• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. ANALISIS TEKNIK DAN TEKNOLOGI

3. Lokasi dan Tata Letak Produksi

Penentuan lokasi industri merupakan suat hal yang sangat penting dalam menganalisis kelayakan pendirian industri. Suatu lokasi industri yang strategis dapat mendukung kelangsungan industri untuk bertahan lebih lama karena lokasi yang tepat akan membuat biaya-biaya dalam kegiatan produksi lebih efisien. Dalam menentukan lokasi yang tepat bagi industri dibuat beberapa alternatif lokasi industri dan juga kriteria yang mempengaruhi penentuan lokasi tersebut.

Industri dendeng jantung pisang DENJAPI bertempat di Kompleks Cipageran Indah, Kelurahan Cipageran, yang merupakan salah satu dari 4 Kelurahan yang terdapat di Kecamatan Cimahi Utara. Lokasi ini berada pada 6P

o P 52’ 10” LS dan 106P o P 39’ 15” BT.

Topografi dari kelurahan Cipageran berupa lembah cekungan dengan ketinggian mencapai ± 1.040 m dpl. Daerah ini merupakan lereng kompleks Gunung Burangrang dan Gunung Tangkuban Parahu. Walaupun sudah termasuk kedalam kawasan terbangun (built up area) kota Cimahi yang mencapai 80%, lahan pertanian masih dominan terlihat di sekeliling kompleks.

Pemilihan lokasi industri ini memberikan beberapa keuntungan bagi perusahaan. Beberapa aspek yang diuntungkan adalah ketersediaan

bahan baku, ketersediaan sarana penunjang, pangsa pasar, tenaga kerja, dan pembuangan limbah.

Untuk kebutuhan produksi, jantung pisang dibeli dari petani di beberapa daerah di Cimahi dan sekitarnya, seperti Bandung dan Subang. Kedekatan lokasi industri dengan produsen bahan baku membantu mengurangi biaya transportasi. Namun, pasokan bahan baku belum stabil. Terkadang dalam suatu kurun waktu tertentu pasokan melimpah, bahkan hingga pihak perusahaan harus menghentikan pasokan untuk menghindari rendahnya kualitas bahan baku akibat dari lamanya penyimpanan di gudang. Sering pula pasokan berhenti sama sekali sehingga kegiatan produksi pun harus dihentikan akibat tidak adanya bahan baku.

Berdasarkan data yang ada, seperti ditunjukkan oleh Tabel 5 dan Lampiran 4, potensi bahan baku sangat besar. Jantung pisang adalah limbah bagi produsen pisang segar. Namun, belum seluruh potensi dapat dimanfaatkan. Selain kapasitas produksi industri yang tidak terlalu besar, tidak ada produsen yang bersedia mengirimkan pasokan bahan baku dengan stabil.

Tabel 5. Produksi pisang segar bulanan dari beberapa kelompok tani di Kabupaten Bandung

No Nama

Kelompok Tani Lokasi

Luas area (ha) Produktivitas (kg/ha) Produksi (ton) 1 Dago Dago 25 1150 28.75 2 Cimeulit 1 Cimeulit 25 1080 27 3 Cimeulit 2 Kadumekar 25 1250 31.25 4 Pasirnangka Pasirnangka 25 1175 29.38 5 Puncakgelam Cijaringao 25 1075 26.88 6 Rumalega Rumalega 25 970 24.25 7 Citamiang Situkeruh 25 1160 29 8 Situkeruh Sinarpajar 25 1215 30.38 Total 200 1134 226.89

Sumber: Monitoring bulanan area proyek pisang SPAKU 1996/1997, laporan bulan Juli 1997

Tenaga kerja yang dipekerjakan di perusahaan adalah para siswa Paket B dan Paket C dari PKBM Bina Warga. Karena jadwal sekolah mereka yang tidak begitu padat, yaitu hanya dua hari dalam seminggu,

mereka memiliki waktu yang cukup luang untuk bekerja meskipun statusnya masih pegawai honorer.

Pembuangan sampah dan limbah produksi tidak terlalu sulit. Limbah cair dibuang ke selokan karena tidak mengandung komposisi bahan kimia yang sangat berbahaya. Sampah biasanya diangkut oleh petugas kebersihan, kecuali sampah yang berupa kelopak-kelopak bagian luar jantung pisang. Atas dasar permintaan dari beberapa orang petani yang memiliki sawah di sekitar lokasi industri, sampah tersebut dibuang ke sawah yang mereka miliki. Diyakini bahwa kelopak-kelopak luar jantung pisang dapat menjadi sejenis pupuk bagi padi.

b. Kebutuhan ruang

Kebutuhan luas ruangan produksi tergantung kepada jumlah dan sarana yang mendukung kegiatan produksi, seperti banyaknya mesin dan peralatan, jumlah tenaga kerja atau operator yang menangani fasilitas produksi, dan fasilitas produksi lainnya. Dalam menentukan kebutuhan luas ruangan produksi perlu diperhatkan dimensi dari mesin atau peralatan yang digunakan, keleluasaan pekerja untuk bergerak atau bekerja, dan pertimbangan faktor keamanan setelah proses produksi berlangsung.

Kebutuhan ruangan untuk industri dendeng jantung pisang terdiri atas ruangan produksi dan ruangan non-produksi. Ruangan produksi merupakan ruangan tempat melakukan proses pengolahan bahan baku sehingga menjadi dendeng jantung pisang. pada ruang produksi terdapat berbagai alat dan perlengkapan yang mendukung proses produksi. Ruangan non-produksi adalah ruangan untuk aktivitas yang mendukung kegiatan produksi.

Luas keseluruhan lahan yang dibutuhkan adalah 107 mP

2

P

sedangkan bangunan yang dibutuhkan seluas 68.5 mP

2

P

. Kegiatan produksi menghabiskan lahan seluas 100.5 mP

2

P

dan bangunan seluas 62 mP

2

P

sedangkan ruangan untuk kebutuhan non-produksi seluas 6.5 mP

2

P

c. Tata letak produksi

Suatu industri terdiri dari berbagai macam kegiatan yang dikelompokkan menjadi beberapa bagian kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan untuk mendukung kegiatan produksi tetapi dalam derajat kedekatan yang berbeda, menurut tingkat kepentingan pada kegiatan produksi tersebut.

Area yang digunakan dibagi menjadi 3 bagian. Area pertama yang bertempat di Blok A/95 digunakan untuk proses sortasi bahan baku, pengecilan ukuran, perebusan, penjemuran, gudang penyimpanan, dan kantor. Area kedua yang bertempat di Blok A/136 berjarak ± 15 m dari arah timur area pertama digunakan untuk proses pembuatan adonan, pencetakan, penggorengan, dan pengemasan. Area ketiga berjarak ±10 m ke arah barat dari area pertama. Area ini menggunakan bagian terluar sebuah lapangan olahraga karena area ini digunakan untuk meletakkan alat pengering sehingga membutuhkan area yang cukup luas supaya iradiasi surya yang datang dapat secara optimal diterima oleh alat.

Pembagian area ini memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap produktivitas pekerja. Pekerjaan yang dilakukan di area pertama biasanya tidak diawasi sehingga para pegawai lebih sering bersantai. Selain itu, jenis pekerjaan yang dilakukan di area pertama tidak terlalu berat, berbeda dengan pekerjaan di area kedua. Di area kedua perkerjaan diawasi langsung oleh pemiik perusahaan atau pegawai di bagian administrasi yang dianggap lebih senior. Pengawasan ini menyebabkan pekerjaaan lebih cepat dan tepat diselesaikan.

Pengaruh yang lain adalah malasnya para pegawai untuk menjemur dendeng basah di dalam alat pengering karena letaknya yang cukup jauh dari tempat pencetakan adonan. Selain itu, topografi menuju alat pengering agak menanjak dengan kemiringan hingga 10P

o

P

. Sebagai akibatnya, alat pengering tidak terlalu sering terisi penuh oleh dendeng basah karena sebagian besar dikeringkan di bawah sinar matahari langsung.

4. Kinerja Alat Pengering

Dokumen terkait