BAB III METODE PENELITIAN
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Universitas Muhammadiyah Makassar. Jalan Sultan Alauddin No. 259, Keluraha Gunung Sari, Kecamatan Rappocini, kota Makassar, Sulawesi Selatan Kode Pos 90221. Untuk memperolah data dan informasi yang dibutuhkan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, maka data dapat diakses disitus resmi Bursa efek Indonesia www.idx.co.id. Waktu yang digunakan dalam melakukan penelitian ini selama tiga bulan yaitu sejak bulan Juli-September 2021.
C. Definisi Operasional Variabel Dan Pengukuran 1. Definisi operasional variabel
Sugiyono, (2014) menyatakan bahwa variabel adalah atribut atau sifat nilai, organisasi, objek, atau aktivitas yang memiliki perubahan tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini antara lain variabel
dependen (variabel terikat) terdiri atas arus kas di masa mendatang dan variabel independen (variabel bebas) terdiri atas laba kotor, laba operasi dan laba bersih.
a. Variabel dependen (terikat)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau yang menjadi akibat adanya variabel independen.
Menurut Kieso et. al, (2016) arus kas adalah laporan utama yang melaporkan penerimaan kas, pembayaran tunai dan perubahan bersih yang dihasilkan dari aktivitas operasi, investasi dan keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Pada variabel ini di logaritmakan dengan tujuan untuk menyederhanakan data. Rumus yang digunakan untuk menghitung arus kas di masa depan:
b. Variabel independen (bebas) 1. Laba kotor (X1)
Menurut Kasmir (2012:303) laba kotor adalah laba yang didapatkan sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang menjadi beban perusahaan. cara menghitung laba kotor dapat dirumuskan sebagai berikut:
Arus Kas Mendatang = Kenaikan (penurunan) kas dan setara kas + saldo awal tahun
Laba kotor = penjualan bersih – harga pokok penjualan
2. Laba operasi (X2)
Menurut Kasmir (2012:304) laba operasi merupakan sebagai hasil pengurangan dari laba kotor dengan biaya operasional. Laba operasi digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dari kegiatan bisnis utamanya. Rumus laba operasi adalah:
3. Laba bersih (X3)
Menurut Kasmir (2012:303) laba bersih adalah laba yan dikurangi dengan biaya-biaya yang menjadi beban perusahaan selama satu periode tertentu termasuk pajak. rumus yang digunakan untuk mengukur laba bersih yaitu:
2. Pengukuran variabel
Tabel 3.1 Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Indikator Skala
Laba kotor (X1)
Laba kotor adalah laba yang diperoleh
sebelum dikurangi biaya-biaya yang
menjadi beban perusahaan. (Kasmir,
2012)
Rasio Laba kotor = penjualan bersih –
harga pokok penjualan Laba operasi = laba kotor – beban operasi
Laba bersih = laba kotor – laba operasi – beban pajak
Laba
D. Populasi Dan Sampel 1. Populasi
Populasi merupakan suatu wilayah yang digeneralisasi atas objek-objek yang memiliki kualitas dan karakteristik yang peneliti terapkan untuk dipelajari dan dibuatkan suatu kesimpulan..
Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2020 dengan jumlah populasi 202 perusahaan di semua sektor perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Laba operasi = laba kotor – biaya operasi
Laba bersih = laba kotor – laba operasi – beban pajak
Arus kas mendatang = kenaikan (penuruanan) kas dan setara kas +
saldo kas awal tahun
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karaktristik yang dimiliki oleh populasi. Adapun metode pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu pemilihan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014). Adapun kriteria yang ditetapkan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2016-2020.
b. Mengungkapkan dan menyajikan secara lengkap data yang dibutuhkan dalam penelitian selama periode 2016-2020.
c. Perusahaan manufaktur yang tidak megalami kerugian selama periode 2016-2020. (Alifatur dan Noor, 2019)
d. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangannya dalam mata uang rupiah.
Tabel 3.2 Kriteria Perusahaan
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020
202
2
Perusahaan manufaktur yang tidak menyajikan secara lengkap data yang dibutuhkan periode 2016-2020
(45)
3 Perusahaan manufaktur yang mengalami kerugian periode 2016-2020
(62)
4 Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang rupiah di laporan keuangan
(28)
Jumlah sampel 67
Dari total perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2016-2020 terdapat 67 perusahaan yang dapat dijadikan sampel.
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
No Kode Saham Nama Perusahaan Sub Sektor Industri 1 INTP Indocement Tunggal Prakarsa
tbk Semen
2 SMBR Semen Baturaja (Persero) Tbk Semen
3 SMGR Semen Indonesia Tbk Semen
4 WTON Wijaya Karya Beton Tbk Semen
5 ARNA Arwana Citramulia Tbk Keramik, Porselen, dan Kaca 6 MARK Mark Dynamics Indonesia Tbk Keramik, Porselen,
dan kaca 7 MLIA Mulia Industrindo Tbk Keramik, porselen,
dan Kaca 8 ALKA Alaska Industrindo Tbk Keramik, porselen,
dan Kaca 9 INAI Indal Aluminium Industry Tbk Logam & Sejenisnya 10 ISSP Steel Pipe Industry o
Indonesia Tbk Logam & Sejenisnya
11 AGII Aneka Gas Industri Tbk Kimia
12 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk Kimia
13 EKAD Ekadharma Internasional Tbk Kimia 14 INCI Intanwijaya Internasional Tbk Kimia
15 SRSN Indo Acidatama Tbk Kimia
16 AKPI Argha karya Prima Industry
Tbk Plastik & Kemasan 17 IGAR Champion Pratama Industri tbk Plastik & Kemasan 18 IMPC Impack Pratama Industri Tbk Plastik & Kemasan 19 TALF Tunas Alfin Tbk Plastik & Kemasan 20 TRST Trias Sentosa Tbk Plastik & Kemasanta 21 CPIN Chareon Pokphand Indonesia
Tbk Pekan Ternak
22 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk Pekan Ternak 23 ALDO Alkindo Naratama Tbk Bubur Kertas & Kertas 24 FASW Fajar Surya Wisesa Bubur Kertas & Kertas 25 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk Bubur Kertas & kertas
26 SPMA Suparma Tbk Bubur Kertas & Kertas
27 AMIN Ateliers Mecaniques
D’Indonesie Tbk Mesin & Alat Berat 28 ASII Astra International Tbk Otomotif & Komponen
29 INDS Indospring Tbk Otomotif & Komponen
30 SMSM Selamat Sempurna Tbk Otomotif & komponen
31 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk Kabel
32 JECC Jembo Cable Company Tbk Kabel
33 KBLM Kabelindo Murni Tbk Kabel
34 SCCO Suoreme cable Manufacturing
& Commerce Kabel
35 VOKS Voksel Electric Tbk Kabel
36 JSKY Sky energy Indonesia Tbk Elektronika 37 ADES Akasha Wira International Tbk Makanan & Minuman 38 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk Makanan & Minuman 39 CAMP Campina Ice Cream Industry
Tbk Makanan & Minuman 40 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Makanan & Minuman 41 CLEO Sariguna Primatirta Tbk Makanan & Minuman 42 DLTA Delta Djakarta Tbk Makanan & Minuman 43 ICBP Indofood CBP Sukses makmur
tbk Makanan & Minuman 44 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk Makanan & Minuman 45 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk Makanan & Minuman
46 MYOR Mayora Indah Tbk Makanan & Minuman
47 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk Makanan & Minuman
48 SKBM Sekar Bumi Tbk Makanan & Minuman
49 STTP Siantar Top Tbk Makanan & Minuman
50 TBLA Tunas Baru lampung Tbk Makanan & Minuman 51 ULTJ Ultra jaya Milk Industry &
Trading Company Tbk Makanan & Minuman
52 GGRM Gudang Garam Tbk Rokok
53 HMSP H.M. Sampoerna Tbk Rokok
54 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk Rokok
55 DVLA Daryna-Varia Laboratoria Tbk Farmasi
56 KAEF Kimia Farma Tbk Farmasi
57 KLBF Kalbe Farma Tbk Farmasi
58 MERK Meck Tbk Farmasi
59 PEHA Phapros Tbk Farmasi
60 PYFA Pyridam farma Tbk Farmasi
61 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma
Tbk Farmasi
62 SIDO Industri Jamu dan Farmasi
sido Muncul Tbk Farmasi
63 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk Farmasi
64 KINO Kino Indonesia Tbk Kosmetik & Keperluan Rumah Tangga 65 UNVR Unilever Indonesia tbk Kosmetik & Keperluan
Rumah Tangga 66 CINT Chitose Internasional Tbk Peralatan Rumah
Tangga
67 HRTA Hartadinata Abadi Tbk Lainnya
E. Jenis dan Sumber data 1. Jenis data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah sekunder, berupa data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020 yang diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
2. Sumber data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. data yang dimaksud adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek Indonesia periode 2016-2020.
F. Teknik Pengumpula Data
Teknik pengumpulan data merupakan terpenting dalam melaukan penelitian karena tujuan utama dari penelitian ini adalah memperoleh data (Sugiyono, 2014:401). Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik dokumentasi yaitu Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang diperoleh melalui situs web resmi Bursa Efek Indonesia di www.idx.co.id.
G. Teknik Analisis Data
Sesuai dengan tujuan dan hipotesis penelitian, analisis data ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (variabel bebas) dalam mempengaruhi variabel dependen (variabel terikat).
Pada penelitian ini data diolah dengan menggunakan alat olah data statistik yaitu EVIEWS.
Analisis dalam penelitian ini menggunakan data panel yang merupakan gabungan antara data deret waktu (time series) dan data deret lintang (cross section).
Analisis regresi dilakukan dengan melihat pengaruh variabel laba kotor, laba operasi dan laba bersih terhadap arus kas di masa mendatang.
Maka pada penelitian ini, analisis regresi yang digunakan denganmetode analisis regresi data panel dengan persamaan sebagai berikut:
Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + εit Keterangan:
Yit = Arus kas masa mendatang
β0 = Konstanta
X1it = Laba kotor X2it = Laba Operasi X3it = Laba bersih
β1...β3 = koefisien variabel independen i = cross section
t = time series
untuk mengistemasikan koefisien-koefisien data panel , program EVIEWS menyediakan beberapa teknik yaitu:
1. Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan sebuah pengujian yang memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),
standar deviasi, maksimum, minimum dan lain-lain dari masing-masing variable yang digunakan pada penelitian ini.
2. Metode estimasi model regresi
Menurut Widarjono (2007:251) untuk mengistemasikan parameter model dengan data panel, terdapat tiga model yang digunakan:
a) Model common effect
Model common effect merupakan teknik sederhana yang digunakan untuk mengistemasikan data panel dengan mengkombinasikan cross section dan times square sebagai satu kesatuan tanpa melihat adanya perbedaan waktu dan individu Pendekatan yang dipakai pada model ini adalah metode Ordinary Least Square (OLS). Berdasarkan asumsi ini maka model CEM dinyatakan sebagai berikut:
Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + εit b) Model fixed effect
Model fixed effect merupakan teknik yang menggunakan variabel dummy untuk mengetahui perbedaan karakter antara objek penelitian. Agar dapat membedakan satu objek dengan objek lainnya maka digunakan variabel semu. Sehigga model ini sering juga disebut dengan least square dummy variabels (LSDV).
Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + β3D1i + εit
c) Model random effect
Model rancom effect merupakan teknik mengistemasikan data panel, dimana variabel gangguan memungkinkan akan saling
berhubungan antar individu dan waktu. Perbedaan antar individu dan waktu diakomodasikan lewat error. Dengan adanya korelasi antar variabel gangguan maka metode OLS tidak dapat digunakan maka model random effect menggunakan metode Generalized Least Square (GLS).
Yit = β0 + µi + β1X1it + β2X2it + β3X3it + εit 3. Pemilihan model regresi
Terdapat tiga jenis uji untuk memilih teknis estimasi data panel yaitu uji Chow (uji statistik F), uji hausman, dan uji lagrange multiplier (Widarjono, 2007:258).
1) Uji chow, bertujuan untuk menguji atau menentukan model fixed effect atau common effect yang paling tepat digunakan untuk mengistimasi data panel. Pengambilan keputusan jika:
a. Nilai prob. F < batas kritis, maka H0 ditolak atau model fixed effect yang terpilih dari pada model common effect
b. Nilai prob. F > batas kritis, maka H0 diterima atau model Common effect yang terpilih dari pada model fixed effect.
2) Uji hausman, bertujuan untuk menguji atau menentukan model fixed effect atau random effect yang paling tepat digunakan untuk mengistimasi data panel. Pengambilan keputusan jika:
a. Nilai chi squares hitung > chi squares tabel atau nilai profitabilitas chi squares < taraf signifikasi, maka H0 ditolak atau model fixed effect yang terpilih dari pada model random effect.
b. Nilai chi squares hitung < chi squares tabel atau nilai profitabilitas chi squares > taraf signifikasi, maka H0 diterima atau model random effect yang terpilih dari pada model fixed effect.
3) Uji lagrange multiplier, bertujuan untuk menguji atau menentukan model random effect atau common effect yang paling tepat digunakan.
Pengambilan keputusan jika:
a. nilai p value < batas kritis, maka H0 ditolak atau model random effect yang terpilih dari pada model common effect.
b. nilai p value > batas kritis, maka H0 diterima atau model common effect yang ter[ilih dari pada model random effect.
4. Uji asumsi klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Uji asumsi klasik terdiri atas uji normalitas, uji autokorelasi. Uji heteroskedastisitas dan uji multikoliniaritas.
a. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel dalam model regresi panel berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan menggunakan uji jarque bera dengan menggunakan ukuran skewness dan kurtosis. Menurut Widarjono (2007:54) Pedoman yang akan digunakan dalam pengambilan kesimpulan adalah sebagai berikut:
a) Jika nilai chi squares hitung < chi squares tabel atau probabilitas jarque bera > taraf signifikan, H0 diterima atau berdistribusi normal.
b) Jika nilai chi square hitung > chi square tabel atau probabilitas jarque bera < taraf signifikan, maka H0 di tolak atau tidak berdistribusi normal.
b. Uji multikoliniaritas
Uji multikoliniaritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Untuk mendeteksi multikoliniaritas dapat menggunakan metode korelasi berpasangan. Metode ini lebih bermanfaat karena dapat mendeteksi secara rinci variabel bebas apa saja yang memiliki korelasi kuat. Menurut Widarjono (2007:114). pengambiilan keputusan untuk metode korelasi berpasangan dilakukan jika:
a. Nilai korelasi masing-masing variabel bebas < 0,85, H0 diterima, atau tdak terjadi multikolinieritas.
b. Nilai korelasi masing-masing variabel bebas > 0,85 maka H0 ditolak atau terjadi multikolinieritas.
c. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antar faktor pengganggu yang satu dengan yang lainnya.
Metode untuk mendeteksi autokorelasi yaitu grafik, langrange multiplier, durbin-waston dan run. Data autokorelasi pada data panel dapat menggunakan uji Durbin-Watson untuk mendeteksi autokorelasi di Eviews. Penentuan pengambilan keputusan autokorelasi sebagai berikut:
1. Jika d < dl, maka terdapat autokorelasi positif 2. Jika d > (4-dl), maka terjadi autokorelasi negatif
3. Jika du < d < (4-dl), maka tidak terdapat autokorelasi 4. Jika dl < d < du atau (4-du), maka tidak dapat disimpulkan d. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah tedapat ketidaksamaan dari residual satu pengamatan ke residual pengamatan lain dalam model regresi. Metode white dapat digunakan sebagai metode alternatif untuk mendeteksi heteroskedastisitas. Metode ini juga dapat digunakan dengan cross terms maupun tanpa adanya cross terms. Menurut Widarjono (2007:141) pengambilan keputusan white dilakukan jika:
a. Nilai chi squares hitung < chi squares tabel atau probabilitas chi squares > taraf signifikansi, maka H0 diterima atau tdak terdapat heteroskedastisitas.
b. Nilai chi squares hitung > chi squares tabel atau probabilitas chi squares < taraf signifikansi, maka H0 di tolak atau terdapat heteroskedastisitas.
5. Uji hipotesis
Pegujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan pengujian secara persial (uji T).
a. Uji t
Uji t digunakan untuk melakukan uji persial terhadap hipotesis untuk mengetahui variabel independen memiliki pengaruh secara individu terhadap variabel dependen. Menerut Gujarati, (2007:105), pengambilan keputusan uji t dilakukan jika:
Nilai t hitung > t tabel atau nilai prob. t-statistik < taraf signifikasi,
maka H0 di tolak yang berarti variabel bebas berpengaruh di dalam model terhadap variabel terikat.
Nilai t hitung > t tabel atau nilai prob. t-statistik > taraf signifikansi,
maka H0 di terima yang berarti variabel bebas tidak berpengaruh di dalam model terhadap variabel terikat.
b. Koefisien determinasi
Nilai koefisien determinasi pada dasarnya mengukur seberapa baik kemampuan model dapat menjelaskan perubahan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu.
Jika nilai R2 mendekati angka satu maka model dianggap baik dan sebaliknya jika nilai R2 mendekati 0 maka model tersebut kurang baik (Widarjono, 2007:198). Oleh karena itu, kualitas model regresi di tentukan oleh nilai R2 yaitu Antara 0 dan 1. Dengan adanya kelemahan bahwa nilai R2 tidak menurun maka digunakan nilai adjusted R2, dimana nilai adjusted R2 mampu naik atau turun apabila terjadi penabahan satu variabel independen.
46 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Deskripsi Objek Penelitian
Pasar modal sudah ada jauh sebelum indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda yang terjadi di Batavia pada tahun 1912. Pasar modal waktu itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah atau VOC.
Meskipun pasar modal telah hadir sejak tahun 1912. namun pertumbuhan dan perkembangan pasar modal tidak berkembang sesuai yang diharapkan, dan bahkan ada beberapa kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai factor seperti perang dunia ke I dan II, penyerahan kekuasaan dari pemerintah colonial kepada pemerintah Republik Indoneisa dan berbagai kondisi yang menghambat operasi Bursa Efek tidak berjalan sesuai yang diharapkan.
Pada tahun 1956-1977 berdagangan di bursa efek harus vakum.
Pemerintah Republik Indonesia memulai kembali pasar modal pada tahum 1977, dan presiden Suharto meresmikan kembali Bursa Efek pada 10 Agustus 1987. Peluncuran kembali pasar modal ini juga di tandai dengan go public PT. Semen Cibinong sebagai emiten pertama.
Namun pada tahun 19770-1987 perdagngan Bursa Efek sangat lesu, hanya mencapai 24 emiten. Pada saat itu, masyarakat lebih memilih menggunakan perbankan dibandingkan dengan pasar modal. Namun
beberapa tahun kemudian, dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah, pasar modal mengalami pertumbuhan.
Bursa Efek Indonesia merupakan gabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Indonesia Surabaya (BES). Dari pertimbangan efisiensi operasional dan transaksi, pemerintah memutuskan untuk menggabungkan Bursa Efek Jakarta menjadi pasar saham, dan Bursa Efek Surabaya menjadi pasar obligasi dan derivative menjadi BEI. Penggabungan akan mulai beroperasi pada tanggal 1 Desember 2007.
2. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia
Visi : Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia Misi : Menciptakan infrastruktur pasar keuangan yang terpercaya dan kredibel untuk mewujudkan pasar yang teratur, wajar, dan efisien, serta dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan melalui produk dan layanan yang inovati
3. Struktur Organisasi
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia
4. Nama-nama perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Adapun beberapa perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel pada penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 4.1 Sampel Penelitian
No Kode Saham Nama Perusahaan Sub Sektor Industri
1 INTP Indocement Tunggal
Prakarsa tbk Semen
2 SMBR Semen Baturaja (Persero)
Tbk Semen
3 SMGR Semen Indonesia Tbk Semen
4 WTON Wijaya Karya Beton Tbk Semen
5 ARNA Arwana Citramulia Tbk Keramik, Porselen, dan Kaca
6 MARK Mark Dynamics Indonesia Tbk
Keramik, Porselen, dan kaca
7 MLIA Mulia Industrindo Tbk Keramik, porselen, dan Kaca
8 ALKA Alaska Industrindo Tbk Keramik, porselen, dan Kaca
9 INAI Indal Aluminium Industry Tbk Logam & Sejenisnya 10 ISSP Steel Pipe Industry o
Indonesia Tbk Logam & Sejenisnya
11 AGII Aneka Gas Industri Tbk Kimia
12 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk Kimia
13 EKAD Ekadharma Internasional Tbk Kimia 14 INCI Intanwijaya Internasional Tbk Kimia
15 SRSN Indo Acidatama Tbk Kimia
16 AKPI Argha karya Prima Industry
Tbk Plastik & Kemasan 17 IGAR Champion Pratama Industri
tbk Plastik & Kemasan 18 IMPC Impack Pratama Industri Tbk Plastik & Kemasan 19 TALF Tunas Alfin Tbk Plastik & Kemasan 20 TRST Trias Sentosa Tbk Plastik & Kemasanta
21 CPIN Chareon Pokphand
Indonesia Tbk Pekan Ternak 22 JPFA Japfa Comfeed Indonesia
Tbk Pekan Ternak
23 ALDO Alkindo Naratama Tbk Bubur Kertas & Kertas 24 FASW Fajar Surya Wisesa Bubur Kertas & Kertas 25 KDSI Kedawung Setia Industrial
Tbk Bubur Kertas & kertas
26 SPMA Suparma Tbk Bubur Kertas & Kertas
27 AMIN Ateliers Mecaniques
D’Indonesie Tbk Mesin & Alat Berat 28 ASII Astra International Tbk Otomotif & Komponen 29 INDS Indospring Tbk Otomotif & Komponen 30 SMSM Selamat Sempurna Tbk Otomotif & komponen
31 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk Kabel
32 JECC Jembo Cable Company Tbk Kabel
33 KBLM Kabelindo Murni Tbk Kabel
34 SCCO Suoreme cable
Manufacturing & Commerce Kabel
35 VOKS Voksel Electric Tbk Kabel
36 JSKY Sky energy Indonesia Tbk Elektronika 37 ADES Akasha Wira International
Tbk Makanan & Minuman 38 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk Makanan & Minuman 39 CAMP Campina Ice Cream Industry
Tbk Makanan & Minuman 40 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia
Tbk Makanan & Minuman 41 CLEO Sariguna Primatirta Tbk Makanan & Minuman 42 DLTA Delta Djakarta Tbk Makanan & Minuman
43 ICBP Indofood CBP Sukses
makmur tbk Makanan & Minuman 44 INDF Indofood Sukses Makmur
Tbk Makanan & Minuman 45 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk Makanan & Minuman 46 MYOR Mayora Indah Tbk Makanan & Minuman 47 ROTI Nippon Indosari Corpindo
Tbk Makanan & Minuman
48 SKBM Sekar Bumi Tbk Makanan & Minuman
49 STTP Siantar Top Tbk Makanan & Minuman
50 TBLA Tunas Baru lampung Tbk Makanan & Minuman 51 ULTJ Ultra jaya Milk Industry &
Trading Company Tbk Makanan & Minuman