UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STRATA-1 MEDAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KONSUMEN MELAKUKAN PEMBELIAN RUMAH
PADA CROWN PROPERTY AGENCY
MEDAN
DRAFT SKRIPSI
OLEH
IKA RAHAYU 030502091
DEPARTEMEN MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
ABSTRAK
Ika Rahayu (2007), Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Melakukan Pembelian Rumah Pada Crown Property Agency Medan. Ketua Departemen Manajemen: Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi. Dosen Pembimbing: Dra. Lucy Anna, MS. Dosen Penguji I: Dr. Rismayani, SE, Msi. Dosen Penguji II: Dra. Nisrul Irawati, MBA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari faktor-faktor seperti: Harga (X1), Tingkat Pendapatan (X2), Lokasi (X3), dan Fasilitas (X4)
terhadap keputusan pembelian rumah (Y) pada Crown Property Agency Medan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi linier berganda dengan menggunakan uji simultan, uji parsial, dan analisis determinasi. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Peneliti menggunakan 76 orang responden sebagai sampel.
Hasil analisis data dengan metode analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa Harga (X1), Tingkat Pendapatan (X2), Lokasi (X3), dan
Fasilitas (X4) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian rumah (Y) pada Crown Property Agency Medan dengan koefisien regresi X1= 0.411, X2 = -0.175, X3 = 0.240, dan X4 = 0.021. Pengujian
Fhitung diperoleh sebesar 9.223 lebih besar dari nilai Ftabel sebesar 2.53.
Hasil uji thitung satu arah menunjukkan untuk Harga (X1) = 4.606, Tingkat
Pendapatan (X2) = -1.774, Lokasi (X3) = 2.438, dan Fasilitas (X4) = 0.201.
Variabel Harga (X1) dan Lokasi (X3) mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian rumah. Variabel Tingkat Pendapatan (X2) tidak signifikan dan berpengaruh negatif, sedangkan variabel Fasilitas (X4)
mempunyai pengaruh positif, tapi tidak signifikan terhadap keputusan pembelian rumah. Secara parsial dapat dilihat bahwa faktor harga yang paling dominan mempengaruhi konsumen melakukan pembelian rumah pada Crown Property Agency Medan.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT berkat rahmat dan
hidayahNya, serta doa dan restu dari orang tuaku dan adikku tercinta sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara guna memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi dengan judul: Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Konsumen Melakukan Pembelian Rumah Pada Crown Property
Agency Medan.
Penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, nasihat, dan dorongan dari
berbagai pihak selama perkuliahan sehingga penulis ingin menyampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi selaku Ketua Departemen
Manajemen Universitas Sumatera Utara .
3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen
Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Lucy Anna, MS selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktunya dalam proses membimbing serta memberikan arahan
kepada penulis dalam pengerjaan skripsi ini.
5. Ibu Dr. Rismayani SE, MSi selaku Dosen Penguji I yang telah meluangkan
6. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan
waktunya dalam memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
7. Semua dosen-dosen dan staf pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara, khususnya pada Departemen Manajemen.
8. Ibu Lily Zainab sebagai pimpinan Crown Property Agency yang telah
memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian di
perusahaan tersebut.
9. Seluruh Staf dan Pegawai Crown Property Agency (khususnya Bapak Tagore,
Bapak Zulkhairi, Kak Ranti, Kak Silfia, dan Novriadi) yang telah membantu
penulis mendapatkan data yang dibutuhkan. Terima kasih banyak atas waktu
dan kesediaannya selama ini.
10.Terima kasih tak terhingga buat kedua orang tuaku tercinta Ibunda Vicita S.
dan Ayahanda Alm. Edy P. yang merupakan harta yang paling berharga di
dunia bagi penulis karena atas kasih sayangnya telah memberikan doa,
didikan, bimbingan, motivasi, semangat, dan dukungan dalam segala hal
kepada penulis selama ini.
11.Saudaraku terkasih Rizki Andryan, terima kasih banyak atas doa dan
dukungannya selama ini.
12.Sahabat seperjuanganku stambuk 2003 yang aku sayangi:
Hana, Tyar, Elisabeth, Vina, Sarjani, Yanne Aksi dan Moy. Thanks buat
dukungan, kebersamaan, doa dan persahabatan kita selama ini. Hope our
13.Special thanks for ”someone” who has the biggest place in my heart, thanks
for ur sweet love, ur patience, and all ur support for me. (Yo
Teamo……… )
14.Buat Teman-teman baikku, Q2H (thanks atas waktu, nasihat, semangat, n
dukungannya selama ini), Nurmala (thanks atas doa dan supportnya), Masti
(Makacih banyak ya udah bantuin), dan semua anak Manajemen 2003
(khususnya anak ganjil) yang namanya tidak dapat disebut satu persatu, thanks
atas dukungan dan doa-doanya selama ini.
15.Buat semua pihak keluarga, rekan, senior, dan sahabat yang namanya tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih banyak atas doa dan
dukungannya selama ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
peneliti lainnya.
Medan, September 2007
Penulis
Ika Rahayu
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Masalah...1
B. Perumusan Masalah...4
C. Kerangka Konseptual ...4
D. Hipotesis...5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian...6
1. Tujuan Penelitian ...6
2. Manfaat Penelitian ...6
F. Metode Penelitian ...7
1. Batasan Operasional...7
2. Definisi Operasional ...7
3. Skala Pengukuran Variabel...9
4. Lokasi dan Waktu Penelitian ...10
5. Populasi dan Sampel ...10
6. Jenis dan Sumber Data...11
7. Teknik Pengumpulan Data...12
8. Metode Analisis Data...13
BAB II URAIAN TEORITIS ...17
A. Penelitian Terdahulu ...17
B. Pengertian Perumahan dan Permukiman...17
C. Pengertian Pemasaran ...19
D. Konsep Pemasaran ...20
E. Bauran Pemasaran ...22
F. Roda Analisis Konsumen ...25
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...29
A. Sejarah Singkat Perusahaan ...29
B. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ...31
C. Sistem Pembayaran Rumah/Ruko Pada Crown Property Agency ...38
D. Produk-Produk Yang Dipasarkan Oleh Crown Property Agency ...39
BAB IV HASIL PENELITIAN ...41
A. Analisis Deskriptif ...41
1. Karakteristik Usia Responden...41
2. Karakteristik Pekerjaan Responden ...42
3. Karakteristik Pendidikan Responden ...42
4. Karakteristik Sumber Dana Pembelian Rumah ...43
5. Karakteristik Tingkat Pendapatan Responden/Bulan ...44
6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jawaban ...45
B. Analisis Statistik...50
1. Uji Validitas dan Reliabilitas ...50
2. Analisis Regresi Linier Berganda ...53
3. Pengujian Goodness of Fit ...55
C. Pengujian Hipotesis...56
1. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)...56
2. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ...58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...62
A. Kesimpulan... 62
B. Saran...63
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data Penjualan Perumahan CPA Medan Tahun 2004-2006 ...3
Tabel 1.2 Operasionalisasi Variabel...8
Tabel 1.3 Data Penjualan Perumahan Pada CPA Medan Tahun 2004-2006 ...10
Tabel 4.1 Karakteristik Usia Responden...41
Tabel 4.2 Karakteristik Pekerjaan Responden ...42
Tabel 4.3 Karakteristik Pendidikan Responden ...42
Tabel 4.4 Karakteristik Sumber Dana Pembelian Rumah Responden...43
Tabel 4.5 Karakteristik Tingkat Pendapatan Responden/Bulan...44
Tabel 4.6 Persentase Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Variabel Harga ...45
Tabel 4.7 Persentase Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Variabel Pendapatan ...46
Tabel 4.8 Persentase Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Variabel Lokasi ...47
Tabel 4.9 Persentase Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Variabel Fasilitas ...48
Tabel 4.10 Persentase Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Variabel Keputusan Pembelian...49
Tabel 4.11 Item Total Statistics...51
Tabel 4.12 Item Total Statistics (Analisis Ulang) ...52
Tabel 4.13 Hasil Regresi Linier Berganda ...53
Tabel 4.14 Hasil Pengujian Goodness of Fit...55
Table 4.15 Hasil Uji F Hitung ...57
DAFTAR GAMBAR
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia perekonomian sekarang ini sudah berkembang dengan pesat. Hal ini
mendorong perusahaan untuk mampu bersaing dan mengelola kegiatan-kegiatan
operasionalnya serta mampu mengatasi masalah-masalah yang timbul dan
mungkin terjadi dalam perusahaan, baik itu secara intern maupun ekstern.
Perkembangan perekonomian dewasa ini salah satunya ditandai dengan
munculnya berbagai macam produk properti yang sangat cepat dan terus menerus.
Berbagai produk baru yang sebelumnya tidak terbayangkan, kini telah dikenal
secara luas oleh masyarakat. Implikasi dari kecenderungan ini adalah di satu
pihak, masyarakat sebagai konsumen mempunyai pilihan yang lebih banyak dan
di pihak lain, perusahaan sebagai produsen didorong untuk terus mengikuti arah
kebutuhan masyarakat dengan memanfaatkan kesempatan yang tersedia dan
melihat kemungkinan-kemungkinan teknologi yang dimilikinya dalam
pengembangan desain produknya.
Zaman semakin berkembang dan peradaban manusia pun semakin
berkembang dari waktu ke waktu menyebabkan kebutuhan akan rumah yang pada
mulanya tidak begitu penting, menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia yang
harus dipenuhi disamping pendidikan dan kesehatan. Melihat perkembangan ini,
maka usaha dalam bidang property (perumahan) menjadi terbuka lebar dan
berkembang pesat. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan yang
Crown Property Agency merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
pada usaha bisnis properti. Produk yang dipasarkan adalah kebutuhan primer yaitu
rumah sebagai tempat tinggal yang dibutuhkan oleh semua orang. Artinya,
kebutuhan terhadap produk tersebut tidak pernah berhenti (repeat business)
seiring dengan meningkatnya angka kelahiran dan bertambahnya jumlah
penduduk.
Pasar properti ditentukan oleh besarnya jumlah permintaan dan penawaran,
sehingga secara langsung akan mempengaruhi harga. Situasi pasar pada Crown
Property Agency terus mengalami pergerakan harga dan transaksi penjualan untuk
berbagai jenis produk dengan trend yang bersifat fluktuatif. Kebutuhan dan
keinginan setiap orang untuk membeli rumah sangat ditentukan oleh daya beli dan
kemampuan orang tersebut, dengan kata lain, faktor keuangan seseorang sangat
menentukan tipe dan jenis perumahan yang bagaimana yang akan dibelinya.
Lokasi perumahan juga memegang peranan yang sangat penting. Hal yang
harus diperhatikan adalah bagaimana akses untuk ke kantor, ke dokter, ke sekolah,
dan lain-lain. Pertimbangan lainnya adalah untuk apa memiliki rumah bagus,
kompleknya asri, tapi jauh dari mana-mana. Oleh karena itu, untuk menghadapi
persaingan yang semakin ketat, perusahaan harus dapat memberikan
keunggulan-keunggulan dan fasilitas-fasilitas yang berbeda dari perusahaan pesaingnya
kepada pembeli rumah sesuai dengan kebutuhan dan fungsi akan rumah tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dimengerti bahwa faktor harga, tingkat
pendapatan, lokasi, dan fasilitas turut mempengaruhi konsumen dalam melakukan
Tabel 1.1 Data Penjualan Perumahan Crown Property Agency MedanTahun 2004 - 2006
No. Periode Total Transaksi
1 Jan-Des 2004 128 11 34.929.987.069,00 2.910.832.255,75
2 Jan-Des 2005 101 8 27.856.931.219,00 2.321.410.934,91
3 Jan-Des 2006 89 7 19.013.891.500,00 1.584.490.958,33
Total 318 26 81.800.809.788,00 6.816.734.118,99 Sumber: Crown Property Agency (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa transaksi penjualan Crown
Property Agency mengalami penurunan penjualan pada tahun 2005 sebesar 27
unit rumah dengan realisasi penjualan yang menurun sebesar Rp 7.073.055.850,-.
Tetapi penurunan tidak begitu signifikan dibandingkan tahun 2006 yang menurun
drastis sebesar 39 unit rumah dengan realisasi penjualan yang menurun sebesar
Rp 15.916.095.569,-.
Sigit (http://www.republika.co.id) menyatakan bahwa kendati industri
properti sempat mengalami pasang surut sejak krisis ekonomi, namun pada tahun
2007 ini secara perlahan sudah kembali mengalami masa normalisasi. Sejalan
dengan kegiatan perekonomian yang makin dinamis, permintaan terhadap properti
semakin meningkat. Ini terlihat dari lonjakan realisasi kredit sektor properti dan
makin tersebarnya lokasi properti di seluruh Indonesia.
Ir. Ciputra (http://www.bisnisindonesia.com) menyatakan bahwa sektor
properti Indonesia kini mulai menunjukkan tanda-tanda membaik. Perbaikan
sektor properti ini dipicu oleh turunnya suku bunga dan demand konsumen yang
tertahan selama empat tahun krisis. Bisnis perumahan sekarang ini baik
disebabkan oleh bunga bank yang turun sampai dengan 9%. Jadi, properti bagus
bukan tanda ekonomi sudah normal, tetapi karena bunga turun dan orang
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah faktor harga, tingkat pendapatan, lokasi, dan fasilitas berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian rumah pada Crown
Property Agency Medan.
2. Faktor manakah yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan
konsumen terhadap pembelian rumah pada Crown Property Agency
Medan.
C. Kerangka Konseptual
Harga merupakan salah satu faktor yang paling menentukan bagi sebagian
besar konsumen. Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk
atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat
karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut (Kotler, 2001:439).
Kebutuhan dan keinginan setiap orang untuk membeli rumah sangat
ditentukan oleh daya beli dan kemampuan orang tersebut, dengan kata lain faktor
keuangan seseorang sangat menentukan kemampuannya membayar cicilan kredit
rumah. Hal ini dapat diukur dari besarnya pendapatan atau penghasilan yang
diperoleh seseorang setiap bulannya.
Tempat atau lokasi perumahan sangat menentukan keputusan konsumen
untuk melakukan pembelian. Lokasi perumahan yang baik harus dibangun dekat
dengan sarana umum dan sarana sosial yang dibutuhkan oleh masyarakat seperti
Faktor Harga
yang baik juga harus dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
Variabel-variabel yang mempengaruhi proses keputusan pembelian oleh
konsumen sangat bermanfaat sebagai tahap pengenalan kebutuhan dan pencarian
informasi, yang akan membangkitkan kesadaran konsumen untuk melakukan
evaluasi alternatif yang akan menghasilkan keputusan pembelian.
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, dan penjelasan tersebut,
maka kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.1 sebagai berikut:
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian Sumber : Kotler (2000)
D. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Faktor harga, tingkat pendapatan, lokasi, dan fasilitas secara bersama-sama
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian rumah pada
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui pengaruh faktor harga, tingkat pendapatan, lokasi, dan
fasilitas terhadap pembelian rumah pada Crown Property Agency
Medan.
b. Mengetahui dan menganalisis faktor mana yang paling dominan
yang mempengaruhi konsumen melakukan pembelian rumah pada
Crown Property Agency Medan.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan suatu kesempatan untuk menerapkan
teori-teori yang penulis peroleh di bangku kuliah dan untuk menambah
wawasan dan pengetahuan di bidang manajemen pemasaran,
khususnya dalam bidang riset pasar.
b. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh faktor harga, tingkat
pendapatan, lokasi, dan fasilitas terhadap keputusan konsumen untuk
membeli rumah, agar dapat ditentukan strategi apa yang digunakan
dalam pemasaran rumah pada Crown Property Agency Medan.
c. Bagi Pihak Lain
Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang dapat memberikan
F. Metode Penelitian
1. Batasan Operasional
Penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen
melakukan pembelian rumah pada Crown Property Agency Medan dengan
tujuan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis
permasalahan. Variabel yang dianalisis pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
X1 = faktor harga
X2 = faktor tingkat pendapatan
X3 = faktor lokasi
X4 = faktor fasilitas
Y = keputusan pembelian rumah pada CPA Medan
2. Definisi Operasional
Variabel-variabel yang sudah diidentifikasi kemudian diberikan definisi
operasional dari masing-masing variabel sebagai upaya pemahaman dalam
penelitian. Definisi variabel-variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:
a. Faktor Harga (X1), adalah harga rumah atau sejumlah uang yang dibayarkan
konsumen untuk membeli rumah pada Crown Property Agency Medan.
b. Faktor Tingkat Pendapatan (X2), adalah seberapa besar penghasilan
konsumen yang menjadi responden. Penghasilan konsumen dapat dijadikan
acuan tentang kemampuan membayar cicilan kredit rumah.
c. Faktor Lokasi (X3), adalah jarak rumah / ruko dengan tempat-tempat penting
d. Faktor Fasilitas (X4), adalah sarana yang disediakan oleh Crown Property
Agency kepada konsumen.
e. Keputusan Pembelian rumah (Y), merupakan sikap konsumen dalam
memutuskan membeli serta menggunakan rumah yang mereka inginkan.
Semua variabel ini dapat dilihat pada Tabel 1.2 sebagai berikut:
Tabel 1.2 Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Variabel Indikator Skala
Ukur
X1 (Harga) Harga rumah atau sejumlah
uang yang dibayarkan
konsumen untuk membeli
rumah pada Crown Property
Agency Medan.
• Kemampuan konsumen
membayar sejumlah harga.
• Ketelitian dalam mencari
informasi harga sebelum
membeli.
• Harga jual kembali.
Likert
• Besarnya pendapatan responden
perbulan.
• Penghasilan tetap setiap bulan.
• Tingkat pendapatan sangat
menentukan keputusan
• Lokasi rumah/ruko dengan kota.
• Lokasi rumah/ruko dengan
pasar/swalayan.
• Lokasi rumah/ruko dengan
sarana umum.
sarana pendidikan.
X4 (Fasilitas) Sarana yang disediakan oleh
Crown Property Agency
Medan.
• Fasilitas keamanan.
• Fasilitas listrik, telepon, dan air.
• Fasilitas tempat bermain untuk
anak-anak..
• Keputusan yang tepat dalam
membeli rumah/ruko pada CPA.
• Ketepatan memilih lokasi
rumah/ruko.
• Kepuasan terhadap harga
rumah/ruko yang dibeli.
Likert
Sumber: Kotler (2001), data diolah
3. Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran variabel yang digunakan adalah likert scale. Responden
pada skala ini menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju tentang berbagai
pertanyaan mengenai perilaku, objek, orang atau kejadian.
Biasanya skala yang diajukan terdiri dari 5 atau 7 titik (Kuncoro, 2003:157).
Pengukuran dengan skala likert ini dilakukan dengan pembagian:
a. Jawaban sangat tidak setuju mendapat nilai 1
b. Jawaban tidak setuju mendapat nilai 2
c. Jawaban ragu-ragu mendapat nilai 3
d. Jawaban setuju mendapat nilai 4
4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian pada Crown Property Agency, yang berlokasi
di Jl. Brigjend Katamso No. 39-N Medan. Waktu penelitian dimulai dari bulan
Januari 2007 - Maret 2007.
5. Populasi dan Sampel
a. Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa
orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk
mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003:103).
Total transaksi penjualan rumah dan ruko Crown Property Agency tahun
2004-2006 dapat dilihat pada Tabel 1.3 berikut:
Tabel 1.3 Total Transaksi Penjualan Rumah dan Ruko Crown Property Agency Medan Tahun 2004-2006
No. Periode Total Transaksi Penjualan (pertahun/unit)
1 Januari-Desember 2004 128
2 Januari-Desember 2005 101
3 Januari-Desember 2006 89
Total 318
Sumber : Crown Property Agency
Pada penelitian ini, populasi adalah konsumen yang pernah membeli
rumah / ruko pada Crown Property Agency Medan yaitu sebanyak 318
orang.
Penulis menggunakan rumus Slovin (Umar, 2001:50) untuk menentukan
jumlah sampel yaitu sebagai berikut:
Dimana:
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Kelonggaran ketelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir
yaitu 10 %
Pemilihan sampel dilakukan melalui purposive sampling, yaitu sampel
yang dipilih dengan kriteria tertentu (Sugiyono, 2004:78). Kriterianya
adalah konsumen yang pernah membeli rumah / ruko pada Crown
Property Agency Medan.
6. Jenis dan Sumber Data
Suatu tulisan ilmiah membutuhkan data-data yang dianalisa untuk
memecahkan permasalahan yang dihadapi. Adapun data yang digunakan
peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data Primer
Data primer, yaitu data yang diperoleh peneliti secara langsung dari
perusahaan dan lokasi perumahan, serta wawancara langsung kepada staf
dan karyawan Crown Property Agency bagian pemasaran.
b. Data Sekunder
Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi
dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, dan
sumber-sumber lain yang mendukung penelitian ini.
7. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data, dalam hal ini peneliti
mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian yaitu lokasi
rumah / ruko.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara langsung
kepada staf dan karyawan Crown Property Agency bagian pemasaran.
c. Kuesioner
Kuesioner merupakan daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk
diisi oleh para responden.
d. Studi Dokumen
Studi dokumen yaitu mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku,
8. Metode Analisis Data
a. Metode Analisis Deskriptif
Merupakan metode yang digunakan dengan cara mengumpulkan,
mengolah, menyajikan, dan menginterpretasi data sehingga diperoleh
gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta, masalah, serta hubungan
antar fenomena yang diteliti.
b. Metode Analisis Statistik
Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh harga, tingkat
pendapatan, lokasi, dan fasilitas terhadap keputusan pembelian rumah
pada Crown Property Agency Medan. Bentuk pengujian yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1) Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah
kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Valid artinya
data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian.
Reliable artinya data yang diperoleh melalui kuesioner hasilnya
konsisten bila digunakan peneliti lain.
2) Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk menganalisis besarnya
hubungan dan pengaruh variabel independen yang jumlahnya lebih dari
dua. Peneliti menggunakan bantuan program Software SPSS (Statistic
Product and Service Solution) versi 12.0 untuk memperoleh hasil yang
lebih terarah. Model regresi berganda dalam penelitian ini adalah
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Dimana: Y = Keputusan Pembelian Rumah
a = Konstanta
b1-4 = Koefisien Regresi yang akan dicari
X1 = Harga
X2 = Tingkat Pendapatan
X3 = Lokasi
X4 = Fasilitas
e = Standard error
Ada 3 (tiga) jenis kriteria ketepatan dalam analisis regresi ini yaitu:
1) Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Uji ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas
yang dimasukkan dalam model ini mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel terikat (Kuncoro, 2003:19).
Bentuk pengujiannya :
Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya variabel independen secara simultan
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Ha : b1, b2, b3, b4≠ 0, artinya semua variabel independen secara simultan
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Nilai Fhitung dapat diperoleh dengan menggunakan bantuan aplikasi
software SPSS 12.0 for Windows. Selanjutnya nilai Fhitung akan
dibandingkan dengan Ftabel dengan tingkat kesalahan ( = 5%) dan
Kriteria pengambilan keputusan:
Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada CI = 95%
Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada CI = 95%
2) Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas
secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.
Bentuk pengujiannya adalah :
Ho : bi = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Ha : bi ≠ 0, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Nilai thitung dapat diperoleh dengan menggunakan bantuan aplikasi
software SPSS 12.0 for Windows. Nilai thitung selanjutnya akan
dibandingkan dengan ttabel dengan tingkat kesalahan ( = 5%) dan derajat
kebebasan (df) = (n – k).
Kriteria pengambilan keputusan:
Ho diterima jika thitung < ttabel pada CI = 95%.
Ha diterima jika thitung > ttabel pada CI = 95%.
3) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi merupakan ukuran untuk mengetahui
kesesuaian atau ketepatan hubungan antara variabel bebas dengan
menunjukkan kemampuan variabel X (X1, X2, X3, dan X4) yang
merupakan variabel bebas menerangkan atau menjelaskan variabel Y
yang merupakan variabel terikat. Semakin besar nilai koefisien
determinasi, maka semakin baik kemampuan variabel X menerangkan
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pelanggan Melakukan Pembelian Di Pajak USU (PAJUS)” oleh Pasaribu (2006),
mengemukakan hasil penelitiannya sebagai berikut:
a. Faktor produk, harga, dan tempat mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian di Pajak USU.
b. Variabel tempat (X3) dinyatakan yang paling dominan mempengaruhi
keputusan pelanggan melakukan pembelian di Pajak USU.
B. Pengertian Perumahan Dan Permukiman
Perumahan berasal dari kata per-rumah-an. Rumah adalah tempat tinggal
untuk berlindung manusia dari lingkungan alam luar. Per-an merupakan imbuhan
yang berarti kata benda yang menunjukkan kumpulan. Perumahan adalah
kumpulan dari rumah-rumah yang digunakan untuk berlindung bagi keluarga
yang layak huni, dilengkapi dengan sarana dan prasarana (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2002:967).
Perumahan dan permukiman merupakan kebutuhan dasar manusia dan
mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta
kepribadian seseorang. Perumahan dan permukiman tidak dapat dilihat sebagai
sarana kebutuhan hidup semata-mata, tapi lebih dari itu merupakan proses
bermukim manusia dalam menciptakan ruang kehidupan untuk memasyarakatkan
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pengembang (developer)
dalam membangun perumahan (http://www.google.com), antara lain:
1. Adanya Prasarana Lingkungan, seperti:
a. Jalan
b. Saluran air limbah dan instalasi pengolahan air limbah
c. Saluran air hujan (drainase)
2. Tersedianya Utilitas Umum, seperti:
a. Jaringan listrik
b. Jaringan telepon
c. Jaringan gas
d. Penyediaan air bersih
e. Pembuangan sampah
3. Tersedianya Sarana Umum dan Sarana Sosial, seperti:
a. Sarana pendidikan
b. Sarana kesehatan
c. Sarana olahraga dan lapangan terbuka
d. Sarana pemerintahan dan pelayanan umum
e. Sarana peribadatan
f. Sarana pemakaman sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
C. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan konsep yang menyeluruh, sedangkan istilah
penjualan, perdagangan, promosi, dan distribusi merupakan bagian atau suatu
kegiatan dalam sistem pemasaran. Beberapa ahli telah mengemukakan tentang
definisi pemasaran yang terlihat berbeda satu dengan yang lain karena sudut
pandang yang berbeda-beda dan adanya penekanan terhadap faktor-faktor yang
dianggap penting.
Kotler (2000:11) mendefinisikan:
“Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain”
Berdasarkan definisi pemasaran tersebut, dapat diketahui bahwa proses
dan kegiatan pemasaran sebenarnya terjadi dan dimulai sebelum barang-barang
diproduksi. Artinya, pada saat produsen menetapkan barang apa yang akan
diproduksi, siapa calon pembelinya, berapa harga dan keuntungan yang
diharapkan, bagaimana mempromosikan dan mendistribusikannya sampai ke
tangan konsumen, maka semua itu termasuk dalam kegiatan dan proses
pemasaran.
Kegiatan pemasaran harus dikoordinasikan dan dikelola dengan baik
sehingga dikenal istilah manajemen pemasaran, yaitu proses perencanaan dan
pelaksanaan dari perwujudan, penentuan harga, promosi dan distribusi barang,
jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang
D. Konsep Pemasaran
Setiap perusahaan pada umumnya menganut salah satu konsep atau
filosofi pemasaran, yaitu falsafah atau anggapan yang diyakini perusahaan sebagai
dasar dari setiap kegiatannya dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Seiring dengan perjalanan waktu, konsep ini mengalami
perkembangan atau evolusi pemikiran. Konsep pemasaran tertentu dipengaruhi
beberapa faktor, diantaranya nilai-nilai dan visi manajemen, lingkungan eksternal
perusahaan.
Perkembangan konsep pemasaran menurut Tjiptono (2005:3), antara lain
sebagai berikut:
1. Konsep Produksi
Pemasar yang berpegang pada konsep ini berorientasi pada proses
produksi/operasi (internal). Asumsi yang diyakini adalah konsumen hanya
akan membeli produk-produk yang murah dan gampang diperoleh, sehingga
kegiatan organisasi harus difokuskan pada efisiensi biaya (produksi) dan
ketersediaan produk (distribusi) agar perusahaan dapat memperoleh
keuntungan.
2. Konsep Produk
Pemasar beranggapan bahwa konsumen lebih menghendaki produk-produk
yang memiliki kualitas, kinerja, fitur (features), atau penampilan superior.
Konsekuensinya, pencapaian tujuan bisnis perusahaan dilakukan melalui
inovasi produk, riset dan pengembangan, dan pengendalian kualitas secara
3. Konsep Penjualan
Konsep ini merupakan konsep yang berorientasi pada tingkat penjualan
(internal), dimana pemasar beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi
(bila perlu, dibujuk) agar penjualan meningkat, sehingga tercapai laba
maksimum sebagaimana menjadi tujuan perusahaan. Adapun fokus kegiatan
pemasaran adalah usaha-usaha memperbaiki teknik-teknik penjualan,
meningkatkan kegiatan promosi secara intensif dan agresif agar mampu
mempengaruhi dan membujuk konsumen untuk membeli, sehingga pada
gilirannya penjualan dapat meningkat.
4. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran berorientasi pada pelanggan (lingkungan eksternal),
dengan anggapan bahwa konsumen hanya akan bersedia membeli
produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya serta
memberikan kepuasan. Implikasinya, fokus aktivitas pemasaran dalam rangka
mewujudkan tujuan perusahaan adalah berusaha memuaskan pelanggan
melalui pemahaman perilaku konsumen secara menyeluruh yang dijabarkan
dalam kegiatan pemasaran yang mengintegrasikan kegiatan-kegiatan
fungsional lainnya (seperti produksi / operasi, keuangan, personalia, riset dan
pengembangan dan lain-lain) secara lebih efektif dan efisien dibandingkan
para pesaing.
5. Konsep Pemasaran Sosial
Pemasar beranggapan bahwa konsumen hanya bersedia membeli
produk-produk yang mampu memuaskan kebutuhan dan keinginannya serta
E. Bauran Pemasaran
Suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan pemasarannya dihadapkan
pada faktor-faktor di dalam perusahaan (intern) yang dapat dikendalikan dan
faktor-faktor di luar perusahaan (ekstern) yang tidak dapat dikendalikan.
Faktor-faktor ekstern yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan seperti:
a. Keadaan perekonomian, baik di dalam maupun luar negeri
b. Lingkungan sosial
c. Situasi politik
d. Perkembangan IPTEK
e. Peraturan-peraturan saingan
Faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh perusahaan disebut juga faktor
internal perusahaan yang sepenuhnya dapat dikuasai dan dipengaruhi oleh
perusahaan, merupakan senjata bagi perusahaan untuk dapat berdiri dan
berkembang dalam memenuhi permintaan pasar. Faktor-faktor inilah yang
dinamakan marketing mix atau bauran pemasaran.
Tjiptono (2005:30) mendefinisikan:
”Bauran pemasaran adalah seperangkat alat yang digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Alat-alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang dan merancang program taktik jangka pendek.”
1. Product (Produk)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan. Apa saja yang bisa ditawarkan ke dalam
pasar yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dapat
2. Pricing (Harga)
Keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis
seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tingkat
diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan. Harga adalah yang
dipertukarkan konsumen untuk satu manfaat atas pengkonsumsian,
penggunaan atau kepemilikan barang atau jasa (Kotler, 2001:742). Jadi harga
tidak selalu berbentuk uang karena harga bisa berbentuk barang, tenaga,
waktu, dan keahlian.
3. Promotion (Promosi)
Bauran promosi tradisional meliputi berbagai metode untuk
mengkomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan aktual.
Metode-metode tersebut meliputi periklanan, promosi penjualan, direct
marketing, personal selling, dan public relation.
4. Place (Tempat)
Keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para
pelanggan. Keputusan ini meliputi keputusan lokasi fisik, keputusan mengenai
penggunaan perantara untuk meningkatkan aksesabilitas jasa bagi para
pelanggan dan keputusan nonlokasi yang ditetapkan demi ketersediaan jasa.
5. People (Orang)
Orang merupakan unsur vital dalam bauran pemasaran. Di lain pihak, dalam
industri jasa, setiap orang merupakan ’part-time marketer’ yang tindakan dan
perilakunya memiliki dampak langsung pada output yang diterima pelanggan.
Oleh sebab itu, setiap organisasi jasa harus secara jelas menentukan apa yang
6. Physical Evidence (Bukti Fisik)
Karakteristik intangible pada jasa menyebabkan pelanggan potensial tidak
bisa menilai suatu jasa sebelum mengkonsumsinya. Ini menyebabkan resiko
yang dipersepsikan konsumen dalam keputusan pembelian semakin besar.
Oleh sebab itu, salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran adalah
upaya mengurangi tingkat resiko tersebut dengan jalan menawarkan bukti
fisik dari karakteristik jasa.
7. Process (Proses)
Proses produksi atau operasi merupakan faktor penting bagi konsumen
high-contact service, yang seringkali juga berperan sebagai co-producer jasa
bersangkutan. Pelanggan restoran, misalnya, sangat terpengaruh oleh cara staf
melayani mereka dan lamanya menunggu selama proses produksi.
8. Customer Service (Layanan Pelanggan)
Makna layanan pelanggan berbeda antar organisasi. Layanan pelanggan dalam
sektor jasa dapat diartikan sebagai kualitas total jasa yang dipersepsikan oleh
pelanggan. Oleh sebab itu, tanggung jawab atas unsur bauran pemasaran ini
tidak bisa diisolasi hanya pada departemen layanan pelanggan, tetapi menjadi
perhatian dan tanggung jawab semua personil produksi, baik yang
dipekerjakan oleh organisasi jasa maupun oleh pemasok.
F. Roda Analisis Konsumen
Peter dan Olson (2002:22) menyatakan bahwa dalam menganalisis
konsumen dapat digunakan roda analisis konsumen yang terdiri dari 3 (tiga)
elemen yaitu:
1. Afeksi dan Kognisi Konsumen
Afeksi dan kognisi mengacu pada 2 (dua) tipe tanggapan internal
psikologis yang dimiliki konsumen terhadap rangsangan lingkungan dan
kejadian yang berlangsung. Afeksi melibatkan emosi dari konsumen.
Kognisi mengacu pada proses mental dan struktur pengetahuan yang
dilibatkan dalam tanggapan seseorang terhadap lingkungannya.
2. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen mengacu pada tindakan nyata konsumen yang dapat
diobservasi secara langsung, seperti menonton iklan di TV, mengunjungi
toko atau membeli produk. Perilaku konsumen berhubungan dengan apa
yang sebenarnya dilakukan konsumen.
3. Lingkungan Konsumen
Lingkungan konsumen mengacu pada rangsangan fisik dan sosial yang
kompleks di dunia eksternal konsumen. Termasuk di dalamnya
benda-benda, tempat/lokasi, dan orang lain yang mempengaruhi afeksi dan
kognisi konsumen serta perilakunya. Pemasar khususnya tertarik untuk
menafsirkan kata lingkungan, yang terkadang disebut lingkungan
fungsional, karena dapat mempengaruhi tindakan konsumen. Penerimaan
lingkungan pada setiap konsumen berbeda, disebabkan setiap konsumen
Pencarian
G. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut:
pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Tugas pemasar adalah
memahami perilaku pembeli pada tiap-tiap tahap dan pengaruh apa yang bekerja
pada tahap-tahap itu (Setiadi, 2003:16).
Secara umum proses itu dapat dilihat pada Gambar 2.1 sebagai berikut:
Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Sumber: Setiadi (2003:16)
Gambar 2.1 menyiratkan bahwa konsumen melewati kelima tahap
seluruhnya pada setiap pembelian. Adapun dalam pembelian yang lebih rutin,
konsumen seringkali melompati atau membalik beberapa tahap ini. Seorang
wanita yang membeli pasta gigi merek yang sudah biasa akan mengenali
kebutuhan dan langsung kepada keputusan pembelian, melompati tahap pencarian
informasi dan evaluasi. Model tersebut menunjukkan semua pertimbangan akan
muncul ketika konsumen menghadapi situasi membeli yang kompleks dan baru.
Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pengenalan Masalah
Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan.
Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan
internal dalam kasus pertama dari kebutuhan normal seseorang atau
rangsangan eksternal seseorang.
2. Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari
informasi yang lebih banyak. Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah
sumber-sumber informasi utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan
pengaruh relatif dari masing-masing sumber terhadap keputusan pembelian.
Sumber-sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat)
kelompok yaitu:
a. Sumber Pribadi : keluarga, teman, tetangga, dan kenalan
b. Sumber Komersil : iklan, tenaga penjual, penyalur, kemasan, pameran
c. Sumber Umum : media massa, organisasi konsumen
d. Sumber Pengalaman : pernah menangani, menguji, menggunakan produk
3. Evaluasi Alternatif
Ada beberapa proses evaluasi alternatif keputusan. Kebanyakan model dari
proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka
memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk
terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional.
4. Keputusan Membeli
Ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan
membeli. Faktor yang pertama adalah sikap atau pendirian orang lain, sejauh
mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan
a. Intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan
konsumen.
b. Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut.
Semakin tinggi intensitas sikap negatif orang lain tersebut akan semakin dekat
hubungan orang tersebut dengan konsumen, maka semakin besar
kemungkinan konsumen akan menyesuaikan tujuan pembeliannya.
Faktor yang kedua adalah situasi yang tidak dapat diantisipasi. Konsumen
membentuk suatu maksud pembelian, atas dasar faktor-faktor seperti
pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat
produk yang diharapkan. Ketika konsumen akan bertindak, faktor situasi yang
tidak diantisipasi mungkin terjadi untuk mengubah maksud pembelian
tersebut.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan
mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut
juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan
penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar. Pekerjaan pemasar
tidak akan berakhir pada saat suatu produk dibeli, tetapi akan terus
berlangsung hingga periode sesudah pembelian. Kepuasan pembeli merupakan
fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli atas produk tersebut dengan daya
guna yang dirasakan dari produk tersebut. Jika daya guna produk tersebut di
bawah harapan pelanggan, pelanggan tersebut akan merasa dikecewakan, jika
memenuhi harapan, pelanggan tersebut akan merasa puas, dan jika melebihi
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Crown Property Agency merupakan sebuah perusahaan yang didirikan
pada bulan Mei tahun 2000 yang berkedudukan di Jln. Brigjend. Katamso No.39N
Medan. Crown Property Agency ini menyediakan layanan lengkap di bidang
properti melalui jasa pelayanan jual beli dan sewa properti melalui kegiatan listing
dan selling property. Kegiatan listing dan selling property ini maksudnya adalah
para pengembang (developer) langsung memberikan hak kepada Crown Property
Agency untuk memasarkan propertinya kepada orang lain.
Crown Property Agency membuka diri sebagai bagian dari agen properti
yang memberikan wadah untuk menyalurkan orang-orang yang berkompeten
dalam dunia bisnis jasa properti. Adapun yang menjadi pusat perhatian Crown
Property Agency adalah banyaknya bisnis properti yang tumbuh dan berkembang
di kota Medan serta banyaknya orang-orang yang berpotensi untuk menjual tetapi
tidak mempunyai kesempatan untuk menjual. Hal inilah yang menjadi latar
belakang berdirinya Crown Property Agency ini.
Crown Property Agency dalam pelaksanaan kegiatan perusahaannya
memperoleh dana dari komisi yang diberikan oleh pengembang (developer) atas
terjualnya proyek-proyek yang dibangun oleh developer dimana Crown Property
Agency telah diberikan kekuasaan penuh untuk memasarkan atau menjualkan
proyek-proyek tersebut kepada konsumen. Pengembang (developer) dalam hal ini
memberikan komisi Crown Property Agency dalam sebesar 2.5 % dari setiap unit
untuk membiayai seluruh keperluan perusahaan seperti gaji pegawai, biaya listrik,
air, telepon, dan lain-lain.
Seluruh tenaga marketing yang bekerjasama dengan perusahaan Agency
ini dalam bidang pemasaran propertinya, tidak diberikan gaji (salary) setiap
bulannya. Mereka hanya memperoleh komisi dari penjualan setiap unit proyek
yang berhasil mereka jual kepada pelanggan dimana seluruh tenaga marketing
memperoleh 0,6 % dari setiap satu unit proyek yang berhasil mereka jual.
Crown Property Agency juga didukung oleh orang-orang atau
tenaga-tenaga yang siap membantu dengan latar belakang ahli dibidangnya
masing-masing. Penyeragaman pandangan kepada sumber daya manusia yang terampil
juga perlu dilakukan untuk mencapai sasaran yang dibangun dengan visi, misi,
dan sasaran serta strategi pengelolaan.
1. Visi Crown Property Agency
Cown Property Agency mempunyai visi: “Memberikan kesempatan kepada
mereka yang berpotensi dan bertekad mengembangkan kemampuannya dalam
menjual untuk maju bersama dan menjadi tulang punggung keluarga besar Crown
Property Agency”.
2. Misi Crown Property Agency
Crown Property Agency dalam mewujudkan visi yang telah ditetapkan, juga
mempunyai misi sebagai berikut:
a. Membangun satu jaringan pemasaran yang tangguh yang terdiri dari
individu yang terpilih dan terlatih sebagai bagian dari suatu sistem
b. Memberikan service (layanan) yang terbaik kepada masyarakat dan dapat
memberikan keuntungan kepada semua pihak dalam bisnis pemasaran
properti.
3. Sasaran Crown Property Agency
Melalui visi dan misi yang telah ditetapkan, maka Crown Property Agency
dapat mencapai sasaran yang telah ditentukan yaitu target pendapatan setiap
tahunnya dan standardisasi dalam usaha bisnis property.
4. Strategi Crown Property Agency
Crown Property Agency telah menentukan strategi yang digunakan untuk
mencapai target yang telah ditetapkan yaitu sebagai berikut:
a. Membangun jaringan yang solid.
b. Melengkapi setiap anggota dengan pengetahuan, ketrampilan yang
terpakai dan fasilitas yang tepat guna.
c. Membina setiap pribadi menjadi pribadi yang dinamis dan produktif
d. Mengembangkan hasil kerja secara konsisten dan maksimal.
B. Struktur Organisasi Dan Uraian Tugas
Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan dan
mekanisme produk dimana suatu organisasi dikelola. Struktur organisasi
menunjukkan suatu pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian
atau orang-orang di dalam suatu organisasi yang di dalamnya berisi penjelasan
mengenai aktifitas, tugas, wewenang, tanggung jawab dari setiap tugas dari
Suatu organisasi dapat terbentuk karena adanya kelompok manusia yang
bekerja sama guna mencapai tujuan kelompok yang sudah ditetapkan. Crown
Property Agency mendukung pelaksanaan rencana serta program kerja dari
memerlukan adanya perangkat organisasi yang lengkap dengan personalia dan
ditempatkan pada bidangnya masing-masing serta memiliki pengetahuan teknis
dengan kecakapan yang sesuai dengan volume dan jenis pekerjaan yang
dilaksanakan.
Struktur organisasi perusahaan hendaknya disusun sedemikian rupa
sehingga setiap bagian atau unit kerja dapat bertanggung jawab dan bekerjasama
antara satu dengan yang lainnya. Masing-masing bagian diberi wewenang penuh
dan sarana yang cukup diperlukan untuk dapat melaksanakan tugasnya secara
efektif. Adanya struktur organisasi yang jelas, lengkap, terarah, dan mantap
sehingga masing-masing bagian dapat mengetahui secara jelas wewenang dan
tanggung jawabnya serta kepada siapa harus bertanggung jawab.
Struktur organisasi Crown Property Agency dapat kita lihat pada Gambar
Tugas dan tanggung jawab masing-masing perangkat organisasi Crown
Property Agency dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)
Tugasnya:
a. Rapat Umum Pemegang Saham ini mempunyai kekuasaan tertinggi dalam
perusahaan.
b. Rapat ini diadakan paling sedikit satu kali dalam setahun atau enam bulan
sekali.
c. Keputusan rapat diambil dengan suara terbanyak.
d. Jika salah seorang pemegang saham tidak hadir dalam RUPS maka dapat
menyerahkan hak suaranya kepada orang lain.
2. Komisaris
Tugasnya:
a. Bertanggung jawab atas keseluruhan kelangsungan kegiatan perusahaan
(baik intern maupun ekstern).
b. Merencanakan, mengorganisasikan, serta mengawasi kegiatan-kegiatan
perusahaan.
c. Menentukan kebijakan pelaksanaan operasional perusahaan dan
menetapkan peraturan-peraturan untuk manajer-manajer dibawahnya.
d. Mengadakan hubungan dan memperluas relasi dalam rangka pemasaran.
e. Menandatangani perjanjian-perjanjian / surat-surat berharga dan
3. Direktur
Tugasnya:
a. Bertanggung jawab atas jalannya kegiatan operasional perusahaan.
b. Memberikan pelayanan yang baik kepada customer (pelanggan).
c. Melakukan pembinaan SDM (Sumber Daya Manusia).
d. Bertanggung jawab atas target pendapatan dan standardisasi pada
perusahaan.
e. Memimpin all division (semua divisi) seperti administrasi, finance
(keuangan), primary manager dan secondary manager.
4. Administrasi
Tugasnya:
a. Bertanggung jawab atas pembukuan perusahaan.
b. Bertanggung jawab atas kegiatan surat-menyurat dan arsip yang
diperlukan perusahaan.
c. Menyelenggarakan administrasi personalia seperti menyimpan data-data
pegawai.
d. Menjawab setiap panggilan customer (menerima telepon).
5. Finance (Keuangan)
Tugasnya:
a. Bertanggung jawab atas cash flow (arus kas) keuangan perusahaan baik
arus kas masuk maupun arus kas keluar.
c. Pengelolaan keuangan wajib dilakukan dengan prinsip-prinsip kebijakan
manajemen yang sehat.
d. Memberikan otorisasi terhadap penerimaan dan pengeluaran kas.
6. Primary Manager
Tugasnya:
a. Mengelola dan memberdayakan sumber daya pemasaran secara optimal,
sehingga tercapainya kepuasan pelanggan dan pemasok.
b. Memimpin team marketing dalam memasarkan proyek-proyek perumahan
dari para developer (pengembang) secara langsung (proyek-proyek yang
baru dibangun atau sedang dibangun).
c. Mengikuti rapat mingguan.
d. Membuat laporan berkala mengenai prestasi kerja.
7. Secondary Manager
Tugasnya:
a. Mengelola dan memberdayakan sumber daya pemasaran secara optimal,
sehingga tercapainya kepuasan pelanggan dan pemasok.
b. Memimpin team marketing dalam memasarkan rumah, ruko, tanah,
gedung, pabrik, dan lain-lain yang bersifat bekas atau pernah dipakai,
kemudian dijual kembali (resale).
c. Mengikuti rapat mingguan.
8. Marketing (Pemasar)
Tugasnya:
a. Memasarkan seluruh proyek-proyek perumahan baik yang baru maupun
yang bekas sebagai produk yang tersedia di perusahaan.
b. Mencari prospek konsumen yang potensial.
c. Memahami kebutuhan konsumen akan rumah yang diinginkannya.
d. Memberikan informasi pemasaran produk kepada konsumen.
e. Memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen.
f. Memberikan dukungan program iklan perusahaan.
KETERANGAN:
Komisaris : Lyly Zainab
Direktur : Tianna Tay
Administrasi : Ranti S.
Finance : Silfia Y.
Primary Manager : Daniel, Pheiyin
C. Sistem Pembayaran Rumah / Ruko Pada Crown Property Agency
Sistem pembayaran rumah / ruko yang dipasarkan oleh Crown Property
Agency dapat dilakukan melalui 3 (tiga) cara dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Pembayaran Tunai
a. Booking Fee sebesar Rp 10.000.000,-
b. Sisa pembayaran dibayar lunas sekaligus.
c. Cash (kontan) akan diberikan diskon khusus.
2. Kredit Tanpa Bunga
a. Booking Fee sebesar Rp 10.000.000,- (dibayar pada saat pemesanan).
b. Down Payment 20 % (dibayar dalam waktu 7 hari kalender setelah
diterimanya Booking Fee).
c. Sisa pembayaran dibagi selama 10 bulan tanpa dikenakan bunga.
3. Kredit Melalui Bank
a. Booking Fee sebesar Rp
10.000.000,-b. Down Payment 30 % (dibayar dalam waktu 7 hari kalender setelah
diterimanya Booking Fee dan dapat dicicil selama 3 bulan tanpa dikenakan
bunga dan diharuskan untuk menyerahkan Bilyet Giro mundur).
c. Sisa 70 % kredit melalui bank.
KETERANGAN:
1. Pembayaran Booking Fee yang tidak dilanjutkan dengan Down Payment
dalam jangka waktu 15 hari dianggap BATAL dan Booking Fee yang
telah dibayar menjadi milik pihak penjual.
D. Produk-Produk Yang Dipasarkan Oleh Crown Property Agency
Adapun produk-produk yang dipasarkan oleh Crown Property Agency
adalah sebagai berikut:
1. Medan Fair Plaza : Jl. Gatot Subroto
2. Grand Palladium : Jl. Kapt. Maulana Lubis
3. Makro Permai : Jl. BLKI Makro
4. Setia Budi Bisnis Centre : Jl. Setia Budi
5. Sutomo Bisnis Centre : Jl. Sutomo
6. Citra Garden : Jl. Jamin Ginting
7. Lotus Garden : Jl. Kapt. Muslim
8. Ampera Garden : Jl. Ampera
9. Ruko Ayahanda : Jl. Ayahanda
10.Ruko Serbaguna : Jl. Serbaguna Brayan
11.Ruko Bakti Centre : Jl. Bakti
12.Ruko Katamso : Jl. Katamso
13.Ruko Laksana : Jl. Laksana
14.Ruko Cemara : Jl. Cemara
15.Ruko Serdang Niaga : Jl. Prof. H.M. Yamin,SH
16.Ruko Niaga Cilincing : Jl. Cilincing
17.Ruko Percut Indah : Jl. Madong Lubis
18.Graha S.M. Raja : Jl. S.M. Raja
19.Jemadi Mas : Jl. Jemadi
20.Taman Aquarius : Jl. Sunggal
22.Graha Kuswari : Jl. Kasuari
23.Graha Krakatau : Jl. Krakatau
24.Griya Jemadi : Jl. Jemadi
25.Griya Tuasan Indah : Jl. Tuasan
26.Griya Pasar III : Jl. Pasar III
27.Tuasan Garden : Jl. Tuasan
28.Taj Mahal Residence : Jl. Sei Silau
29.Krakatau Indah : Jl. Pendidikan
30.Graha Karya Jaya : Jl. Karya Jaya
31.Nippon Marelan Permai : Jl. Marelan Raya
32.The Paradis Residence : Jl. Sei Berantas
33.The Somerset Regency : Jl. Sunggal
34.Kompleks Makmur Asri : Jl. Makmur
35.Kompleks Bilal Residence : Jl. Bilal
36.Puri Mestika : Jl. Mestika
37.Graham Patriot : Jl. Patriot
38.Taman Krakatau Permai : Jl. Krakatau
39.Bilal Permai Regency : Jl. Bayangkara
40.Deli Graha : Jl. Brigjend. Hamid
41.Bukit Mas : Jl. Binjai Km 16,5
42.SECONDARY MARKET
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Analisis Deskriptif
Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen yang
pernah membeli rumah / ruko pada Crown Property Agency Medan. Gambaran
umum tentang responden dapat diketahui dengan menggunakan analisis deskriptif
sebagai berikut:
1. Karakteristik Usia Responden
Karakteristik usia responden dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1
Karakteristik Usia Responden
USIA JUMLAH (ORANG) PERSENTASE (%)
< 30 tahun 8 10.53
31-40 tahun 22 28.95
41-50 tahun 38 50.00
51-60 tahun 6 7.89
61 tahun ke atas 2 2.63
Total 76 100
Sumber : Hasil Penelitian (data primer) 2007
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa 50 % responden yang membeli rumah /
ruko pada Crown Property Agency adalah mereka yang berusia 41-50 tahun
berjumlah 38 orang, selanjutnya usia 31-40 tahun berjumlah 22 orang dengan
persentase 28.95 %, sedangkan usia di bawah 30 tahun berjumlah 8 orang dengan
persentase 10.53 %, usia 51-60 tahun berjumlah 6 orang dengan persentase 7.89
%, dan yang paling sedikit adalah usia 61 tahun ke atas berjumlah 2 orang dengan
2. Karakteristik Pekerjaan Responden
Karakteristik pekerjaan responden dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2
Karakteristik Pekerjaan Responden
PEKERJAAN JUMLAH (ORANG) PERSENTASE (%)
Pegawai Negeri Sipil 12 15.79
Pegawai Swasta 27 35.53
Wira Swasta 33 43.42
Pensiunan 4 5.26
Lain-lain 0 0
Total 76 100
Sumber : Hasil Penelitian (data primer) 2007
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah responden yang membeli rumah /
ruko pada Crown Property Agency adalah mereka yang pekerjaannya Wira
Swasta yang berjumlah 33 orang dengan persentase sebesar 43.42 %, sedangkan
responden yang pekerjaannya Pegawai Swasta berjumlah 27 orang dengan
persentase 35.53 %, kemudian responden yang bekerja sebagai Pegawai Negeri
Sipil berjumlah 12 orang dengan persentase 15.79 %, dan Pensiunan berjumlah 4
orang dengan persentase 5.26 %.
3. Karakteristik Pendidikan Responden
Karakteristik pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Karakteristik Pendidikan Responden
PENDIDIKAN TERAKHIR JUMLAH (ORANG) PERSENTASE (%)
Sekolah Lanjutan (SMP/SMU ) 15 19.74
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah responden yang pendidikannya
Sarjana (S-1) adalah yang mendominasi pembelian rumah / ruko pada Crown
Property Agency yaitu berjumlah 34 orang dengan persentase 44.74 %, kemudian
Pasca Sarjana (S2/S3) berjumlah 16 orang dengan persentase 21.05 %, Sekolah
Lanjutan (SMP/SMU) berjumlah 15 orang dengan persentase 19.74 %, dan yang
terakhir adalah responden yang berpendidikan Sarjana Muda (D-3) yang
berjumlah 11 orang dengan persentase sebesar 14.47 %. Hal ini menunjukkan
bahwa kebanyakan responden yang membeli rumah / ruko pada Crown Property
Agency mempunyai latar belakang pendidikan yang baik.
4. Karakteristik Sumber Dana Pembelian Rumah Responden
Karakteristik sumber dana pembelian rumah responden dapat dilihat pada
Tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
Karakteristik Sumber Dana Pembelian Rumah Responden
SUMBER DANA PEMBELIAN
Sumber : Hasil Penelitian (data primer) 2007
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa 50 % sumber dana pembelian rumah
responden adalah hasil pendapatan mereka yaitu sebanyak 38 orang, kemudian
sumber dana yang berasal dari tabungan berjumlah 21 orang dengan persentase
dengan persentase 14.47 %, dan sumber dana pembelian rumah yang berasal dari
warisan orang tua berjumlah 6 orang dengan persentase sebesar 7.90 %.
5. Karakteristik Tingkat Pendapatan Responden/Bulan
Karakteristik tingkat pendapatan responden/bulan dapat dilihat pada Tabel
4.5 berikut:
Tabel 4.5
Karakteristik Tingkat Pendapatan Responden/Bulan
PENDAPATAN/BULAN (RP) JUMLAH (ORANG) PERSENTASE (%)
1.000.000 s/d 3.000.000 6 7.90
3.100.000 s/d 5.000.000 9 11.84
5.100.000 s/d 7.000.000 17 22.37
7.100.000 s/d 9.000.000 31 40.79
> 9.100.000 13 17.10
Total 76 100
Sumber : Hasil Penelitian (data primer) 2007
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa 40.79 % dari responden, yakni sebanyak 31
orang mempunyai pendapatan antara Rp 7.100.000 s/d Rp 9.000.000, kemudian
22.37 % mempunyai pendapatan antara Rp 5.100.000 s/d Rp 7.000.000 sebanyak
17 orang, 17.10 % mempunyai pendapatan diatas Rp 9.100.000 sebanyak 13
orang, 11.84 % mempunyai pendapatan antara Rp 3.100.000 s/d Rp 5.000.000
sebanyak 9 orang, dan 7.90 % responden mempunyai pendapatan antara Rp
1.000.000 s/d Rp 3.000.000 sebanyak 6 orang. Ini menunjukkan bahwa responden
yang paling banyak membeli rumah / ruko pada Crown Property Agency adalah
6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jawaban.
Ada 5 (lima) nilai jawaban yang terdapat dalam kuesioner yaitu :
a. Jawaban sangat tidak setuju mendapat nilai 1
b. Jawaban tidak setuju mendapat nilai 2
c. Jawaban ragu-ragu mendapat nilai 3
d. Jawaban setuju mendapat nilai 4
e. Jawaban sangat setuju mendapat nilai 5
Persentase Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Variabel Keputusan
Pembelian Rumah / Ruko Pada Crown Property Agency Medan.
Tabel-tabel berikut akan menunjukkan persentase jawaban 76 orang
responden terhadap pertanyaan variabel keputusan pembelian rumah / ruko pada
Crown Property Agency Medan (Y).
1) Persentase jawaban responden terhadap pertanyaan variabel harga dapat
dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6
Persentase Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Variabel Harga
JAWABAN RESPONDEN
Sumber: Hasil penelitian (data primer) 2007
Tabel 4.6menjelaskan:
a. Pertanyaan 1, dari 76 orang responden, 28 orang (36.84 %) responden
setuju, 15 orang (19.74%) responden menyatakan ragu-ragu, dan 2 orang
(2.63 %) responden menyatakan tidak setuju.
b. Pertanyaan 2, dari 76 orang responden, 36 orang (47.37 %) responden
menyatakan sangat setuju, 30 orang (39.47 %) responden menyatakan
setuju, dan 10 orang (13.16 %) responden menyatakan ragu-ragu.
c. Pertanyaan 3, dari 76 orang responden, 24 orang (31.58 %) responden
menyatakan sangat setuju, 36 orang (47.37 %) responden menyatakan
setuju, dan 16 orang (21.05 %) responden menyatakan ragu-ragu.
2) Persentase jawaban responden terhadap pertanyaan variabel pendapatan dapat
dilihat pada Tabel 4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7
Persentase Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Variabel Pendapatan
JAWABAN RESPONDEN
Sumber: Hasil penelitian (data primer) 2007
Tabel 4.7 menjelaskan:
a. Pertanyaan 1, dari 76 orang responden, 14 orang (18.42 %) responden
menyatakan sangat setuju, 31 orang (40.79 %) responden menyatakan
setuju, 29 orang (38.16 %) responden menyatakan ragu-ragu, dan 2 orang
(2.63 %) responden menyatakan tidak setuju.
b. Pertanyaan 2, dari 76 orang responden, 16 orang (21.06 %) responden
setuju, 28 orang (36.84 %) responden menyatakan ragu-ragu, dan 11
orang (14.47 %) responden menyatakan tidak setuju. .
c. Pertanyaan 3, dari 76 orang responden, 18 orang (23.68 %) responden
menyatakan sangat setuju, 24 orang (31.58 %) responden menyatakan
setuju, dan 31 orang (40.79 %) responden menyatakan ragu-ragu, 2 orang
(2.63 %) responden menyatakan tidak setuju, dan 1 orang (1.32 %)
responden menyatakan sangat tidak setuju.
d. Pertanyaan 4, dari 76 orang responden, 12 orang (15.79 %) responden
menyatakan sangat setuju, 20 orang (26.31 %) responden menyatakan
setuju, 43 orang (56.58 %) responden menyatakan ragu-ragu, dan 1 orang
(1.32 %) responden menyatakan tidak setuju.
3) Persentase jawaban responden terhadap pertanyaan variabel lokasi dapat
dilihat pada Tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8
Persentase Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Variabel Lokasi
JAWABAN RESPONDEN
Sumber: Hasil penelitian (data primer) 2007
Tabel 4.8 menjelaskan:
a. Pertanyaan 1, dari 76 orang responden, 6 orang (7.90 %) responden
menyatakan sangat setuju, 22 orang (28.95 %) responden menyatakan
(11.84 %) responden menyatakan tidak setuju, dan 4 orang (5.26 %)
responden menyatakan sangat tidak setuju.
b. Pertanyaan 2, dari 76 orang responden, 5 orang (6.58 %) responden
menyatakan sangat setuju, 20 orang (26.31 %) responden menyatakan
setuju, 41 orang (53.95 %) responden menyatakan ragu-ragu, 8 orang
(10.52 %) responden menyatakan tidak setuju, dan 2 orang (2.63 %)
responden menyatakan sangat tidak setuju.
c. Pertanyaan 3, dari 76 orang responden, 23 orang (30.26 %) responden
menyatakan sangat setuju, 24 orang (31.58 %) responden menyatakan
setuju, 26 orang (34.21 %) responden menyatakan ragu-ragu, dan 3 orang
(3.95 %) responden menyatakan tidak setuju.
d. Pertanyaan 4, dari 76 orang responden, 24 orang (31.58 %) responden
menyatakan sangat setuju, 33 orang (43.42 %) responden menyatakan
setuju, 18 orang (23.68 %) responden menyatakan ragu-ragu, dan 1 orang
(1.32 %) responden menyatakan tidak setuju.
4) Persentase jawaban responden terhadap pertanyaan variabel fasilitas dapat
dilihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9
Persentase Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Variabel Fasilitas
JAWABAN RESPONDEN