BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.4. Macam-macam Kontrasepsi Jangka Panjang
2.4.1. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/Intra Uterine Devices (IUD) 2.4.1.1. Pengertian
AKDR/IUD merupakan alat kontrasepsi yang terbuat dari bahan plastik yang
halus berbentuk spiral atau berbentuk lain yang dipasang di dalam rahim dengan
memakai alat khusus oleh dokter atau bidan/paramedik lain yang sudah dilatih
(Manuaba, 2010).
2.4.1.2. Jenis AKDR/IUD
Jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara lain adalah :
a. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada bagian vertikalnya
diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti
fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD berbentuk T, terbuat dari bahan
polyethelen dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus.
Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yang
cukup baik.
b. Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan.
Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan
gulungan kawat tembaga luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama dengan
c. Multi load
IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6 cm.
Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau
375 mm2 untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu
standar, small dan mini.
d. Lippes loop
IUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf spiral atau huruf S
bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes
loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya.
Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam), tipe C
berukuran 30 mm (benang kuning) dan tipe D berukuran 30 mm dan tebal
(benang putih). Lippes loop mempunyai angka kegagalan yang rendah.
Keuntungan dari pemakaian IUD jenis ini adalah bila terjadi perforasi, jarang
menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.
2.4.1.3. Efektifitas
Sebagai kontrasepsi, AKDR tipe Copper T efektifitasnya sangat tinggi yaitu
berkisar antara 0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1
kegagalan dalam 125-170 kehamilan). Sedangkan AKDR dengan progesteron antara
2.4.1.4. Mekanisme Kerja AKDR/IUD
Mekanisme kerja AKDR/IUD adalah sebagai berikut :
1. Menghambat kemampuan sperma masuk ke dalam tuba falopii
2. Memengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR
membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi
4. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus (Saifuddin, 2006).
2.4.1.5. Keuntungan AKDR/IUD
Keuntungan dari AKDR/IUD ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai kontrasepsi efektifitas tinggi
2. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
3. Metode jangka panjang
4. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat, seperti pil atau suntik
5. Tidak memengaruhi hubungan seksual
6. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
7. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A)
8. Tidak memengaruhi kualitas dan volume ASI seperti metode kontrasepsi
hormonal
10.Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)
11.Tidak ada interaksi dengan obat-obat
12.Membantu mencegah kehamilan ektopik
13.Dapat dilepas jika menginginkan anak lagi, karena tidak bersifat permanen
14.Tidak bersifat karsinogen, yaitu dapat menyebabkan kanker karena hormon yang
terkandung didalamnya (Manuaba, 2010).
2.4.1.6. Kerugian
1. Efek samping yang umum terjadi adalah :
a. Keputihan
b. Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang
setelah 3 bulan).
c. Haid lebih lama dan banyak.
d. Perdarahan (spotting) antar menstruasi.
e. Saat haid lebih sakit.
2. Komplikasi lain :
a. Merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan.
b. Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan
penyebab anemia.
c. Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar).
3. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering
berganti pasangan
4. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai
AKDR, penyakit radang panggul dapat memicu infertilitas
5. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvis: diperlukan dalam pemasangan
AKDR. Sering kali perempuan takut selama pemasangan (Saifuddin, 2006).
2.4.1.7. Indikasi
1. Usia reproduktif
2. Telah mendapat persetujuan dari suami
3. Pernah melahirkan dan mempunyai anak, serta ukuran rahim tidak kurang 5 cm.
4. Telah cukup jumlah anaknya dan belum memutuskan untuk sterilisasi.
5. Tidak ingin hamil paling tidak untuk 2 tahun.
6. Dianjurkan sebagai pengganti pil KB bagi akseptor KB yang berumur diatas 30
tahun.
7. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
8. Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
9. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
10. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
11.Resiko rendah dari IMS
2.4.1.8. Kontraindikasi Pemakaian AKDR
Menurut Meilani (2010), kontraindikasi pemakaian AKDR/IUD adalah :
1. Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil)
2. Perdarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapat dievaluasi)
3. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
4. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita abortus septic
5. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat
mempengaruhi kavum uteri
6. Kanker alat genital
7. Ukuran rongga panggul kurang dari 5 cm
2.4.1.9. Cara Pemasangan AKDR
Prinsip pemasangan adalah menempatkan AKDR setinggi mungkin dalam
rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu
serviks masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah
bersalin dan pada akhir haid. Pemasangan AKDR dapat dilakukan oleh dokter atau
bidan yang telah dilatih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan
setelah pemasangan satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya.
2.4.2. Kontrasepsi Implant 2.4.2.1. Pengetian
Kontrasepsi implant mekanisme kerjanya adalah menekan ovulasi membuat
getah serviks menjadi kental dan membuat endometrium tidak sempat menerima hasil
konsepsi.
2.4.2.2. Efek Samping Implant
Pada umumnya efek samping yang ditimbulkan implant tidak berbahaya.
Yang paling sering ditemukan adalah gangguan haid yang kejadiannya bervariasi
pada setiap pemakaian, seperti pendarahan haid yang banyak atau sedikit, bahkan ada
pemakaian yang tidak haid sama sekali. Keadaan ini biasanya terjadi 3-6 bulan
pertama sesudah beberapa bulan kemudian. Efek samping lain yang mungkin timbul,
tetapi jarang adalah sakit kepala, mual, mulut kering, jerawat, payudara tegang,
perubahan selera makan dan perubahan berat badan.
2.4.2.3. Keuntungan Implant
1. Efektifitas tinggi setelah dipasang
2. Sistem 6 kapsul memberikan perlindungan untuk 5 tahun.
3. Tidak mengandung estrogen
4. Efek kontraseptif segera berakhir setelah implantnya dikeluarkan
5. Implant melepaskan progestin dengan kecepatan rendah dan konstant, sehingga
terhindar dari dosis awal yang tinggi.
2.4.2.4. Kerugian Implant
1. Insersi dan pengeluaran harus dikeluarkan oleh tenaga terlatih.
2. Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan
implant
3. Lebih mahal
4. Sering timbul perubahan pola haid
5. Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.
2.4.3. Kontrasepsi Kontap
Kontap adalah kontrasepsi permanen yang digunakan untuk mencegah
kehamilan. Kontap ada 2 macam yaitu tubektomi yang digunakan pada wanita dan
vasektomi yang digunakan pada pria. Keunggulan kontap adalah merupakan
kontrasepsi yang hanya dilakukan atau dipasang sekali, relatif aman. Angka
kegagalan kontap pada pria 0,1-0,5% dalam tahun pertama sedangkan kegagalan pada
kontap wanita kurang dari 1% setelah satu tahun pemasangan (Everett, 2007).
Kontap adalah alat kontrasepsi yang paling efektif digunakan, aman dan
mempunyai nilai demografi yang tinggi. Kontap ada 2 macam yaitu tobektomi yang
dilakukan pada wanita dan vasektomi yang dilakukan pada pria.
2.4.3.1. Tubektomi
Tubektomi adalah satu-satunya kontrasepsi yang permanent. metode ini
melibatkan pembedahan abdominal dan perawatan di rumah sakit yang melibatkan
1. Efektivitas
Tubektomi ini mempunyai efektivitas nya 99,4 % - 99,8 % per 100 wanita
pertahun. Dengan angka kegagalan 1-5 per 100 kasus
2. Keuntungan
Keuntungan tubektomi adalah efektivitas tinggi, permanen, dapat segera efektif
setelah pemasangan.
3. Kerugian
Kerugian tubektomi adalah melibatkan prosedur pembedahan dan anastesi, tidak
mudah kembali kesuburan.
4. Indikasi
Indikasi tubektomi adalah wanita usia subur, sudah mempunyai anak, wanita yang
tidak menginginkan anak lagi.
5. Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak setujuan terhadap operasi dari salah satu
pasangan, penyakit psikiatik, keadaan sakit yang dapat meningkatkan resiko saat
operasi.
6. Efek samping
Efek samping tubektomi adalah jika ada kegagalan metode maka ada resiko tinggi
2.4.3.2. Vasektomi
Vasektomi adalah pilihan kontrasepsi permanent yang popular untuk banyak
pasangan. Vasektomi adalah pemotongan vas deferen, yang merupakan saluran yang
mengangkut sperma dari epididimis di dalam testis ke vesikula seminalis.
1. Efektivitas
Vasektomi adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif. Angka kegagalan
langsungnya adalah 1 dalam 1000.
2. Keuntungan
Keuntungan adalah metode permanent, efektivitas permanen, menghilangkan
kecemasan akan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan, prosedur aman
dan sederhana
3. Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak mampuan fisik yang serius, masalah urologi, tidak
didukung oleh pasangan.
4. Efek samping
Efek samping adalah infeksi, hematoma, granulose sperma (Everett, 2007).
2.5. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keengganan Penggunaan KB