• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV: ANALISIS DATA Bab keempat ini akan membahas yang meliputi: Pola Komunikasi Guru Agama Terhadap Siswa Dalam Pembinaan

TINJAUAN TEORITIS

C. Macam-Macam Pola Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendi dalam bukunya yang berjudul:

“Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek”. Terdapat 5 macam bentuk atau pola komunikasi, yaitu:

1. Komunikasi Diri Sendiri (Intrapersonal)

Menurut Sasa Djuarsa adalah proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang. Yang menjadi pusat perhatian adalah

25

Onong Uchjana Effendi, Dinamika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000). h. 4.

bagaimana jalannya proses pengolahan informasi yang dialami seseorang melalui system syaraf dan inderanya.26

2. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal)

Ialah komunikasi antara komunikator dengan komunikate yang berlangsung secara private. Atau dapat pula diartikan komunikasi yang berlangsung antara dua orang, dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan, bias juga melalui medium/telepon.27 Komunikasi ini bisa berlangsung secara berhadapan muka (face to face) Bahasa lainnya ialah pengiriman pesan-pesan dari seseorang kepada komunikate dengan harapan umpan balik yang langsung.28

Komunikasi antarpribadi juga merupakan pengiriman pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain dengan efek dan umpan balik yang langsung. Menurut Effendy, yang dikutip oleh Alo Liliweri, bahwa komunikasi antar pribadi hakikatnya komunikasi antara seorang komunikator dengan seorang komunikan jenis komunikasi tersebut di anggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku manusia berhubung prosesnya yang dialogis.29

26

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001). h. 7

27

Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, (Jakarta: Universitas Indonesia, 2005). Cet. Ke-9, h. 125.

28

Alo Liliweri, Komunikasi Antarpribadi, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1991). h. 72.

29

Alo Liliweri, Komunikasi Antarpribadi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997). Cet.Ke-2, h.12.

Sedangkan Sasa Djuarsa menerangkan definisi komunikasi antarpribadi ini dalam tiga perspektif, yakni:

1. Perspektif komponensial, yaitu melihat komunikasi antar pribadi dari komponen-komponennya. Yakni

“merupakan proses pengiriman dan penerimaan

pesan diantara dua orang atau diantara sekelompok

kecil orang, dengan berbagai efek dan umpan balik”

(feed back). Komponen-komponen tersebut adalah:

a. Pengirim dan penerima. Komunikasi antarpribadi paling tidak melibatkan dua orang. Setiap orang yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi memformulasikan dan mengirim pesan (fungsi pengirim) dan juga sekaligus menerima dan memahami pesan (fungsi penerima). Hal ini untuk menyatakan bahwa: pertama, proses komunikasi antar pribadi tidak dapat terjadi pada diri sendiri. Kedua, komunikasi antar pribadi berkaitan dengan manusia komunikasi antarpribadi terjadi diantaran denagn binatang, mesin dan gambar, ketiga, komunikasi antar pribadi terjadi diantara dua orang atau sekelompok kecil orang.

b. Encoding dan decoding. Yaitu tindakan menghasilkan atau pesan. Artinya pesan-pesan

yang akan disampaikan di “kode” atau

diformulasikan terlebih dahulu dengan menggunakan simbol dan sebagainya.

c. Pesan-pesan. Yakni pesan-pesan dalam komunikasi antarpribadi bisa berbentuk verbal (seperti kata-kata) atau nonverbal (gerakan, simbol) atau gabungan antara keduanya.

d. Saluran. Yakni alat yang mengubungkan pengirim dan penerima. Lazimnya para pelaku bertemu secara tatap muka.

e. Gangguan. Yakni seringkali terjadi pesan-pesan yang dikirim yang diterima.

f. Umpan balik. Yakni pengirim dan penerima secara terus menerus dan bergantian memberikan umpan balik dalam berbagai cara, baik secara verbal maupun secara nonverbal.

g. Akibat. Proses komuniaksi yang berakibat negatif maupun kaibat yang positif.

2. Perspektif Pengembangan, yaitu melihat komunikasi antarpribadi dari proses

pengembangannya. Yakni suatu proses yang berkembang, yaitu dari yang bersifat impersonal meningkat menjadi interpersonal atau intim. Suatu proses komunikasi dikatakan bersifat interpersonal bila berdasarkan pada : data psikologis, pengetahuan yag dimiliki, dan aturan-aturan yang ditentukan sendiri oleh para pelaku komunikasi.

3. Perspektif Relasional, yaitu melihat komunikasi antarpribadi dari hubungannya. Yakni komunikasi yang terjadi dianatar dua orang yang mempunyai hubungan yang terlihat jelas diantar mereka. 30

Senada dengan pengertian tersebut namun berbeda redaksi menurut Devito mengutip pendapat Djuarsa dan Turnomo, komunikasi antar pribadi ialah suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Pengertian proses berpacu pada perubahan dan tindakan (action) yang berlangsung secara terus menerus. Komunikasi Antar pribadi juga merupakan suatu pertukaran yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik. Dan komunikasi antarpribadi menurut Devito adalah pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima

30

oleh orang lain atau sekelompok kecil orang dengan efek dan umpan balik yang langsung.31

Adapun komunikasi antarpribadi menurut sifatnya, dikutip dari Onong Uchjana dalam bukunya Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi memaparkan bahwa komunikasi antapribadi dapat dibedakan atas dua macam, yakni:

a) Komunikasi diadik ialah proses komunikasi antar dua orang dalam situasi tatap muka. Komunikasi diadik dilakukan dalam tiga bentuk yakni percakapan, dialog dan wawancara.32

Pentingnya komunikasi antarpribadi karena prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis. Komunikasi yang berlangsung secara dialogis selalu lebih baik daripada secara monologis.

Dialogis adalah bentuk komunikasi antarpribadi yang menunjukan terjadinya interaksi mereka yang terlibat dalam komunikasi bentuk ini berfungsi ganda, masing-masing menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian. Dalam proses komunikasi dialogis nampak adanya upaya dari para pelaku komunikasi untuk terjadi pergantian bersama (Mutual Understanding) dan empati.

31

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, hal. 107. 32

b) Komunikasi triadik ialah komunikasi antarpribadi yang pelakunya terdiri dari tiga orang yakni seorang komunikator dan seorang komunikan atau lebih.33

Sedangkan makna yaitu sesuatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut, kesamaan pemahaman diantara orang-orang yang berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang digunakan dalam proses komunikasi.

Devito menjelaskan komunikasi Antar pribadi adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.34

Sedangkan menurut Barlund, menurutnya komunikasi antar pribadi harus ada dua orang atau lebih yang secara fisik dekat dan merasa keberadaannya ditengah dan dengan orang lain.

Komunikasi antar pribadi melibatkan komunikasi yang bebas. Artinya setiap tingkah laku komunikasi mengandung sebab dan akibat tertentu yang langsung diterima pada saat itu juga. Dengan demikian, setiap pesan sebagai aksi selalu mendapat reaksi dari yang menerimanya. Peristiwa berlangsungnya komunikasi antar

33

Onong Uchana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 63

34

pribadi terjadi tidak berstruktur, bersifat tidak formal, tidak kaku, dan sangat luwes.35

Karakteristik Komunikasi Antarpribadi

Onong menjelaskan bahwa karakteristik komunikasi antarpribadi adalah dua arah atau timbal balik (two way traffic communication), masing-masing bisa saling menggantikan posisi. Suatu ketika komunikator bisa menjadi komunikator dan sebaliknya.36 Menurut Judy C. Pierson yang telah dikutip oleh Sasa Djuarsa terdapat enam karakteristik komunikasi antarpribadi yaitu:

1.) Komunikasi antarpribadi di mulai dengan diri sendiri

2.) Bersifat transaksional

3.) Mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antar pribadi

4.) Mensyaratkan adanya kedekatan fisik antar pihak-pihak yang berkomunikasi

5.) Melibatkan pihak-pihak yang saling tergantung satu dengan yang lainnya (interdependen) dalam proses komunikasi

35

Weri, Perspektif Teoritis Komunikasi Antarpribadi, h. 122-123

36

6.) Komunikasi antarpribadi tidak dapat di ulang ataupun diubah.37

Sedangkan menurut Everett Rogers karakteristik komunikasi antarpribadi (KAP) adalah arus pesannya cenderung dua arah, konnteks komunikasi berupa tatap muka, tingkat umpan balik yang terjadi sangat tinggi, kemampuan mengatasi tingkat selektifitas (terutama selektif eksposure) sangat tinggi, kecepatan jangkauan terhadap audience yang besar relative lambat dan efek yang mungkin terjadi berupa perubahan sikap.38

a. Tujuan Komunikasi Antarpribadi

Toto Hernamo memberikan pendapatnya mengenai tujuan komunikasi antarpribadi yakni:

1.) Sebagai sarana pembelajaran, melalui komunikasi antarpribadi kita belajar mengenai dunia luar atau peristiwa-peristiwa yang terjadi didunia ini. Walaupun sebagian besar informasi tersebut kita dapatkan melalui media massa. Informasi tersebut kita dapatkan melalui komunikasi anta pribadi

2.) Mengenal diri sendiri dan orang lain. Melalui komunikasi antarpribadi kita dapat mengenal diri kita

37

Ibid., h. 114.

38

sendiri dengan membicarakan tentang diri sendiri kepada orang lain, kita akan mendapatkan perspektif tentang diri kita dan memahami lebih mendalam tentang sikap dan perilaku, persepsi diri kita, sebagian besar merupakan hasil interaksi dengan orang lain

3.) Komunikasi antarpribadi membantu kita membentuk relasi karena kita adalah makhluk sosial maka kebutuhan akan berhubungan dengan orang lain merupakan kebutuhan yang paling besar.

4.) Melalui komunikasi antarpribadi kita dapat mempengaruhi individu untuk melakukan sesuatu sesuai dengan yang kita inginkan

5.) Melalui komunikasi antarpribadi kita dapat mengakrabkan dengan orang lain.

6.) Bermain dan mencari hiburan. Dalam berkomunikasi tidak selamanya kita memeperngaruhi orang lain. Kita berkomunikasi juga untuk memperoleh kesenangan, bercerita tentang film yang kita tonton, melontarkan lelucon, membicarakan hobi, merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan hiburan.39

b. Analisis tingkatan prediksi pada komunikasi antarpribadi

39

Menurut Gerald R. Miller dan Mark Steinberg dikutip oleh M. Budyatna, menjelaskan bahwa dalam komunikasi antarpribadi itu dapat dilakukan dengan tiga tingkatan analisis yang digunakan dalam melakukan prediksi, yaitu :40

1. Analisis pada tingkat kultural. Menurut Koentjoroningrat, yaitu keseluruhan gagasan dan karya manusia yang dibiasakannya dengan belajar. Beserta keseluruhan dan hasil budi dan karya itu. Pada analisis tingkat cultural ini guna mencapai efek yang diharapkan, komunikator dalam melakukan prediksi paling tidak harus mengerti dan memahami cultur, terutaman yang bersifat immaterial dari pihak yang diajak berkomunikasi. Dalam hal ini komunikator melakukan prediksi berdasarkan data kultural yang dianut oleh pelaku komunikasi lainnya.

2. Analisis pada tingkat sosiologis, yaitu komunikator melakukan prediksi mengenai reaksi komunikan terhadap pesan yang ia sampaikan berdasarkan keanggotaan komunikan dalam kelompok sosial tertentu, yang berupa nilai-nilai dan norma

40

kelompok yang dianut oleh pihak lain tersebut dan mempunyai perbedaan dengan kelompok lain.

3. Analisis pada tingkat psikologis, yaitu komunikator melakukan prediksi pada psikologis pada pihak lain yang berkomunikasi, yakni karakteristik khas kepribadian pihak lain. Makin besar para pelaku komunikasi saling mengenal secara individu satu sama lain, maka komunikasi makin bersifat pribadi.41

Onong menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi antarpribadi Homophily (memiliki kesamaan dalam sifatnya seperti kepercayaan, nilai, dan sebagainya), Heterophily (memiliki perasaan berbeda dengan orang lain), dan empati (ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain). Salah satu syarat dalam berkomunikasi adalah pengalihan informasi senantiasa terjadi antara sumber informasi yang memiliki persamaan-persamaan tertentu.42

c. Fungsi Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi dipandang dari arti yang luas tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita, dan pesan, tetapi

41

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta : UIN Press, cet ke-1, hal. 110-111. 42

sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta, dan idem maka, fungsinya dalam sistem sosial adalah sebagai berikut:

1.) Sosialisasi. Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif didalam masyarakat.

2.) Motivasi. Menjelaskan tujuan setiap masyarakat, jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang untuk pembentukan pilihan dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar

3.) Perdebatan dan diskusi. Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dengan masalah yang menyangkut kepentingan bersama.

4.) Pendidikan. Peralihan ilmu pengetahuan dapat mendorong pembangunan intelektual, pembentukan watak, serta membentuk keterampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

5.) Memajukan kehidupan, menyebarkan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, mengembangkan kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang, serta membangun imajinasi dan mendorong kreatifitas dan kebutuhan estetiknya.

6.) Agar saling kenal satu dengan yang lain.43

d. Efektifitas Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi Antarpribadi suatu ketika dapat berubah dari sangat efektif menjadi tidak efektif bahkan menjadi buruk oleh karena itu, ia memiliki karakteristik-karakteristik yang dapat dilihat dari dua perspektif yaitu:

1.) Perspektif Humanistik meliputi sifat-sifat:

a. Keterbukaan (openness)

b. Perilaku suportif (supportiveness)

c. Perilaku positif (positiveness)

d. Kesamaan (equity)

2.) Perspektif pragmatis meliputi sifat-sifat:

a.) Percaya diri (confidence)

b.) Kebersamaan (togetherness)

43

c.) Menejemen interaksi

d.) Perilaku ekspresif

e.) Orientasi pada orang lain.44

Kedua perspektif tersebut saling melengkapi satu dengan yang lainnya, masing-masing perspektif memberikan penjelasan tentang sifat-sifat tersebut dalam upaya meningkatkan komunikasi antar personal, namun demikian, terdapat beberapa karakteristik dari dua perspektif tersebut yang mempunyai maksud yang hampir sama.

Faktor-faktor penting dalam komunikasi antarpribadi yakni:

1.) Komunikator dapat mengetahui kerangka referensi komunikate secara utuh dan jelas.

2.) Komunikasi berlangsung secara dialogis

3.) Komunikasi berlangsung secara lawan muka atau face to face sehingga komunikator dapat melihat langsung ekspresi wajah, sikap dan lain.-lain.45

Melihat pemaparan diatas dapat kita katakan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan kegiatan yang di nilai paling tepat untuk mengubah sikap, opini ataupun

44

Ibid., h. 115.

45

perilaku. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan komunikasi antarpribadi adalah:

1.) Bersikap empatik dan simpatik.

2.) Menunjukan bahwa komunikator memiliki kredibilitas yang baik

3.) Bersikap sebagai pembimbing, bukan pemerintah

4.) Kemukakan fakta

5.) Berbicara dengan gaya yang menarik, mengajak bukan menyuruh

6.) Jangan bersikap suporiaritas

7.) Jangan mengentengkan atau memudahkan hal-hal yang mengkhawatirkan.

8.) Jangan mengkritik.

9.) Control emosi.

10.) Berbicara secara meyakinkan.46

Dari penjelasan diatas maka dapat diambil kesimpulan, bahwa hubungan antarpribadi akan mengalami proses awal. Pada proses ini setiap individu akan aling

46

mengenalkan diri dan menjajaki satu sama lainnya dengan kata lain pada tahap ini merupakan tahap proses pengenalan.

Kemudian selanjutnya ialah tahap kedua adalah yakni setiap individu mulai mengarah pada permasalahan yang lebih dalam dan terfokus pada inti permasalahan yang pada hakikat permasalahan yang nantinya akan mengalami titik temu atau kata lain terjadinya persepsi yang sama.

Tahap ketiga ialah setiap individu akan memasuki tahap yang lebih intim yang akan berimplikasi pada sesuatu yang nantinya memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Sedangkan pada tahap keempat, adalah tahap yang sudah terciptanya saling memahami dan diharapkan memberikan suatu kontribusi bagi individu yang terlibat didalamnya.

Dalam penetrasi sosial dituntut adanya saling pengertian antar pribadi dalam berkomunikasi agar terciptanya hubungan yang harmonis dan langgeng antar satu indiviu dengan individu yang lainnya.

Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa komunikasi pribadi adalah komunikasi yang terjadi pada diri seseorang ataupun pada diri orang lain yang terjadi

3. Komunikasi Kelompok (Group Communication)

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut misalnya keluarga, tetangga, kelompok dskusi, kelompok pemecahan masalah, kelompok pengajian dan lain sebagainya.

Adapun komunikasi kelompok (group communication) berarti komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang.47

Menurut Hommans kelompok ialah sejumlah orang yang berkomunikasi satu sama lainnya, seringkali melewati suatu jangka waktu dan dengan jumlah rang yang cukup kecil sehingga setiap orang dapat berkomunikasi dengan semua orang lainnya tanpa melalui orang ketiga melainkan secar tatap muka.48

Adapun komunikasi kelompok ialah komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka seperi yang terjadi dalam rapat, brefing dan lain-lain.

47

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h.75.

48

Onong Uchajana Effendy, (Dimensi-Dimensi Komunikasi, Bandung 1986) . Cet. Ke-2, h. 3.

Komunikasi kelompok juga adalah komunikasi antara seseorang (komunikator) dengan sejumlah orang (komunikan) yang berkumpul bersama-sama dalam bentuk kelompok.49

Sesuatu dikatakan komunikasi kelompok karena:

a. Proses komunikasi dimana pesan-pesan yang disampaikan oleh seorang pembicara kepada khalayak dalam jumlah yang lebih dari tatap muka.

b. Komunikasi berlangsung kontinu dan bisa dibedakan mana sumber dan mana penerima. Hal ini menyebabkan komunikasi sangat terbatas sehingga umpan baliknya juga tidak leluasa karena waktu terbatas dan khlayak relatif besar.

c. Pesan yang disampaikan terencana (dipersiapkan) dan bukan spontanitas untuk segmen khlayak tertentu. Dalam komunikasi kelompok kita mengenal seminar, diskusi panel, pidato, rapat akbar, pentas seni tradisional di sdesa, pengarahan dan ceramah dengan khalayak besar. Dengan kata lain komunikasi sosial antara tempat, situasi dan sasarannya jelas.50

Adapun karakteristik komunikasi kelompok antara lain :

1. Komunikasi kelompok bersifat formal

49

Onong Uchajana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, Cet. Ke-2, h. 5.

50

Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005). Cet. Ke-2, h. 33-34.

2. Komunikasi kelompok terorganisir

3. Komunikasi keompok terlembagakan

4. Komunikator dalam kelompok ini, harus :

a. Mencoba mengisolir bebrapa proses sederhana dan mudah dimengerti dari sekian banyak proses-poses yang timbul secara stimulan.

b. Menggunakan beberapa istilah yang akan memudahkan untuk mengorganisir pengamatan.51

Sedangkan menurut Michael Burgon dan Michael Ruffner seperti yang telah dikutip oleh Djuarsa, komunikasi kelompok adalah interaksi tatap muka dari dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri, atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat. Kemudian komunikasi kelompok ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kelompok kecil dan kelompok besar.

a.) Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication)

51

Komunikasi kelompok kecil adalah suatu kumpulan individu yang dapat mempengaruhi satu sama lainnya dan berkomunikasi dengan cara tatap muka.52

Yang dimaksud kelompok kecil ialah sejumlah orang yang terlibat satu sama lain dalam suatu forum yang bersifat lawan muka, dalam konteks ini setiap peserta mendapatkan kesan tersendiri atau memiliki kesempatan untuk melakukan komunikasi interpersonal dengan anggota kelompok.53

Menurut Robert F. Baless dalam bukunya Interaction proses analisis mendefinisikan kelompok kecil sebagai sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi satu sama lain dalam suatu pertemuan yang bersifat tatap muka (face to face meeting) setiap peserta mendapat kesan atau penglihatan antara satu sama lainnya yang cukup kentara sehingga ketika timbul pertanyaan dapat memberikan tanggapan kepada masing-masing sebagai perseorangan.54

Oleh karena itu, komunikasi kelompok kecil memungkinkan pemimpin melakukan komunikasi antar persona dengan salah seorang peserta kelompok. Oleh karena

52

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h.182.

53

Onong Uchjana Effendi, Kepemimpinan dan Komunikasi, h. 88.

54

itu, ketika terdapat pertanyaan maupun sesudahnya akan langsung diberikan tanggapan.55

Terdapat manfaat yang dapat di ambil oleh komunikator yang melakukan komunikasi kelompok kecil yaitu:

5. Terjadinya kontak pribadi

6. Umpan balik berupa Immedate Feed Back berlangsung secara cepat.

7. Suasana lingkungan dapat diketahui, sehingga ia dapat mengetahui tanggapan atau reaksi komunikator ketika ia menyampaikan pesan. Apabila komunikasi tidak berhasil komunikator akan mengubah strategi komunikasinya.56

b.) Komunikasi Kelompok Besar (Big Group Communication)

Komunikasi kelompok besar adalah kelompok komunikan yang karena jumlahnya banyak, dalam suatu ssituasi komunikasi hampir tidak terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal.57

Dinamakan komunikasi kelompok besar dikarenakan jumlahnya yang banyak, dalam konteks ini bisa

55

Onong Uchjana Effendi, Kepemimpinan dan Komunikasi,. h. 128.

56

Onong Uchjana Effendi, Kepemimpinan dan Komunikasi., h. 126.

57

dikatakan hamper tidak ada kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal.58 Contohnya ialah Tabligh Akbar yang dihadiri oleh ratusan bahkan ribuan orang. Komunikasi ini hanya ditujukan kepada afeksi komunikate. Pada saat demikianterjadi kepaduan perasaan.

Komunikasi kelompok besar mempunyai ciri-ciri yaitu:

a. Dalam komunikasi kelompok besar ini penyampaian pesan berlangsung secara kontinu.

b. Dapat diidentifikasikan siapa yang berbicara dan siapa pendengarnya.

c. Interaksi antara sumber dan penerima sangat terbatas.

d. Jumlah khalayak relatif besar.

e. Sumber sering sekali tidak dapat di identifikasikan satu persatu pendengarnya.59

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa komunikasi kelompok adalah komunikasi yang terjadi pada saat jumlah komunikannya lebih banyak daripada komunikasi pribadi dan komunikasi tidak terjadi begitu saja melainkan telah terencana sehingga komunikasi yang dilakukan menjadi terarah.

58

Ibid,. h.128.

59

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003). Cet. Ke-4, h. 34-35.

4. Komunikasi Massa ( Mass Communication)

Ialah komunikasi yang menggunakan perantara media massa seperti tv, news paper, tabloid, radio serta film. Dalam hal ini beberapa expert memberikan definisinya yakni:

Komunikasi massa selain menggunakan media modern juga menggunakan media tradisional seperti teater rakyat (Everet M. Rogers).

Komunikasi massa ialah komunikasi yang ditujukan kepada massa, khalayak yang luar biasa banyakanya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluaruh penduduk atau semua orang yang membaca atau juga semua orang yang menoonton tv, karena sejatinya khalayak amat sulit untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa ialah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar audio visual.60

Adapun karakteristik komunikasi massa mempunyai beberapa diantaranya yaitu :

1. Pesan komunikasi massa sifatnya, massalitas / bersifat umum.

2. Audience komunikasi massa bersifat heterogen.

3. Penyampaian pesan komunikasi massa menimbulkan keserempakan.

4. Hubungan komunikator dan komunikan bersifat non pribadi.

60

5. Biasanya komunikasi massa berlangsung satu arah.

6. Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana, terjadwal, dan terorganisir.

7. Peyampaian pesan komunikasi massa dilakukan secara berkala.

8. Sifat dari komunikasi massa menurut Hyman : mencerminkan tuntunan dan harapan rakyat, memberi hiburan, menimbulkan perasaan simpati dan belas kasihan, meningkatkan harga diri, dan mengadakan kemampuan berfungsi dalam masyarakat.61

Untuk memahami komunikasi massa lebih jauh, dan yang membedakannya dengan komunikasi kelompok dan komunikasi

Dokumen terkait