• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola komunikasi guru agama tehadap siswa dalam pembinaan ibadah di SMP al Syukro Ciputat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pola komunikasi guru agama tehadap siswa dalam pembinaan ibadah di SMP al Syukro Ciputat"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

DiajukanKepadaFakultasIlmuDakwahdanIlmuKomunikasiUntukMemenuhiPersya ratanMemperolehGelarSarjanaKomunikasiIslam (S. Kom. I)

Oleh:

EKA IRMAWATI

107051003276

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI(UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)

i Eka Irmawati

Nim. 107051003276

Pola Komunikasi Guru Agama Terhadap Siswa Dalam Pembinaan Ibadah Di SMP Islam Al Syukro Ciputat

SMP Islam Al Syukro adalah lembaga pendidikan yang sarat akan ilmu pengetahuan umum dan Islam yakni memadukan kurikulum KTSP dan pengayaan keagamaan. Dalam hal ini adalah pembinaan ibadah yang dilakukan oleh guru agama, terhadap siswanya. Komunikan (siswa) dan komunikatornya adalah (guru) yang menyampaikan pesan berupa materi ibadah. Dalam pembinaan ibadah tidak terlepas dari adanya hubungan komunikasi. Pembinaan ibadah dapat menggunakan pola komunikasi yang tepat untuk menyampaikan pesan kepada siswanya. Sehingga komunikasi dapat berlangsung dengan efektif dan intensif akibat dari intensitas pola komunikasi yang selalu diterapkan setiap hari, sehingga menimbulkan kenyamanan, kesenangan dan kebiasaan bagi komunikan karena pesan dari komunikator dapat dipahami dengan baik.

Untuk mengetahui Pola Komunikasi yang diterapkan oleh guru agama dan siswa dalam pembinaan ibadah, maka penulis memaparkan dengan pertanyaan yang meliputi dua hal: Bagaimana komunikasi antarpribadi guru agama terhadap siswa dalam pembinaan ibadah? Bagaimana komunikasi kelompok guru agama terhadap siswa dalam pembinaan ibadah?

Adapun teori yang digunakan oleh penulis adalah teori dari Steward L. Tubbs dan Silvia Mess, menguraikan ciri-ciri komunikasi yang efektif ada lima: Pengertian, Kesenangan, Mempengaruhi Sikap, Hubungan sosial yang baik, Tindakan. Sedangkan metode yang digunakan adalah tanya jawab, nasihat, curhat dari hati ke hati (komunikasi secara pribadi), demonstrasi, ceramah, monitoring dan cerita (kelompok). Dalam hal ini, Siswa (komunikan) diberikan materi tentang agama dan ibadah oleh guru agama (komunikator) yang berlangsung secara tatap muka baik komunikasi antarpribadi maupun kelompok.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis yaitu menggambarkan sesuatu sesuai dengan fenomena yang ada, dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu dengan teknik pengumpulan data, pengamatan lapangan, wawancara dan dokumentasi di SMP Islam Al Syukro Ciputat. Yang kemudian di deskripsikan, diinterpretasikan dan di tafsirkan.

(5)

ii

(6)





Assalammu ‘alaikumWr. Wb.

Puja sertapujisyukurpenulishaturkankepada Allah SWT,

ataslimpahanrahmat,

karuniadanatasridha-Nyapenulisdapatmenempuhjenjangpendidikansampaisaatinihinggadapatmenyeles aikankaryailmiahgunamencapaigelarSarjanaKomunikasi Islam (S.Kom.I).

Shalawatdansalamtidaklupa pula

penuliscurahkankepadapemudapadangpasir yang

menjadipanutansepanjangzamandanseluruhumatmanusia,

DialahbagindaRasulullahNabibesar Muhammad SAW, yang telahmembawakitadarizamankejahiliyahanhinggazamankepintaranolehilmupenget ahuandancanggihpenuhdenganalatteknologisepertisekarangini.

Perjuanganskripsiinitakakansemulusberkatridhadari-Nya, cahaya, do’a -do’a orang yang tulus, motivasisertabimbinganorang-orang yang

takmengenalbalasan. Untukitupenulismenghaturkan rasa terimakasih yang takterhinggakepada:

1. DekanFakultasIlmuDakwahdanIlmuKomunikasi (FIDIK) Dr. AriefSubhan, MA.,BapakDrs. WahidinSaputra, MA. SelakuPudek 1, Bapak Drs. Mahmud Djalal, MA. SelakuPudek II danBapak Drs. Study

Rizal LK, MA. SelakuPudek III. Yang

(7)

2. Drs. Jumroni, M.Si,selakuKetuaJurusanKomunikasidanPenyiaran Islam,

yang telahmemberikan saran

danmasukankepadapenulisdimasaawalpenulisanskripsipenulis, semoga Allah senantiasamemudahkansegalaurusannyadandiberikanbalasan yang takterhingga.

3. UmiMusyarofah, MA.,selakuSekretarisJurusanKomunikasidanPenyiaran

Islam, yang

selalumemberikansemangatdanmotivasinyaselamamasaskripsi. Semoga Allah memberikanpahala yang takterhinggakepadabeliau.

4. Drs. MasranM.Ag., selakupembimbingpenulis, yang

telahmemberikanbanyakilmu, masukan,

arahandanmemberikanwaktunyauntukmenyempatkanbimbingankepadapen ulisdiselakesibukanbeliau, dariawalskripsihinggarampung, semoga Allah

senantiasamemberikanbalasan yang

takterhinggadanbeliaudiangkatderajatnyaoleh Allah SWT.

(8)

satusampaitujuh,penulismengucapkanbeributerimakasihatasilmu,

pengetahuan, pengalamandanmotivasibelajarselamapenulismenuntutilmu di JurusanKomunikasidanPenyiaran UIN SyarifHidayatullah Jakarta

kampustercinta, semoga Allah

melimpahkanrahmatdanmemberikanbalasanpahala yang takterhinggakepadabeliausemua.

7. SeluruhjajaranstafPerpustakaanUtamadanPerpustakaanDakwahUIN

SyarifHidayatullah Jakarta yang

telahberbaikhatimeminjamkanskripsidanbuku-bukuyang

dibutuhkankepadapenulisdariawalhinggaakhirpenulisanselesai, semoga Allah selalumembimbingbeliausemuadandiberikanpahala yang berlipatganda.

8. Pihak SMP Islam Al SyukroCiputatBapakHumaidiselakuKepalaSekolah, BapakHumaidiyang merangkap Guru Agama, Bapak Dian Tri MulyawanselakuKoordinatorKeagamaan,

IbuHeriyahselakuBidangkesiswaandanBapakRediSuhendarselaku TUyang telahmemberikanizinpenelitian,

bantuandanbanyakmemberikaninformasitentangpembinaanibadah,

(9)

dibutuhkanselamapenulisanskripsidariawalhinggaakhir, semoga Allah metambahkanilmu kalian.

10.Calonsuamipenulis (AbiM AsepSaprudin/Sarip) yang senantiasamemberikan yang terbaikdanmendampingi,do’a,ilmu, pengalaman,

motivasidansemangatnyaselamamasabelajardanskripsiberlangsung,

semoga Allah senantiasamemberikanrahmat,

kebahagiaandanmemuliakannyaduniadanakhirat.

11.Ibu Cut

DhienNourwahidaMA,.yangselalumemberikansemangatdandando’anyaunt ukkesuksesanskripsidanmasadepanpenulis, semoga Allah melimpahkankasihsayangnyadanmengangkatderajatbeliau.

12.Semuateman-temanpenulis, FakultasIlmuDakwahdanIlmuKomunikasi UIN SyarifHidayatullah JakartaJurusanKomunikasidanPenyiaran Islam

angkatan 2007,khususnyaUswatunHasanah yang

selalumenemanipenulisdanmembantumembantumengetikskripsidanKPI

Asemuanya,semoga Allah

senantiasamembimbingkitadanmemberikankitakesuksesan,

(10)

penulismengucapkanterimakasihdansemoga Allah SWT melipatgandakandanrakhmat-Nya.Dan semogabermanfaatbagi yang membacanya.Amin YaRobbalalamiin.

Ciputat, 11 Mei 2011

(11)

vii

KATA PENGANTAR ...

iii

DAFTAR ISI ...

vii

BAB I PENDAHULUAN ...

1

A.LatarBelakangMasalah ... 1

B.PambatasandanPerumusanMasalah ... 4

C.TujuandanManfaatPenelitian ... 5

D.MetodologiPenelitian ... 7

E.TinjauanPustaka ... 11

F. SistematikaPenulisan ... 12

BAB II TINJAUAN TEORITIS ...

14

A.PengertianPoladanKomunikasi ... 14

B.Unsur-unsurKomunikasi ... 20

C.Macam-macamPolaKomunikasi ... 25

D.PembinaanIbadahDalamRuangLingkupnya ... 53

BAB III GAMBARAN UMUM SMP ISLAM

AL SYUKRO CIPUTAT ...

64

A.SejarahBerdirinya SMP Islam Al Syukro ... 64

B.VisiMisidanTujuan ... 66

C.Program Kegiatan SMP Islam Al Syukro ... 68

D.SaranaPrasarana ... 71

E.StrukturOrganisasi ... 74

F. Program PembinaanIbadah ... 76

(12)

viii

A.KomunikasiAntarpribadi………. 78

B.KomunikasiKelompok ………. 88

BAB V PENUTUP ... 97

A.Kesimpulan ... 97

B.Saran ... 98

(13)

1 A.Latar Belakang Masalah

Sekolah adalah merupakan lembaga sosial yang bergerak dalam bidang pendidikan dan mencetak generasi yang unggul baik dari segi pengetahuan umum ataupun agama. Dalam hal ini, tidak dapat di pungkiri lagi bahwa didalamnya terdapat unsur-unsur komunikasi dan pasti melakukan proses komunikasi, baik komunikasi intrapersonal, interpersonal dan kelompok.

Adapun Sekolah Islam Al Syukro yang berada di Jl. Otista Raya. Gang H. Maung, No.30 Ciputat, terkenal sebagai sekolah Islam yang memiliki nilai lebih, baik dari kurikulum pembelajaran ataupun nilai plus (ekstrakurikuler dalam hal ini adalah pengayaan keagamaan), salah satunya adalah dalam hal pembinaan ibadah yang selalu dilakukan setiap hari dan sudah menjadi suatu pembiasaan di sekolah Al Syukro ini ibadah dilakukan seperti ibadah shalat dzuhur berjama’ah, (adzan, wudhu, shalat sunnah qobliah-ba’diah, iqomat, menjawab adzan berjama’ah,

hafalan juzz amma’ dan surat pilihan, pemimpin dzikir, pemimpin do’a) dan

Kultum.1

Disamping itu pula sekolah Islam Al Syukro memiliki guru-guru yang mempunyai ilmu pengetahuan agama yang mumpuni dan memahami tentang pengayaan keagamaan pada anak-anak dan banyak diantara mereka alumni berasal dari Univetrsitas Islam yang tersebar di Indonesia sehingga memudahkan

1

(14)

dalam pelaksaan pembinaan ibadah dengan kemampuan komunikasi yang baik pula.2

Proses komunikasi guru dengan siswa berlangsung dengan efektif dan intensitas komunikasinya dapat terlihat dalam aktivitas peribadahan berlangsung, mereka yang telah terkondisi dan siswa melakukan ibadah sudah menjadi pembiasaan sehingga mereka terbiasa beribadah atas dasar kesadaran sendiri tanpa harus selalu dikerahkan.3

Adapun kelebihan dari akibat adanya proses komunikasi yang berlangsung setiap hari dalam pembinaan ibadah siswa telah membentuk insan yang taat akan hakikat ibadah sesungguhnya adalah kewajiban bagi setiap individu yang harus dilakukan sebagai umat Islam.4

Dengan menyadari benar bahwa ibadah pada hakikatnya merupakan bentuk dari wujud penghambaan seorang hamba yang lemah dan di Al-Qur’an sendiri telah menjadi kajian para siswa sehari-hari bahwa ibadah adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh masing-masing individu agar selamat dunia akhirat. Dan sesungguhnya kita diciptakan oleh Allah di muka bumi ini semata-mata adalah hanya untuk beribadah kepada-Nya.5

Pengajaran yang di ajarkan dan di teladani oleh para guru dalam pembinaan ibadah melalui penyampaian pesan dengan cara berkomunikasi yang baik yaitu dengan komunikasi antarpribadi dan kelompok intensitasnya

2

Wawancara pribadi dengan Bapak Humaidi Guru Agama SMP Islam Al Syukro Ciputat , 29 Febuari 2011.

3

Wawancara pribadi dengan Bapak Humaidi Guru Agama SMP Islam Al Syukro Ciputat , 29 Febuari 2011.

4

Wawancara pribadi dengan Bapak Humaidi Guru Agama SMP Islam Al Syukro Ciputat , 12 April 2011.

5

Wawancara pribadi dengan Bapak Dian Tri Mulyawan Koodinator Keagamaan SMP Islam Al Syukro Ciputat , 7 April 2011.

(15)

terealisasikan dan saling melengkapi dan dapat berjalan efektif dalam pelaksanaannya sehingga pembinaan ibadah berhasil.

Sudah dapat diketahui bahwa fungsi umum komunikasi adalah informatif, edukatif, persuasif dan rekreatif. Komunikasi memiliki fungsi pertukaran informasi, pesan dan sebagai kegiatan individu dan antarpribadi, kelompok mengenai tukar menukar data, fakta dan ide.6

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain dan saling membutuhkan satu sama lainnya serta saling berinteraksi karena secara naluriah manusia mulai dari bangun tidur sampai ia terbangun hasrat ingin mengungkapkan ataupun berbicara serta berkomunikasi itu ada. Manusia memerlukan sarana berkomunikasi agar hubungannya dapat berjalan sesuai dengan harapan yang di inginkan.

Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi adalah bagian dasar dari kehidupan itu sendiri, karena kita sebagai makhluk social melakukan komunikasi di setiap kehidupannya, dimanapun, kapanpun waktunya. Komunikasi sangat urgen dalam kehidupan bermasyarakat, hal ini dapat dibuktikan dari sebuah penelitian bahwa mulai dari waktu bangun tidur 70% digunakan untuk berkomunikasi. Hal ini bukan dikarenakan kemajuan teknologi melainkan hasrat manusia yang selalu ingin bersosialisasi dan berinteraksi dengan makhluk sesamanya.

Dengan demikian sama halnya disekolah komunikasi juga kerap terjadi sehingga menimbulkan pertanyaan kembali bagi penulis bahwa pola komunikasi yang seperti apa yang dibangun oleh komunikator disini guru dan komunikannya

6

(16)

siswa yang dapat sama makna dalam hal ini adalah pembinaan ibadah sehingga dapat berhasil dilihat dari intensitas dan efektifnya komunikasi oleh guru agama dan siswa.

Di tinjau dari segi komunikasi, pendidikan juga termasuk didalamnya terdapat komunikasi yaitu yaitu komunikator (pengajar/guru), pesan,(materi yang disampaikan) dan komunikan (siswa). Karena disana terdapat proses transfer ilmu pengetahuan baik itu umum ataupun agama, informasi atau lainnya. Dan bahwasannya tujuan dari lembaga pemdidikan yang memiliki kurikulum pengayaan keagamaan adalah melaksanakan pembinaan ibadah dengan mengajarkan, membimbing, mengarahkan, mengontrol dan menekankan siswa sehingga dapat di realisasikan dalam kehidupan mereka sehari-hari yang merupakan bahan pokok selalu dilaksanakan.

Oleh karena itu, penulis membuat konsep berupa pola komunikasi yang di bangun dalam pembinaan ibadah, intensitas dan efektifnya berhasil atau tidak dalam pembinaan ibadah melalui komunikasi antarpribadi dan kelompok tersebut.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pola Komunikasi Guru Agama Terhadap Siswa Dalam Pembinaan Ibadah di SMP Islam Al Syukro Ciputat”.

B.Pembatasan dan Perumusan Masalah

(17)

shalat dzuhur berjama’ah (adzan, wudhu, shalat sunnah qobliah-ba’diah, iqomat,

menjawab adzan berjama’ah, hafalan juzz amma’ dan surat pilihan, berjama’ah,

pemimpin dzikir, pemimpin do’a) dan b.) Kultum. Pada kelas II (8A/B) SMP

tahun ajaran 2010-2011. Karena penulis menganggap kelas dua ini telah mampu memahami cara berkomunikasi terukur intensitas dan keefektifan pembiasaan ibadah dengan baik. Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka penulis dapat merumuskan pertanyaan umum sebagai berikut:

Bagaimana pola komunikasi guru agama terhadap siswa dalam pembinaan ibadah di SMP Islam Al Syukro Ciputat?

Berdasarkan permasalahan umum diatas dapat dirumuskan sub-sub masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana komunikasi antarpribadi guru agama terhadap siswa dalam pembinaan ibadah?

2. Bagaimana komunikasi kelompok guru agama terhadap siswa dalam pembinaan ibadah?

Dalam hal ini penulis tidak mengkaji pola komunikasi massa dalam pembinaan ibadah maupun efek dari ibadah dalam kehidupan sehari-hari siswa tersebut.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian ini meliputi:

Tujuan penelitian ini secara umum sebagai berikut:

(18)

Adapun tujuan dari sub-sub pertanyaan penelitian ini sebagai berikut: 1. Ingin mengetahui bagaimana komunikasi antarpribadi guru agama

dengan siswa dalam pembianaan ibadah.

2. Ingin mengetahui komunikasi kelompok guru agama dengan siswa dalam pembinaan ibadah.

2. Manfaat Penelitian ini meliputi: a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya sumber informasi, literature, referensi dan dokumentasi ilmiah atau perbandingan bagi studi dalam usaha untuk mengembangkan khazanah keilmuan yang sesuai dengan bidangnya. Pendidikan ini di harapkan dapat menambah jumlah studi mengenai pembinaan ibadah siswa di sekolah-sekolah terutama yang berbasis Islam dan menambah pengetahuan baru tentang intensitas dan efektif guru agama dalam menjalin hubungan antarpribadi ataupun kelompok yang baik terhadap siswa dalam pembinaan ibadah. Adapun mengenai manfaat dari penelitian ini, secara teoritis untuk memperkaya khazanah keilmuan dakwah dan komunikasi khususnya di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta maupun lingkungan akademisi lain dan masyarakat pada umumnya. b. Manfaat Praktis

(19)

praktis penelitian ini manfaatnya adalah sebagai kontribusi pemikiran dalam pembinaan ibadah siswa di sekolah ataupun di lembaga pendidikan khususnya dalam lingkungan di SMP Islam Al Syukro Ciputat, lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ataupun lingkungan akademisi lain dan masyarakat pada umumnya.

D.Metodelogi penelitian 1. Metodelogi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodelogi deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti berusaha untuk mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat atas fenomena yang diteliti kemudian dianalisa, di interpertasikan dan di tafsirkan denngan data-data lainnya untuk mendapatkan hasil berdasarkan tujuan penelitian. Pendekatan kualitatif ini menitik beratkan pada data-data penelitian yang akan dihasilkan berupa kata-kata melalui hasil pengamatan/observasi dan wawancara.

Penelitian dekskriptif sesungguhnya dapat dikatakan sebagai penelitian yang diarahkan pada pengukuran yang cermat terhadap suatu fenomena sosial tertentu. Penelitian harus menggunakan diri sebagai instrument. Mengikuti asumsi kultural sekaligus mengikuti data.

Adapun data yang dikumpulkan dari metode deskriptif ini adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif.7

7

(20)

Penelitian dekskriptif seseungguhnya dapat dikatakan sebagai penelitian yang diarahkan pada pengukuran yang cermat terhadap suatu fenomena sosial tertentu. Penelitian harus menggunakan diri sebagai instrument. Mengikuti asumsi kultural sekaligus mengikuti data.8

Adapun deskriptif analisis adalah penelitian yang dilakukan untuk mengatahui nilai variable mandiri, abaik satu variable atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan variable lainnya.9

Dalam penelitian ini penulis akan menggambarkan bentuk atau pola komunikasi guru agama dengan siswa dalam pembinaan ibadah yang selalu dilakukan setiap hari di SMP Islam Al Syukro Ciputat.

2. Subjek dan Objek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Pembina ibadah yakni Khumaidi S.Ag yang menjabat sebagai Guru Agama, Dian Tri Mulyawan S.Pd.I yang menjabat sebagai Koordinator Agama, Heriyah MA yang menjabat sebagai Bidang Kesiswaan dan Siswa kelas II (8A/B) SMP Islam Al Syukro Ciputat. Sedangkan objek penelitian ini adalah Pola Komunikasi Guru Agama dan Siswa dalam Pembinaan Ibadah di SMP Islam Al Syukro Ciputat.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun tempat yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah SMP Islam Al Syukro Ciputat yang bertempat di Jl. Otista Raya, Gang H.

8

Julia Brannen, Memandu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2002), Cet. Ke-4, h.11.

9

(21)

Maung No. 30 Ciputat. Sedangkan waktu penelitian dilakukan mulai tanggal 27 Febuari - 11 Mei 2011.

4. Teknik pengumpulan data

Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah: a. Observasi

Observasi yaitu pengamatan secara sistematis dan analisa yang memegang peranan penting untuk meramalkan tingkah laku social, sehingga hubungan antara satu peristiwa dengan yang lainnya menjadi jelas.10

Observasi atau pengamatan yang dilakukan penulis adalah dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian. Dalam hal in mengamati bagaimana proses pola komunikasi yang dilakukan guru agama dengan siswanya dalam pembinaan ibadah yang selalu dilakukan setiap hari disekolah.

b. Wawancara

Adapun yang wawancara dalam skripsi ini adalah Koordinator Keagamaan, Bidang Kesiswaan dan Guru Agama, dan 3 siswa kelas 2 SMP. Wawancara ini dilakukan dalam rangka untuk memperoleh data dari sumber masalah yang akan diteliti dengan mengajukan pertanyaan secara langsung dengan dicatat dengan menggunakan wawancara bebas terpimpin.

c. Dokumentsi

10

(22)

Pengambilan data berupa catatan-catatan, buku, dokumentasi foto, arsip-arsip dan literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. 5. Pengolahan Data

Setelah penulis memperoleh data dari hasil observasi dan wawancara yang ditujukan kepada kepala sekolah, guru agama dan siswa kelas 2 SMP Islam Al Syukro tersebut dikumpulkan, kemudian disusun melalui proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang mudah dibaca. berdasarkan rumusan yang telah disusun oleh penulis.

6. Analisa Data

Setelah penulis mengumpulkan data-data penelitian yang dianalisis dengan cara diinterpretasikan dengan menggunakan sumber data sudah terkumpul dan data-data kemudian penulis jabarkan dengan memberikan analisa-analisa dan penafsiran untuk kemudian menghasilkan kesimpulan akhir, agar penulis mengetahui pola komunikasi guru agama dengan siswanya dalam pembinaan ibadah yang dilakukan setiap hari.

Adapun penyusunan skripsi ini penulis berpedoman pada buku

CeQDA yang di terbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul “Pedoman Penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi)”.11

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum penulis melakukan skripsi ini, penulis telah melakukan tinjauan pustaka terlebih dahulu yakni kelapangan dalam rangka memperoleh studi

11

(23)

pendahuluan terhadap karya ilmiah terdahulu atau sebelumnya yang mempunyai kaitan judul atau objek dan subjek penelitian yang sejenis ataupun yang sama dengan yang diteliti oleh penulis. Tinjauan pustaka ini bermaksud agar terlihat dan dapat diketahui perbedaannya bahwa penulis melakukan penelitian sekarang tidak sama dengan penelitian dari skripsi-skripsi terdahulu.

Setelah penulis melakukan tinjauan kepustakaan baik di Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menemukan judul yang sejenis:

1. “Pola Komunikasi KH. Mahmudi dalam Pembinaan Santri Di Pondok Pesantren Al-Mubarok Serang Banten” karya Muhammad Fathullah tahun 2008. Ia menggunakan metode penelitiannya yaitu kualitatif deskriptif. Skripsinya membahas tentang Pola komunikasi KH Mahmudi dalam membina santri di pondok pesantren Al-Mubarok yang cenderung menggunakan komunikasi pola roda Serta menggabungkan dua komunikasi yaitu komunikasi persuasif dan instrukstif/koersif, yang diterapkan pondok Al-Mubarok terhadap santri

2. “Pola komunikasi dalam Pembinaan Akhlak Siswa MAN 4 Model Pondok Pinang Jakarta Selatan” tahun 2008. karya Agus Ratina dengan menggunakan metodologi penelitian pendekatan kualitatif deskriptif. Skipsi ini membahas pola komunikasi dan metode guru dalam dalam proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran akhlak di MAN 4 Model.

3. “Pola Komunikasi Guru Agama dan Murid di SMP An-Nurmaniyah Ciledug

Tangerang” tahun 2009 karya Laily Syahidah. Ia menggunakan pendekatan

(24)

komunikasi guru dalam belajar mengajar di SMP An-Nurmaniyah, sebatas pada guru agama dan murid didalam kelas III.

Adapun perbedaan skripsi yang penulis teliti ini lebih kepada pola komunikasi guru agama terhadap siswa dalam pembinaan ibadah yang selalu dilakukan setiap hari yang meliputi: a.) Ibadah shalat dzuhur berjam’ah (adzan, wudhu, shalat sunnah qobliah-ba’diah, iqomat, menjawab adzan

berjama’ah, hafalan juzz amma’ berjama’ah, pemimpin dzikir, pemimpin

do’a) dan b.) Kultum.

F. Sistematika Penulisan

BAB I: PENDAHULUAN Bab pertama ini akan membahas yang meliputi: Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.

Bab II: TINJAUAN TEORITIS Bab kedua ini akan membahas yang meliputi: Pengertian Pola dan Komunikasi, Unsur-Unsur Komunikasi, Macam-Macam Pola Komunikasi dan Ruang Lingkup Pembinaan Ibadah. Bab III: GAMBARAN UMUM SMP ISLAM AL SYUKRO CIPUTAT Bab

ketiga ini akan membahas SMP Islam Al Syukro Ciputat yang meliputi: Sejarah Berdirinya, Visi, Misi dan Tujuan, Program Kegiatan SMP Islam Al Syukro, Sarana dan Prasarana, Struktur Organisasi, Program Pembinaan Ibadah (Pembiasaan).

(25)

Ibadah yang dilakukan setiap hari di SMP Islam Al Syukro: Komunikasi Antarpribadi Guru Agama Terhadap Siswa Dalam Pembinaan Ibadah di SMP Islam Al Syukro Ciputat dan Komunikasi Kelompok Guru Agama Terhadap Siswa Dalam Pembinaan Ibadah di SMP Islam Al Syukro Ciputat.

(26)

14

TINJAUAN TEORITIS

A. Pola Komunikasi

1. Pengertian Pola

Kata “pola” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya bentuk

atau sistem, cara atau bentuk (struktur) yang tetap yang mana pola dapat dikatakan contoh atau cetakan.1

Sedangkan kata “pola” dalam kamus ilmiah populer artinya model,

contoh atau pedoman (rancangan).2

Pola dapat dikatakan juga dengan model, yaitu cara untuk menunjukan sebuah objek yang mengandung kompleksitas proses di dalamnya dan hubungan antara unsur-unsur pendukungnya.3

Berdasarkan pengertian pola di atas maka penulis dapat menarik kesimpulan, bahwa pola adalah gambaran, bentuk, rancangan suatu komunikasi yang dapat dilihat dari jumlah komunikannya. Pada pembahasan ini, makna pola dapat diartikan sebagai bentuk, karena memiliki keterkaitan dengan kata yang dirangkulnya (komunikasi).

1

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996). h. 778

2

Puis A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994). h. 605.

3

(27)

2. Pengertian Komunikasi

Kata komunikasi berasal dari bahasa latin communicate yang berarti berbicara, menyampaikan pesan, informasi, pikiran, gagasan dan pendapat yang dilakukan oleh seorang kepada orang lain dengan mengharapkan jawaban, tanggapan atau arus balik feedback.4

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia komunikasi secara etimologi diartikan sebagai pengiriman dan penerimaan pesan atau berita.5

Adapun definisi komunikasi dapat dilihat dari dua sudut yaitu: dari sudut bahasa (etimologi) dan istilah (terminologi). Secara etimologi kata komunikasi berasal dari bahasa latin comunication dengan kata dasar komunis yang berarti sama. Maksudnya orang yang menyampaikan dan orang yang menerima mempunyai persepsi yang sama tentang apa yang disampaikan.6

Sedangkan secara terminologi menurut Onong Uchjana Effendy mengatakan bahwa istilah komunikasi berasal dari perkataan bahasa inggris

communication yang bersumber dari bahasa latin communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran pikiran. Maka hakiki dari

communication ini adalah comunis yang berarti sama atau kesamaan arti.7

4

A, Muis, Komunikasi Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001). h. 35.

5

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, h. 454.

6

Irham, Kamus Ilmiah Populer, Jakarta: Pustaka Kausar, 2001. Cet Ke-3, h. 605.

7

Onong Uchajana Effendy, Spektrum Komunikasi, (Bandung; Bina Cipta, 1998).

(28)

Terdapat banyak pendapat tentang pengertian komunikasi dari para ahli komunikasi, diantaranya:

1. Menurut Steward L. Tubbs dan Silvia Mess, sebagimana dikutip oleh

Jalaludin Rahmat dalam bukunya “ Psikologi Komunikasi” Ia

menguraikan ciri-ciri komunikasi yang baik dan efektif paling tidak dapat menimbulkan lima hal:

a. Pengertian : Komunikator dapat memahami, mengenai pesan-pesan yang disammpaikan kepada komunikan.

b. Kesenangan: Menjadikan hubungan yang hangat dan akrab serta menyenangkan.

c. Mempengaruhi Sikap: Dapat mengubah sikap orang lain sehingga bertindak sesuai dengan kehendak komunikator tanpa merasa terpaksa.

d. Hubungan sosial yang baik: Menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi.

e. Tindakan: Membuat komunikan melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan pesan yang diinginkan.8

Dari ciri-ciri komunikasi yang efektif di atas, dapat dipahami bahwa komunikasi menjadi penting untuk pertumbuhan hidup

8

(29)

manusia melalui komunikasi akan ditemukan jati diri, konsep diri dan menetapkan hubungan dengan dunia sekitarnya.

2. Wilbur shcramm mengatakan bahwa komunikasi didasarkan atas hubungan (intune) antara satu dengan yang lain yang fokus pada informasi yang sama, sangkut paut tersebut berada dalam komunikasi tatap muka (face to face communication).9

3. Everett M Rogers: “Komunikasi adalah suatu proses dimana ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan

maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”.10

4. Menurut Carl I Hofland, sebagai mana dikutip oleh onong uchjana Efendi, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar, asaz-asaz penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.11

5. Menurut Arni Muhammad, komunikasi adalah suatu proses dimana individu dalam hubungannya dengan individu lainnya, dalam

9

Onong Uchjana Effendy, Kepemimpinan dan Komunikasi, (Bandung: CV, Mandar Maju, 1998). h. 59.

10

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007). h.20.

11

Onong Uchajana Effendy, Ilmu Komunikasi dan Praktek, (Bandung: PT Rosdakarya, 1992). h.9-10.

11

(30)

kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat guna memberikan suatu informasi.12

6. Menurut James komunikasia adalah perbuatan, penyampaian suatu gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain.13

7. Hofland, Janis dan Kelly seperti yang dikemukakan oleh Fors dale (ahli sosiologi Amerika) sebagai mana dikutip oleh Arni Muhammad dalam bukunya komunikasi organisasi mengatakan bahwa

“communication is the proces by which and individual”.

Komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain.14

8. Menurut Widjaja komunikasi adalah “Hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari, disadari atau tidak disadari komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Selain itu komunikasi diartikan pula sebagai hubungan atau dapat diartikan bahwa komunikasi adalah saling tukar menukar pikiran atau pendapat.15

9.Menurut penuturan Deddy mulyana, dalam “bahasa “ komunikasi pernyataan dinamakan pesan (message) orang yang menyampaikan

12

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001). Cet. Ke-4, h.3.

13

James G. Robbins, Komunikasi yang Efektif, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995). Cet.ke-4, h. 1.

14

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001). Cet. Ke-4, h.3.

15

(31)

pesan disebut komunikator (communicator) sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi nama komunikan (communicate). Untuk tegasnya komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Jika dianalisis pesan komunikasi terdiri dua aspek, pertama isi pesan (the conteant of the message) kedua lambang (symbol) kongkretnya isi pesan itu adalah pikiran atau perasaan, lambang adalah “bahasa” adalah memberitahukan, menginformasikan tanpa menggunakan media sebagai alatnya, atau untuk merubah sikap, individu secara face to face communication

dan mendapat feedback langsung dari comunican kepada communicator baik secara verbal ataupun nonverbal. Sehingga pada akhirnya mengetahui seberapa jauh proses komunikasi tersebut berjalan dengan efektif dan memperoleh kesamaan makna.16

Berdasarkan pengertian pola dan komunikasi diatas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pola dan komunikasi merupakan serangkaian dua kata yang memiliki keterkaitan makna, dimana salah satu kata tersebut mendukung makna lainnya.

Pola komunikasi adalah bentuk, gambaran atau rancangan bagaimana proses komunikasi antara komunikan dengan komunikator dapat berjalan dengan efektif ketika pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan itu dapat sampai dan bisa mengubah sikap, pendapat dan perilaku komunikan secara

16

(32)

face to face communication dan dapat juga melalui sebuah medium telepon/menggunakan media komunikasi (Komunikasi Massa) baik secara lisan ataupun tulisan dan baik yang terjadi secara individu, antar individu maupun kelompok.

B. Unsur-unsur Komunikasi

1. Unsur-unsur komunikasi ialah komunikator, pesan, komuniket, media, feedback dan efek.

a) Komunikator (Communicator)

Komunikator disebut juga sebagai encoder, yakni seseorang yang memformulasikan pesan yang akan disampaikannya kepada komunikan, ia merupakan unsur yang sangat menetukan, karena ia memilah pesan, media dan efek yang diharapkan dalam proses komunikasi. Komunikator juga disebut sources atau sumber.17 Menurut Effendi, komunikator memiliki syarat-syarat tersendiri yaitu:

a. Memiliki kredibilitas

b. Kecakapan berkomunikasi

c. Mempunyai pengetahuan yang luas

d. Memiliki attitudes yang kredibel

17

(33)

e. Memiliki daya tarik terhadap perubahan sikap atau perubahan pengetahuan apada diri komuniket.18

Adapun pendapat lain mengatakan bahwa selain persyaratan diatas terdapat beberapa gaya yang harus dipenuhi oleh komunikator agar komunikasi yang sedang berlangsung sesuai dengan harapan. Beberapa gaya serta ciri-cirinya tersebut ialah:

1) Komunikator yang membangun, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Bersedia mendengar pendapat yang lain dan tidak “besar

kepala”.

b) Memiliki keinginan untuk bekerja sama dalam membahas suatu permasalahan dengan lawan bicaranya sehingga menimbulkan rasa pengertian.

c) Tidak mendominasi keadaaan.

d) Tidak mengannggap pendapatnya yang lebih benar.

2.) Komunikator yang mengendalikan, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Pendapatnya merupakan yang paling unggul dibandingkan dengan yang lain.

b)Hanya menginginkan komunikasi berlangsung satu arah.

3.) Komunikator yang melepas diri, bercirikan sebagai berikut;

18

(34)

a)Banyak menyerap pendapat dari komunikan

b)Mengeluarkan ketidak mampuannya

c)Lebih senang mendengar pendapat orang lain tapi tidak menangggapi

d)Lebih senang melemparkan tanggung jawab kepada pihak lain.19

b.) Pesan (messages)

Pesan ialah pernyataan yang disampaikan oleh komunikator baik berupa kata-kata maupun lambing. Pesan yang disampaikan tersebut pada hakikatnya untuk mempengaruhi lawan bicaranya atau seseorang yang menjadi objek. Terdapat beberapa bentuk pesan yakni:

1. Informatif, yaitu pesan yang disampaikan oleh komunikator memberikan informasi-informasi, kemudian komunikate dapat memberikan kesimpulan-kesimpulan.

2. Persuasif, yaitu pesan yang berisi bujukan, rayuan ataupun ajakan yang membangkitkan kesadaran seseorang terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator.

3. Koersif ialah pesan yang berisi sanksi-sanksi. Pesan ini juga disebut dengan agitasi yakni adanya penekanan-penekanan yang menimbulkan tekanan batin terhadap komunikate.20

19

(35)

c.) Media (Media)

Media ialah saluran atau sarana yang digunakan oleh komunikator untuk mentransformasikan pesan kepada komunikate. Kata media itu sendiri berasal dari medium. Arti secara harfianya ialah perantara, penyampai dan penyalur.21 Bisa juga diartikan sebagai sarana yang dipakai untuk memeberikan feedback dari komunikate kepada komunikator.

Dalam berkomunikasi tentunya terdapat banyak media yang digunakan oleh komunikator maupun komunikate ini mengandung makna bahwa komunikasi bisa dilakukakan melalui berbagai macam media bahkan kata-kata dan bahasa tubuh itu sendiri pada hakikatnya merupakan media. Konteks ini bisa disebut face to face atau direct communication (komunikasi langsung).

Terdapat beberapa ciri komunikasi langsung yaitu:

1. Arus pesan dua arah

2. Dilakukan secara tatap muka

3. Frekuensi feed back tinggi

4. Selectif exposure

5. Jangkauan terhadap pesan sangat cepat

20

H. A, W Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, h. 12.

21

(36)

6. Efeknya ialah perubahan sikap.22

d.) Komunikate (Communicate)

Decoder ialah nama lain dari komunikate yakni seseorang yang menerima pesan. Ia melakukan decoding yakni interpretasi, menganalisa isi pesan yang ia terima. Jika ia memberikan reaksi atau umpan balik maka akan terjadi komunikasi dua arah. Dalam hal ini tanggung jawab komunikate ialah:

1. Berkonsentrasi pada pesan dengan sebaik mungkin untuk berusaha memahami dan mengerti akan pesan yang disampaikan.

2. Memberikan umpan balik sebagai tindak lanjut bahwa pesan yang diberikan telah tersampaikan.23

e.) Efek (Pengaruh)

Ialah pengaruh yang ditimbulkan dari pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada khalayak (komunikate). Kegiatan komunikasi dapat dikatakan berhasil jika efeknya mampu mengubah sikap dan tingkah laku komunikate.24

Terdapat implikasi dan efek yaitu:

22

Ibid,. h.9.

23

Ibid,. h.24-26.

24

(37)

1. Dampak kognitif. Ialah dampak yang menyebabkan seseorang menjadi tahu terhadap sesuatu atau juga mampu meningkatkan intelektualitasmya.

2. Dampak afektif. Ialah dampak lanjutan, maksudnya ialah komunikator tidak hanya menginginkan komunikate mengetahui tetapi juga menginginkan hatinya tergerak, menimbulkan perasaan tertentu seperti terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya.

3. Behavioral impact. Ini merupakan dampak yang paling tinggi yang ditimbulkan oleh suatu pesan. Dampaknya dalam bentuk perilaku, sikap. Tindakan ataupun kegiatan.25

C. Macam-Macam Pola Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendi dalam bukunya yang berjudul:

“Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek”. Terdapat 5 macam bentuk atau

pola komunikasi, yaitu:

1. Komunikasi Diri Sendiri (Intrapersonal)

Menurut Sasa Djuarsa adalah proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang. Yang menjadi pusat perhatian adalah

25

(38)

bagaimana jalannya proses pengolahan informasi yang dialami seseorang melalui system syaraf dan inderanya.26

2. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal)

Ialah komunikasi antara komunikator dengan komunikate yang berlangsung secara private. Atau dapat pula diartikan komunikasi yang berlangsung antara dua orang, dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan, bias juga melalui medium/telepon.27 Komunikasi ini bisa berlangsung secara berhadapan muka (face to face) Bahasa lainnya ialah pengiriman pesan-pesan dari seseorang kepada komunikate dengan harapan umpan balik yang langsung.28

Komunikasi antarpribadi juga merupakan pengiriman pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain dengan efek dan umpan balik yang langsung. Menurut Effendy, yang dikutip oleh Alo Liliweri, bahwa komunikasi antar pribadi hakikatnya komunikasi antara seorang komunikator dengan seorang komunikan jenis komunikasi tersebut di anggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku manusia berhubung prosesnya yang dialogis.29

26

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001). h. 7

27

Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, (Jakarta: Universitas Indonesia, 2005). Cet. Ke-9, h. 125.

28

Alo Liliweri, Komunikasi Antarpribadi, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1991). h. 72.

29

(39)

Sedangkan Sasa Djuarsa menerangkan definisi komunikasi antarpribadi ini dalam tiga perspektif, yakni:

1. Perspektif komponensial, yaitu melihat komunikasi antar pribadi dari komponen-komponennya. Yakni

“merupakan proses pengiriman dan penerimaan

pesan diantara dua orang atau diantara sekelompok

kecil orang, dengan berbagai efek dan umpan balik”

(feed back). Komponen-komponen tersebut adalah:

(40)

b. Encoding dan decoding. Yaitu tindakan menghasilkan atau pesan. Artinya pesan-pesan

yang akan disampaikan di “kode” atau

diformulasikan terlebih dahulu dengan menggunakan simbol dan sebagainya.

c. Pesan-pesan. Yakni pesan-pesan dalam komunikasi antarpribadi bisa berbentuk verbal (seperti kata-kata) atau nonverbal (gerakan, simbol) atau gabungan antara keduanya.

d. Saluran. Yakni alat yang mengubungkan pengirim dan penerima. Lazimnya para pelaku bertemu secara tatap muka.

e. Gangguan. Yakni seringkali terjadi pesan-pesan yang dikirim yang diterima.

f. Umpan balik. Yakni pengirim dan penerima secara terus menerus dan bergantian memberikan umpan balik dalam berbagai cara, baik secara verbal maupun secara nonverbal.

g. Akibat. Proses komuniaksi yang berakibat negatif maupun kaibat yang positif.

(41)

pengembangannya. Yakni suatu proses yang berkembang, yaitu dari yang bersifat impersonal meningkat menjadi interpersonal atau intim. Suatu proses komunikasi dikatakan bersifat interpersonal bila berdasarkan pada : data psikologis, pengetahuan yag dimiliki, dan aturan-aturan yang ditentukan sendiri oleh para pelaku komunikasi.

3. Perspektif Relasional, yaitu melihat komunikasi antarpribadi dari hubungannya. Yakni komunikasi yang terjadi dianatar dua orang yang mempunyai hubungan yang terlihat jelas diantar mereka. 30

Senada dengan pengertian tersebut namun berbeda redaksi menurut Devito mengutip pendapat Djuarsa dan Turnomo, komunikasi antar pribadi ialah suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Pengertian proses berpacu pada perubahan dan tindakan (action) yang berlangsung secara terus menerus. Komunikasi Antar pribadi juga merupakan suatu pertukaran yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik. Dan komunikasi antarpribadi menurut Devito adalah pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima

30

(42)

oleh orang lain atau sekelompok kecil orang dengan efek dan umpan balik yang langsung.31

Adapun komunikasi antarpribadi menurut sifatnya, dikutip dari Onong Uchjana dalam bukunya Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi memaparkan bahwa komunikasi antapribadi dapat dibedakan atas dua macam, yakni:

a) Komunikasi diadik ialah proses komunikasi antar dua orang dalam situasi tatap muka. Komunikasi diadik dilakukan dalam tiga bentuk yakni percakapan, dialog dan wawancara.32

Pentingnya komunikasi antarpribadi karena prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis. Komunikasi yang berlangsung secara dialogis selalu lebih baik daripada secara monologis.

Dialogis adalah bentuk komunikasi antarpribadi yang menunjukan terjadinya interaksi mereka yang terlibat dalam komunikasi bentuk ini berfungsi ganda, masing-masing menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian. Dalam proses komunikasi dialogis nampak adanya upaya dari para pelaku komunikasi untuk terjadi pergantian bersama (Mutual Understanding) dan empati.

31

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, hal. 107.

32

(43)

b) Komunikasi triadik ialah komunikasi antarpribadi yang pelakunya terdiri dari tiga orang yakni seorang komunikator dan seorang komunikan atau lebih.33

Sedangkan makna yaitu sesuatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut, kesamaan pemahaman diantara orang-orang yang berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang digunakan dalam proses komunikasi.

Devito menjelaskan komunikasi Antar pribadi adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.34

Sedangkan menurut Barlund, menurutnya komunikasi antar pribadi harus ada dua orang atau lebih yang secara fisik dekat dan merasa keberadaannya ditengah dan dengan orang lain.

Komunikasi antar pribadi melibatkan komunikasi yang bebas. Artinya setiap tingkah laku komunikasi mengandung sebab dan akibat tertentu yang langsung diterima pada saat itu juga. Dengan demikian, setiap pesan sebagai aksi selalu mendapat reaksi dari yang menerimanya. Peristiwa berlangsungnya komunikasi antar

33

Onong Uchana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 63

34

(44)

pribadi terjadi tidak berstruktur, bersifat tidak formal, tidak kaku, dan sangat luwes.35

Karakteristik Komunikasi Antarpribadi

Onong menjelaskan bahwa karakteristik komunikasi antarpribadi adalah dua arah atau timbal balik (two way traffic communication), masing-masing bisa saling menggantikan posisi. Suatu ketika komunikator bisa menjadi komunikator dan sebaliknya.36 Menurut Judy C. Pierson yang telah dikutip oleh Sasa Djuarsa terdapat enam karakteristik komunikasi antarpribadi yaitu:

1.) Komunikasi antarpribadi di mulai dengan diri sendiri

2.) Bersifat transaksional

3.) Mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antar pribadi

4.) Mensyaratkan adanya kedekatan fisik antar pihak-pihak yang berkomunikasi

5.) Melibatkan pihak-pihak yang saling tergantung satu dengan yang lainnya (interdependen) dalam proses komunikasi

35

Weri, Perspektif Teoritis Komunikasi Antarpribadi, h. 122-123

36

(45)

6.) Komunikasi antarpribadi tidak dapat di ulang ataupun diubah.37

Sedangkan menurut Everett Rogers karakteristik komunikasi antarpribadi (KAP) adalah arus pesannya cenderung dua arah, konnteks komunikasi berupa tatap muka, tingkat umpan balik yang terjadi sangat tinggi, kemampuan mengatasi tingkat selektifitas (terutama selektif eksposure) sangat tinggi, kecepatan jangkauan terhadap audience yang besar relative lambat dan efek yang mungkin terjadi berupa perubahan sikap.38

a. Tujuan Komunikasi Antarpribadi

Toto Hernamo memberikan pendapatnya mengenai tujuan komunikasi antarpribadi yakni:

1.) Sebagai sarana pembelajaran, melalui komunikasi antarpribadi kita belajar mengenai dunia luar atau peristiwa-peristiwa yang terjadi didunia ini. Walaupun sebagian besar informasi tersebut kita dapatkan melalui media massa. Informasi tersebut kita dapatkan melalui komunikasi anta pribadi

2.) Mengenal diri sendiri dan orang lain. Melalui komunikasi antarpribadi kita dapat mengenal diri kita

37

Ibid., h. 114.

38

(46)

sendiri dengan membicarakan tentang diri sendiri kepada orang lain, kita akan mendapatkan perspektif tentang diri kita dan memahami lebih mendalam tentang sikap dan perilaku, persepsi diri kita, sebagian besar merupakan hasil interaksi dengan orang lain

3.) Komunikasi antarpribadi membantu kita membentuk relasi karena kita adalah makhluk sosial maka kebutuhan akan berhubungan dengan orang lain merupakan kebutuhan yang paling besar.

4.) Melalui komunikasi antarpribadi kita dapat mempengaruhi individu untuk melakukan sesuatu sesuai dengan yang kita inginkan

5.) Melalui komunikasi antarpribadi kita dapat mengakrabkan dengan orang lain.

6.) Bermain dan mencari hiburan. Dalam berkomunikasi tidak selamanya kita memeperngaruhi orang lain. Kita berkomunikasi juga untuk memperoleh kesenangan, bercerita tentang film yang kita tonton, melontarkan lelucon, membicarakan hobi, merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan hiburan.39

b. Analisis tingkatan prediksi pada komunikasi antarpribadi

39

(47)

Menurut Gerald R. Miller dan Mark Steinberg dikutip oleh M. Budyatna, menjelaskan bahwa dalam komunikasi antarpribadi itu dapat dilakukan dengan tiga tingkatan analisis yang digunakan dalam melakukan prediksi, yaitu :40

1. Analisis pada tingkat kultural. Menurut Koentjoroningrat, yaitu keseluruhan gagasan dan karya manusia yang dibiasakannya dengan belajar. Beserta keseluruhan dan hasil budi dan karya itu. Pada analisis tingkat cultural ini guna mencapai efek yang diharapkan, komunikator dalam melakukan prediksi paling tidak harus mengerti dan memahami cultur, terutaman yang bersifat immaterial dari pihak yang diajak berkomunikasi. Dalam hal ini komunikator melakukan prediksi berdasarkan data kultural yang dianut oleh pelaku komunikasi lainnya.

2. Analisis pada tingkat sosiologis, yaitu komunikator melakukan prediksi mengenai reaksi komunikan terhadap pesan yang ia sampaikan berdasarkan keanggotaan komunikan dalam kelompok sosial tertentu, yang berupa nilai-nilai dan norma

40

(48)

kelompok yang dianut oleh pihak lain tersebut dan mempunyai perbedaan dengan kelompok lain.

3. Analisis pada tingkat psikologis, yaitu komunikator melakukan prediksi pada psikologis pada pihak lain yang berkomunikasi, yakni karakteristik khas kepribadian pihak lain. Makin besar para pelaku komunikasi saling mengenal secara individu satu sama lain, maka komunikasi makin bersifat pribadi.41

Onong menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi antarpribadi Homophily (memiliki kesamaan dalam sifatnya seperti kepercayaan, nilai, dan sebagainya), Heterophily (memiliki perasaan berbeda dengan orang lain), dan empati (ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain). Salah satu syarat dalam berkomunikasi adalah pengalihan informasi senantiasa terjadi antara sumber informasi yang memiliki persamaan-persamaan tertentu.42

c. Fungsi Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi dipandang dari arti yang luas tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita, dan pesan, tetapi

41

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta : UIN Press, cet ke-1, hal. 110-111.

42

(49)

sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta, dan idem maka, fungsinya dalam sistem sosial adalah sebagai berikut:

1.) Sosialisasi. Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif didalam masyarakat.

2.) Motivasi. Menjelaskan tujuan setiap masyarakat, jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang untuk pembentukan pilihan dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar

3.) Perdebatan dan diskusi. Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dengan masalah yang menyangkut kepentingan bersama.

(50)

5.) Memajukan kehidupan, menyebarkan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, mengembangkan kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang, serta membangun imajinasi dan mendorong kreatifitas dan kebutuhan estetiknya.

6.) Agar saling kenal satu dengan yang lain.43

d. Efektifitas Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi Antarpribadi suatu ketika dapat berubah dari sangat efektif menjadi tidak efektif bahkan menjadi buruk oleh karena itu, ia memiliki karakteristik-karakteristik yang dapat dilihat dari dua perspektif yaitu:

1.) Perspektif Humanistik meliputi sifat-sifat:

a. Keterbukaan (openness)

b. Perilaku suportif (supportiveness)

c. Perilaku positif (positiveness)

d. Kesamaan (equity)

2.) Perspektif pragmatis meliputi sifat-sifat:

a.) Percaya diri (confidence)

b.) Kebersamaan (togetherness)

43

(51)

c.) Menejemen interaksi

d.) Perilaku ekspresif

e.) Orientasi pada orang lain.44

Kedua perspektif tersebut saling melengkapi satu dengan yang lainnya, masing-masing perspektif memberikan penjelasan tentang sifat-sifat tersebut dalam upaya meningkatkan komunikasi antar personal, namun demikian, terdapat beberapa karakteristik dari dua perspektif tersebut yang mempunyai maksud yang hampir sama.

Faktor-faktor penting dalam komunikasi antarpribadi yakni:

1.) Komunikator dapat mengetahui kerangka referensi komunikate secara utuh dan jelas.

2.) Komunikasi berlangsung secara dialogis

3.) Komunikasi berlangsung secara lawan muka atau face to face sehingga komunikator dapat melihat langsung ekspresi wajah, sikap dan lain.-lain.45

Melihat pemaparan diatas dapat kita katakan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan kegiatan yang di nilai paling tepat untuk mengubah sikap, opini ataupun

44

Ibid., h. 115.

45

(52)

perilaku. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan komunikasi antarpribadi adalah:

1.) Bersikap empatik dan simpatik.

2.) Menunjukan bahwa komunikator memiliki kredibilitas yang baik

3.) Bersikap sebagai pembimbing, bukan pemerintah

4.) Kemukakan fakta

5.) Berbicara dengan gaya yang menarik, mengajak bukan menyuruh

6.) Jangan bersikap suporiaritas

7.) Jangan mengentengkan atau memudahkan hal-hal yang mengkhawatirkan.

8.) Jangan mengkritik.

9.) Control emosi.

10.) Berbicara secara meyakinkan.46

Dari penjelasan diatas maka dapat diambil kesimpulan, bahwa hubungan antarpribadi akan mengalami proses awal. Pada proses ini setiap individu akan aling

46

(53)

mengenalkan diri dan menjajaki satu sama lainnya dengan kata lain pada tahap ini merupakan tahap proses pengenalan.

Kemudian selanjutnya ialah tahap kedua adalah yakni setiap individu mulai mengarah pada permasalahan yang lebih dalam dan terfokus pada inti permasalahan yang pada hakikat permasalahan yang nantinya akan mengalami titik temu atau kata lain terjadinya persepsi yang sama.

Tahap ketiga ialah setiap individu akan memasuki tahap yang lebih intim yang akan berimplikasi pada sesuatu yang nantinya memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Sedangkan pada tahap keempat, adalah tahap yang sudah terciptanya saling memahami dan diharapkan memberikan suatu kontribusi bagi individu yang terlibat didalamnya.

Dalam penetrasi sosial dituntut adanya saling pengertian antar pribadi dalam berkomunikasi agar terciptanya hubungan yang harmonis dan langgeng antar satu indiviu dengan individu yang lainnya.

Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa komunikasi pribadi adalah komunikasi yang terjadi pada diri seseorang ataupun pada diri orang lain yang terjadi

(54)

3. Komunikasi Kelompok (Group Communication)

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut misalnya keluarga, tetangga, kelompok dskusi, kelompok pemecahan masalah, kelompok pengajian dan lain sebagainya.

Adapun komunikasi kelompok (group communication) berarti komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang.47

Menurut Hommans kelompok ialah sejumlah orang yang berkomunikasi satu sama lainnya, seringkali melewati suatu jangka waktu dan dengan jumlah rang yang cukup kecil sehingga setiap orang dapat berkomunikasi dengan semua orang lainnya tanpa melalui orang ketiga melainkan secar tatap muka.48

Adapun komunikasi kelompok ialah komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka seperi yang terjadi dalam rapat, brefing dan lain-lain.

47

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h.75.

48

(55)

Komunikasi kelompok juga adalah komunikasi antara seseorang (komunikator) dengan sejumlah orang (komunikan) yang berkumpul bersama-sama dalam bentuk kelompok.49

Sesuatu dikatakan komunikasi kelompok karena:

a. Proses komunikasi dimana pesan-pesan yang disampaikan oleh seorang pembicara kepada khalayak dalam jumlah yang lebih dari tatap muka.

b. Komunikasi berlangsung kontinu dan bisa dibedakan mana sumber dan mana penerima. Hal ini menyebabkan komunikasi sangat terbatas sehingga umpan baliknya juga tidak leluasa karena waktu terbatas dan khlayak relatif besar.

c. Pesan yang disampaikan terencana (dipersiapkan) dan bukan spontanitas untuk segmen khlayak tertentu. Dalam komunikasi kelompok kita mengenal seminar, diskusi panel, pidato, rapat akbar, pentas seni tradisional di sdesa, pengarahan dan ceramah dengan khalayak besar. Dengan kata lain komunikasi sosial antara tempat, situasi dan sasarannya jelas.50

Adapun karakteristik komunikasi kelompok antara lain :

1. Komunikasi kelompok bersifat formal

49

Onong Uchajana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, Cet. Ke-2, h. 5.

50

(56)

2. Komunikasi kelompok terorganisir

3. Komunikasi keompok terlembagakan

4. Komunikator dalam kelompok ini, harus :

a. Mencoba mengisolir bebrapa proses sederhana dan mudah dimengerti dari sekian banyak proses-poses yang timbul secara stimulan.

b. Menggunakan beberapa istilah yang akan memudahkan untuk mengorganisir pengamatan.51

Sedangkan menurut Michael Burgon dan Michael Ruffner seperti yang telah dikutip oleh Djuarsa, komunikasi kelompok adalah interaksi tatap muka dari dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri, atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat. Kemudian komunikasi kelompok ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kelompok kecil dan kelompok besar.

a.) Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication)

51

(57)

Komunikasi kelompok kecil adalah suatu kumpulan individu yang dapat mempengaruhi satu sama lainnya dan berkomunikasi dengan cara tatap muka.52

Yang dimaksud kelompok kecil ialah sejumlah orang yang terlibat satu sama lain dalam suatu forum yang bersifat lawan muka, dalam konteks ini setiap peserta mendapatkan kesan tersendiri atau memiliki kesempatan untuk melakukan komunikasi interpersonal dengan anggota kelompok.53

Menurut Robert F. Baless dalam bukunya Interaction proses analisis mendefinisikan kelompok kecil sebagai sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi satu sama lain dalam suatu pertemuan yang bersifat tatap muka (face to face meeting) setiap peserta mendapat kesan atau penglihatan antara satu sama lainnya yang cukup kentara sehingga ketika timbul pertanyaan dapat memberikan tanggapan kepada masing-masing sebagai perseorangan.54

Oleh karena itu, komunikasi kelompok kecil memungkinkan pemimpin melakukan komunikasi antar persona dengan salah seorang peserta kelompok. Oleh karena

52

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h.182.

53

Onong Uchjana Effendi, Kepemimpinan dan Komunikasi, h. 88.

54

(58)

itu, ketika terdapat pertanyaan maupun sesudahnya akan langsung diberikan tanggapan.55

Terdapat manfaat yang dapat di ambil oleh komunikator yang melakukan komunikasi kelompok kecil yaitu:

5. Terjadinya kontak pribadi

6. Umpan balik berupa Immedate Feed Back berlangsung secara cepat.

7. Suasana lingkungan dapat diketahui, sehingga ia dapat mengetahui tanggapan atau reaksi komunikator ketika ia menyampaikan pesan. Apabila komunikasi tidak berhasil komunikator akan mengubah strategi komunikasinya.56

b.) Komunikasi Kelompok Besar (Big Group Communication)

Komunikasi kelompok besar adalah kelompok komunikan yang karena jumlahnya banyak, dalam suatu ssituasi komunikasi hampir tidak terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal.57

Dinamakan komunikasi kelompok besar dikarenakan jumlahnya yang banyak, dalam konteks ini bisa

55

Onong Uchjana Effendi, Kepemimpinan dan Komunikasi,. h. 128.

56

Onong Uchjana Effendi, Kepemimpinan dan Komunikasi., h. 126.

57

(59)

dikatakan hamper tidak ada kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal.58 Contohnya ialah Tabligh Akbar yang dihadiri oleh ratusan bahkan ribuan orang. Komunikasi ini hanya ditujukan kepada afeksi komunikate. Pada saat demikianterjadi kepaduan perasaan.

Komunikasi kelompok besar mempunyai ciri-ciri yaitu:

a. Dalam komunikasi kelompok besar ini penyampaian pesan berlangsung secara kontinu.

b. Dapat diidentifikasikan siapa yang berbicara dan siapa pendengarnya.

c. Interaksi antara sumber dan penerima sangat terbatas.

d. Jumlah khalayak relatif besar.

e. Sumber sering sekali tidak dapat di identifikasikan satu persatu pendengarnya.59

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa komunikasi kelompok adalah komunikasi yang terjadi pada saat jumlah komunikannya lebih banyak daripada komunikasi pribadi dan komunikasi tidak terjadi begitu saja melainkan telah terencana sehingga komunikasi yang dilakukan menjadi terarah.

58

Ibid,. h.128.

59

(60)

4. Komunikasi Massa ( Mass Communication)

Ialah komunikasi yang menggunakan perantara media massa seperti tv, news paper, tabloid, radio serta film. Dalam hal ini beberapa expert memberikan definisinya yakni:

Komunikasi massa selain menggunakan media modern juga menggunakan media tradisional seperti teater rakyat (Everet M. Rogers).

Komunikasi massa ialah komunikasi yang ditujukan kepada massa, khalayak yang luar biasa banyakanya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluaruh penduduk atau semua orang yang membaca atau juga semua orang yang menoonton tv, karena sejatinya khalayak amat sulit untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa ialah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar audio visual.60

Adapun karakteristik komunikasi massa mempunyai beberapa diantaranya yaitu :

1. Pesan komunikasi massa sifatnya, massalitas / bersifat umum.

2. Audience komunikasi massa bersifat heterogen.

3. Penyampaian pesan komunikasi massa menimbulkan keserempakan.

4. Hubungan komunikator dan komunikan bersifat non pribadi.

60

(61)

5. Biasanya komunikasi massa berlangsung satu arah.

6. Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana, terjadwal, dan terorganisir.

7. Peyampaian pesan komunikasi massa dilakukan secara berkala.

8. Sifat dari komunikasi massa menurut Hyman : mencerminkan tuntunan dan harapan rakyat, memberi hiburan, menimbulkan perasaan simpati dan belas kasihan, meningkatkan harga diri, dan mengadakan kemampuan berfungsi dalam masyarakat.61

Untuk memahami komunikasi massa lebih jauh, dan yang membedakannya dengan komunikasi kelompok dan komunikasi antarpribadi ada beberapa ciri-ciri dalam komunikasi massa, yaitu:

1. Orang yang ikut berkomunikasi atau menjadi komunikan (Publik, khalayak, audiences)) sangat banyak jumlahnya.

2. Audiences/khlayak/publik yang terlibat komunikasi itu tersebar di mana-mana (diberbagai wilayah/daerah). Seandainyapun berada disuatu tempat, maka publik atau audiences ini sangat beranekaragam.

3. Hal-hal yang disampaikan (topik yang dibicarakan) bersifat umum dan menyangkut orang banyak.

61

(62)

4. Besar kemungkinan tidak terdapat minat dan kepentingan yang sama diantara masing-masing orang dikalangan publik atau audiences.

5. Sebagian besar atau bahkan keseluruhan dari public atau audiences tidak saling kenal.62

Berdasarkan penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang terjadi pada orang yang jumlahnya sangat banyak dengan menggunakan media sebagai alat untuk mendukung proses komunikasinya.

5. Komunikasi Medio (Medio Communication)

Medio (bahasa latin) + pertengahan komunikasi antara komunikasi interpersonal dan komunikasi massa. Komunikasi medio adalah komunikasi yang menggunakan telepon. Faksimili, e-mail, radio cb, chhating dsb. Pola-pola komunikasi interaksi terjadi sebagai akibat penemuan dan pertumbuhan internet. Komunikasi medio lebih mengandalkan penggunaan media khususnya, internet dan telepon seluler.

Komunikasi medio digunakan untuk menggantikan prinsip kerja komunikasi tatap muka. Seperti kegiatan perkuliahan yang tidak perlu didalam satu ruangan yang sama, tetapi dengan

62

(63)

menggunakan webcame (kuliah online) / hubungan antarkepala Negara (tele conference).

Adapun kekurangan (kelemahan) dari komunikasi medio, yaitu:

a. Komunikasi medio hanya mengandalkan tulisan tanpa ekspresi dan gerakan non verbal lainnya. Selain itu terkirimnya pesan dari komunikator kepada komunikan memiliki jangka waktu yang tidak bisa di prediksikan.

b. Komunikasi medio sangat sering terjadinya gangguan seperti terputusnya jaringan, noise (suara semut atau kresek-kresek), habis pulsa, tidak memiliki media yang dibutuhkan, terjadi dalam waktu yang tidak singkat dan dalam waktu yang lama dan lain sebagainya.

c. Komunikasi medio dengan sarana internet memiliki kelemahan yaitu pemahaman individu yang berbeda-beda dalam penggunaan internet itu sendiri.

Sedangkan kelebihan dari komunikasi medio, yaitu:

(64)

Media yang pertama adalah media komunikasi yang menggantikan prinsip kerja tatap muka yaitu internet. Dengan menggunakan internet, seseorang mampu mengirim pesan berupa teks, gambar, suara, dan video tanpa melakukan tatap muka.

Berbagai jenis komunikasi, seperti komunikasi massa dan komunikasi interpersonal dapat dilakukan dengan menggunakan internet. Selain sebagai media berkomunikasi, internet dipakai untuk mencari informasi dan untuk berjualan.

Komunikasi dengan menggunakan media internet memiliki kelebihan antara lain:

a) Orang yang terlibat dapat berinteraksi secara leluasa

b) Umpan balik bisa diketahui dengan segera (sinkronis)

c) Penyampaian pesan dilakukan secatra verbal, tulisan, gambar, suara, atau gabungan dari semua itu

d) Menggunakan media interaktif

Sedangkan kekuranganya antara lain:

a) Harus memiliki media

b) Harus memiliki pengetahuan terhadap media yang akan digunakan

(65)

d) Terdapat hambatan dengan adanya disconnection

e) Tidak tetap dan tidak fleksibel

f) Dapat menimbulkan slah persepsi antara komunikan dengan komunikatornya

g) Tidak dapat melihat aksi nonverbal dari komunikatornya.63

Telephone lebih praktis digunakan dengan menekan nomor telephone yang ingin kita hubungi, komunikasi dapat bisa berjalan langsung. Dan bisa saling berbicara, mengobrol dengan menggunakan suara tidak terbatas hanya berupa tulisan atau teks.

Faksimili dan radio. Kedua media ini tidak memerlukan tatap muka

Gambar

GAMBARAN UMUM
Tabel.1
Tabel. 2 Nama-nama Pendidik SMP Islam Al Syukro Ciputat
Tabel. 3 Nama-Nama Tenaga Kependidikan SMP Islam Al Syukro Ciputat

Referensi

Dokumen terkait

It seems if we just read straightly, Richard Wright is a very logical person by showing that he needs proof about one’s statement. But the writer thinks that it is himself who

Penyetingan koneksi yang digunakan dalam program aplikasi Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pemilihan Sepeda Motor dengan Metode Electre III adalah dengan menggunakan

Hasil rendeman trimiristin yang diperoleh cukup sedang, tidak terlalu banyak ataupun tidak terlalu sedikit yaitu 26,49%, hal ini mungkin disebabkan bentuk serbuk

Terlibat Keterangan A.. Penyelenggaraan penyuluhan tentang pengaruh lingkungan teman sebaya a.. REKAPITULASI KEGIATAN KULIAH KERJA NYATA. Nama dan NIM : Eka Rona Inayaturrahmi

Program Magister (S2) Sistem Informasi, Manajemen, Teknik Elektro, Sastra Inggris, Psikologi, Teknik Sipil Program Doktor (S3) Ilmu Ekonomi, Teknologi Informasi / Ilmu Komputer..

SMP Bentara Wacana Muntilan yang telah memberikan ijin dan tanggapan yang baik kepada penulis sehingga tugas akhir dapat selesai dengan baik.. Lembaga Kursus dan Pelatihan

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan: (1) perwatakan para tokoh dalam naskah drama Senja Dengan Dua Kelelawar; (2) konflik batin yang dialami para tokoh

Sehubungan dengan dokumen penawaran yang saudara/i telah sampaikan untuk Pekerjaan Pengadaan Sistem Kelistrikan Hatchery (DAK 2015+Pendamping) dan berdasarkan hasil