• Tidak ada hasil yang ditemukan

Macam-Macam Hak Prerogatif Presiden Indonesia

BAB II HAK PREROGATIF PRESIDEN INDONESIA

C. Macam-Macam Hak Prerogatif Presiden Indonesia

Republik Indoensia Tahun 1945 di dalam Bab III yang disebut dengan kekuasaan Pemerintahan Negara. Keududukan Presiden yang sangat luas dan

39 Ibid.,47-48

penting itu dapat dilihat fungsinya sebagai kepala negara dan sebagai kepala pemerintahan. Bahwa kekuasaan yang dimiliki Presiden dapat menembus pada area kekuasaan-kekuasaan yang lain, seperti kekuasaan legislatif dan kekuasaan yudisial.40 Maka dari itu berikut pembagian kekuasaan Presiden Indonesia, yaitu:

a. Kekuasaan Presiden Sebagai Kepala Negara.

Kepala negara adalah merupakan simbolis, kekuasaan kepala negara memiliki hak prerogatif ditentukan dengan jenis kosntitusi sebuah negara. Dalam sisitem pemerintahan presidensil baisanya berbentuk republik sebagaimana di negara Indonesia ini, maka Presiden sebagai kepala negara merupakan pemimpin dari perangkat negara pada kementerian-kementerian pada negara.41 Kekuasaan yang dimiliki Presiden sebagai kepala negara dalam sistem pemerintahan berdasarkan UUD NRI Tahun 1945, diantaranya sebagai berikut:

1) Presiden Memegang Kekuasaan Asli

Presiden sebagai kepala negara memegang kekuasaan yang tidak dimiliki oleh lembaga negara lain, meskipun lembaga tersebut mendapat mandat dari rakyat. Dalam negara republik

40 Ebu Kosmas, Kesatuan Kekuasaan Presiden dan Wakil Presiden, Jurnal proyuris, vol 2, no 1, (2020), 159.

41 Muslimin Budiman, Kekuasaan Presiden Dalam Sistem Pemerintrahan Presidensil Suatu kajian Terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Jurnal Ilmiah Hukum, vol 19, no 1, (2017), 32.

seperti Indonesia, kepala negara berada di tangan seorang Presiden. Maka Presiden memegang seluruh kekuasaan negara,42 seperti ketentuan mengenai keadaan darurat diatur dalam dua pasal yaitu Pasal 12 dan Pasal 22. Pasal 12 menyatakan Presiden menyatakan kedaan bahaya, syarat-syarat dan akibatnya kedaan bahaya ditetapkan dengan undang-undang,43 dan Pasal 22 ayat (1) menyatakan Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan peraturan pemerintahan sebagai pengganti undang-undang.44

2) Presiden Sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata.

Kekuasaan tertinggi Presiden atas tiga angkatan bersenjata yaitu angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara,45 di dasarkan pada Pasal 10 UUD NRI 1945 yang menyatakan Presiden memagang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Dara, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara46. Dengan demikian komando tertinggi atas tiga angkatan tersebut berada ditangan

42 Sudirman, Kedudukan Presiden Dalam Sistem Pemerintahan Presidensilal Telaah Terhadap Kedudukan dan Hubungan Presiden Dengan Lembaga Negara Yang Lain Dalam Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945, Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum, vol 1, no 1, (2014), 5-6.

43 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Bab III Tentang Kekuasaan Pemerintahan Negara Pasal 12.

44 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Bab III Tentang Kekuasaan Pemerintahan Negara Pasal 22.

45 Sudirman, Kedudukan Presiden., 7

46 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Bab III Tentang Kekuasaan Pemerintahan Negara Pasal 10.

Presiden yang dapat mengarahkan segala kekuatan yang dimilki oleh TNI dalam menjaga kedaulatan Negara Republik Indonesia.

Kemuadian terdapat dalam UU No. 3 Tahun 2002 yang menyatakan kewenangan Presiden sebagai panglima tertinggi TNI, dimana Presiden satu-satunya yang berwenang dan bertanggung jawab atas pengerahan kekuatan TNI meskipun dalam kedaan ancaman bersenjata diperlukan persetujuan DPR.47

3) Presiden Memiliki Kekuasaan Memberikan Pengampuan.

Kekuasaan Presiden lainnya yang menjadi konsekuensi kedudukan Presiden sebagai kepala negara adalah kewenangan Presiden untuk memberikan pengampuan. Dalam teori teori hukum ketatanegaraan pengampuan presiden dibedakan menjadi empat macam yaitu grasi, rehabilitasi, amnesti, dan abolisi. Ketentuan kewenangan Presiden memberikan empat jenis pengampuan tersebut dapat ditemui dalam pasal 14 UUd NRI Tahun 1945, yang berbunyi:

(1) Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung.

47 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1113 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara Pasal 10 ayat (3).

(2) Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR.48

Grasi adalah kewenangan Presiden memberi pengampuan dengan cara meniadakan atau mengubah atau mengurangi pidana bagi seorang yang dijatuhi pidana dan telah mendapatkan kekuatan hukum tetap. Rehabilitasi adalah pengembalian pada kedudukan atau kedaan semula sebelum atau sesudah seorang dijatuhi pidana atau dekenai pidana. Amnesti adalah kewenangan Presiden meniadakan sifat pidana atas perbuatan seseorang atau kelompok orang, sedangkan abolisi adalah kewenangan Presiden meniadakan penuntutan.

b. Presiden Sebagai Kepala Pemerintaha

Presiden sebagai kepala pemerintahan, memiliki makna bahwa Presiden memiliki kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang.

Melaksanakan undang-undang memiliki pengertian yang luas, tidak hanya kekuasaan untuk membuat peraturan pemerintah dan peraturan presiden sebagai sarana untuk melaksanakan undang-undang, namun secara subtansial, melaksanakan undang-undang memiliki makna kekuasaan untuk mencapai tujuan negara. Dapat dikatakan pula, secara

48 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Tahun 1945 Bab III Tentang Kekuasaan Pemerintahan Indonesia Pasal 14.

formal kekuasaan Presiden dalam melaksanakan undang-undang adalah kekuasaan untuk membuat peraturan pelaksanaan undang-undang yaitu peraturan pemerintah dan peraturan Presiden, namun secara materil kekuasaan melaksanakan undang-undang adalah mencapai tujuan negara. Adapun kekuasaan Presiden sebagai kepala pemerintahan yaitu:

1) Kewenangan Membuat Peraturan dan Peraturan Presiden

Kewenangan Presiden dalam membuat peraturan pemerintah49 berdasarkan Pasal 5 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 yang menyatakan Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya.50 Peraturan pemerintah dibuat oleh Presiden berdasarkan perintah (delegasi) suatu undang-undang selama belum ada undang-undang yang meemrintahkan.51

2) Kewenangan Mengangkat dan Memberhentikan Menteri-Menteri (Kbinet)

Dalam UUD NRI Tahun 1945, menempatkan Presiden sebagai pemegang kekuasaan menjalankan pemerintahan. Mengingat kekuasaan pemerintahan yang begitu luas, Presiden dibantuoleh

49 Sudirman, Kedudukan Presiden., 10

50 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1845 bab III Tentang Kekuasaan Pemerintaha Indonesia Pasal 5.

51 Margarito Kamis, Kekuasaan Presiden., 67

menteri-menteri dalam menjalankan pemerintahan.52 Dimana menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 17 UUD NRI Tahun 1945 ayat (2) yang berbunyi Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.53

3) Kekuasaan Penyelenggaraan Administrasi Negara

Kekuasaan administrasi negara merupakan kekuasaan yang luas mencakup seluruh tugas-tugas dan wewenang peemrintah.

Administrasi negara melingkupi segala kegiatan yang berhubungan dengan penyelenggaraan urusan public atau kebutuhan public oleh pemerintah. Dalam artian, administrasi negara merupakan tindakan konkrit atau nyata dari peemrintahan dalam usaha mencapai tujuan negara. Bagir manan mengelompokkan tindakan administrasi negara ada 4 bidang besar, yaitu:

a) Tugas dan wewenang administrasi di bidang kemanan dan ketertiban umum.

b) Tugas dan wewennag menyelenggrakan tata usaha pemerintahan mulai dari surat menyurat sampai dokumentasi dan lain-lain.

52 Sudirman, Kedudukan Presiden., 12

53 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Bab V Tentang Kementerian Negara Pasal 17.

c) Tugas dan wewenang administrasi negara di bidang pelayanan umum.

d) Tugas dan wewennag administrasi negara di bidang penyelenggaraan kesejahteraan umum.

Kekuasaan administrasi negara merupakan kekuasaan murni berada di ranah eksekutif. Lembaga lain tidak memiliki kewenangan untuk ikut campur dalam pelaksanaan administrasi negara. Lembaga legislative dan yudikatif hanya bertindak sebagai pengontrol.

4) Kekuasaan Penyelenggaran Hubungan Luar Negeri

Kekuasaaan penyelenggara luar negeri atau kekuasaan diplomatic meliputi kekuasaan mengadakan perjanjian dengan negara lain, menyatakan perang dengan negara lain, mengadakan perdamaian dengan negara lain, dan mengangkat duta dan konsul untuk negara lain, serta menerima duta dan konsul dari negara lain.54

5) Kekuasan Presiden Memegang Legislatif

Secara eksplisit, memgang kekuasaan legislative berada ditangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagaimana terdapat

54 Sudirman, kekuasaan Presiden., 15

dalam Pasal 20 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 yang berbunyi Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang.55 Akan tetapi dalam pelaksanaannya, pembuatan undang-undang tidak benar-benra berada ditangan DPR, karena dalam setiap proses pembuatan undang-undang tersebut harus melibatkan peran Presiden sebagai pemegang kekuasaan eksekutif.

Sebuah rancangan undang-undang harus dibahas bersama antara DPR dan Presiden baik inisiatif rancangan undang-undang tersebut datang dari DPR maupun datang dari Presiden.56

Dengan demikian dapat disimpulkan system pemerintahan berdasrkan UUD NRI Tahun 1945 menempatkan kedudukan Presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Berdasrkan Pasal 4 UUD NRI Tahun 1945 dikatakan Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan berdasarkan undang-undang. Berdasrkan ketentuan pasal ini menegaskan bahwa Presiden pemegang satu-satunya kekuasaan eksekutif, yang berarti pula Presiden berkedudukan senagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan mengandung implikasi keuasaan yang tidak serupa.

Akan tetapi Presiden dalam menjalankan kekuasaan/kewenangan dalam pemerintahan dibarengi dengan adanya suatu batasan kekuasaan, dengan hal

55 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Bab VII Tentang Dewan Perwakilan Rakyat Pasal 20

56 Patrialis Akbar, Lembaga-Lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945, (Jakarta:

Sinar Grafika, cet. Ke-2 ,2015), 38.

tersebut agar kekuasaan Presiden tidak disalahgunakan.57 Adapun batasan-batasan kekuasaan Presiden dalam menjalakan kepemerintahannya, yaitu:

a. Pembatasan Kewenangan Presiden

Kewenagan Presiden di bidang yudisial dan hubungan luar negeri dalam UUD 1945 menunjukkan adanya pembatasan-pembatasan kedua hal tersebut. Hal ini terlihat dengan adanya pengaturan sebagai berikut:

1) Kekuasaan Presiden untuk menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain harus dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat, Pasal 11 ayat (1-3) UUD NRI Tahun 1945.

2) Keuasaan Presiden terbatas dalam hal menyatakan kedaan bahaya, maka syarat-syarat dan akibatnya kedaan bahaya ditetapkan dengan undang. Dengan penetapan undang-undang terlebih dahulu Presiden berhadapan dengan DPR, Pasal 12 UUD NRI Tahun 1945.

3) Kekuasaan Presiden terbatas dalam hal mengangkat duta, konsul untuk ke negara lain, dan menerima duta dan konsul dari negara lain karena harus memperhatikan pertimbangan DPR, Pasal 13 ayat (1-3) UUD NRI Tahun 1945.

57 Margarito Kamis, Pembatasan Kekuasaan Presiden, (Malang: Setara Press, 2014), 3.

4) Kekuasaan Presiden menjadi terbatas kerena Presiden memberi grasi, rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung, serta memberikan amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR, Pasal 14 ayat (1-2).

5) Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dalam undang-undang.

6) Presiden menetapkan calon hakim agung menjadi hakim agung diusulkan oleh komisi yudisial kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan, Pasal 24 A ayat (3) UUD NRI Tahun 1945.

7) Presiden berwennag untuk mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR, Pasal 24 B ayat (3).

8) Presiden berwenang untuk mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri diatur dalam undang-undang, Pasal 17 ayat (4).

9) Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden, yang

selanjutnya diatur dalam undang-undang, Pasal 16 UUD NRI Tahun 1945.58

b. Pembatasan Kekuasaan Presiden dalam Hubungannya dengan Legislatif.

Pembatasan Presiden dalam hubungannya dengan DPR dapat dilakukan dengan menerapkan fungsi pengawasan yang dimiliki oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Ketentuan Pasal 20 A ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 menyebutkan bahwa Dewan perwakilan Rakyat mempunyai fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.

DPR dalam melaksanakan fungsi pengawasan terhadap kekuasaan Presiden, yaitu mengawasi pelaksanaan undang-undang dan mengawasi pelaksanaan anggaran. Artinya melalui pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang dan pelaksanaan anggaran yang dijalankan oleh Presiden dapat membatasi kekuasaan Presiden. Fungsi pengawasan dalam pelaksanaan undang-undang terkait dengan fungsi DPR untuk mengawasi pemerintah sesuai dengan undang-undang yang telah dibuat DPR bersama-sama dengan peemrintahan. Pengawasan

58 Chirisdianto Eko Purnomo, Pembatasan Konstitusi Kekuasaan Presiden Dalam Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang berdasarkan UUD 1945, (Mataram:

Pustaka Bangsa, 2015), 136-139.

DPR terhadap anggaran terkait dengan fungsi DPR yang secara langsung dapat mengawasi keinginan pemerintah dalam penentuan APBN dan pelaksanaannya.59

Selain itu juga Presiden tidak dapat membekukan atau membubakan DPR berdasarkan Pasal 7C UUD NRI Tahun 1945, dan Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh MPR atau usul DPR. Serta setiap undang-undang, dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapatkan persetujuan bersama.60

c. Pembatasan kekuasaan Presiden dalam Hubungannya dengan Yudikatif

Pembatasan kekuasaan Presiden yang terkait dengan kekuasaan Yudikatif ialah pembatasan kekuasaan Presiden dalam hubungannya dengan kewenangan Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung. Kewenangan kMahkamah Konstitusi yang ada kaitannya dengan pembatasan kekuasaan Presiden ialah mengenai kewenangan untuk mengadakan judicial review, yaitu pengujian undang-undang terhadap Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sebagaimana diketahui bahwa undang yang diuji ke Mahkamah Konstitusi merupakan

undang-59 Chirisdianto Eko Purnomo, Pembatasan Konstitusi Presiden.,141

60 Margarita Kamis, Pembatasan Kekuasaan., 17

undang yang sebelumnya dibhas dan mendapat persetujuan bersama oleh Presiden dan DPR.

Sebagaimana kewenangan Mahkamah Konstitusi yang diatur dalam Pasal 24 C ayat (1) UUD 1945 (Perubahan Ketiga) dengan ketentuan bahwa mahkamah Konstitusi untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang dasar. Kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk melakukan pengujian konstitusioanl (constitusional review) dinyatakan dalam Pasal 10 ayat (1) UU No.23 tahun 2004 tentang Mahkamah Konstitusi.61

Dokumen terkait