• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KETENTUAN UMUM POLIGAMI DAN KONSEP MASLAHAH

B. Konsep Maslahah Mursalah

4. Macam-macam Maslahah Mursalah

Para ulama ushul fiqih mengemukakan beberapa pembagian maslahat berdasarkan tinjauan yang berbeda sehingga pembagian maslahah pada dasarnya dapat ditinjau dari segi kualitas dan kepentingannya.47 Adapun pembagiannya terdiri atas tiga macam, diantaranya:

47 Asriaty, Penerapan Mashlahah Mursalah Dalam Isu-Isu Kontemporer, Jurnal Madania, volume 19, no. 1, (Juni 2015). Hlm. 5

a. Al- Maslahah adh-Dharuriyyah (حيرًزضلا ححلصملا)

Kemaslahatan yang berhubungan dengan kebutuhan pokok manusia, baik terkait dengan dunia maupun terkait akhirat. Kemaslahatan dalam hal ini adalah:48

1) Memelihara Agama

Mempunyai sebuah keyakinan atau memeluk sebuah agama merupakan fitrah yang tidak dapat diingkari dan sangat dibutuhkan oleh manusia didalam kehidupannya. Untuk kebutuhan tersebut, Allah memerintahkan bahwa agama adalah suatu hal yang wajib dipelihara oleh setiap orang, baik yang berkaitan dengan aqidah maupun muamalah.

2) Memelihara Jiwa

Setiap manusia mempunyai hak untuk hidup. Dalam kaitannya dengan kemaslahatan dan keselamatan jiwa Allah mensyari‟atkan berbagai hukum yang berkaitan dengan memelihara jiwa, diantaranya syariat qishash dan hukum perkawinan agar manusia dapat melanjutkan generasinya dan berbagai hukum lainnya.

3) Memelihara Akal

Akal merupakan sebuah instrumen yang sangat penting bagi manusia yang berfungsi untuk membedakan sesuatu mana yang benar dan mana yang salah. Oleh karena itu, Allah Swt menjadikan pemeliharaan akal sebagai sesuatu yang pokok sehingga Allah Swt melarang manusia untuk meminum minuman keras karena perbuatan tersebut dapat merusak akal dan hidup manusia.

4) Memelihara Keturunan

Mempunyai keturunan merupakan masalah pokok bagi manusia dalam memelihara kelangsungan manusia di muka bumi ini. Untuk hal tersebut Allah memerintahkan perkawinan bagi setiap manusia dengan segala hak dan kewajiban yang diakibatkannya.

48 Muksana Pasaribu‟, Maslahat Dan Perkembangannya Sebagai Dasar Penetapan

34

5) Memelihara Harta

Harta merupakan hal pokok bagi manusia karena manusia tidak bisa hidup tanpa harta. Untuk mendapatkan harta Allah Swt mensyariatkan manusia untuk bekerja dan mencari nafkah bagi suami. Untuk memelihara harta tersebut Allah menetapkan suatu hukum bagi pencuri dan perampok.49 Dalam menjaga maslahat yang bersifat dharuri yaitu dengan mempertahankan keberadaan kemaslahatan yang sudah ada dan mencegah dari hal-hal yang dapat merusak atau menghilangkan kemaslahatan tersebut.50

b. Al- Maslahah al-Hajiyyah (حيجاحلا ححلصملا)

Kemaslahatan yang dibutuhkan manusia untuk menghilangkan kesulitan dan dibutuhkan untuk menyempurnakan kemaslahatan pokok (mendasar). Kemaslahatan ini berbentuk sebuah keringanan yang apabila hal ini tidak terwujud maka manusia akan mengalami kesulitan dan kesempitan yang tidak sampai mengakibatkan bahaya terhadap manusia itu sendiri. Allah Swt dalam mewujudkan maslahah ini mensyariatkan ketentuan-ketentuan dalam muamalah seperti diperbolehkannya menjama‟ dan mengqashar shalat bagi musafir, dipebolehkannya tidak puasa bagi wanita hamil, menyusui dan orang sakit, dan lainnya.

c. Al- Maslahah at-Tahsiniyyah (حينسحتلا ححلصملا)

Kemaslahatan yang bersifat pelengkap dan berupa kebebasan yang dapat melengkapi kemaslahatan sebelumnya. Maslahah tahsiniyyah perlu untuk memberi kesempurnaan dan keindahan bagi manusia sehingga dalam mweujudkan hal tersebut Islam secara umum menganjurkan kepada manusia untuk memakan makanan yang bergizi, berpakaian bagus, rapih dan menutup aurat dan sebagainya.51

49 Syarif Hidayatullah, Maslahah Mursalah Menurut Imam Al-Ghazali, Jurnal al-Mizan, vol. 4, no, 1, (Februari 2018), hlm. 118

50 Muhammad Ali Rusdi, Maslahat Sebagai Metode Ijtihad Dan Tujuan Utama Hukum

Islam, Jurnal Syari‟ah dan Hukum Diktum, vol 15, no. 2, (Desember, 2017), hlm. 156

51 Muhammad Ali Rusdi, Maslahat Sebagai Metode Ijtihad Dan Tujuan Utama Hukum

Ketiga bentuk maslahat di atas, secara jelas menggambarkan tingkatan kekuatan masing-masiang secara berurutan agar manusia dapat menentukan sikap dalam memberikan prioritas terhadap kemaslahatan tersebut. Kemaslahatan dharuriyyah harus diutamakan daripada kemaslahatan hajiyyah sedangkan kemaslahatan hajiyyah dikedepankan daripada kemaslahatan

tahsiniyyah

Kemudian dilihat dari segi kandungannya sebuah maslahah, ulama ushul fiqh membagi menjadi dua macam yang diantaranya:

a. Al-Maslahah al-„Ammah (حماعلا ححلصملا)

Kemaslahatan umum yang berupa kepentingan umum yang menyangkut semua orang. Kemaslahatan umum bukan berarti untuk kepentingan semua orang akan tetapi bisa berbentuk kepentingan mayoritas atau banyak orang. Contohnya adalah ulam membolehkan untuk membunuh penyebar bid‟ah yang dapat merusak akidah umat karena hal tersebut menyangkut kepentingan banyak orang.52

b. Al-Maslahah al-Khasshah (حصاخلا ححلصملا)

Kemaslahatan yang bersifat pribadi atau hanya orang-orang tertentu saja dan kemaslahatan ini sangat jarang sekali. Seperti adanya kemaslahatan bagi seorang istri agar hakim memberikan keputusan fasakh dalam perkawinannya karena suami dinyatakan hilang.53

Pembagian maslahah dilihat dari segi keberadaan menurut syara‟ atau dalil, terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Al-Maslahah al-Mu‟tabarah (جزثتعملا ححلصملا)

Kemaslahatan yang didukung oleh syara‟ baik dari al-Qur‟an maupun Hadits yang mana adanya dalil khusu yang menjadi dasar bentuk dan jenis kemaslahatan tersebut sehingga para ulama bersepakat bahwa maslahat dalam bentuk ini dapat dijadikan petunjuk dalam menetapkan suatu hukum. Contohnya adalah hukuman bagi orang yang meminum minuman

52 Muhammad Ali Rusdi, Maslahat Sebagai Metode Ijtihad Dan Tujuan Utama Hukum

Islam, Jurnal Syari‟ah dan Hukum Diktum, vol 15, no. 2, (Desember, 2017), hlm. 159

53 Asmawi, Teori Maslahat Dan Relevansi Dengan Perundang-undangan Pidana Kasus

36

keras bahwa dalam hadits Rasulullah Saw dipahami secara berlainan oleh para ulama fiah, disebabkan perbedaan alat pemukul yang dipergunakan oleh Rasulullah ketika melaksanakan hukuman bagi orang tersebut.54

b. Al-Maslahah al-Mulghah (جاغلملا ححلصملا)

Kemaslahatan yang berlawanan dengan ketentuan nash. Artinya, maslahah yang tertolak karena ada dalil yang menunjukkan bahwa ia bertentangan dengan ketentuan dalil yang jelas. Contohnya ialah hukum Islam menentukan bahwa orang yang melakukan hubungan seksual di siang hari pada bulan Ramadhan mendapatkan hukuman berupa memerdekan budak. Atau puasa dua bulan berturut-turut atau memberi makan sebanayak 60 orang fakir miskin.55

c. Al-Maslahah al-Mursalah (حلسزملا ححلصملا)

Kemaslahatan yang dipandang baik oleh akal dan sejalan dengan tujuan syara‟ dalam menetapkan hukum namun tidak ada petunjuk syara‟ yang menerima dan tidak ada pula petunjuk syara‟ yang menolaknya.

Dokumen terkait