BAB II KAJIAN TEORI
B. Metode Pembelajaran
2. Macam-Macam Metode Mengajar
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
24
Yudhi Munadi, op.cit., h. 4 25
Berikut ini beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran.
a. Metode Ceramah/ konvensional
Metode ceramah adalah metode pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Ceramah dimulai dengan menjelaskan tujuan yang ingin dicapai, menyiapkan garis-garis besar yang akan dibicarakan dan menghubungkan antara materi yang akan disajikan dengan bahan yang telah disajikan. Ceramah akan berhasil jika mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dari peserta didik, disajikan secara sistematik, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merespon serta adanya motivasi yang kuat dari peserta didik.26
Metode ceramah ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihanya antara lain:
1) Ceramah merupakan metode yang ‘murah’ dan ‘mudah’ untuk dilakukan. Murah dalam hal ini dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
2) Ceramah dapat menyajikan materi yang luas. Artinya materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.
3) Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
26
4) Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, karena kelas sepenuhnya merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
5) Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah bisa dilakukan.27
Dalam metode ceramah, setiap kelebihan itu juga terdapat kelemahan, antara lain:
1) Materi yang dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling dominan, sebab apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai guru.
2) Ceramah yang tidak disertai peragaan dapat mengakibatkan verbalisme. Verbalisme adalah ‘penyakit’ yang sangat mungkin disebabkan oleh proses ceramah.
3) Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur kata yang baik, ceramah sering dianggap metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun secara fisik siswa di dalam kelas, namun secara mental sama sekali tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran.
4) Melalui ceramah, sangat sulit mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada
27
seorangpun yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.28
Hal tersebut di atas bila guru cukup memahami, maka ketika menggunakan teknik berceramah itu perlu diiringi usaha untuk mengatasinya. Kemungkinan usaha mengatasi kelemahan itu bisa dirumuskan demikian: pertama, selama guru melakukan ceramah, guru perlu mengajukan pertanyaan guna meneliti apakah siswa sudah menguasai pengertian dari setiap pokok persoalan yang telah diuraikan oleh guru dan juga untuk membangkitkan perhatian siswa kembali kepada pelajaran tersebut. Kedua, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan di tengah-tengah guru sedang berceramah maupun diwaktu pelajaran itu telah selesai dijelaskan. Ketiga, waktu guru menjelaskan kata-kata atau istilah, pengertian atau ungkapan perlu disertai dengan contoh-contoh konkrit, menggunakan alat-alat peraga atau media pendidikan (Radio, TV, Model, Gambar, dan sebagainya). Dengan demikian diharapkan tidak menimbulkan salah pengertian atau tafsiran berbeda terhadap apa yang telah dijelaskan oleh guru.29 b. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah salah satu teknik mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang dengan sengaja diminta atau siswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan kepada siswa lain di depan kelas tentang suatu proses atau cara melakukan sesuatu. Misalnya demonstrasi tentang cara memandikan mayat orang muslim/muslimah dengan menggunakan model atau boneka, atau demonstrasi tentang cara-cara tawaf pada saat menunaikan ibadah haji dan sebagainya.
Metode demonstrasi digunakan bilamana:
28
Ibid, h. 149 29
1) Untuk memberikan latihan keterampilan tertentu kepada siswa 2) Untuk memudahkan penjelasan yang diberikan agar siswa
langsung mengetahui dan dapat trampil melakukannya
3) Untuk membantu siswa dalam memahami suatu proses secara cermat dan teliti.30
c. Metode Mind Mapping (Peta Pikiran)
Pemetaan pikiran merupakan cara kreatif bagi tiap siswa untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang dipelajari, atau merencanakan tugas baru. Meminta siswa untuk membuat peta pikiran memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi dengan jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari atau apa yang telah mereka rencanakan.31
d. Metode Proyek
Metode proyek merupakan pemberian tugas kepada semua siswa uutuk dikerjakan secara individual. Siswa dituntut untuk mengamati, membaca, meneliti. Kemudian siswa diminta membuat laporan dari tugas yang diberikan kepadanya dalam bentuk makalah. Metode ini bertujuan membentuk analisis masing-masing siswa.32
3. Faktor-Faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam
Memilih Metode Pembelajaran
Seperti yang telah kita ketahui bahwa setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun demikian metode hanyalah cara atau langkah-langkah, sedangkan keberhasilannya bergatung kepada
30
Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 45-46
31
Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusamedia & Nuansa Cendikia, 2013), cet. Ke-8, h. 200
32
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2004), cet. Ke-2, h. 75
guru yang menggunakannya. Sebuah metode akan menjadi efektif apabila digunakan dengan mempertimbangkan berbagai faktor sebagai berikut:
a. Faktor Tujuan dan Bahan Pelajaran
Setiap proses pendidikan atau pembelajaran tentu memiliki target tujuan tertentu, seperti tujuan yang bersifat kognitif, afektif atau psikomotorik. Perbedaan tujuan ini menghendaki adanya perbedaan metode yang digunakan.33 Memilih metode juga harus menyesuaikan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan, karena dengan metode yang tepat akan menjadikan proses belajar menyenangkan dan materi yang diajarkan sampai kepada siswa dengan baik.
b. Faktor Peserta Didik
Dalam memilih metode harus disesuaikan dengan latar belakang peserta didik, karena setiap peserta didik memiliki kecerdasan, bakat, minat, hobi dan kecenderungan yang berbeda. Demikian pula, perbedaan tingkat usia anak didik menyebabkan terjadinya perbedaan sikap kejiwaan.34
c. Faktor Lingkungan
Perbedaan lingkungan harus pula menjadi pertimbangan dalam menetapkan metode pengajaran, lingkungan sekolah, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya.
d. Faktor Alat dan Sumber Belajar
Setiap metode menghendaki alat dan sumber yang berbeda-beda, oleh karena itu penggunaan metode pembelajaran juga dapat dipengaruhi oleh ketersediaan alat dan sumber belajar yang
33
Abudin Nata, op.cit., h. 199 34
dimiliki oleh sekolah. Namun sebagai guru yang professional harus bisa memanfaatkan alat dan sumber belajar yang ada di sekitarnya.
e. Faktor Kesiapan Guru
Penggunaan setiap metode menuntut wawasan, keterampilan dan pengalaman guru yang akan menerapkannya.35 Karena sebagus apapun metodenya jika guru yang menyampaikan kurang menguasai maka hasilnya tidak akan optimal.