• Tidak ada hasil yang ditemukan

WINETOUW kepala suku Apache

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "WINETOUW kepala suku Apache"

Copied!
306
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PEN GAN TAR

Bilam ana saya m erenungkan orang I ndian, selalu t erbayang j uga t ent ang orang Turki . Mungkin ini sekilas t am pak aneh, t api sungguh beralasan. Walaupun di ant ara keduanya hanya t erdapat sedikit persam aannya, nam un m ereka serupa dalam suat u hal, bahwa sepert inya m ereka bagian dari m asa lalu. Orang Turki selalu dibandingkan dengan orang sakit , sem ent ara bagi barangsiapa yang t ahu selukbeluk orang I ndian, m enj ulukinya sebagai orang sekarat .

Benar, bangsa kulit m erah ini sedang sekarat ! Dari kepulauan Tanah- Api sam pai m elam paui danau- danau besar di Am erika Ut ara t ergelet ak raksasa yang gering, dicam pakkan oleh nasib pahit yang t idak m engenal belaskasihan. Mereka t elah berj uang sekuat t enaga unt uk m engubah nasib buruknya, t et api sia- sia. Kekuat annya kian m elem ah dari hari ke hari, napasnya t inggal t ersengal, dan sem angat yang dari wakt u ke wakt u m em beri kehidupan t erhadap t ubuh m ereka kini t elah padam . Suat u isyarat bahwa m aut sudah dekat m enj em put .

Apakah m ereka bersalah at as kem at ian yang belum saat nya ini? Apakah m ereka pant as dit im pa nasib sekej am it u?

Jika benar bahw a sem ua yang hidup m em iliki hak unt uk hidup dan j ika prinsip ini berlaku unt uk sem ua orang t anpa kecuali, baik sebagai pribadi m aupun sebagai kelom pok, m aka orang kulit m erah pun m em iliki hak yang sam a unt uk hidup, sepert i halnya dengan orang kulit put ih. Mereka j uga boleh m enunt ut hak unt uk m engem bangkan diri dalam kehidupan sosial dan kem asyarakat an sesuai dengan j at i dirinya. Tent u saj a orang bisa m em bant ahnya dengan berkat a bahwa orang I ndian t idak m em iliki pem baw aan dasar unt uk m em bent uk suat u negara. Benarkah dem ikian? Saya kat akan, t idak! Sayang, saya t idak bisa m em aparkan alasan-alasannya karena saya t idak berm aksud unt uk m enulis karangan ilm iah t ent ang hal it u. Orang- orang kulit put ih m endapat kesem pat an unt uk berkem bang secara alam i. Secara bert ahap m ereka beralih dari budaya berburu ke budaya m enggem bala t ernak, kem udian dari sana ke budaya bercocokt anam dan akhirnya m encapai budaya indust ri. Proses ini berlangsung selam a rat usan t ahun. Sem ent ara it u orang kulit m erah t idak m endapat kesem pat an it u karena m ereka t idak diberi wakt u. Sebagai pem buru m ereka harus m em buat loncat an yang besar dari t ahap pert am a ke t ahap t erakhir. Ket ika m ereka dit unt ut unt uk berubah, orang sam a sekali t idak berpikir bahwa m ereka akan gagal dan akan t erluka akibat perubahan it u.

Bahwa pihak yang lem ah harus m enyingkir dem i pihak yang kuat , ini m erupakan hukum yang kej am . Nam un karena hukum it u sudah m enyebar dalam alam dan sudah m endapat pengakuan, m aka kit a harus m enerim a bahwa kekej am an sepert i it u hanya m erupakan pem benaran krist iani, karena bukankah kebij akan hakiki yang m endasari hukum it u adalah j uga cint akasih sej at i? Apakah kit a boleh m engat akan bahw a kepunahan suku I ndian berhubungan dengan pem benaran kekej am an sepert i di at as?

(3)

belakangan. Orang kulit put ih dat ang dengan m em asang senyum m anis di waj ah, t et api m enyelipkan pisau t aj am di pinggang berikut senj at a api yang siap dit em bakkan di t angan. Mereka m enj anj ikan cint akasih dan perdam aian dalam om ongan, nam un m enebar kebencian dan pert um pahan darah. dalam kenyat aan Orang kulit m erah harus m enyingkir set apak dem i set apak. Pada m ulanya m ereka diberi hak " ist im ewa" at as wilayah t erit orialnya. Tet api set elah beberapa saat m ereka dikej ar dan diusir keluar dari t anahnya sendiri, sem akin hari sem akin j auh. Orang kulit put ih " m em beli" t anah dari orang I ndian t anpa m em bayarnya, at au m enukarkannya dengan barang t ak berharga yang t idak bisa dipakai oleh orang I ndian. Bahkan secara diam - diam m ereka disuguhkan racun yang disem bunyikan di dalam " Air- api" berikut kem udian penyakit cacar dan penyakit - penyakit lain yang lebih parah dan m enj ij ikkan. Penyakit it u m enghancurkan seluruh suku I ndian dan desa- desanya. Jika kulit m erah m enunt ut haknya, kulit put ih m enj aw ab dengan m esiu dan peluru. Dan m ereka pun harus m enyingkir dari senj at a kulit put ih yang lebih handal. Karena kecewa, m ereka m em balas dendam dengan m em bunuh set iap kulit put ih yang dij um pai. Akibat nya, pem bant aian m assal yang resm i t erhadap kulit m erah pun t ak t erelakkan lagi. Oleh karena it u, m ereka yang sebenarnya adalah pem buru yang penuh percaya diri, gagah, berani, m encint ai kebenaran, j uj ur, dan set iakawan; kini berubah m enj adi orang yang licik, penuh prasangka dan suka berbohong. Tet api m ereka t idak bisa berbuat lain, karena bukan m ereka, m elainkan orang kulit put ihlah yang bersalah at as sem ua yang t erj adi.

Apa yang t erj adi dengan kawanan m ust ang yang dulu biasa m ereka t angkap dengan gesit dari at as kuda t unggangan, kem ana perginya kawanan it u sekarang? Dim ana m ereka kini bisa m endapat lagi bison yang m enj adi sant apannya sepert i ket ika ribuan kawanan it u m asih berkeliaran di hut an- hut an prairie? Sekarang apa sum ber nafkah m ereka? Apakah dari t epung gandum dan daging yang dibagikan kepada m ereka? Lihat lah, bet apa banyak bubuk kapur dan bahan asing lain yang t erdapat dalam t epung it u. Siapa yang dapat m enyant apnya? Jika sebuah suku dij anj ikan serat us ekor lem bu yang sangat t am bun, hanya dalam beberapa hari lem bu it u t elah berubah m enj adi dua at au t iga sapi t ua yang begit u kurus bahkan burung ruak pun enggan m enyant apnya. At au haruskah orang kulit m erah hidup dengan bercocokt anam ? Apakah m ereka bisa m engharapkan hasil panenan, sem ent ara m ereka t idak m em punyai hak dan t erus didesak sert a t idak diberi t em pat unt uk m enet ap?

Dulu m ereka kelihat an begit u percaya diri dan anggun ket ika berkendara m elint asi padang sabana yang luas seraya dit erpa oleh lam baian surai kudanya. Dan kini m ereka kelihat an sengsara dan hina dengan pakaian com pang- cam ping yang t idak m am pu m enyem bunyikan kesengsaraannya. Mereka yang dulu m em punyai t enaga sangat kuat sehingga m am pu m em bunuh seekor beruang dengan t angan kosong, kini sepert i anj ing kudisan yang kelaparan dan berkeliaran dari rum ah ke rum ah unt uk m engem is sekerat daging at au unt uk ... m encurinya!

(4)

m enghadapi m aut ini t idak m am pu m enyesuaikan diri dengan budaya lain karena m ereka m em iliki keunikan t ersendiri. Haruskah m ereka dibunuh karena alasan it u? Apakah m ereka t idak bisa dit olong? Mengapa bison- bison bisa dipindahkan ke Tam an Nasional Mont ana dan Wyom ing agar binat ang ini t idak punah, sem ent ara orang I ndian yang m enj adi t uan t anah di sana t idak diberikan t em pat t inggal agar m ereka bisa hidup dengan dam ai dan berkem bang secara m aksim al?

Nam un apa gunanya pert anyaan ini j ika kem at ian m ereka t idak bisa dihindari lagi? Apa gunanya kit a m engecam j ika sem uanya sudah t erlam bat ? Saya hanya bisa m engeluh t et api t idak bisa m engubah apa pun. Saya hanya bisa berkabung t et api t idak m am pu m enghidupkan kem bali orang m at i! Ya ... it ulah saya. Tet api saya m engenal orang I ndian dalam wakt u yang lam a. Di ant ara m ereka, saya m engenal seorang yang cerdas, berwibawa, baik hat i dan hingga kini dia m asih t et ap hidup dalam hat i dan ingat an saya. Dia adalah t em an paling baik, set ia dan rela berkorban. Dia m em iliki t ipe asli orang I ndian. Dan ket ika bangsa ini dihancurkan, dia pun t urut gugur, dia hilang dari kehidupan karena t erkena peluru dari seorang m usuh. Saya m enyayangi dia t iada duanya dan sam pai sekarang saya m engagum i bangsa yang nyaris punah ini. Dan dia adalah put ra t erbaik dari bangsa ini. Seandainya bisa, saya akan m em berikan nyawa saya agar dia t et ap hidup sepert i dia yang rat usan kali t elah m em pert aruhkan nyawanya dem i saya. Saya t idak rela dia gugur set elah dia m uncul sebagai dewa penolong bagi para sahabat nya. Nam un kiranya hanya j asadnya saj a yang m usnah sedangkan nam anya akan t et ap hidup dalam buku ini, sepert i halnya dalam hat i saya. Dialah Winnet ou, kepala suku yang agung dari sukubangsa Apache.

Dengan buku ini saya ingin m engenangnya. Dan j ika para pem baca m am pu m elihat nya dengan m at ahat i dan kem udian m em buat penilaian yang adil t erhadap suat u sukubangsa yang m em iliki kepala suku it u sebagai pahlaw annya, m aka saya m erasa sangat t ersanj ung.

(5)

BAB SATU SEORAN G GREEN H ORN

Pem baca yang budim an, t ahukah Anda, apa m akna kat a “greenhorn”? I ni adalah sebuah j ulukan yang sangat m enj engkelkan dan bernada m enghina. Green

art inya hij au dan kat a horn diart ikan alat peraba. Jadi greenhorn1 adalah orang yang m asih hij au, pendat ang baru dan belum berpengalam an di suat u daerah. Dia bert indak hat i- hat i dan m em asang alat peraba baik- baik supaya t idak dit ert awakan.

Greenhorn adalah seseorang yang t idak beranj ak dari kursinya ket ika seorang lady2 m em int a ingin duduk di sit u; dia m enyalam i t uan rum ah t erlebih dahulu, kem udian baru m em bungkukkan badannya kepada nyonya rum ah dan anakdaranya. Dia seseorang yang t erbalik m engisi senapannya. Mula- m ula dia m em asukkan sum bat , kem udian peluru dan t erakhir m esiu ke dalam nya.

Greenhorn t idak bisa berbahasa I nggris sam a sekali, at au dia hanya bisa berbahasa I nggris yang dibuat - buat . Baginya, I nggris yankee3 at au gaya bahasa orang

pedalam an sam a- sam a m em uakkan, sehingga sam a sekali t idak pernah t erpikir olehnya unt uk m em pelaj ari, apalagi m engucapkannya. Greenhorn m enganggap racoon4 sebagai opossum5 dan m enganggap wanit a blast eran negro dengan

kulit put ih seorang quadroone6.

Greenhorn m erokok cerut u t et api m em benci Sir7 yang m engunyah t em bakau dan m eludahkannya. Jika dit am par oleh seorang Paddy ( I rlandia) ,

Greenhorn akan berlari m engadu kepada seorang j urudam ai dan bukannya

m enem bak saj a orang it u sebagaim ana layaknya yankee sej at i. Greenhorn

m enganggap j ej ak kalkun sebagai j ej ak beruang dan m enganggap kapal layar sebagai kapal uap Mississippi. Greenhorn t idak ragu- ragu m elet akkan sepat u

bootnya yang kot or di at as dengkul penum pang yang lain, dia pun t idak m alu m enyeruput supnya dengan bunyi sepert i bison yang sekarat . Greenhorn

m enggot ong sebanyak m ungkin karet spons pem bersih waj ah dan lim a kilo sabun dem i kebersihan t ubuhnya di padang prairie. Dia j uga m enyelipkan sebuah kom pas, nam un set elah t iga at au em pat hari kem udian j arum nya m enunj ukkan ke sem ua

1 Dalam bhs. I ndonesia, m aknanya adalah: pem ula yang sok t ahu. Menurut asalusul kat a yang sebenarnya, greenhorn berart i anak sapi yang t anduknya belum sepenuhnya t um buh, j adi konot asinya seseorang yang belum sepenuhnya dewasa. Sedang horn yang diart ikan sebagai alat peraba ( dari j enis binat ang insek) , it u adalah kekeliruan si pengarang.

2 Nyonya ( bhs. I ngris) .

3 Nam a olok- olok orang Am erikat Serikat bagian Ut ara.

4 Sej enis binat ang pem akan daging, berbulu abu- abu- cokelat dengan bercak hit am sepert i t openg di m at anya.

5 Binat ang m alam , berbulu t ebal, berm oncong panj ang. 6 Seperem pat ket urunan negro.

(6)

arah kecuali ke ut ara. Greenhorn m encat at delapanrat us ungkapan bahasa I ndian, t api ket ika bert em u dengan seorang kulit m erah unt uk pert am a kalinya, baru t eringat olehnya, bahw a cat at an it u t erkirim ke rum ah dalam surat t erakhir, sehingga dia t idak bisa m em pelaj arinya.

Greenhorn m em beli m esiu, dan ket ika m enem bak unt uk pert am a kalinya, dia baru t ahu, seseorang t elah m em berinya bubuk arang yang dihaluskan.

Greenhorn t elah m em pelaj ari ilm u ast ronom i selam a sepuluh t ahun, dan selam a it u pula dia m engam at i bint ang- bint ang di angkasa, nam un dia t idak t ahu j am berapa saat ini. Greenhorn m enyelipkan pisau Bowie ke ikat pinggangnya sehingga j ika dia m em bungkuk, m at a pisaunya akan m enusuk pahanya sendiri. Greenhorn akan m em buat api unggun besar saat berada di Wild West, sehingga nyalanya berkobar m enj ulang set inggi pohon, dan dia kaget ket ika dipergoki dan dit em baki oleh orang- orang I ndian. Greenhorn adalah greenhorn, dan j ulukan greenhorn sem acam it u dahulu m elekat j uga pada diri saya.

Tet api orang keliru kalau m engira saya peduli dengan j ulukan yang m enyakit kan it u, karena m em ang m enj adi ciri khas set iap greenhorn yang lebih suka m enganggap orang lain greenhorn daripada dirinya sendiri. Sebaliknya, saya m erasa pandai dan berpengalam an, karena saya t elah m engenyam pendidikan t inggi dan t idak pernah gent ar m enghadapi uj ian! Dulu, ket ika saya m asih rem aj a, saya sam a sekali t idak berpikir bahw a kehidupanlah t em pat belaj ar yang sesungguhnya yang m enguj i sisw anya set iap saat dan m ereka harus lulus m enem puh uj ian ini.

Sit uasi yang t idak m engunt ungkan di t anah- air dan dorongan naluri t elah m em bawa saya m enyeberangi sam udra m enuj u Am erika, t em pat yang kala it u j auh lebih baik dan m engunt ungkan unt uk karier seorang anak m uda yang ulet . Di negara- negara Tim ur sebenarnya pun saya bisa m enem ukan kehidupan yang berkecukupan, t api ada dorongan dalam diri saya unt uk pergi ke Barat . Dalam wakt u singkat saya bekerj a dari suat u t em pat ke t em pat lain dan m endapat kan uang begit u banyak, sehingga saya sam pai di St . Louis dalam kondisi sej aht era lahir bat in. Di sana keberunt ungan m em bawa saya ke sebuah keluarga Jerm an, t em pat saya m ondok sebagai seorang guru pribadi. Di keluarga ini saya berkenalan dengan Mr. Henry seorang pem buat senapan sej at i, yang hasil karyanya dikerj akan dengan sent uhan seni. Dengan kebanggaan orang kuno dia m enyebut dirinya t he gunsm it h8.

(7)

Jika dilihat dari rom an m ukanya, t am paknya Mr. Henry t idak pernah bergaul dengan orang lain selain dengan keluarga yang dit inggalinya. Dia bahkan m elayani pelanggannya dengan kasar dan ket us, sehingga m ereka ke sana sem at a- m at a hanya karena kwalit as barangnya. Tapi sebenarnya dia seorang yang sangat baik hat i dan bersahabat . Dia kehilangan ist ri dan anaknya dalam suat u perist iwa yang m enyedihkan yang t idak pernah dicerit akannya. Kendat i dem ikian saya m enduga berdasarkan sebagian cerit anya, bahwa m ereka t erbunuh dalam suat u peram pokan. Kej adian it u m em buat nya m enj adi begit u kasar. Mungkin dia t idak m enyadari bahwa dia sangat kasar; t et api sebet ulnya pribadinya lem but dan baik. Saya sering m elihat m at anya berkaca- kaca j ika saya bercerit a t ent ang kam pung halam an dan keluarga saya, t em pat hat i saya selalu berlabuh.

Saya t idak t ahu, m engapa orang t ua it u m enaruh sim pat i yang begit u besar t erhadap saya, padahal saya m asih m uda dan m asih asing di m at anya. Sam pai suat u saat dia m engat akannya kepada saya. Sej ak saya m enum pang di sana, dia lebih sering berkunj ung daripada sebelum nya, m enyim ak pelaj aran dan bercakap-cakap dengan saya seusai pelaj aran. Dan akhirnya dia m engundang saya ke rum ahnya. Undangan sem acam ini belum pernah diberikan kepada orang lain. Karena it u saya bersikap waspada m enanggapi undangannya. Sikap ini rupanya t idak disukainya. Sam pai hari ini, saya m asih ingat bet apa m arahnya dia, ket ika suat u m alam saya berkunj ung, dan dia m enerim a saya t anpa m enj awab ucapan “good evening”9 saya.

“ Di m anakah Anda kem arin?” “ Di rum ah.“

“ Dan kem arin dulu?” “ Juga di rum ah.” “ Jangan bohong! ”

“ Saya t idak bohong, Mr. Henry! ”

Pshaw ! Anak- anak m uda sepert i Anda diibarat kan sepert i burung yang t idak pernah t inggal di sarangnya. Mereka akan ngeluyur ke m ana saj a kecuali ke keluarganya sendiri.”

“ Kalau begit u m enurut Anda, ke m anakah saya boleh pergi?”

“ Tent u saj a ke sini, ke rum ah saya! Sudah lam a saya ingin m enanyakan sesuat u kepada Anda.”

“ Mengapa t idak dit anyakan?”

“ Tent u saj a karena saya belum m au.”

(8)

“ Lalu kapan m aunya?” “ Mungkin sekarang.”

“ Tanyakan saj a, j angan segan- segan,” j awab saya sam bil duduk di bangku t em pat dia bekerj a.

Dia m em andang saya dengan heran sam bil m enggelengkan kepalanya dan berkat a,

“ Segan? Apakah saya harus m em int a ij in lebih dahulu kepada seorang

greenhorn sepert i Anda apabila saya hendak bert anya?”

Greenhorn?” t anya saya sam bil m engerut kan dahi, karena saya m erasa benar- benar t ersinggung. “ Saya kira perkat aan Anda it u t idak disengaj a dan hanya salah lidah, Mr. Henry! ”

“ Jangan t ersinggung, Sir! Perkat aan it u saya ucapkan dengan sengaj a. Anda m em ang seorang greenhorn. Mem ang benar Anda m em punyai banyak penget ahuan. Sungguh m engagum kan apa yang dipelaj ari orang di Jerm an! Anda bahkan sudah t ahu j arak bint ang di langit yang dulu dit ulis oleh Raj a Nebukadnezar pada bat u prasast i. Anda t ahu ilm u bum i, ilm u alam dan ilm u lainnya. Dan karena it u Anda m enj adi som bong! Tet api kira- kira lim apuluh t ahun lagi, Anda baru akan m enyadari apa yang diperlukan unt uk kepandaian yang sesungguhnya! Apa yang Anda ket ahui sam pai saat ini sam a sekali t idak berart i. Dan kepint aran Anda m asih kurang. Anda sam a sekali t idak bisa m enem bak! ”

Dia m engat akan it u dengan nada yang sangat m enghina dan dengan penuh keyakinan seolah- olah dia t ahu past i akan hal ini.

“ Tidak bisa m enem bak? Hm ! ” j awab saya sam bil t ersenyum . “ I nikah yang ingin Anda t anyakan pada saya?”

“ Ya, m em ang! Sekarang apa j awaban Anda?”

“ Beri dulu saya senapan yang baik, baru akan saya j awab.”

Dia m elet akkan laras senapan yang sedang disekrupinya, kem udian berdiri m endekat i saya, m em ast ikan dengan pandangan heran dan berseru,

“ Mem beri Anda senj at a, m ana m ungkin! Senapan saya hanya boleh dipergunakan oleh orang yang layak m em egangnya.”

“ Saya j uga layak,” saya m enganggukkan kepala.

Dia m em andang saya sekali lagi, kem udian duduk kem bali, m ulai lagi m engerj akan laras senapannya dan bergum am ,

(9)

Nam un, dia t idak t ahan lagi. Dia m em bawa laras it u ke arah lam pu, m em eriksanya dan m engat akan,

“ Menem bak it u lebih sulit daripada m eneropong bint ang at au m em baca t ulisan pada prasast i Nebukadnezar. Mengert i? Apakah Anda pernah m em egang sebuah senj at a di t angan?”

“ Tent u saj a! ” “ Kapan?”

“ Sudah lam a dan seringkali.”

“ Juga m em bidik dan m enarik pelat uknya?” “ Ya.“

“ Dan kena? “ Tent u saj a! ”

Tiba- t iba dia m elet akkan laras senapan yang sedang dikerj akannya, m em andang saya lagi dan berkat a,

“ Ya kena. Tapi apanya yang kena?” “ Sasarannya, t ent u saj a.”

“ Apa? Apakah Anda benar- benar m au m em bohongi saya?” “ Saya berkat a yang sesungguhnya, saya t idak bohong.”

“ Perset an, Sir! Orang t idak akan percaya. Saya yakin, t em bakan Anda hanya m engenai t em bok dan it u pun j ika t ingginya sem bilan m et er dan panj angnya t igapuluh m et er. Tapi Anda berbicara begit u serius dan yakin, sehingga m em buat orang j engkel. Saya bukan kanak- kanak, t ahu! Greenhorn dan kut ubuku sepert i Anda t idak bisa m enem bak! Selam a ini Anda hanya sibuk m enggelut i buku- buku berbahasa Turki, Arab dan bahasa- bahasa konyol lainnya dan Anda m asih sem pat m enyisihkan w akt u unt uk lat ihan m enem bak? Am billah senapan t ua yang t ergant ung it u dan bidiklah seolah- olah Anda hendak m enem bak. Senapan it u adalah senapan pem bunuh beruang, senapan t erbaik yang pernah saya gunakan.”

Saya beranj ak m engam bil bedil it u dan m em bidik.

Halloo! ” serunya sam bil m elom pat . “ Diapakan it u? Anda m engangkat senapan it u sepert i m engangkat sebuah t ongkat saj a, padahal it u senapan t erberat yang saya kenal! Apakah Anda sekuat it u?”

Sebagai j awaban, saya m encengkeram pinggangnya lalu m engangkat nya t inggi- t inggi dengan t angan kanan.

Thunder-st orm !” t eriaknya. “ Lepaskan saya. Anda t ernyat a j auh lebih kuat daripada Bill! ”

(10)

“ Dia anak saya, yang… ah… lupakan saj a! Dia sudah m eninggal sepert i yang lainnya. Dia bisa t um buh m enj adi pem uda yang t angkas, t et api m eninggal ket ika saya t idak ada. Perawakan Anda m irip dengannya, bahkan m at a dan bent uk m ulut Anda m irip, karena it u saya anggap Anda ..., ah, it u bukan urusan Anda! ”

Ungkapan kesedihan yang dalam t erpancar di waj ahnya . Dia m engusap waj ah dengan t angannya, kem udian m elanj ut kan kisahnya dengan suara yang lebih bersem angat ,

“ Tapi, Sir, sungguh sayang j ika t enaga ot ot Anda hanya dim anfaat kan unt uk m enulis buku, seharusnya Anda berlat ih fisik! ”

“ Tet api saya selalu berlat ih! ” “ Sungguh?”

“ Ya! ” “ Bert inj u?”

“ Bert inj u t idak ada di negeri saya, t et api senam dan gulat saya ikut .” “ Berkuda?”

“ Ya.”

“ Berm ain anggar?”

“ Saya pernah m enj adi guru anggar.” “ Hei… j angan m em bual! ”

“ Anda m au m encoba?”

“ Terim a kasih! Cukup, saya harus bekerj a. Duduklah kem bali.”

Dia kem bali ke t em pat kerj anya, dan saya duduk kem bali. Kam i t erdiam cukup lam a. Tam paknya Henry sibuk berpikir t ent ang sesuat u yang pent ing. Tiba-t iba dia m enengadah dan berTiba-t anya,

“ Sudah pernahkan Anda belaj ar m at em at ika?” “ Dulu it u salah sat u bidang kegem aran saya.” “ Arit m at ika, geom et ri?”

“ Tent u saj a. “

“ Pengukuran t anah?”

“ I t u kegem aran saya j uga. Saya sangat sering bekerj a di lapangan dengan t eodolit t anpa t ahu kegunaannya.”

“ Dan dapat m engukur, benar- benar m engukur?”

“ Ya, saya dulu sering ikut sert a dalam pengukuran horisont al dan vert ikal, m eskipun saya t idak m erasa sebagai ahli geodesi” .

(11)

“ Karena saya m em punyai alasan unt uk it u, t ahu! Anda t idak perlu m enget ahuinya sekarang, Anda akan m endengarnya kelak. Saya harus t ahu dulu, apakah Anda bisa m enem bak.”

“ Kalau begit u, cobalah saya! “

“ Sudah t ent u Anda akan saya coba. Jam berapa Anda besok m ulai m engaj ar?”

“ Pukul delapan.“

“ Dat anglah pukul enam , kit a akan pergi ke lapangan t em bak, t em pat saya m encoba senapan saya” .

“ Mengapa sepagi it u?”

“ Karena saya t idak m au m enunggu lebih lam a. Saya sangat penasaran dan ingin m em bukt ikan bahwa Anda benar- benar seorang greenhorn. Unt uk hari ini rasanya sudah cukup, saya m asih m em punyai pekerj aan lain.”

Laras senapan it u sudah selesai dikerj akan, dan sekarang dia m engam bil sepot ong besi poligon10 dari sebuah lem ari. Uj ung besi it u dikikirnya sam pai halus. Saya lihat t iap perm ukaannya m em iliki sebuah lubang.

Dem ikian asyiknya dia bekerj a, sehingga t am paknya dia lupa akan kehadiran saya. Mat anya berbinar- binar dan j ika dia m engam at i hasil karyanya t ersirat rasa bangga di waj ahnya. Pot ongan besi ini past i sangat berharga baginya. Saya ingin t ahu apa yang sedang dikerj akannya. Karena it u saya bert anya,

“ Apakah it u bagian dari sebuah senapan, Mr. Henry?”

“ Ya,” j awabnya, seolah- olah dia sudah lupa bahwa saya m asih ada di sana. “ Tet api saya t idak m engenal sist em senapan yang m em punyai bagian sepert i it u. “

“ Ya m em ang, senapan ini belum selesai dirakit . Tapi past i akan j adi ‘senapan Henry’.”

“ Oh…. sebuah penem uan baru? “Yes! ”

“ Kalau begit u, saya m int a m aaf karena t elah m enanyakannya! I ni t ent u rahasia! ”

Dia m em eriksa t iap- t iap lubang dengan seksam a dan m em ut ar besi it u berkali- kali ke segala arah. Kem udian dia coba m enyesuaikannya dengan bagian belakang laras senapan lalu berkat a,

“ Ya, ini rahasia. Tet api saya percaya pada Anda, Anda bisa m enyim pan rahasia m eskipun Anda bet ul- bet ul m asih seorang greenhorn. Karena it u saya ingin

(12)

m engat akan bahwa senapan ini akan m enj adi senapan pendek, sebuah repert ir yang dapat m enem bakkan duapuluh lim a peluru.”

“ Tidak m ungkin! ”

“ Jaga m ulut Anda! Saya t idak bodoh unt uk m elakukan suat u yang m ust ahil! ” “ Tet api bukankah Anda harus m em buat lubang- lubang unt uk m enyim pan duapuluhlim a peluru?”

“ Saya sudah m em buat nya j uga. “

“ Tem pat t ersebut past i besar dan t idak prakt is, sehingga m engganggu.” “ Sebaliknya, saya hanya m em buat sat u t em pat , prakt is dan sam a sekali t idak m engganggu. Besi inilah t em pat nya.“

“ Hm ! Saya t idak m engert i bidang Anda, t et api bagaim ana dengan suhu t inggi pada laras senapan akibat t em bakan it u?”

“ Just ru bahan dan pem buat an laras inilah rahasia saya. Di sam ping it u, apakah selalu perlu m elepaskan duapuluhlim a t em bakan bert urut - t urut ?”

“ Jarang sekali.”

“ Jadi besi ini akan berput ar, keduapuluhlim a lubang it u m asing- m asing akan m em uat sebuah peluru. Pada set iap peluru yang ada di dalam nya akan t epat berhadapan dengan lubang laras. Sudah bert ahun- t ahun lam anya saya m em ikirkan kem ungkinan ini, t et api belum pernah dapat saya laksanakan. Sepert inya baru sekarang akan berhasil. Nam a saya, Gunsm it h, sekarang sudah dikenal sebagai pem buat senapan. Jika cipt aan saya ini berhasil, saya akan sangat t erkenal dan m endapat banyak uang.”

“ Dan m endapat t am bahan beban m oral.”

Dia m em andang saya dengan t ercengang, lalu bert anya, “ Beban m oral? Mengapa?”

“ Anda kira, seorang pem bunuh t idak punya beban m oral?” “Zounds! Maksud Anda, apakah saya seorang pem bunuh?” “ Sekarang m em ang belum ! ”

“ At au saya akan m enj adi pem bunuh?”

“ Ya, bukankah m em bant u orang m elakukan pem bunuhan dosanya sam a besar dengan orang yang m elakukan pem bunuhan it u sendiri?”

“ Perset an, saya t idak akan m em bant u sebuah pem bunuhan.”

“ Mem ang bukan m em bant u sebuah pem bunuhan, m elainkan pem bant aian besar- besaran.”

“ Bagaim ana m ungkin? Saya t idak m engert i.”

(13)

bert anggungj awab, m aka di padang prairie, di hut an, di ngarai, akan t erj adi pem bant aian m engerikan. Dan orang- orang I ndian yang m alang akan dit em bak sepert i coyot e11 dan dalam beberapa t ahun lagi m ereka akan punah. Apakah Anda akan m em biarkan hal it u t erj adi?”

Dia m em andang saya t anpa m enj awab.

“ Dan j ika set iap orang bisa m em beli senapan berbahaya ini, m aka dalam w akt u singkat , Anda akan m em usnahkan ribuan orang, j uga m ust ang, bison dan sem ua j enis binat ang buas lainnya yang diperlukan orang I ndian unt uk hidupnya. Rat usan bahkan ribuan pem buru liar akan m enggunakan senapan Anda dan pergi m enuj u ke wilayah Barat . Banj ir darah m anusia dan binat ang akan m em basahi t anah ini dan t idak lam a lagi daerah- daerah t ersebut m enj adi t idak berpenghuni.”

’s deat h! ” serunya kem udian. ” Apakah Anda ini benar- benar pendat ang baru dari Germ any?”

“ Ya.”

“ Dan belum pernah ke sini sebelum nya?” “ Belum .”

“ Dan belum pernah j uga di Wild West sini?” “ Belum .”

“ Ooh…… j adi Anda benar- benar greenhorn, walaupun begit u Anda banyak bicara, seolah- olah andalah nenek m oyang orang I ndian dan sudah ribuan t ahun hidup di sini dan sam pai sekarang m asih hidup! Anak m uda, hendaknya Anda j angan coba- coba m em buat hat i saya panas. Seandainya perkat aan Anda it u m enj adi kenyat aan, t ak pernah t erpikirkan oleh saya unt uk m endirikan pabrik senj at a. Saya orang yang kesepian dan ingin m enyendiri, saya t idak berniat m endirikan perusahaan dan m em punyai banyak pegawai.”

“ Tet api sebenarnya Anda bisa m enj adi kaya dengan m em buat hak pat en at as penem uan Anda dan m enj ualnya.”

“ Tunggu saj alah, Sir! Sam pai sekarang nafkah saya lebih dari cukup. Saya kira saya m asih dapat hidup dengan layak t anpa m enj ual pat en saya. Sekarang pulanglah! Saya t idak m au m endengar nasihat anak kem arin sore yang belum berpengalam an, t api sudah berani m enasihat i orang t ua.

Perkat aannya it u sam a sekali t idak m em buat saya berkecil hat i. Dia selalu begit u, dan saya m aklum apa yang dia m aksud. Dia m enyayangi saya, bert ekad sem aksim al m ungkin unt uk m endukung dan m elayani saya. Kam i berj abat an t angan, dan set elah it u saya pergi.

(14)

Saya t idak m enduga, bet apa pent ingnya art i m alam it u bagi saya, dan t idak t erbersit dalam benak saya, bahwa senj at a t ua pem bunuh beruang yang berat dan senj at a laras pendek yang belum selesai it u berperan begit u besar dalam kehidupan saya kem udian. Saya gem bira m enyongsong esok hari, karena sesungguhnya saya t elah bisa m enem bak dengan baik dan m erasa sangat yakin, bahwa saya akan lulus uj ian m enem bak di hadapan t em an t ua yang unik it u.

Saya dat ang t epat pukul enam pagi. Dia sudah m enunggu saya, m enj abat t angan saya dan berkat a sam bil t ersenyum sinis,

Welcom e, Sir! Rom an m uka Anda nam pak seakan- akan Anda yakin akan m enang. Apakah Anda m engira bahwa Anda dapat m enem bak t em bok yang saya m aksud t adi m alam ?”

“ Saya harap begit u.”

Well, kit a pergi sekarang. Saya m em bawa senapan yang ringan, dan Anda m em bawa senapan pem bunuh beruang. Saya m alas m em bawa benda seberat it u.”

Dia m enyandang senapan ringan berlaras dua, dan saya m em anggul senapan t ua it u. Sesam painya di lapangan t em bak, dia m engisi kedua senapan it u dan m enem bakkannya dua kali. Kem udian giliran saya. Saya belum m engenal senapan ini, sehingga t em bakan yang pert am a hanya m engenai lingkaran luar. Tem bakan yang kedua j auh lebih baik dan yang ket iga t epat di t engah. Tem bakan selanj ut nya m enem bus lubang yang t elah dibuat oleh t em bakan ket iga. Keheranan Mr. Henry m akin m enj adi- j adi, saya j uga harus m encoba senj at anya dan ket ika hasilnya sam a, dia bert eriak,

“ Kalau t idak karena kerasukan set an, Anda seorang w est m an12 sej at i, Sir! Belum pernah saya m elihat greenhorn sepert i it u! ”

“ Saya t idak kesurupan, Mr. Henry,” kat a saya sam bil t ert awa. “ Saya t idak m au bert em an dengan set an.”

“ Menj adi w est m an adalah t ugas bahkan kewaj iban Anda, apakah Anda t idak berm inat ?”

“ Mengapa t idak! ”

Well, lihat saj a nant i, apa yang bisa dilakukan oleh greenhorn sepert i Anda? Apakah Anda j uga bisa m enunggang kuda?”

“ Kalau t erpaksa.”

“ Kalau t erpaksa? Hm ! Jadi t idak sebaik Anda m enem bak?”

(15)

Pshaw! Naik ke punggung kuda adalah yang paling sulit . Tapi j ika saya sudah duduk di at as, t idak ada kuda yang m elem parkan saya.”

Dia m elihat saya dengan pandangan m enyelidik, apakah saya serius at au berkelakar, sem ent ara it u saya m enunj ukkan w aj ah bersungguh- sungguh, dan dia berkat a,

“ Anda serius? Apakah Anda berpegang pada surainya? Kalau begit u Anda keliru. Mem ang benar, bahwa naik ke punggung kuda yang paling sulit , karena Anda harus m elakukannya sendiri, sedangkan t urun j auh lebih m udah dan cepat karena kudalah yang m enj at uhkan.”

“ Tet api kuda t idak akan m elem parkan saya! ”

“ Begit u? Kit a lihat saj a nant i! Maukah Anda m encobanya?” “ Dengan senang hat i.”

“ Kalau begit u, m arilah! Sekarang baru pukul t uj uh, dan Anda m asih punya wakt u sat u j am . Kit a ke rum ah Jim Korner, pedagang kuda. Dia m em punyai kuda put ih yang bisa Anda pakai.”

Kam i kem bali ke kot a dan m encari pedagang kuda it u. Di sana t erdapat lahan t ernak yang luas, yang dikelilingi oleh banyak ist al. Korner dat ang sendiri m enyam but dan m enanyakan m aksud kedat angan kam i.

“ Anak m uda ini bilang, bahwa t idak ada seekor kuda pun m am pu m elem parkannya dari pelana,” t ukas Henry. “ Apa pendapat Anda, Mr. Korner? Apakah Anda m engij inkannya m enunggangi kuda put ih it u?”

Pedagang it u m em andang saya dengan penuh keraguan, kem udian m engangguk t anda set uj u dan m enj awab,

“ Susunan t ulangnya t am pak bagus, selain it u leher anak m uda biasanya t idak m udah pat ah sepert i orang t ua. Jika gent lem an13 ini ingin m encoba kuda put ih saya, silahkan saj a, saya t idak keberat an.”

Dia m em beri perint ah kepada anak buahnya dan t idak berapa lam a keluarlah dua orang pem bant unya m enunt un kuda berpelana dari ist al. Kuda it u sangat liar dan m eront a- ront a karena ingin m elepaskan diri. Mr. Henry m ulai m engkhawat irkan saya, dan m em int a saya unt uk m engurungkan niat , t et api saya t idak m erasa t akut . Lagipula kesem pat an ini saya anggap sebagai kehorm at an. Saya diberi sebuah cem et i dan pem acu pada sepat u lars. Kem udian saya m elom pat ke at as pelana, t et api baru berhasil set elah beberapa kali m encoba. Set elah saya duduk di at as pelana, kedua pem bant u it u segera m inggir, dan kuda it u m elonj ak-lonj ak ke at as dan ke sam ping. Saya m em egangi pelana m eskipun belum duduk,

(16)

t et api segera saya m em asukkan kaki ke sanggurdi. Kuda it u m ulai m elaw an, nam un usahanya sia- sia. Ket ika ia t idak berhasil m enakut - nakut i saya, dia m enuj u ke dinding unt uk m elem parkan saya. Tet api dengan beberapa pukulan cam buk yang keras, saya m enghalaunya kem bali ke t engah lapangan. Kini kuda it u m ulai berj uang sekeras- kerasnya m elawan saya, sem ent ara saya pun m engerahkan seluruh kem am puan saya yang hanya sedikit w akt u it u karena kurang lat ihan. Saya t ekan kuda it u sekuat t enaga dengan paha saya, dan akhirnya kuda it u dapat dikalahkan. Ket ika saya t urun dari punggung kuda, kedua kaki saya gem et ar karena t egang, sedang binat ang it u bersim bah peluh dan m ulut nya berbuih. Tet api, sekarang ia m enurut i set iap perint ah saya.

Pedagang kuda it u m engkhaw at irkan keadaan kudanya, dia m enyelim ut i kudanya dan perlahan- lahan m enunt unnya kian kem ari, kem udian berpaling kepada saya,

“ Anak m uda, saya t idak m enduga, t adi saya m erasa yakin Anda akan t erj at uh ke t anah pada lom pat an pert am a. Tent u saj a Anda t idak perlu m em bayar, dan j ika Anda m au m em bant u, dat anglah lagi unt uk m enj inakkan kuda it u. Sepuluh dollar t idak pent ing bagi saya, karena ini bukan kuda yang m urah, dan j ika kuda ini j inak, m aka saya akan m endapat keunt ungan besar.“

“ Kalau Anda set uj u, akan saya lakukan dengan senang hat i,“ j aw ab saya. Sej ak saya t urun, Henry belum berkat a sepat ah kat a pun, hanya m enggelengkan kepala. Kem udian dia bert epuk t angan sam bil bert eriak,

Greenhorn ini benar- benar luar biasa dan ist im ewa! Bukannya kuda yang m elem parkannya ke bawah, m alahan dia yang m enggencet kuda set engah m at i. Siapa yang m engaj ari Anda, Sir?”

“ Kebet ulan saj a, saya pernah disuruh m enj inakkan seekor kuda Hongaria yang agak liar, yang t idak m au dit unggangi orang. Lam bat laun saya m enj inakkannya, t api nyaris celaka.”

“ Terim a kasih unt uk kuda yang sem acam it u! Saya m engagum i kursim alas t ua saya, yang t idak pernah m em beront ak kalau saya duduki. Mari kit a pergi, kepala saya sudah pening. Tet api t idak sia- sia. Saya t elah m elihat Anda m enem bak dan berkuda. Anda t elah m elakukannya dengan sangat baik.”

Kam i pulang ke rum ah m asih- m asing. Selam a dua hari saya t idak bert em u dia dan saya t idak punya kesem pat an unt uk m encarinya. Tet api pada hari berikut nya, dia dat ang m engunj ungi saya. Dia t ahu, bahw a saya libur.

“ Maukah Anda berj alan- j alan dengan saya?” t anyanya. “ Ke m ana?”

(17)

“ Mengapa saya?”

“ Coba Anda bayangkan, dia belum pernah m elihat seorang greenhorn.” “ Kalau begit u saya ikut , dia akan berkenalan dengan kit a. “

Saya t ahu di balik aj akannya, dia m erencanakan suat u kej ut an. Kam i m enyusuri j alan dan sam pailah di sebuah kant or dengan sebuah pint u kaca yang besar. Begit u cepat nya dia m asuk, sehingga saya t idak sem pat m em baca huruf em as yang t ert era di at as pint u kaca it u, t api saya yakin, saya sem pat m elihat –lihat kat a office dan surveying. Dan t ernyat a saya t idak salah.

Di dalam kant or it u ada t iga orang pria, yang m enyam but kam i dengan ram ah dan sopan dan kelihat an penasaran. Beberapa pet a dan gam bar t ergelet ak di at as m ej a, selain it u j uga t erdapat beberapa m acam alat pengukuran. Kam i berada di sebuah kant or geodesi.

Saya t idak t ahu apa m aksud t em an saya ini m em bawa saya ke m ari. Dia t idak m enj elaskan kepada saya dan t am paknya ini hanya kunj ungan biasa. Sebent ar kem udian percakapan it u m enj adi m enarik sam pai akhirnya pem bicaraan beralih ke benda- benda yang ada di at as m ej a it u. I ni m engunt ungkan saya, karena saya bisa t erlibat lebih banyak dalam percakapan m engenai hal- hal it u daripada t ent ang sit uasi Am erika yang belum saya kenal.

Hari ini Henry t am pak sangat t ert arik pada ilm u ukur t anah. Dia banyak bert anya dan ingin m enget ahui sem ua hal dan saya asyik m enerangkan penggunaan alat - alat it u sert a m enj abarkan gam bar pet a dan rancangannya. Saya benar- benar greenhorn sej at i, karena t idak t ahu arah pert anyaan- pert anyaan it u. Baru set elah saya m enguraikan hakekat dan perbedaan pengukuran yang t erdapat pada koordinat , m et ode kut ub dan diagonal, pengukuran perim et er, ket iga pria it u m engedipkan m at anya kepada si pem buat senapan. Kini m engert ilah saya m aksudnya. Saya bangkit dari t em pat duduk unt uk m em beri isyarat kepada Henry, bahwa saya ingin pergi. Dia t idak m enoleh dan kam i diant ar dengan lebih ram ah lagi.

Ket ika kam i sudah j auh dan t idak t erlihat dari kant or t adi, Henry berhent i sert a m elet akkan t angannya di bahu saya dan berkat a dengan waj ah berseri- seri,

Sir, anak m uda, greenhorn. Anda t elah m em buat saya sangat senang. Saya benar- benar bangga pada diri Anda.”

“ Mengapa?”

“ Karena anda t elah m em enuhi bahkan m elam paui perkiraan dan harapan saya! ”

(18)

“ Anda pun t idak perlu m engert i. Penj elasannya sangat sederhana. Anda pernah m engat akan, bahwa Anda paham t ent ang pengukuran t anah. Dan unt uk m em bukt ikan bahwa Anda t idak m em bual, saya m em bawa Anda kepada para

gent lem an t adi. Mereka adalah kenalan saya dan t elah m enguj i kecakapan Anda. Ternyat a Anda lulus.”

“ Mem bual? Mr. Henry, kalau Anda m enganggap saya sepert i it u, saya t idak akan dat ang lagi ke rum ah Anda! ”

“ Jangan t ersinggung! Anda j angan m erenggut kebahagiaan orang t ua sepert i saya. Karena it u akan m em buat kesan saya t erhadap Anda berubah. Sepert i Anda ket ahui, ada kem iripan ant ara Anda dengan anak saya! Sudahkah Anda m endat angi pedagang kuda it u?”

“ Set iap pagi.”

“ Dan m enunggangi kuda put ih it u lagi?” “ Ya.”

“ Apakah ada harapan dapat m enj inakkan kuda it u?”

“ Saya yakin. Hanya saya ragu, apakah orang yang akan m em belinya dapat m enguasainya sepert i saya. I a sudah t erbiasa dengan saya dan akan m elem parkan orang lain ke t anah.“

“ Saya senang, senang sekali, t am paknya ia hanya m au dit unggangi

greenhorn. Mari lew at j alan sini! Saya t ahu, di seberang sana ada dining-house

t erkenal, t em pat m akan dan m inum yang enak. Anda t elah lulus uj ian dan kit a harus m erayakannya.”

Saya t idak m em aham i Mr. Henry. Dia sepert inya t elah berubah. Dia yang biasanya m enyendiri dan pem alu, kini ingin m akan di sebuah rest oran! Waj ahnya pun lain dari biasanya dan suaranya t erdengar lebih ram ah dan ceria daripada sebelum nya. Kat a uj ian m enarik perhat ian saya, t api m ungkin saj a kat a it u t idak berart i.

Sej ak saat it u set iap hari dia m engunj ungi saya dan m em perlakukan saya seolah- olah dia t akut kehilangan saya. Tet api t am paknya saya t idak boleh m em banggakan diri dulu, karena dia m asih t et ap m enyebut saya dengan ist ilah

greenhorn yang m enyebalkan it u.

(19)

Kira- kira t iga m inggu set elah kunj ungan kam i ke kant or it u, suat u pet ang nyonya rum ah m em int a saya unt uk t idak keluar rum ah, sebab saya akan diundang m akanm alam oleh keluarga it u. Mr. Henry akan dat ang, dan selain it u m ereka j uga m engundang dua orang pria, yang salah sat unya bernam a Sam Hawkens, seorang

w est m an yang t erkenal. Sebagai seorang greenhorn, saya belum pernah m endengar nam a it u, t et api saya senang akan berkenalan dengan pem buru yang ulung dan t erkenal it u.

Karena saya t inggal serum ah, saya t idak perlu m enunggu t ibanya w akt u yang dit ent ukan. Beberapa m enit sebelum wakt unya, saya sudah berada di dining

-room14. Di sana saya t erkej ut , m elihat penat aan ruang yang t idak sepert i biasanya, t am paknya akan ada pest a.

Si kecil Em m y yang baru berum ur lim a t ahun berada sendirian di ruang it u. Dia m em benam kan j arinya ke dalam m anisan st roberi lalu m enj ilat nya. Ket ika saya m asuk, dia m enarik j arinya dan m enyibak ram but nya yang pirang. Saat saya m engangkat t elunj uk unt uk m em berinya t eguran keras, cepat - cepat dia m engham piri saya dan berbisik. Agar saya t idak m arah, ia m au m em buka suat u rahasia yang dij aganya selam a beberapa hari ini, m eskipun hat i kecilnya m erasa bersalah. Karena m erasa kurang m engert i, saya m enyuruh dia m engulanginya. Jawabnya t et ap sam a,

Your farewell- feast.”

Pest a perpisahanku! I t u t idak m ungkin! Siapa t ahu, anak it u berkat a begit u agar saya t idak m arah. Saya t ersenyum , kem udian m endengar suara orang yang bercakap- cakap di ruangt am u. Para t am u t elah dat ang. Dan saya pun ke ruangt am u unt uk m enyam but m ereka. Tiga orang t am u dat ang bersam aan. Ternyat a m ereka sudah sepakat dat ang bersam a- sam a. Henry m em perkenalkan seorang pem uda gant eng yang acuh t ak acuh dan kaku, yang dipanggil Mr. Black; dan kem udian Sam Hawkens, seorang w est m an.

Dia seorang w est m an! Saya akui t erus t erang, w aj ah saya m ungkin bengong ket ika m em andangnya. Sosok sepert i it u t idak pernah saya lihat sebelum nya, dan kelak saya akan bert em u dengan sosok- sosok lain yang lebih aneh lagi. Orang it u berpenam pilan sangat m encolok, dit am bah lagi gayanya berdiri di ruangan yang indah it u sepert i berdiri di t engah hut an belant ara saj a. Dia t et ap m engenakan t opinya sam bil m em egang senj at a di t angan. Orang past i m em bayangkan dem ikian:

(20)

Bahwa di bawah t opi t ebalnya yang lusuh dan usang dia past i selalu berpikir keras. Di sekit ar hidungnya yang besar dan m enakut kan sert a besar pula bayangannya - sehingga cocok unt uk dij adikan j am m at ahari- , t am pak j am bangnya yang t um buh t ak t erurus. Karena j am bangnya yang lebat it u, selain hidung, yang t am pak adalah kedua m at a kecilnya yang cerdik. Kedua m at a it u t am pak sangat hidup dan penuh selidik. Dengan pancaran m at a yang berseri- seri dia m em andangi saya. Kam i saling m engam at i dengan seksam a. Kelak saya t ahu alasannya m engapa dia begit u t ert arik kepada saya.

Organ bagian at as t ersebut bert um pu pada t ubuh yang t ert ut up rapat hingga ke lut ut oleh j as berburu dari kulit yang sudah usang yang diperunt ukkan bagi orang yang lebih gem uk. Karena it u m anusia kerdil it u t am pak sepert i anak kecil yang berm ain- m ain dengan m em akai baj u t idur kakeknya. Di baw ah j asnya yang longgar, t am pak kedua kakinya yang kurus dan bengkok yang t erbungkus oleh leggin15 ket at yang sudah usang. Tam paknya leggin it u dibuat duapuluh t ahun yang lalu. Dan dia j uga m engenakan sepasang sepat u lars yang j uga longgar, yang j ika perlu m asih bisa m uat sat u orang lagi.

West m an t erkenal ini m em egang senapan. Ket ika saya perhat ikan dengan t elit i, barang t ersebut lebih m irip sebuah gada ket im bang sebuah senapan. Pada saat it u, t idak t erbayang oleh saya adanya figur pem buru prairie yang unik m elebihi dia. Nam un t idak lam a kem udian saya m engenal dan m enghargai karakt er asli orang ini.

Set elah m em perhat ikan saya dengan seksam a, dia bert anya kepada Henry dengan suara kecil sepert i suara kanak- kanak,

“ Apakah ini si greenhorn m uda yang Anda cerit akan it u, Mr. Henry?” “Yes.“ orang yang dit anya m engangguk.

Well! Saya m enyukainya. Saya harap, dia j uga m enyukai Sam Hawkens, hihihihi! ”

Dengan t aw a yang aneh dan khas yang kelak akan saya dengar ribuan kali, dia berpaling ke arah pint u yang kini t erbuka. Tuan dan Nyonya rum ah m em asuki ruangan dan m enyalam i pem buru it u dengan ram ah sehingga saya m enduga m ereka t elah m engenal dia sebelum nya. Kem udian m ereka m engaj ak kam i m em asuki ruang m akan. Kam i m engikut i aj akan ini. Saya heran hingga saat it u Sam Hawkens belum j uga m elepaskan t opi dan senj at anya. Baru set elah kam i duduk, dia berkat a sam bil m enunj uk senj at anya,

(21)

“ Seorang w est m an sej at i t idak akan j auh dari senj at anya, begit u pula dengan saya. Saya t idak akan j auh dari si Liddy, senj at a saya. Saya akan m enggant ungkannya pada paku dinding it u.”

Oh, j adi dia m enam ai senj at anya Liddy! Kelak saya t ahu, bahwa para pem buru prairie m em punyai kebiasaan m em perlakukan senj at anya sepert i m akhluk hidup dan m em berinya nam a. Dia m enggant ungkan senj at a sert a t opi yang unik di t em pat t ersebut . Ket ika dia m elepas t opi, bet apa t erkej ut nya saya m elihat seluruh ram but nya m enem pel pada t opinya. Sangat m engherankan, kepalanya t idak berkulit dan berwarna kem erahan. Nyonya rum ah m enj erit dan anak- anak bert eriak dengan sangat keras. Dia berpaling kepada kam i dan berkat a dengan t enang,

“ Jangan t erkej ut , ladies dan m esch’schurs16, t idak ada apa- apa! Dulu saya punya ram but sendiri yang t idak kalah indahnya dengan ram but anak- anak it u, dan t idak seorang pun berani m enyangkalnya. Sam pai pada suat u hari saya berj um pa dengan lusinan orang suku Pawnee, m ereka m encukur ram but saya dan m engulit i kepala saya. Mula- m ula saya sangat t erganggu, t et api lam a kelam aan saya t erbiasa, hihihihi! Kem udian saya pergi ke Tekam a dan m em beli scalp17 baru yang kalau saya t idak salah disebut wig dan saya beli seharga t iga gulungan besar bulu beaver18. Bagi saya t idak m asalah, karena kulit kepala yang baru lebih prakt is dari yang sebelum nya, t erut am a pada m usim panas. Wig it u hanya dilepas, j ika saya berkeringat , hihihihi! ”

Dia m enggant ungkan t opinya di at as senapannya dan m em asang kem bali wignya. Kem udian dia m elepaskan j asnya dan m elet akkannya di sandaran kursi. Jas ini sudah berkali- kali dit am bal dan diperm ak dengan sobekan kulit , sehingga pakaian it u m enj adi kaku dan t ebal dan ham pir t idak t ert em bus panah I ndian.

Kini t am pak sangat j elas kakinya yang kurus dan bengkok. Tubuh bagian at asnya t ert ut up rom pi pem buru yang t erbuat dari kulit . Pada ikat pinggangnya t erselip sat u pisau dan dua pist ol. Ket ika dia duduk kem bali di kursi, m ula- m ula dia m em andang saya, kem udian nyonya rum ah, dengan pandangan ingin t ahu dan bert anya,

My lady, bukankah lebih baik j ika sebelum m akan, kit a sam paikan rencana kit a t erlebih dahulu kepada greenhorn ini, kalau saya t idak salah?”

16 Tuan- t uan ( dialek Barat , asal dari bhs. Prancis) .

(22)

Ungkapan “ kalau saya t idak salah” t elah m enj adi kebiasaannya. Nyonya rum ah m engangguk lalu berpaling kepada saya. Sam bil m enunj uk pada t am u yang lebih m uda, ia berkat a,

“ Mungkin Anda belum t ahu bahw a Mr. Black ini akan m enggant ikan Anda.” “ Menggant ikan ... saya?” t anya saya dengan t erkej ut .

“ Ya, hari ini kit a m erayakan perpisahan Anda, kam i t erpaksa m encari guru baru” .

“ Perpisahan... saya?”

Syukurlah, w akt u it u w aj ah saya t idak dipot ret , karena bagaim anapun j uga past i kelihat an sangat t olol.

“ Ya, perpisahan Anda, Sir.” Nyonya rum ah m engangguk sam bil t ersenyum ram ah. Sem ent ara it u perasaan saya t idak m enent u, karena it u t idak ada alasan unt uk t ersenyum . I a m enam bahkan,

“ Sebenarnya Anda harus m engundurkan diri dulu, t api kam i t idak akan m enghalangi kebahagiaan yang akan segera Anda raih. Kam i m enyayangkan kepergian Anda, t api doa kam i m enyert ai Anda. Sem oga Tuhan m elindungi perj alanan Anda besok pagi! ”

“ Berangkat ? Besok? Ke m ana?” t anya saya dengan berat hat i.

Sam Hawkens yang berdiri di sebelah saya, m enepuk bahu saya sam bil t ert awa.

“ Ke m ana? Ke daerah Barat bersam a saya. Anda t elah lulus uj ian dengan gem ilang, hihihihi! Para surveyor yang lain akan berangkat besok dan t idak dapat m enunggu Anda. Anda m au t idak m au harus ikut . Saya, Dick St one dan Will Parker yang akan bert ugas sebagai pem andu. Kit a berangkat m enuj u pegunungan Canadian dan t erus ke New Mexico. Saya t idak berpikir, Anda akan t inggal di sini dan t et ap m enj adi greenhorn! ”

Kini saya m ulai m engert i. Sem uanya t elah direncanakan t anpa sepenget ahuan saya. Saya akan bekerj a sebagai surveyor, pengukur t anah, m ungkin unt uk salah sat u j alur keret a api panj ang yang sudah direncanakan. Bet apa senangnya saya! Saya sam a sekali t idak perlu bert anya. Saya m enerim a inform asi it u begit u saj a. Sem uanya berkat Henry. Dia m em egang t angan saya dan berkat a,

(23)

m enguj i Anda t anpa sepenget ahuan Anda. Anda t elah lulus dengan baik. I ni surat pengangkat an Anda.”

Dia m em berikan dokum en it u kepada saya. Ket ika saya m em baca surat it u dan m enget ahui berapa besar gaj i saya, m at a saya t erbelalak. Selanj ut nya dia berkat a,

“ Anda akan berkuda, j adi but uh seekor kuda yang bagus. Kuda put ih yang sudah Anda j inakkan it u sudah saya beli dan akan saya berikan kepada Anda. Anda j uga perlu m em iliki senj at a dan unt uk it u Anda boleh m em baw a senj at a t ua pem bunuh beruang yang berat it u, yang sudah t idak saya perlukan. Dengan senj at a it u, saya yakin t em bakan- t em bakan Anda akan selalu t epat pada sasaran. Apa pendapat Anda, Sir, he?”

Mula- m ula saya t idak kuasa berbicara, kem udian, ket ika saya sudah bisa m enguasai diri, saya ingin m enolak sem ua pem berian it u, t et api t idak berhasil. Orang- orang baik ini t elah bert ekad unt uk m enyenangkan hat i saya, dan kalau saya bersikeras m enolak sem ua hadiah it u, hal it u akan sangat m enyinggung perasaan m ereka. Unt uk m engakhiri percakapan t ersebut , paling t idak unt uk sem ent ara wakt u, nyonya rum ah m engam bil t em pat duduk dan kam i yang lain t erpaksa m engikut i t indakannya. Kam i m ulai m akan dan pokok pem bicaraan t adi t idak disinggung lagi.

Baru sesudah m akan, saya t ahu, apa yang seharusnya saya ket ahui. Rel keret a yang akan dibangun it u t erbent ang dari St . Louis hingga ke pant ai Pasifik m elalui daerah t erit orial I ndian, New Mexico, Arizona dan California. Menurut rencana, j alur ini dibagi dalam beberapa seksi penelit ian dan pengukuran. Seksi t em pat saya dan t iga orang ahli survey lapangan lainnya yang bekerj a di bawah pengawasan seorang I nsinyur Kepala, berada di lokasi daerah hulu Rio Pecos dan Pegunungan Canadian sebelah selat an.

(24)

Ket ika keesokan harinya, set elah saya berpam it an pada keluarga Jerm an it u, saya pergi ke rum ah Henry. Belum sem pat saya m engucapkan at as j asanya, dia sudah m engguncang- guncang t angan saya dengan t ulus sam bil berkat a kasar,

“ Sudahlah, Sir! Saya m enyuruh Anda pergi, hanya supaya senj at a t ua saya bisa digunakan lagi. Kalau Anda kem bali, carilah saya dan cerit akan, apa yang t elah Anda alam i. Nant i akan t erbukt i, apakah Anda m asih sepert i sekarang dan t et ap t idak m em percayai definisi greenhorn sepert i yang t ercant um dalam buku- buku.”

(25)

BAB SATU SEORAN G GREEN H ORN

Pem baca yang budim an, t ahukah Anda, apa m akna kat a “greenhorn”? I ni adalah sebuah j ulukan yang sangat m enj engkelkan dan bernada m enghina. Green

art inya hij au dan kat a horn diart ikan alat peraba. Jadi greenhorn1 adalah orang yang m asih hij au, pendat ang baru dan belum berpengalam an di suat u daerah. Dia bert indak hat i- hat i dan m em asang alat peraba baik- baik supaya t idak dit ert awakan.

Greenhorn adalah seseorang yang t idak beranj ak dari kursinya ket ika seorang lady2 m em int a ingin duduk di sit u; dia m enyalam i t uan rum ah t erlebih dahulu, kem udian baru m em bungkukkan badannya kepada nyonya rum ah dan anakdaranya. Dia seseorang yang t erbalik m engisi senapannya. Mula- m ula dia m em asukkan sum bat , kem udian peluru dan t erakhir m esiu ke dalam nya.

Greenhorn t idak bisa berbahasa I nggris sam a sekali, at au dia hanya bisa berbahasa I nggris yang dibuat - buat . Baginya, I nggris yankee3 at au gaya bahasa orang

pedalam an sam a- sam a m em uakkan, sehingga sam a sekali t idak pernah t erpikir olehnya unt uk m em pelaj ari, apalagi m engucapkannya. Greenhorn m enganggap racoon4 sebagai opossum5 dan m enganggap wanit a blast eran negro dengan

kulit put ih seorang quadroone6.

Greenhorn m erokok cerut u t et api m em benci Sir7 yang m engunyah t em bakau dan m eludahkannya. Jika dit am par oleh seorang Paddy ( I rlandia) ,

Greenhorn akan berlari m engadu kepada seorang j urudam ai dan bukannya

m enem bak saj a orang it u sebagaim ana layaknya yankee sej at i. Greenhorn

m enganggap j ej ak kalkun sebagai j ej ak beruang dan m enganggap kapal layar sebagai kapal uap Mississippi. Greenhorn t idak ragu- ragu m elet akkan sepat u

bootnya yang kot or di at as dengkul penum pang yang lain, dia pun t idak m alu m enyeruput supnya dengan bunyi sepert i bison yang sekarat . Greenhorn

m enggot ong sebanyak m ungkin karet spons pem bersih waj ah dan lim a kilo sabun dem i kebersihan t ubuhnya di padang prairie. Dia j uga m enyelipkan sebuah kom pas, nam un set elah t iga at au em pat hari kem udian j arum nya m enunj ukkan ke sem ua

1 Dalam bhs. I ndonesia, m aknanya adalah: pem ula yang sok t ahu. Menurut asalusul kat a yang sebenarnya, greenhorn berart i anak sapi yang t anduknya belum sepenuhnya t um buh, j adi konot asinya seseorang yang belum sepenuhnya dewasa. Sedang horn yang diart ikan sebagai alat peraba ( dari j enis binat ang insek) , it u adalah kekeliruan si pengarang.

2 Nyonya ( bhs. I ngris) .

3 Nam a olok- olok orang Am erikat Serikat bagian Ut ara.

4 Sej enis binat ang pem akan daging, berbulu abu- abu- cokelat dengan bercak hit am sepert i t openg di m at anya.

5 Binat ang m alam , berbulu t ebal, berm oncong panj ang. 6 Seperem pat ket urunan negro.

(26)

arah kecuali ke ut ara. Greenhorn m encat at delapanrat us ungkapan bahasa I ndian, t api ket ika bert em u dengan seorang kulit m erah unt uk pert am a kalinya, baru t eringat olehnya, bahw a cat at an it u t erkirim ke rum ah dalam surat t erakhir, sehingga dia t idak bisa m em pelaj arinya.

Greenhorn m em beli m esiu, dan ket ika m enem bak unt uk pert am a kalinya, dia baru t ahu, seseorang t elah m em berinya bubuk arang yang dihaluskan.

Greenhorn t elah m em pelaj ari ilm u ast ronom i selam a sepuluh t ahun, dan selam a it u pula dia m engam at i bint ang- bint ang di angkasa, nam un dia t idak t ahu j am berapa saat ini. Greenhorn m enyelipkan pisau Bowie ke ikat pinggangnya sehingga j ika dia m em bungkuk, m at a pisaunya akan m enusuk pahanya sendiri. Greenhorn akan m em buat api unggun besar saat berada di Wild West, sehingga nyalanya berkobar m enj ulang set inggi pohon, dan dia kaget ket ika dipergoki dan dit em baki oleh orang- orang I ndian. Greenhorn adalah greenhorn, dan j ulukan greenhorn sem acam it u dahulu m elekat j uga pada diri saya.

Tet api orang keliru kalau m engira saya peduli dengan j ulukan yang m enyakit kan it u, karena m em ang m enj adi ciri khas set iap greenhorn yang lebih suka m enganggap orang lain greenhorn daripada dirinya sendiri. Sebaliknya, saya m erasa pandai dan berpengalam an, karena saya t elah m engenyam pendidikan t inggi dan t idak pernah gent ar m enghadapi uj ian! Dulu, ket ika saya m asih rem aj a, saya sam a sekali t idak berpikir bahw a kehidupanlah t em pat belaj ar yang sesungguhnya yang m enguj i sisw anya set iap saat dan m ereka harus lulus m enem puh uj ian ini.

Sit uasi yang t idak m engunt ungkan di t anah- air dan dorongan naluri t elah m em bawa saya m enyeberangi sam udra m enuj u Am erika, t em pat yang kala it u j auh lebih baik dan m engunt ungkan unt uk karier seorang anak m uda yang ulet . Di negara- negara Tim ur sebenarnya pun saya bisa m enem ukan kehidupan yang berkecukupan, t api ada dorongan dalam diri saya unt uk pergi ke Barat . Dalam wakt u singkat saya bekerj a dari suat u t em pat ke t em pat lain dan m endapat kan uang begit u banyak, sehingga saya sam pai di St . Louis dalam kondisi sej aht era lahir bat in. Di sana keberunt ungan m em bawa saya ke sebuah keluarga Jerm an, t em pat saya m ondok sebagai seorang guru pribadi. Di keluarga ini saya berkenalan dengan Mr. Henry seorang pem buat senapan sej at i, yang hasil karyanya dikerj akan dengan sent uhan seni. Dengan kebanggaan orang kuno dia m enyebut dirinya t he gunsm it h8.

(27)

Jika dilihat dari rom an m ukanya, t am paknya Mr. Henry t idak pernah bergaul dengan orang lain selain dengan keluarga yang dit inggalinya. Dia bahkan m elayani pelanggannya dengan kasar dan ket us, sehingga m ereka ke sana sem at a- m at a hanya karena kwalit as barangnya. Tapi sebenarnya dia seorang yang sangat baik hat i dan bersahabat . Dia kehilangan ist ri dan anaknya dalam suat u perist iwa yang m enyedihkan yang t idak pernah dicerit akannya. Kendat i dem ikian saya m enduga berdasarkan sebagian cerit anya, bahwa m ereka t erbunuh dalam suat u peram pokan. Kej adian it u m em buat nya m enj adi begit u kasar. Mungkin dia t idak m enyadari bahwa dia sangat kasar; t et api sebet ulnya pribadinya lem but dan baik. Saya sering m elihat m at anya berkaca- kaca j ika saya bercerit a t ent ang kam pung halam an dan keluarga saya, t em pat hat i saya selalu berlabuh.

Saya t idak t ahu, m engapa orang t ua it u m enaruh sim pat i yang begit u besar t erhadap saya, padahal saya m asih m uda dan m asih asing di m at anya. Sam pai suat u saat dia m engat akannya kepada saya. Sej ak saya m enum pang di sana, dia lebih sering berkunj ung daripada sebelum nya, m enyim ak pelaj aran dan bercakap-cakap dengan saya seusai pelaj aran. Dan akhirnya dia m engundang saya ke rum ahnya. Undangan sem acam ini belum pernah diberikan kepada orang lain. Karena it u saya bersikap waspada m enanggapi undangannya. Sikap ini rupanya t idak disukainya. Sam pai hari ini, saya m asih ingat bet apa m arahnya dia, ket ika suat u m alam saya berkunj ung, dan dia m enerim a saya t anpa m enj awab ucapan “good evening”9 saya.

“ Di m anakah Anda kem arin?” “ Di rum ah.“

“ Dan kem arin dulu?” “ Juga di rum ah.” “ Jangan bohong! ”

“ Saya t idak bohong, Mr. Henry! ”

Pshaw ! Anak- anak m uda sepert i Anda diibarat kan sepert i burung yang t idak pernah t inggal di sarangnya. Mereka akan ngeluyur ke m ana saj a kecuali ke keluarganya sendiri.”

“ Kalau begit u m enurut Anda, ke m anakah saya boleh pergi?”

“ Tent u saj a ke sini, ke rum ah saya! Sudah lam a saya ingin m enanyakan sesuat u kepada Anda.”

“ Mengapa t idak dit anyakan?”

“ Tent u saj a karena saya belum m au.”

(28)

“ Lalu kapan m aunya?” “ Mungkin sekarang.”

“ Tanyakan saj a, j angan segan- segan,” j awab saya sam bil duduk di bangku t em pat dia bekerj a.

Dia m em andang saya dengan heran sam bil m enggelengkan kepalanya dan berkat a,

“ Segan? Apakah saya harus m em int a ij in lebih dahulu kepada seorang

greenhorn sepert i Anda apabila saya hendak bert anya?”

Greenhorn?” t anya saya sam bil m engerut kan dahi, karena saya m erasa benar- benar t ersinggung. “ Saya kira perkat aan Anda it u t idak disengaj a dan hanya salah lidah, Mr. Henry! ”

“ Jangan t ersinggung, Sir! Perkat aan it u saya ucapkan dengan sengaj a. Anda m em ang seorang greenhorn. Mem ang benar Anda m em punyai banyak penget ahuan. Sungguh m engagum kan apa yang dipelaj ari orang di Jerm an! Anda bahkan sudah t ahu j arak bint ang di langit yang dulu dit ulis oleh Raj a Nebukadnezar pada bat u prasast i. Anda t ahu ilm u bum i, ilm u alam dan ilm u lainnya. Dan karena it u Anda m enj adi som bong! Tet api kira- kira lim apuluh t ahun lagi, Anda baru akan m enyadari apa yang diperlukan unt uk kepandaian yang sesungguhnya! Apa yang Anda ket ahui sam pai saat ini sam a sekali t idak berart i. Dan kepint aran Anda m asih kurang. Anda sam a sekali t idak bisa m enem bak! ”

Dia m engat akan it u dengan nada yang sangat m enghina dan dengan penuh keyakinan seolah- olah dia t ahu past i akan hal ini.

“ Tidak bisa m enem bak? Hm ! ” j awab saya sam bil t ersenyum . “ I nikah yang ingin Anda t anyakan pada saya?”

“ Ya, m em ang! Sekarang apa j awaban Anda?”

“ Beri dulu saya senapan yang baik, baru akan saya j awab.”

Dia m elet akkan laras senapan yang sedang disekrupinya, kem udian berdiri m endekat i saya, m em ast ikan dengan pandangan heran dan berseru,

“ Mem beri Anda senj at a, m ana m ungkin! Senapan saya hanya boleh dipergunakan oleh orang yang layak m em egangnya.”

“ Saya j uga layak,” saya m enganggukkan kepala.

Dia m em andang saya sekali lagi, kem udian duduk kem bali, m ulai lagi m engerj akan laras senapannya dan bergum am ,

(29)

Nam un, dia t idak t ahan lagi. Dia m em bawa laras it u ke arah lam pu, m em eriksanya dan m engat akan,

“ Menem bak it u lebih sulit daripada m eneropong bint ang at au m em baca t ulisan pada prasast i Nebukadnezar. Mengert i? Apakah Anda pernah m em egang sebuah senj at a di t angan?”

“ Tent u saj a! ” “ Kapan?”

“ Sudah lam a dan seringkali.”

“ Juga m em bidik dan m enarik pelat uknya?” “ Ya.“

“ Dan kena? “ Tent u saj a! ”

Tiba- t iba dia m elet akkan laras senapan yang sedang dikerj akannya, m em andang saya lagi dan berkat a,

“ Ya kena. Tapi apanya yang kena?” “ Sasarannya, t ent u saj a.”

“ Apa? Apakah Anda benar- benar m au m em bohongi saya?” “ Saya berkat a yang sesungguhnya, saya t idak bohong.”

“ Perset an, Sir! Orang t idak akan percaya. Saya yakin, t em bakan Anda hanya m engenai t em bok dan it u pun j ika t ingginya sem bilan m et er dan panj angnya t igapuluh m et er. Tapi Anda berbicara begit u serius dan yakin, sehingga m em buat orang j engkel. Saya bukan kanak- kanak, t ahu! Greenhorn dan kut ubuku sepert i Anda t idak bisa m enem bak! Selam a ini Anda hanya sibuk m enggelut i buku- buku berbahasa Turki, Arab dan bahasa- bahasa konyol lainnya dan Anda m asih sem pat m enyisihkan w akt u unt uk lat ihan m enem bak? Am billah senapan t ua yang t ergant ung it u dan bidiklah seolah- olah Anda hendak m enem bak. Senapan it u adalah senapan pem bunuh beruang, senapan t erbaik yang pernah saya gunakan.”

Saya beranj ak m engam bil bedil it u dan m em bidik.

Halloo! ” serunya sam bil m elom pat . “ Diapakan it u? Anda m engangkat senapan it u sepert i m engangkat sebuah t ongkat saj a, padahal it u senapan t erberat yang saya kenal! Apakah Anda sekuat it u?”

Sebagai j awaban, saya m encengkeram pinggangnya lalu m engangkat nya t inggi- t inggi dengan t angan kanan.

Thunder-st orm !” t eriaknya. “ Lepaskan saya. Anda t ernyat a j auh lebih kuat daripada Bill! ”

(30)

“ Dia anak saya, yang… ah… lupakan saj a! Dia sudah m eninggal sepert i yang lainnya. Dia bisa t um buh m enj adi pem uda yang t angkas, t et api m eninggal ket ika saya t idak ada. Perawakan Anda m irip dengannya, bahkan m at a dan bent uk m ulut Anda m irip, karena it u saya anggap Anda ..., ah, it u bukan urusan Anda! ”

Ungkapan kesedihan yang dalam t erpancar di waj ahnya . Dia m engusap waj ah dengan t angannya, kem udian m elanj ut kan kisahnya dengan suara yang lebih bersem angat ,

“ Tapi, Sir, sungguh sayang j ika t enaga ot ot Anda hanya dim anfaat kan unt uk m enulis buku, seharusnya Anda berlat ih fisik! ”

“ Tet api saya selalu berlat ih! ” “ Sungguh?”

“ Ya! ” “ Bert inj u?”

“ Bert inj u t idak ada di negeri saya, t et api senam dan gulat saya ikut .” “ Berkuda?”

“ Ya.”

“ Berm ain anggar?”

“ Saya pernah m enj adi guru anggar.” “ Hei… j angan m em bual! ”

“ Anda m au m encoba?”

“ Terim a kasih! Cukup, saya harus bekerj a. Duduklah kem bali.”

Dia kem bali ke t em pat kerj anya, dan saya duduk kem bali. Kam i t erdiam cukup lam a. Tam paknya Henry sibuk berpikir t ent ang sesuat u yang pent ing. Tiba-t iba dia m enengadah dan berTiba-t anya,

“ Sudah pernahkan Anda belaj ar m at em at ika?” “ Dulu it u salah sat u bidang kegem aran saya.” “ Arit m at ika, geom et ri?”

“ Tent u saj a. “

“ Pengukuran t anah?”

“ I t u kegem aran saya j uga. Saya sangat sering bekerj a di lapangan dengan t eodolit t anpa t ahu kegunaannya.”

“ Dan dapat m engukur, benar- benar m engukur?”

“ Ya, saya dulu sering ikut sert a dalam pengukuran horisont al dan vert ikal, m eskipun saya t idak m erasa sebagai ahli geodesi” .

(31)

“ Karena saya m em punyai alasan unt uk it u, t ahu! Anda t idak perlu m enget ahuinya sekarang, Anda akan m endengarnya kelak. Saya harus t ahu dulu, apakah Anda bisa m enem bak.”

“ Kalau begit u, cobalah saya! “

“ Sudah t ent u Anda akan saya coba. Jam berapa Anda besok m ulai m engaj ar?”

“ Pukul delapan.“

“ Dat anglah pukul enam , kit a akan pergi ke lapangan t em bak, t em pat saya m encoba senapan saya” .

“ Mengapa sepagi it u?”

“ Karena saya t idak m au m enunggu lebih lam a. Saya sangat penasaran dan ingin m em bukt ikan bahwa Anda benar- benar seorang greenhorn. Unt uk hari ini rasanya sudah cukup, saya m asih m em punyai pekerj aan lain.”

Laras senapan it u sudah selesai dikerj akan, dan sekarang dia m engam bil sepot ong besi poligon10 dari sebuah lem ari. Uj ung besi it u dikikirnya sam pai halus. Saya lihat t iap perm ukaannya m em iliki sebuah lubang.

Dem ikian asyiknya dia bekerj a, sehingga t am paknya dia lupa akan kehadiran saya. Mat anya berbinar- binar dan j ika dia m engam at i hasil karyanya t ersirat rasa bangga di waj ahnya. Pot ongan besi ini past i sangat berharga baginya. Saya ingin t ahu apa yang sedang dikerj akannya. Karena it u saya bert anya,

“ Apakah it u bagian dari sebuah senapan, Mr. Henry?”

“ Ya,” j awabnya, seolah- olah dia sudah lupa bahwa saya m asih ada di sana. “ Tet api saya t idak m engenal sist em senapan yang m em punyai bagian sepert i it u. “

“ Ya m em ang, senapan ini belum selesai dirakit . Tapi past i akan j adi ‘senapan Henry’.”

“ Oh…. sebuah penem uan baru? “Yes! ”

“ Kalau begit u, saya m int a m aaf karena t elah m enanyakannya! I ni t ent u rahasia! ”

Dia m em eriksa t iap- t iap lubang dengan seksam a dan m em ut ar besi it u berkali- kali ke segala arah. Kem udian dia coba m enyesuaikannya dengan bagian belakang laras senapan lalu berkat a,

“ Ya, ini rahasia. Tet api saya percaya pada Anda, Anda bisa m enyim pan rahasia m eskipun Anda bet ul- bet ul m asih seorang greenhorn. Karena it u saya ingin

(32)

m engat akan bahwa senapan ini akan m enj adi senapan pendek, sebuah repert ir yang dapat m enem bakkan duapuluh lim a peluru.”

“ Tidak m ungkin! ”

“ Jaga m ulut Anda! Saya t idak bodoh unt uk m elakukan suat u yang m ust ahil! ” “ Tet api bukankah Anda harus m em buat lubang- lubang unt uk m enyim pan duapuluhlim a peluru?”

“ Saya sudah m em buat nya j uga. “

“ Tem pat t ersebut past i besar dan t idak prakt is, sehingga m engganggu.” “ Sebaliknya, saya hanya m em buat sat u t em pat , prakt is dan sam a sekali t idak m engganggu. Besi inilah t em pat nya.“

“ Hm ! Saya t idak m engert i bidang Anda, t et api bagaim ana dengan suhu t inggi pada laras senapan akibat t em bakan it u?”

“ Just ru bahan dan pem buat an laras inilah rahasia saya. Di sam ping it u, apakah selalu perlu m elepaskan duapuluhlim a t em bakan bert urut - t urut ?”

“ Jarang sekali.”

“ Jadi besi ini akan berput ar, keduapuluhlim a lubang it u m asing- m asing akan m em uat sebuah peluru. Pada set iap peluru yang ada di dalam nya akan t epat berhadapan dengan lubang laras. Sudah bert ahun- t ahun lam anya saya m em ikirkan kem ungkinan ini, t et api belum pernah dapat saya laksanakan. Sepert inya baru sekarang akan berhasil. Nam a saya, Gunsm it h, sekarang sudah dikenal sebagai pem buat senapan. Jika cipt aan saya ini berhasil, saya akan sangat t erkenal dan m endapat banyak uang.”

“ Dan m endapat t am bahan beban m oral.”

Dia m em andang saya dengan t ercengang, lalu bert anya, “ Beban m oral? Mengapa?”

“ Anda kira, seorang pem bunuh t idak punya beban m oral?” “Zounds! Maksud Anda, apakah saya seorang pem bunuh?” “ Sekarang m em ang belum ! ”

“ At au saya akan m enj adi pem bunuh?”

“ Ya, bukankah m em bant u orang m elakukan pem bunuhan dosanya sam a besar dengan orang yang m elakukan pem bunuhan it u sendiri?”

“ Perset an, saya t idak akan m em bant u sebuah pem bunuhan.”

“ Mem ang bukan m em bant u sebuah pem bunuhan, m elainkan pem bant aian besar- besaran.”

“ Bagaim ana m ungkin? Saya t idak m engert i.”

Referensi

Dokumen terkait

GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTEK KERJA NYATA 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan.... HASIL KEGIATAN PRAKTEK KERJA NYATA 4.1 Pelaksanaan Administrasi Penjualan Air Minum

Perlengkapan yang sifatnya intelektual, yaitu yang diwujudkan dalam pencarian informasi sebanyak mungkin mengenai agama dan keyakinaan orang lain, sehingga umat dari masing-masing

[r]

Variabel Tingkat Kedisiplinan Belajar memberikan Sumbangan Relatif (SR) sebesar 77% dan Sumbangan Efektif (SE) sebesar 15,785% (3) Pengaruh positif dan signifikan

Observasi pra-PPL menyangkut perangkat pembelajaran (meliputi kurikulum, silabus, dan RPP), proses pembelajaran (meliputi cara membuka pelajaran, menyajikan materi,

14.1. Sebelum batas waktu penyampaian dan pemasukandokumen penawaran berakhir dan pada saat penjelasan dokumen pengadaan, ULP/Panitia Pengadaan dapat mengubah ketentuan

[r]

Roman Suryaman, NIM : 060810291159, mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jember, dengan judul skripsi “Perencanaan Laba Sebagai Dasar Dalam