• Tidak ada hasil yang ditemukan

M EN JAD I D ETEKTI F

Dalam dokumen WINETOUW kepala suku Apache (Halaman 114-177)

Tidak lam a set elah buku j ilid pert am a t erbit , banyak surat yang dikirim kan kepada saya yang int inya m enanyakan kelanj ut an kisah Winnet ou. Tanggapan posit if ini t ernyat a di luar dugaan saya.

Set elah m enem puh perj alanan yang m elelahkan dengan berkuda, kam i t iba di m uara Rio Boxo de Nat chit oches. Di sana kam i berharap bisa bert em u dengan orang Apache yang dit inggalkan Winnet ou. Sayang harapan kam i it u t idak t erwuj ud. Kam i m em ang m enem ukan j ej ak dari orang- orang yang sebelum nya berada di t em pat it u, t et api yang kam i lihat di sana sangat m em ilukan, yakni m ayat dua orang t rader yang sebelum nya m em berikan ket erangan kepada kam i t ent ang perkam pungan suku Kiowa. Keduanya dit em bak. Belakangan saya t ahu dari Winnet ou bahwa penem baknya adalah Sant er.

Kedua pedagang it u sebenarnya t elah m eninggalkan perkem ahan Tangua lebih aw al, t et api kano yang dipakai Sant er m elaj u sangat cepat sehingga m ereka t iba bersam aan di m uara sungai. Sant er, yang berkant ong kosong karena gagal m endapat kan nugget m ilik Winnet ou, t ergiur m elihat barang baw aan kedua pedagang it u. Unt uk m endapat kannya, dia m enem bak m at i kedua orang yang t ak m enaruh syak w asangka it u, kem ungkinan besar dari belakang. Lalu dia m enghilang t anpa j ej ak dengan m em bawa kuda bagal m ereka. Winnet ou m enget ahui rent et an kej adian ini set elah m enyelidiki j ej ak di t em pat it u.

Kelihat annya pem bunuh it u t idak m udah m enggiring kuda beban t ersebut m elalui padang sabana yang luas, apalagi dia hanya seorang diri. Selain it u, dia t erpaksa bergegas karena t ahu dirinya past i akan dikej ar.

Sial bagi Winnet ou, selam a beberapa hari huj an t urun lebat sehingga m engaburkan j ej ak di t anah. Karenanya, dia t ak dapat m engandalkan m at anya dan t erpaksa harus m ereka- reka. Kem ungkinan besar Sant er pergi ke perm ukim an t erdekat unt uk m enj ual hasil ram pasannya sehingga sang kepala suku Apache it u t idak m em punyai pilihan selain m endat angi perm ukim an- perm ukim an it u sat u persat u.

Set elah kehilangan wakt u beberapa hari, Winnet ou akhirnya berhasil m enem ukan kem bali j ej ak Sant er di pos perdagangan Gat er. Sant er sem pat m am pir di sana. Dia m enj ual sem ua barang ram pasannya lalu m em beli seekor kuda dan pergi ke arah t im ur m enyusuri t epi Sungai Red River.

Winnet ou lalu berpam it an kepada orang Apache yang t elah m enyert ainya dalam perj alanan. Dia m enyuruh m ereka pulang ke rum ah, karena m ereka bisa m enghalangi perj alanannya, dan bert ekad m engej ar pem bunuh it u seorang diri. Dia

m em bawa cukup banyak bij ih em as sebagai bekal unt uk bert ahan dalam wakt u yang lam a di daerah Tim ur.

Di Nat chit oches dia t idak m eninggalkan pesan buat kam i, karena it u kam i t idak t ahu keberadaannya dan t idak bisa m engikut inya. Lalu kam i berbalik m enuj u sungai Arkansas dan m engam bil j alan darat m enuj u St . Louis. Saya m erasa sangat kecewa karena t idak bisa bert em u lagi dengan sahabat baik saya ini. Tet api saya t idak m am pu m engubah keadaan.

Set elah perj alanan panj ang dan m elet ihkan, akhirnya kam i t iba di St . Louis. Kala it u hari sudah m alam . Tent u saj a saya langsung m encari Mr. Henry, kaw an lam a saya. Dia sedang duduk di bawah lam pu di depan m esin bubut dan t idak m endengar suara derit pint u ket ika saya m asuk ke bengkelnya.

Good evening, Mr. Henry! ” saya m em berinya salam seolah- olah baru kem arin t erakhir berkunj ung. “ Bagaim ana, apakah Anda t elah selesai m em buat senapan yang baru it u?”

Set elah m enegurnya, saya kem udian duduk di uj ung m esin bubut sepert i yang biasa saya lakukan dulu. Dia bangkit dari kursi, m enat ap saya sej enak seakan t idak percaya lalu bersorak kegirangan,

“ Anda… Anda… Andakah ini? Guru privat … Surveyor… Old Shat t erhand! ” Kem udian dia m erent angkan kedua t angannya lalu m erangkul saya sert a m encium pipi saya berulang- ulang, bahkan sam pai berbunyi.

“ Old Shat t erhand? Dari m ana Anda t ahu nam a it u?” saya bert anya set elah luapan kegem biraannya agak m ereda.

“ Dari m ana? Haruskah Anda bert anya lagi? Di m ana- m ana orang m em bicarakan t ent ang Anda, orang linglung! Anda sudah m enj adi w est m an1

sepert i yang t elah dit akdirkan. Mr. Whit e, insinyur dari seksi t erdekat , dialah orang pert am a yang m em bawa kabar it u. Dia sangat m em uj i Anda. Saya sungguh m erasa bangga kepada diri Anda, it u harus saya akui. Tet api yang paling hebat adalah apa yang dicerit akan oleh Winnet ou.”

“ Apa?”

“ Dia m encerit akan sem uanya kepada saya... sem uanya! ”

“ Apa? Apa saya t idak salah dengar? Dia sem pat dat ang kem ari?” “ Tent u saj a dia berada di sini! ”

“ Kapan?”

“ Tiga hari yang lalu. Anda m encerit akan kepadanya t ent ang saya dan t ent ang senapan Pem buru Beruang yang sudah usang it u. Jadi aneh kalau dia ke

1 I st ilah cipt aan pengarang. Maksudnya adalah “m an of t he west” at au lebih t epat nya “front ierm an” ,

St . Louis t anpa m engunj ungi saya. Dia m engat akan, Anda t elah m enj adi seorang

w est m an yang m ahir berburu bison, beruang grizzly, dan lain sebagainya. Anda bahkan m endapat kehorm at an sebagai seorang kepala suku! ”

Nada- nada puj ian sepert i it u t erus m engalir dari m ulut nya. Berkali- kali saya berusaha m em ot ongnya t et api t idak berhasil. Dia m em eluk saya berulang- ulang. Dia sungguh m erasa bahagia karena dirinyalah yang m em belokkan j alan hidup saya ke daerah Barat yang liar it u.

Pada w akt u it u Winnet ou t erus m enelusuri j ej ak Sant er dan m engej arnya dengan cepat hingga ke St . Louis. Dari sana j ej ak t ersebut m engarah ke New Orleans. Karena sangat diburu wakt u, dia t iba lebih awal di St . Louis daripada saya. Dia m eninggalkan pesan kepada Henry bahwa saya boleh m enyusulnya ke New Orleans j ika m au. Tanpa berpikir dua kali saya segera m em ut uskan unt uk m elakukannya.

Karena it u saya harus segera m em bereskan sem ua t ugas yang akan saya kerj akan pada keesokan harinya. Lalu pagi- pagi saya duduk bersam a Hawkens, St one, dan Parker di balik pint u kaca, t em pat dulu saya diwawancarai t anpa sepenget ahuan saya. Kaw an lam a saya Henry t idak t ahan unt uk t idak ikut sert a. Banyak hal yang perlu dicerit akan, dilaporkan, dan dij elaskan. Sepert i dari sem ua seksi, seksi sayalah yang m endapat kan pengalam an yang paling m enarik dan paling berbahaya. Nam un perlu dicat at pula bahw a sayalah sat u- sat unya surveyor

yang t ersisa.

Sam berusaha sekuat t enaga agar saya bisa m em peroleh bonus gaj i. Sia- sia belaka! Kam i m em ang segera m enerim a gaj i nam un t idak diberi lebih sat u sen pun dari gaj i pokok. Juj ur saya akui, saya sangat kecewa karena gaj i it u t idak set im pal dengan j erih payah kam i dalam m em buat gam bar dan cat at an kerj a. Pim pinan di t em pat it u m em pekerj akan lim a surveyor, t et api m ereka hanya m em bayar j at ah gaj i unt uk seorang dan m enyim pan gaj i keem pat orang lainnya ke saku sendiri. I ni t erj adi j ust ru set elah m ereka m enerim a hasil kerj a kam i – at au lebih t epat dikat akan hasil j erih payah saya sendiri.

Sam yang t idak puas segera m enyam paikan keberat annya. Tet api hasilnya t et ap sam a. Dia m alahan dit ert aw akan dan diusir bersam a Dick sert a Will. Dengan lapang dada saya pun m eninggalkan t em pat it u m engikut i m ereka. Jum lah gaj i yang saya t erim a hari it u m em ang t ergolong lum ayan.

Saya berm aksud m enyusul Winnet ou. Dia m eninggalkan alam at sebuah hot el di New Orleans kepada Mr. Henry unt uk saya. Dem i kesopanan dan keset iakawanan di ant ara kam i, saya bert anya kepada Sam dan kedua sahabat nya, apakah m ereka m au ikut ke New Orleans. Tapi m ereka berm aksud berist irahat di

St . Louis dan saya t idak bisa m em aksa m ereka. Kem udian saya m em beli beberapa pot ong pakaian dalam , j uga set elan j as baru unt uk m enggant ikan baj u I ndian saya. Set elah it u saya m enum pang kapal uap dan berlayar ke arah selat an. Beberapa barang yang t idak akan saya bawa, di ant aranya senapan Pem buru Beruang yang berat it u, saya serahkan kepada Henry, dan dia berj anj i akan m enj aganya baik- baik. Kuda put ih j uga saya t inggalkan karena saya t idak m em erlukannya lagi. Kam i sem ua m engira bahwa saya pergi hanya unt uk w akt u yang singkat .

Ternyat a yang t erj adi sungguh lain. Kam i t erperangkap di t engah- t engah daerah yang dilanda perang saudara. Hal ini t idak saya singgung sebelum nya karena t idak ada kait annya dengan rangkaian perist iwa yang t erj adi sam pai saat ini. Kebet ulan Sungai Mississippi saat it u t erbuka unt uk pelayaran karena Farragut , seorang adm iral t erkenal, m erebut nya kem bali ke dalam kekuasaan pihak negara- negara Ut ara. Walaupun dem ikian, kapal yang saya t um pangi harus m elewat i beberapa pos pem eriksaan. I ni t ent u pent ing t et api j ust ru m enyit a banyak wakt u. Ket ika saya t iba di New Orleans dan bert anya kepada hot el yang dim aksud, saya diberit ahukan bahwa kem arin Winnet ou t elah pergi. Dia m eninggalkan pesan bahwa dia m asih m engej ar Sant er ke Vicksburg. Karena sit uasi yang t idak am an, dia m enganj urkan supaya saya t idak m engikut inya. Kelak dia akan m engat akan kepada Mr. Henry di St . Louis, di m ana dia bisa dit em ui.

Apa yang harus saya lakukan sekarang? Saya ingin m engunj ungi sanak kerabat di kam pung yang past i m em but uhkan bant uan saya. Bukankah saya m em iliki cukup uang? At au apakah saya harus kem bali ke St . Louis unt uk m enant i Winnet ou di sana? Tidak. Siapa t ahu, barangkali dia akan dat ang sendiri ke sana. Maka pergilah saya m enanyakan kapal yang akan berangkat . Ada sebuah kapal, sebuah yankee, yang hendak berlayar ke Kuba dengan m em anfaat kan sit uasi peperangan yang sedang t enang saat it u. Di sana saya bisa m endapat kesem pat an unt uk pergi ke Jerm an at au paling t idak ke New York. Saya m em bulat kan t ekad lalu m elangkah ke at as kapal.

Alangkah baiknya j ika t erlebih dahulu saya m enyim pan seluruh uang saya di bank. Tet api bank m ana di New Orleans yang bisa dipercaya? Selain it u saya pun t idak m em punyai w akt u yang cukup. Mem beli t iket saj a baru saya lakukan beberapa saat sebelum kapal berangkat . Jadi t erpaksa saya m em bawa sem ua uang t unai it u di dalam saku.

Kesalahan ini cukup fat al karena m alam it u kam i dihadang badai hurricane. Meskipun cuacanya m endung, perj alanan kam i am an dan t idak ada t anda- t anda akan dat ang angin ribut yang dahsyat pada m alam hari. Maka sepert i para penum pang lain yang berangkat dari New Orleans, saya pun pergi t idur t anpa rasa

khawat ir. Lewat t engah m alam saya dikej ut kan oleh gem uruh dan deru angin ribut yang dat ang t iba- t iba. Saya pun m elom pat dari t em pat t idur. Pada saat it u kapal t erguncang begit u hebat sehingga saya j at uh t erpent al. Dan kabin, t em pat saya dan ket iga penum pang lain t idur, t iba- t iba am bruk m enim pa saya. Dalam sit uasi sepert i ini siapa yang akan m em ikirkan uang? Hidup bisa berubah dalam hit ungan det ik. Dalam kegelapan dan kepanikan banyak w akt u akan t erbuang seandainya saya berusaha m encari baj u dan t as surat saya. Maka saya bergegas keluar dari rerunt uhan lalu lari, at au lebih t epat dikat akan saya berj alan t erhuyung- huyung ke at as geladak, karena kapal m ulai oleng dan t erom bang- am bing.

Sesam painya di luar saya t idak m elihat apa- apa. Sem uanya gelap gulit a. Badai hurricane m enghem paskan t ubuh saya ke lant ai, sem ent ara it u sebuah gelom bang besar m enghant am saya. Saya m endengar suara orang m enj erit , nam un deru t opan m enut upi suara t ersebut . Tidak lam a kem udian kilat saling m enyam bar bersusulan sehingga unt uk beberapa saat keadaan m enj adi t erang. Saya bisa m elihat deburan om bak di depan kam i. Di belakang deburan it u t am pak darat an. Sem ent ara it u rupanya kapal t erj epit di ant ara karang. Dan hem pasan gelom bang- gelom bang besar m elam bungkan burit an ke at as. Kapal t idak lagi t ert olong dan set iap saat bisa hancur berkeping- keping dan sialnya, sem ua sekoci penyelam at sudah hilang dihanyut kan om bak. Lalu bagaim ana saya bisa m enyelam at kan diri? Hanya dengan berenang! Kem bali kilat m enyam bar dan saya sem pat m elihat sekelom pok penum pang yang berguling- guling sam bil t angannya m enggapai- gapai unt uk m encari pegangan di dek supaya t idak t erseret oleh gelom bang. Sebaliknya saya j ust ru berpikir, m enghadapi bahaya sepert i it u orang harus lebih m engandalkan diri sendiri.

Tiba- t iba dat ang sebuah gelom bang set inggi rum ah yang t am pak berkilat - kilat w alaupun dalam kegelapan m alam . Gelom bang it u m enghant am kapal dan kapal berderak. Saya yakin, kapal t elah berubah m enj adi puing- puing. Saya berpegang erat - erat pada sebuah penyangga besi, t api kem udian pegangan it u t erlepas. Oh Tuhan, t olong selam at kan saya! Saya m erasa seolah- olah diangkat begit u t inggi oleh gelom bang. Tubuh saya berput ar- put ar sepert i bola kem udian dicam pakkan ke sebuah j urang yang dalam lalu t erlem par lagi ke at as. Begit u set erusnya. Saya hanya diam karena sekarang sem ua usaha bakal sia- sia. Tet api begit u gelom bang m encapai pant ai, saya harus berj uang agar t idak t erseret kem bali ke t engah laut .

Hanya kira- kira set engah m enit saya t erperangkap dalam badai yang dahsyat it u, t et api rasanya sepert i berj am - j am lam anya. Tiba- t iba gelom bang- gelom bang besar it u m elem parkan t ubuh saya ke udara, m em perm ainkan saya dan

akhirnya m enghem paskan saya ke perairan yang t enang di ant ara bat u- bat u karang. Sekarang saya t idak boleh lagi t erseret ! Saya m engerahkan kedua t angan dan kaki lalu berenang dengan sekuat t enaga, yang seum ur hidup belum pernah saya lakukan sebelum nya. Yang saya m aksudkan dengan ‘perairan yang t enang’ t adi bukanlah perairan yang sungguh am an. Kini saya t idak lagi berj uang m elaw an gelom bang set inggi rum ah. Nam un angin m asih bert iup kencang dan laut m asih bergelora sehingga berkali- kali t ubuh saya dihem paskan kian kem ari, sepert i sepot ong rant ing yang diaduk- aduk dalam t ong air. Syukurlah akhirnya saya bisa m elihat darat an. Seandainya darat an it u t idak t erlihat sangat m ungkin saya sudah binasa. Saya t ahu ke arah m ana saya harus berenang. Walaupun saya hanya berenang perlahan- lahan dalam am ukan badai, t api pada akhirnya saya berhasil m encapai pant ai. Hanya saj a sem uanya t erj adi t idak sepert i yang saya kira. Laut kelihat an gelap, begit u j uga darat an. Dalam kegelapan ini saya t idak bisa m em bedakan ant ara keduanya, karena it u saya t idak t ahu di m ana t em pat yang cocok. Kepala saya t iba- t iba m em bent ur keras pada dinding karang. Rasanya kepala saya sepert i dihant am oleh sebuah palu. Tet api saya t idak kehilangan akal dan segera m em anj at ke at as karang. Set elah it u saya j at uh pingsan.

Ket ika saya kem bali sadar t ernyat a badai hurricane belum m ereda. Kepala saya t erasa nyeri, t et api saya t idak m enghiraukannya. Yang lebih m encem askan saya adalah kenyat aan bahwa saya t idak t ahu, di m ana saya kini berada. Apakah saya t erbaring di pant ai at au di at as sebuah karang yang biasanya t ersem bul di at as perm ukaan laut ? Saya t idak boleh beranj ak dari sana. Tem pat it u dat ar dan licin. Dengan susah payah saya bert ahan di sit u karena dengan m udah dapat dihanyut kan kem bali oleh angin yang m asih bert iup kencang. Set elah beberapa lam a badai berangsur- angsur m ereda dan kem bali t enang. Sam a sepert i biasanya, kali ini pun sem uanya berlangsung t idak lam a. Topan it u t iba- t iba berlalu, huj an pun berhent i dan t am pak bint ang- bint ang kem bali bersinar di angkasa.

Di baw ah cahaya bint ang saya bisa m engam at i keadaan di sekeliling. Ternyat a saya t erdam par di pesisir pant ai. Di belakang saya t erdengar deburan om bak, sem ent ara it u di depan t am pak beberapa pohon yang t um buh sat u- sat u. Saya m elangkah ke sana. Pohon- pohon it u m am pu bert ahan t erhadap am ukan angin ribut . Sem ent ara it u kebanyakan pohon lain sudah t ercabut akarnya dan t um bang, bahkan ada yang t erlem par cukup j auh. Pada saat it u saya m elihat kerlap- kerlip cahaya di kej auhan. Past i di t em pat it u ada orang. Saya bergegas ke sana.

Tam pak banyak orang berdiri di dekat beberapa bangunan yang porak poranda akibat badai. Bahkan ada at ap sebuah rum ah yang hilang dit erbangkan

angin. Bet apa t ercengangnya penduduk di sana ket ika m elihat saya. Mereka m em andang saya penuh keheranan seolah- olah m elihat hant u. Dan karena laut m asih bergej olak, m aka kam i harus berbicara keras agar bisa saling m engert i. Ternyat a m ereka adalah para nelayan. Badai t elah m enghem paskan kapal kam i ke Pulau Tort ugas. Di pulau ini t erdapat bent eng Jefferson dan dulu dalam bent eng ini diasingkan para t awanan perang negara federal.

Dengan sangat ram ah m ereka m enyam but dan m em berikan saya baj u gant i sert a beberapa pakaian lainnya karena saya hanya berpakaian t ipis sepert i lazim nya orang yang hendak t idur. Kem udian t anda bahaya dibunyikan sebagai peringat an agar m ereka segera ke pant ai unt uk m encari korban yang m ungkin m asih bisa diselam at kan. Hingga keesokan harinya ada enam belas orang yang dit em ukan. Tet api hanya t iga yang m asih bert ahan hidup, yang lainnya sudah m at i. Ket ika hari siang, saya pergi ke pant ai dan m elihat puing- puing yang berserakan di pesisir. Kapal kam i m em ang hancur berkeping- keping. Hanya anj ungannya saj a yang t ersisa dan bagian it u sekarang t ergelet ak di at as bat u karang.

Sekarang saya m enj adi orang yang benar- benar m iskin dalam art i yang

Dalam dokumen WINETOUW kepala suku Apache (Halaman 114-177)

Dokumen terkait