pada Pendidikan Fisika UPI Bandung: 2012. tidak dipublikasikan.

Wulandari, Anita, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Literasi Sains Siswa SD Kelas V Pada Materi Kegiatan Manusia yang Mengubah Permukaan Bumi”, Skripsi pada Pendidikan Guru Sekolah Dasar Bandung: 2013. tidak dipublikasikan.

Zulfiani., dkk., Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, Cet. 1, 2009.

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(Kelas Eksperimen)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/1

Materi Pokok : Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

Alokasi Waktu : 2 X 45 menit

Pertemuan ke- : 1 (satu)

Kompetensi Inti :

1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, sertamenerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuaidengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar :

3.7 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan.

4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi

Indikator :

1. Merancang percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi 2. Melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

3. Menyimpulkanhasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi 4. Menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

5. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan

I. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mempelajari KD ini, diharapkan:

1. Siswa dapat merancang percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi 2. Siswa dapat melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

3. Siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

4. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi 5. Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan

data hasil percobaan

II. Materi Ajar

Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi dalam satuan waktu. Untuk lebih memahami laju reaksi, dapat memperhatikan contoh reaksi berikut:

A + B → C

Zat A dan zat B merupakan pereaksi (reaktan) dan telah ada saat permulaan, sedangkan zat C merupakan hasil reaksi (produk) dan belum ada saat permulaan. Saat zat A dan B bereaksi, zat C terbentuk. Saat reaksi berlangsung, jumlah zat A dan B semakin lama akan semakin berkurang dan jumlah zat C semakin lama akan semakin bertambah. Adapun rumusan laju reaksi untuk zat C adalah sebagai berikut:

[ ]

keterangan: v = Laju reaksi

[C] = Perubahan konsentrasi zat C t = Perubahan waktu

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

a.Konsentrasi

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi ialah konsentrasi. Konsentrasi zat berkaitan dengan jumlah partikel zat. Semakin besar konsentrasi zat maka jumlah partikel akan semakin banyak sehingga semakin sering bertumbukan karena ruang gerakannya semakin sempit. Oleh karena itu, semakin sering terjadi

tumbukan maka laju reaksinya pun akan semakin cepat. Dengan demikian, artinya bahwa laju reaksi sebanding dengan konsentrasi.

Dalam kehidupan sehari-hari, salah satu contohnya berhubungan dengan gambar seperti diatas. Ketika kita sakit, pasti kita akan berobat ke dokter dan mendapatkan obat sesuai dengan keluhan yang kita rasakan. Obat yang diberikan pun dosis atau kadarnya tidak selalu sama. Ketika dosisnya lebih tinggi maka efek yang dirasakan oleh tubuh akan lebih cepat terjadi dan sebaliknya ketika dosisnya lebih rendah maka efek yang dirasakan oleh tubuh pun akan lebih lama terjadi. Hal tersebut dikarenakan ketika dosisnya lebih tinggi maka obat akan lebih cepat bereaksi di dalam tubuh dibandingkan ketika dosisnya lebih rendah maka obat akan lebih lama bereaksi di dalam tubuh.

b. Suhu

Suhu mempengaruhi laju reaksi. Pembuktian tersebut dapat dilihat pada gambar disamping. Ketika ibu kalian membuat tapai ketan, mengapa harus ditutup rapat dengan daun? Nah, hal ini berhubungan dengan suhu yang berperan dalam proses pembuatan tapi ketan tersebut. Ketika tapai dibungkus rapat

maka suhunya pun akan lebih optimum dibandingkan ketika tapai tidak dibungkus rapat. Ketika suhu lebih optimum maka tapai ketan pun akan lebih cepat jadi. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa suhu berpengaruh terhadap laju dari suatu reaksi.

III. Metode dan Model Pembelajaran

1. Metode : Eksperimen

2. Model : Pembelajaran Berbasis Masalah

IV. Skenario Pembelajaran Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (Pendahuluan)

Kegiatan Pembelajaran

Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa.

Memeriksa kehadiran siswa.

Mengarahkan pembentukan kelompok dan membagikan LKS kepada setiap kelompok

Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

Memberikan apersepsi kepada siswa - Menanyakan kepada siswa lebih

cepat mana membuat tapai dengan membungkusnya rapat atau dengan membiarkan terbuka tanpa

terbungkus?

Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih terpacu dalam belajar - Selain contoh diatas sebutkan reaksi

lainnya yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari - Apakah semua reaksi dapat

berlangsung dengan waktu yang sama?

Menjawab salam yang diberikan oleh guru.

Membentuk kelompok dan menerima LKS yang akan digunakan secara berkelompok

Mendengarkan penjelasan tujuan pembelajaran yang dipaparkan oleh guru

Memberikan respon terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru

Menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan oleh guru

10 menit

2. Kegiatan Inti

Kegiatan Pembelajaran Indikator

kompetensi sains Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Fase 1: Orientasi siswa pada masalah

Menyajikan masalah dalam bentuk wacana pada LKS mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju

Membaca wacana mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi pada LKS secara

Mengidentifikasi isu ilmiah

reaksi

Memberikan instruksi kepada siswa untuk mempelajari wacana yang disajikan dalam LKS

Memberikan arahan kepada siswa untuk mengaitkan masalah yang disajikan pada LKS dengan percobaan yang akan dilakukan

Meminta siswa untuk menjawab pertanyaan berdasarkan wacana yang disajikan sebelum melakukan percobaan

Membimbing siswa untuk menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan

Mengarahkan siswa untuk mempelajari rancangan percobaan mengenai faktor konsentrasi dan suhu terhadap laju reaksi

Mengarahkan siswa untuk melakukan percobaan mengenai faktor konsentrasi dan suhu terhadap laju reaksi

Membimbing siswa dalam melakukan percobaan

berkelompok

Mempelajari wacana pada LKS untuk lebih memahami masalah yang diberikan

Mempelajari hubungan antara masalah yang disajikan dengan percobaan yang akan dilakukan secara berkelompok

Mencari jawaban secara berkelompok dalam mengerjakan

pertanyaan pengantar sebelum melakukan percobaan

Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan mengenai faktor konsentrasi dan suhu terhadap laju reaksi

Mempelajari rancangan percobaan mengenai faktor konsentrasi dan suhu terhadap laju reaksi

Menuliskan langkah percobaan yang akan dilakukan secara berkelompok

Melakukan percobaan mengenai faktor konsentrasi dan suhu terhadap laju reaksi

Mengamati dan mencatat hasil percobaan yang telah dilakukan Mengidentifikasi isu ilmiah Mengidentifikasi isu ilmiah Menjelaskan fenomena ilmiah 15 menit 30 menit

Fase 2: Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Fase 3: Membimbing investigasi individual dan kelompok

Memberikan arahan kepada siswa untuk mengolah data hasil percobaan yang telah didapat

Mengarahkan siswa untuk mendapatkan kesimpulan dari hasil pengolahan data percobaan mengenai faktor konsentrasi dan suhu terhadap laju reaksi

Memberi perintah kepada siswa untuk membuat laporan sederhana hasil percobaan dengan terperinci dan rapi

Memberi perintah kepada perwakilan kelompok untuk melakukan presentasi

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberi penjelasan tambahan, tanggapan, masukan maupun sanggahan baik dari kelompok penyaji maupun kelompok lain terkait laporan sederhana yang telah dipresentasikan

Memberikan evaluasi terhadap segala masukan dan pendapat siswaserta memberikan penegasan terhadap hasil akhir percobaan yang telah dipresentasikan

Memberikan arahan

Mengolah data hasil percobaan secara berkelompok Mendiskusikan hasil pengolahan data percobaan dengan mengaitkan pada literatur yang ada

Menentukan kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data percobaan. Membuat laporan sederhana hasil percobaan secara berkelompok Perwakilan kelompok mempresentasikan laporan sederhana hasil percobaan yang telah dibuat

Memberikan tambahan, tanggapan, masukan, maupun sanggahan untuk terkait laporan sederhana yang telah dipresentasikan

Memberikan respon terhadap evaluasi yang dilakukan oleh guru dan memperhatikan

penegasan terhadap hasil akhir percobaan yang telah dipresentasikan

Mengerjakan soal yang

Menggunakan bukti ilmiah Menggunakan bukti ilmiah 10 menit 10 menit

Fase 4:Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya

Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

kepada siswa untuk mengerjakan soal yang berkaitan dengan percobaaan yang telah dilakukan pada LKS

disajikan di LKS secara berkelompok

3. Kegiatan Akhir (Penutup)

Kegiatan Pembelajaran

Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan

memberikan tugas untuk membuat hasil percobaan yang telah dipresentasikan oleh masing-masing kelompok dalam bentuk laporan

Menutup kegiatan pembelajaran dengan

berdoa dan mengucapkan hamdallah.

Memberi salam.

Memperhatikan tugas yang diberikan oleh guru.

Berdoa bersama, membaca hamdallah

Menjawab salam

5 menit

V. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Gelas ukur 10 mL g. Stopwatch n. Kawat kasa b. Gelas kimia 50 mL h. Penjepit kayu o. Kaca arloji c. Gelas kimia 1 L i. Kaki tiga p. Neraca d. Termometer j. Pembakar spirtus q. Balon

e. Pipet tetes k.Tabung reaksi r. Kertas tanda X f. Spatula l. Rak tabung reaksi

2. Bahan

a. CaCO3 c. Larutan HCl 2 M e. Larutan Na2S2O3

b. Larutan HCl 1 M d. Larutan HCl 3 M f. Akuades

VI. Bahan dan SumberBelajar

1. Bahan Belajar

a. LKS praktikum

2. Sumber Belajar

a. Maria Suharsini dan Dyah Saptarini. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca Exact. 2007

b. Is Fatimah. Kinetika Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013

c. Hardjono Sastrohamidjojo. Kimia DasarEdisi kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2010

VII. Penilaian

1. Teknik penilaian:

a. Tes tertulis (penyelesaian soal essay)

No. Nama Aspek yang dinilai

Pretest Posttest 1. 2. 3. 4. 5. dst Nilai maksimum : 100 Nilai = x 10 b. Penyusunan Laporan

Aspek yang dinilai Skor 1-10

Judul dan tujuan Maks.1

Dasar teori Maks.2

Alat dan bahan Maks.1

Langkah percobaan Maks.2

Data hasil pengamatan dan pembahasan

Maks.3

Kesimpulan Maks.1

Nilai: Skor x 10

2. Instrumen penelitian

a. Soal essay kompetensi sains siswa

Tangerang, November 2014

Mengetahui,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/1

Materi Pokok : Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

Alokasi Waktu : 2 X 45menit

Pertemuan ke- : 2 (dua)

Kompetensi Inti :

1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar :

3.7 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan.

4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi

Indikator :

1. Merancang percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi 2. Melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

3. Menyimpulkanhasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi 4. Menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

5. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan

I. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mempelajari KD ini, diharapkan:

1. Siswa dapat merancang percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi 2. Siswa dapat melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

3. Siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

5. Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan

II. Materi Ajar

Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi dalam satuan waktu. Untuk lebih memahami laju reaksi, dapat memperhatikan contoh reaksi berikut:

A + B → C

Zat A dan zat B merupakan pereaksi (reaktan) dan telah ada saat permulaan, sedangkan zat C merupakan hasil reaksi (produk) dan belum ada saat permulaan. Saat zat A dan B bereaksi, zat C terbentuk. Saat reaksi berlangsung, jumlah zat A dan B semakin lama akan semakin berkurang dan jumlah zat C semakin lama akan semakin bertambah. Adapun rumusan laju reaksi untuk zat C adalah sebagai berikut:

[ ]

keterangan: v = Laju reaksi

[C] = Perubahan konsentrasi zat C t = Perubahan waktu

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

a.Luas permukaan zat

Apabila luas permukaan zat makin besar, luas permukaan bidang sentuh akan semakin besar. Jika luas permukaan bidang sentuh semakin besar maka kemampuan bersentuhan pun akan semakin besar yang menyebabkan tumbukan semakin sering terjadi. Artinya laju reaksi pun berlangsung semakin cepat. Memperbesar luas permukaan zat dapat dilakukan dengan memperhalus zat tersebut.

Dalam kehidupan sehari-hari hal tersebut terjadi misalnya ketika kita sakit. Saat diberi obat oleh dokter, kadang kala kita diberi obat tablet, serbuk, maupun sirup. Efek yang dirasakan oleh tubuh pun akan berbeda-beda ntara bentuk obat

tersebut. Biasanya obat dalam bentuk sirup efeknya akan lebih cepat dirasakan oleh

Dokumen terkait