• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada umumnya, perdebatan mengenai suatu data hasil pengujian difokuskan pada pengambilan sampel yang telah dilakukan. Sehubungan dengan itu, apabila lokasi dan titik pengambilan sampel dinyatakan tidak representatif, data hasil pengujiaanya pun tidak dapat menggambarkan kualitas lingkungan sesungguhnya. Karena itu, penentuan lokasi dan titik pengambilan memiliki arti penting.

2.4.1. Penentuan lokasi dan titik pengambilan sampel air limbah

Air limbah atau limbah cair industri adalah limbah yang dihasilkan pada setiap tahap produksi yang berupa air sisa, air bekas proses produksi, atau air bekas pencucian peralatan industri. Sesuai dengan undang-undang lingkungan hidup, air limbah industri harus dipantau pada waktu tertentu. Data yang diperoleh dari lokasi pemantauan dan titik pengambilan harus dapat menggambarkan kualitas air limbah yang akan disalurkan ke perairan penerima.

Pemilihan lokasi dan titik pengambilan sampel air limbah bertujuan:

a. Mengetahui efisiensi proses produksi. Caranya, sampel diambil dari bak

kontrol air limbah sebelum masuk ke pipa atau saluran gabungan yang menuju ke instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Pengambilan sampel di lokasi itu dilakukan apabila suatu industri menghasilkan berbagai jenis produk dengan proses produksi dan karakteristik limbah yang berbeda.

Semakin kecil konsentrasi air limbah dan beban pencemaran, efisiensi produksi semakin tinggi dan begitu juga sebaliknya.

b. Mengevaluasi efisiensi IPAL. Dalam hal ini sampel diambil pada titik

masuk (inlet) dan keluar (outlet) IPAL dengan memperhatikan waktu

retensi. Sampel harus diambil pada waktu proses industri berjalan normal.

c. Mengendalikan pencemaran air. Untuk itu sampel diambil pada:

1. Titik perairan penerima sebelum air limbah masuk ke badan air.

Pengambilan itu untuk mengetahui kualitas perairan sebelum dipengaruhi oleh air limbah.

2. Titik akhir saluran pembuangan limbah (outlet) sebelum air limbah

disalurkan ke perairan penerima. Sampel diambil di situ untuk mengetahui kualitas effluent. Apabila dari hasil pengujiannya melebihi nilai baku mutu lingkungan dapat disimpulkan bahwa industri terkait melanggar hukum.

3. Titik perairan penerima setelah air limbah masuk ke badan air, namun

sebelum menerima air limbah lainnya. Pengambilan tersebut untuk mengetahui kontribusi air limbah terhadap kualitas perairan penerima. (Hadi.2007)

2.5. Amoniak

Zat anti koagulan yang satu ini termasuk banyak digunakan. Apabila segala sesuatunya dilakukan dengan benar dan cermat maka hasil yang didapat dengan menggunakan amoniak akan memuaskan. Lateks yang akan diolah menjadi crepe hendaknya tidak diberi amoniak secara berlebihan karena berpengaruh terhadap warna crepe yang jadi nantinya. Dosis omoniak yang dipakai untuk mencegah terjadinya prakoagulasi adalah 5-10 mL larutan amoniak 2,5% untuk setiapliter lateks. Misalkan amoniak yang digunakan

berkadar 20% maka jumlah amoniak yang dibutuhkan adalah 0,6-1,2 mL. Bila dengan dosis seperti ini prakoagulasi belum bisa dicegah, dosisnya dapat dinaikkan 2 kali lipat atau menggunakan larutan amoniak yang berkadar 5%. (Tim penulis PS.2013)

Amoniak NH3, merupakan senyawa nitrogen yang menjadi NH4+ pada pH

rendah dan disebut amonium; amoniak sendiri berada dalam keadaan tereduksi (-3) Amoniak dalam air permukaan berasal dari air seni dan tinja, juga dari oksidasi

zat organis ( HaObCcNd ) secara mikrobiologis, yang berasal dari air alam atau air

buangan industri dan penduduk, sesuai reaksi sebagai berikut:

HaObCcNd + ( c + 4 - 2 - 3 4 d ) O2 c CO2 + ( 2 - 3 2 d ) H2O + d NH3

Zat organis bakteri

Dapat dikatakan bahwa amoniak berada di mana-mana, dari kadar beberapa air

buangan. Air tanah hanya mengandung sedikit NH3, karena NH3 dapat menempel

pada butir-butir tanah liat selama infiltrasi air kedalam tanah dan sulit terlepas dari butir-butir tanah liat tersebut. Kadar amoniak yang tinggi pada amoniak yang

tinggi pada air sungai selalu menunjukkan adanya pencemaran. Rasa NH3 kurang

enak, sehingga kadar NH3 harus rendah, pada air minum kadarnya hars nol dan

pada air sungai harus dibawah 0,5 mg/l. (Alaert.1986)

Amoniak (NH3) dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam air. Ion

amonium adalah bertuk transisi dari amonia. Amoniak banyak digunakan dalam proses produksi urea, industri bahan kimia (asam nitrat, amonium fosfat, amonium nitrat, dan amonium sulfat), serta industri bubur kertas dan kertas (pulp dan paper). Sumber amonia diperairan adalah pemecahan nitrogen organik (protein dan urea) dan nitrogen anorganik yang terdapat didalam tanah dan air,

yang berasal dari dekomposisi bahan organik (tumbuhan dan biota akuatik yang telah mati) oleh mikroba dan jamur. Proses ini dikenal dengan istilah amonifikasi, ditunjukkan dalam persamaan reaksi:

N organik + O2 NH3-N + O2 NO2-N + O2 NO3-N

Amonifikasi nitrifikasi

Reduksi nitrat (denitrifikasi) oleh aktifitas mikroba pada kondisi anaerob, yang merupakan proses yang biasa terjadi pada pengolahan limbah, juga

menghasilkan gas amoniak dan gas-gas lain, misalnya N2O, NO2, NO, dan N2.

Tinja dari biota akuatik yang merupakan limbah aktivitas metabolisme juga banyak mengeluarkan amoniak. Sumber amoniak yang lain adalah reduksi gas nitrogen yang berasal dari proses difusi udara atmosfer, limbah industri, dan domestik. Amoniak yang terdapat dalam mineral masuk kebadan air melalui erosi tanah. Diperairan alami, pada suhu dan tekanan normal amoniak berada dalam bentuk gas dan membentuk kesetimbangan dengan gas amonium. Kesetimbangan antara gas amonia dan gas amonium ditunjukkan dalam persamaan reaksi

NH3 + H2O NH4+ + OH

-Selain terdapat dalam bentuk gas, amonia membentuk kompleks dengan beberapa ion logam. Amoniak juga dapat terserap kedalam bahan-bahan tersuspensi dan koloid sehingga mengendap didasar perairan. Amoniak diperairan dapat menghilang melalui proses volatilisasi karena tekanan parsial amoniak dalam larutan meningkat dengan semakin meningkatnya pH. Hilangnya amoniak keatmosfer juga dapat meningkat dengan meningkatnya kecepatan angin dan

Aminiak bebas tidak dapat terionisasi, sedangkan amonium (NH4+) dapat terionisasi. (Efendi.2003)

Analisa air limbah berurusan dengan lima kelompok nitrogen yang berbeda-beda yaitu amoniak bebas, amoniak albuminoida, nitrogen organik, nitrat dan nitrit. Hubungan-hubungan yang timbul diantara berbagai bentuk campuran nitrogen dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam alam pada umumnya digambarkan dengan diagram siklus nitrogen yang terkenal. Di dalam air limbah kebanyakan dari nitrogen itu pada dasarnya terdapat dalam bentuk organik atau nitrogen protein dan amoniak. Setingkat demi setingkat nitrogen organik itu dirubah menjadi nitrogen amoniak, dan dalam kondisi-kondisi aerobik, oksidasi dari amoniak menjadi nitrit dan nitrat terjadi sesuai waktunya. Penentuan-penentuan dari pada nitrogen dibuat untuk mengendalikan tingkat pemurnian yang tercapai dalam proses-proses pembenahan biologis, nitrifikasi yang menunjukkan tingkat keseimbangan selokan yang tinggi.

2.5.1. Amoniak Bebas

Amoniak ini disebut juga nitrogen amoniak, dihasilkan dari pembusukan secara bakterial zat-zat organik. Air limbah yang masih baru (segar) secara relatif berkadar amoniak bebas rendah dan berkadar nitrogen organik tinggi. Nitrogen amoniak berkurang kadarnya ketika air limbah dibenahi sedangkan keseimbangannya tercapai.

2.5.2. Amoniak Albuminoida

Amoniak albuminoida dianggap sebagai suatu ukuran bagi nitrogen organik yang mudah membusuk dan terdapat dalam air limbah. Ia hanya mewakili sebagian dari

pada seluruh nitrogen organik pada zat mana amoniak albuminoida itu mempunyai hubungan-hubungan yang dapat berlain-lainan. Dalam air limbah yang kasar, nitrogen albuminoida itu pada umumnya berjumlah kira-kira setengah dari pada seluruh jumlah nitrogen organik. (Mahida.1981)

Dokumen terkait