• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAHASISWA DAN LULUSAN 3.1 Mahasiswa

IDENTITAS PENGISI BORANG

STANDAR 3. MAHASISWA DAN LULUSAN 3.1 Mahasiswa

3.1.1 Sistem Rekrutmen dan Seleksi Calon Mahasiswa Baru dan Efektivitasnya.

Kebijakan sistem rekrutmen dan seleksi calon mahasiswa (mencakup mutu prestasi dan reputasi akademik serta bakat pada jenjang pendidikan sebelumnya, equitas wilayah, kemampuan ekonomi dan jender).Efektivitas implementasi sistem rekrutmen dan seleksi calon mahasiswa untuk menghasilkan calon mahasiswa yang bermutu diukur dari jumlah peminat, proporsi pendaftar terhadap daya tampung dan proporsi yang diterima dan yang registrasi.

Jelaskan sistem rekrutmen dan seleksi calon mahasiswa baru yang diterapkan pada Fakultas ini, efektivitas, informasi tentang ketersediaan dokumen dan konsistensi pelaksanaannya.

1. Jenjang Sarjana ( S1 )

Proses rekrutmen mahasiswa baru memegang peranan penting karena keunggulan mutu dan lulusan sangat terkait erat dengan mutu calon mahasiswa yang diterima. UNAIR dalam melakukan sistem rekrutmen mahasiswa baru berpedoman terdapat sistem seleksi yang andal, akuntabel, transparan dan bertanggung jawab serta adil. Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) adalah unit yang diberi kewenangan untuk melaksanakan seleksi penerimaan calon mahasiswa baru (maba) di UNAIR. Sistem

rekrutmen yang dilakukan oleh Prodi Pendidikan Dokter FK UNAIR mengacu pada peraturan yang disusun oleh pihak Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru tingkat UNAIR, dengan peraturan yang terdokumentasi dalam Sistem

Managemen Mutu Airlangga Integrated Management System (AIMS) dalam PP-UNAIR-PMB-01 tentang Pedoman Prosedur Penerimaan Mahasiswa Baru yang mulai berlaku tahun 2009. UNAIR menetapkan bahwa penerimaan calon mahasiswa baru dilaksanakan melalui 4 (dua) jalur yaitu :

 Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) ;  Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) ; dan  Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru UNAIR secara mandiri (Seleksi- 

Mandiri UNAIR).

Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Jalur Kelas Internasional ( Khusus PS Pendidikan Dokter

Tahun Akademik 2013/2014 daya tampung UNAIR di alokasikan 50% kuota penerimaan mahasiswa barunya melalui SNMPTN, 15% kuota penerimaan mahasiswa baru melalui SBMPTN dan 35% kuota dari Jalur Mandiri / Kelas Internasional. Proses validasi dan koreksi dilakukan oleh PPMB-UNAIR.

Setelah dilakukan scanning dan scoring hasil seleksi maka PPMB-UNAIR akan menyerahkan kepada Rektor UNAIR. Pengambilan keputusan kelulusan calon mahasiswa dilakukan berdasarkan kepada keputusan Rapat Pimpinan yang kemudian dituangkan dalam Surat Keputusan Rektor paling lambat tiga hari setelah pelaksanaan ujian. Secara umum syarat calon mahasiswa baru untuk dapat menjadi mahasiswa Prodi Pendidikan Dokter FK UNAIR antara lain :

  

Lulus Sekolah Mengengah Umum atau setara dari jurusan Ilmu Pengetahuan Alam;

Lulus seleksi penerimaan mahasiswa yang diadakan oleh UNAIR meliputi tes akademik, tes psikologi, dan tes kesehatan; dan Bagi warga negara asing sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Prosedur ini dilakukan secara konsisten dan dapat diakses melalui website Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) UNAIR di www.ppmb.unair.ac.id

mulai tahun 2009 sampai sekarang dengan tetap mengakomodir perubahan untuk perbaikan. Ada 2 prodi pada Jenjang Sarjana yang ditawarkan di FK UNAIR yaitu Prodi S1 Pendidikan Dokter dan S1 Pendidikan Bidan.

Kualitas mahasiswa yang masuk di jenjang S1 Pendidikan Dokter FK UNAIR dapat dikatakan mempunyai kualitas yang baik. Hal ini terlihat dari data calon mahasiswa yang diterima pada tahun 2013/2014 rerata NUN 53,23 (jumlah mata ajar yang diujikan 6) dengan bobot rata-rata per mata ajar 8,87 . Secara keseluruhan evaluasi mahasiswa yang yang mendaftar melalui jalur PMDK dan jalur Seleksi Nasional, pada tahun 2013/2014 Program Studi Pendidikan Dokter mempunyai tingkat keketatan sebesar 5,22 % berarti tingkat

perbandingan antara mahasiswa yang diterima dan yang mendaftar sebesar 1 : 52 yaitu jumlah yang mendaftar sebanyak 5.572 orang dan yang diterima sebanyak 291 orang, sedangkan pada jenjang S1 Pendidikan Bidan mempunyai tingkat keketatan sebesar 3,09 % yaitu jumlah yang mendaftar sebanyak 1.970 orang dan yang diterima sebanyak 61 orang yang berarti semakin kecil persentase maka semakin ketat persaingan untuk mendapatkan kursi. Dari tingginya angka keketatan persaingan masuk FK UNAIR

menunjukkan bahwa FK UNAIR masih mempunyai daya tarik yang tinggi di masyarakat. Daya tarik FK UNAIR ini cukup besar pula bagi luar negeri, terbukti dengan adanya mahasiswa asing yang belajar di FK UNAIR sudah berlangsung sejak ber-tahun-tahun yang lalu. Mulai tahun 2009/2010 FK UNAIR tidak membuka jalur masuk mahasiswa luar negeri. Hal ini dikarenakan pada tahun 2010 mahasiswa asing yang berminat masuk di FK Univesitas Airlangga harus melalui jalur Kelas Internasional.

Mahasiswa yang masuk ke jenjang S1 FK UNAIR berasal dari berbagai penjuru di Indonesia dan terbanyak dari Jawa Timur sebagian kecil lainnya berasal dari luar Jatim; berturut-turut Jawa Tengah, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan daerah beberapa daerah lain.

Dari sisi latar belakang ekonomi, mahasiswa S1 Pendidikan Dokter FK UNAIR sebanyak 48,44 % mahasiswa mempunyai orang tua dengan pendapatan lebih dari Rp 10.000.000 Sedangkan untuk mahasiswa yang mempunyai orang tua dengan pendapatan dibawah Rp.5.000.000,- yaitu sebesar 25,90 %. Sementara yang dari mahasiswa S1 bidan, penghasilan orang tua

perbulannya terbanyak mendapat Rp.5.000.000,00 – Rp.10.000.000,00. Ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa FK mempunyai orang tua pada tingkatan kemampuan ekonomi menengah ke atas. Untuk mahasiswa yang berasal dari orang tua dengan ekonomi lemah dan menengah disediakan beberapa beasiswa pendidikan. Lembaga/Perusahaan swasta dan Instansi Pemerintah berperan dalam pemberian beasiswa kepada mahasiswa. 2. Jenjang Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS-1)

Di Fakultas Kedoteran UNAIR terdapat 25 program studi dokter spesialis. Proses seleksi tetap mengacu kepada Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) UNAIR. Proses seleksi jenjang Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) setiap tahun dilaksanakan rutin 2 kali. Proses seleksi dilaksanakan pada bulan Maret dan bulan September. Seleksi penerimaan peserta didik jenjang Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dilakukan dengan ketat dengan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon peserta didik. Setelah lulus seleksi administrasi, calon peserta didik harus menjalani tes tulis dan wawancara yang materinya disesuaikan dengan prodi masing-masing. Prosedur ini dilakukan secara konsisten dan dapat diakses melalui website Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) UNAIR di www.ppmb.unair.ac.id

untuk perbaikan. Berdasarkan distribusi jumlah peserta didik PPDS mengalami kenaikan tiap tahun dengan sebaran peserta didik PPDS tersebar dari seluruh indonesia. Peserta didik PPDS FK UNAIR dapat berasal dari swasta, swasta perorangan, pegawai negeri sipil (PNS) dari Kementrian Kesehatan,

Kementrian Dalam Negeri (Pemerintah Daerah) dan Kementrian lain serta TNI/Polri.

3. Jenjang Magister ( S2 )

Di FK UNAIR ditawarkan 5 prodi dalam jenjang Magister S2 Diantaranya adalah S2 Ilmu Kedokteran Dasar, S2 Ilmu Kesehatan Reproduksi, S2 Ilmu Kesehatan Olahraga, S2 Ilmu Kedokteran Tropik, S2 Ilmu Kedokteran Klinik. Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dilakukan secara mandiri mengikuti aturan yang diterapkan oleh Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) UNAIR. Proses seleksi dilakukan 1-2 kali dalam setahun. Secara garis besar jika dilihat dari jumlah peminat terlihat rendahnya angka keketatan persaingan. Rendahnya angka keketatan persaingan ini disebabkan karena

mahasiswa yang mendaftar Jenjang Magister di FK UNAIR telah

memperhitungkan persyaratan yang sangat ketat, yang telah disebar luaskan melalui brosur dan internet UNAIR. Jika diambil contah pada S2 Ilmu Kedokteran Dasar, dalam tiga tahun angkatan terakhir (2011/2012, 2012/2013, 2013/2014) rerata keketatan persaingan adalah 84,88% yaitu dari sejumlah 86 mahasiswa yang mendaftar, 73 mahasiswa yang diterima. Sedikitnya peminat ini dapat karena persyaratan pendaftaran yang memang sudah sangat ketat. Untuk mengukur kemampuan akademik mahasiswa baru, berbagai persyaratan akademik yang harus dipenuhi oleh calon mahasiswa baru, berbagai persyaratan akademik yang harus dipenuhi oleh calon mahasiswa baru adalah IPK, lulus test seleksi bahasa Inggris, lulus test potensi akademik, jumlah karya ilmiah dan hasil wawancara langsung ikut berperan dalam penentuan skor kelulusan seleksi calon mahasiswa program studi S2 FK UNAIR.

Secara umum dapat dikemukakan bahwa mahasiswa baru pada jenjang magister yang berhasil masuk dan diterima di UNAIR adalah merupakan mahasiswa pilihan yang sudah memenuhi berbagai persyaratan yang ketat termasuk persyaratan IPK(umumnya batasan IPK adalah ≥ 2,75), telah menjalani tes potensi akademik dan bahasa Inggris (nilai ELPT/TOEFL minimal 500) serta telah lulus test wawancara, yang kesemuanya itu akan di ubah menjadi nilai kuantitatif yang menentukan kelulusan seleksi, sehingga tentunya kemampuan akademik mahasiswa baru ini tidak perlu diragukan lagi. Prosedur ini dilakukan secara konsisten dan dapat diakses melalui website Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) UNAIR di www.ppmb.unair.ac.id

mulai tahun 2009 sampai sekarang dengan tetap mengakomodir perubahan untuk perbaikan.

Berdasarkan distribusi institusi asal mahasiswa magister tahun angkatan 2011/2012, 2012/2013, 2013/2014, terbanyak berasal dari institusi pendidikan, diikuti pemerintahan, institusi lain dan swadana, yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Mahasiswa jenjang Magister UNAIR berasal dari berbagai institusi, namun semuanya sejalur, yaitu dari S1 Kedokteran,

Kedokteran Gigi, Kedokteran Hewan, Biologi, Kependidikan Biologi, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan.

4. Jenjang Doktor (S3)

Proses seleksi tetap mengacu kepada Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) UNAIR. Proses seleksi jenjang Doktor setiap tahun dilaksanakan rutin 1 kali. Setelah melewati seleksi administrasi, calon peserta didik akan

menjalani tes potensi akademik, bahasa Inggris dan wawancara, yang

kesemuanya itu akan di ubah menjadi nilai kuantitatif yang menentukan kelulusan seleksi, sehingga tentunya kemampuan akademik mahasiswa baru ini tidak perlu diragukan lagi. Prosedur ini dilakukan secara konsisten dan dapat diakses melalui website Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) UNAIR di www.ppmb.unair.ac.id . Jika dilihat 3 tahun terakhir (2011/2012, 2012/2013, 2013/2014), maka jumlah pendaftar program doctor mengalami kenaikan tiap tahunnya dengan rata-rata keketatan persaingan sebesar 98,61%. Berdasarkan profil mahasiswa baru jenjang doktor angkatan

2011/2012, 2012/2013, 2013/2014, institusi pendidikan menempati peringkat tertinggi untuk asal institusi mahasiswa baru, disusul oleh institusi

pemerintahan dan institusi lain, dengan asal daerah tersebar di seluruh Indonesia.

3.1.2 Tuliskan data mahasiswa reguler dan mahasiswa transfer untuk seluruh program studi S1, profesi, Sp, S2, Sp(K), S3 pada TS (tahun akademik penuh yang terakhir) di Fakultas sesuai dengan mengikuti format tabel berikut.

No. Nama Program Studi

Program Reguler Program Internasional Mhs Bukan Trans- fer Mhs Trans- fer Mhs Asing Total Mhs Mhs Bukan Trans- fer Mhs Trans- fer Mhs Asing Total Mhs (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 S1 Pendidikan Dokter 1387 0 0 1387 61 0 10 71 2 S1 Pendidikan Bidan 254 0 0 254 0 0 0 0 3 Prodi Ilmu Penyakit Dalam 168 0 0 168 0 0 0 0 4 Prodi Ilmu Kesehatan Anak 110 0 0 110 0 0 0 0 5 Prodi Ilmu Bedah 95 0 0 95 0 0 0 0 6 Prodi Obstetri dan Ginekologi 133 0 0 133 0 0 0 0

7 Prodi IlmuKesehatan THT- KL

58 0 0 58 0 0 0 0

8 ProdiIlmuKesehatan Mata

91 0 0 91 0 0 0 0

9 Prodi IlmuKesehatan Kulit dan Kelamin 69 0 0 69 0 0 0 0 10 Prodi Ilmu Penyakit Saraf 78 0 0 78 0 0 0 0 11 Prodi Ilmu Kesehatan Jiwa 71 0 0 71 0 0 0 0

12 Prodi Kardiologidan Pembuluh Darah 101 0 0 101 0 0 0 0 13 Prodi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi 95 0 0 95 0 0 0 0 14 Prodi Radiologi 97 0 0 97 0 0 0 0 15 Prodi 126 0 0 126 0 0 0 0

Catatan:

(1) Mahasiswa program internasional adalah mahasiswa yang terdaftar sebagai kelas khusus internasional.

(2) Mahasiswa transfer adalah mahasiswa pindahan dari PS kedokteran PT lain.

BAN-PT : Borang Akreditasi Program Studi Pendidikan Dokter FK UNAIR 2014 26

No. Nama Program Studi

Program Reguler Program Internasional Mhs Bukan Trans- fer Mhs Trans- fer Mhs Asing Total Mhs Mhs Bukan Trans- fer Mhs Trans- fer Mhs Asing Total Mhs (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Anestesiologi dan Reanimasi 16 Prodi Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal 15 0 0 15 0 0 0 0 17 Prodi Patologi Klinik 61 0 0 61 0 0 0 0 18 Prodi Patologi Anatomi 39 0 0 39 0 0 0 0 19 Prodi Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi 86 0 0 86 0 0 0 0

20 Prodi Orthopedidan Traumatologi 67 0 0 67 0 0 0 0 21 Prodi Urologi 67 0 0 67 0 0 0 0 22 Prodi Bedah Saraf 42 0 0 42 0 0 0 0 23 Prodi Bedah Plastik 38 0 0 38 0 0 0 0 24 Prodi Andrologi 14 0 0 14 0 0 0 0 25 Prodi Bedah TKV 21 0 0 21 0 0 0 0 26 ProdiMikrobiologi Klinik 18 0 0 18 0 0 0 0 27 S2 Ilmu Kedokteran Dasar 50 0 0 50 0 0 0 0 28 S2 Ilmu Kedokteran Klinik 151 0 0 151 0 0 0 0 29 S2 Ilmu Kesehatan Reproduksi 46 0 0 46 0 0 0 0 30 S2 Ilmu Kedokteran Tropis 25 0 0 25 0 0 0 0 31 S2 Ilmu Kesehatan Olah Raga 42 0 0 42 0 0 0 0 32 S3 Ilmu Kedokteran 127 0 0 127 0 0 0 0 Total Mahasiswa pada Fakultas 3842 0 0 3842 61 0 10 71

3.1.3 Uraikan alasan/pertimbangan Fakultas dalam menerima mahasiswa transfer dan mahasiswa program internasional. Jelaskan pula alasan mahasiswa melakukan transfer atau mengikuti program internasional.

Sejak tahun akademik 2010 sampai sekarang, FK UNAIR tidak melakukan

transfer mahasiswa. Calon mahasiswa transfer diterima apabila memenuhi kriteria yang telah ditentukan Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas sebagai berikut:

 Berasal dari Prodi PTN bukan lembaga pendidikan tinggi kedinasan, keguruan dan keagamaan.

 Prodi dari PTN sebagaimana dimaksud diatas mempunyai akreditasi sama atau lebih tinggi.

 Mahasiswa transfer program sarjana harus telah mengikuti pendidikan di perguruan tinggi asal sekurang kurangnya 4 (empat) semester secara terus menerus serta telah mengumpulkan sekurang kurangnya 48 SKS dengan IPK sekurang kurangnya 2,50.

 Mahasiswa transfer diploma harus telah mengikuti pendidikan di Perguruan Tinggi asal sekurang kurangnya 2 (dua) semester secara terus menerus serta telah mengumpulkan sekurang kurangnya 24 SKS dengan IPK sekurang kurangnya 2,50.

 Prodi yang ditempuh di perguruan tinggi asal harus sesuai dengan prodi di UNAIR.

 Tidak pernah melakukan pelanggaran tata tertib / peraturan di perguruan tinggi asal dibuktikan dengan surat keterangan yang sah.

 Bersedia mentaati peraturan di UNAIR.

Pengalihan kredit mahasiswa transfer didasarkan atas pengakuat kredit yang telah dimiliki mahasiswa oleh prodi yang dituju dan dilaksanakan dengan Pedoman Prosedur tersendiri.

Dari tingginya angka keketatan persaingan masuk FK UNAIR menunjukkan bahwa FK UNAIR masih mempunyai daya tarik yang tinggi di masyarakat. Daya tarik FK UNAIR ini cukup besar pula bagi luar negeri, terbukti dengan adanya mahasiswa asing yang belajar di FK UNAIR sudah berlangsung sejak ber-tahun- tahun yang lalu.

FK UNAIR membuka jalur seleksi masuk melalui Jalur Mandiri Internasional, Jalur masuk ini dipergunakan untuk memfasilitasi mahasiswa asing yang berminat melanjutkan studi di PS Pendidikan Dokter FK UNAIR. Seleksi penerimaan berdasarkan kepada daya tampung dan nilai ujian masuk. Materi ujian masuk mencakup Ilmu Pengetahuan Alam dan Test Potensi Akademik. Adapun persyaratan yang telah ditentukan Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas untuk bisa masuk ke kelas internasional adalah sebagai berikut :

1. Merupakan warga negara Indonesia atau warga negara asing yang mempunyai ijin belajar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2. Lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA/SMU, MA atau International High

School) pada tahun 2012, 2013 atau 2014

3. Memiliki sertifikat TOEFL dengan nilai minimal 550 dari atau tes bahasa Inggris lain dengan nilai yang setara

4. Tidak ada keterbatasan fisik yang dapat mengganggu jalannya studi 5. Tidak buta warna, baik parsial atau total

3. 2 Tuliskan rata-rata masa studi dan rata-rata IPK lulusan dari mahasiswa reguler bukan transfer untuk setiap program studi yang dikelola oleh Fakultas dalam tiga tahun terakhir dengan mengikuti format tabel berikut.

3.3 Upaya Peningkatan mutu lulusan.

Uraikan pandangan Fakultas tentang tepat waktu masa studi serta IPK lulusan di atas 3,00 yang mencakup aspek : kewajaran, upaya pengembangan dan peningkatan mutu lulusan serta efektivitasnya. Uraikan pula kendala-kendala yang dihadapi.

1. Jenjang S1 Pendidikan

Kualitas lulusan S1 Program Studi Pendidikan Dokter FK UNAIR tergolong baik. Hal ini bisa dilihat pada IPK lulusan Sarjana maupun lulusan dokter. IPK

ditentukan dengan sistem penilaian yang mengacu pada buku pedoman

akademik FK UNAIR yang sedang berlaku. Dari data dapat disimpulkan bahwa dari data 3 (tiga) tahun terakhir, IPK lulusan Sarjana Kedokteran Program Studi

BAN-PT : Borang Akreditasi Program Studi Pendidikan Dokter FK UNAIR 2014 28

No. Program Studi KelulusanTepatPersentase Waktu Persentase IPK Lulusan ≥ 3,00 (1) (2) (3) (4) 1 S1 Pendidikan Dokter 93,84% 76,95% 2 S1 Pendidikan Bidan 99,18% 81,72%

3 Prodi Ilmu Penyakit Dalam 0% 100%

4 Prodi Ilmu Kesehatan Anak 63% 100%

5 Prodi Ilmu Bedah 10% 100%

6 Prodi Obstetri dan Ginekologi 0% 100%

7 Prodi Ilmu Kesehatan THT-KL 35,71% 100%

8 Prodi IlmuKesehatan Mata 26% 80%

9 Prodi Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 6,1% 78,8%

10 Prodi Ilmu Penyakit Saraf 50% 100%

11 Prodi Ilmu Kesehatan Jiwa 20,4% 100%

12 Prodi Kardiologi dan Pembuluh Darah 0% 100%

13 Prodi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi

10% 100%

14 Prodi Radiologi 80% 100%

15 Prodi Anestesiologi dan Reanimasi 58,21% 100%

16 Prodi Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal

50% 100%

17 Prodi Patologi Klinik 100% 100%

18 Prodi Patologi Anatomi 0% 100%

19 Prodi Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi 37% 100%

20 Prodi Orthopedi dan Traumatologi 63,6% 100%

21 Prodi Urologi 57,14% 100%

22 Prodi Bedah Saraf 85,7% 100%

23 Prodi Bedah Plastik 77,27% 100%

24 Prodi Andrologi 0% 80%

25 Prodi Bedah TKV 0% 100%

26 Prodi Mikrobiologi Klinik 80% 100%

27 S2 Ilmu Kedokteran Dasar 71,7% 100 %

28 S2 Ilmu Kedokteran Klinik 100 % 100 %

29 S2 Ilmu Kesehatan Reproduksi 23,08% 100%

30 S2 Ilmu Kedokteran Tropis 53,85% 100%

31 S2 Ilmu Kesehatan Olah Raga 0% 100%

32 S3 Ilmu Kedokteran 0,89% 100%

Pendidikan Dokter FK UNAIR tampak adanya peningkatan. Sebanyak 76% mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Dokter FK UNAIR mempunyai IPK >3,00 dengan rerata IPK 3,17, sedangkan lebih dari 80% mahasiswa S1 Pendidikan Bidan baik regular ataupun alih jenis mempunyai kelulusan dengan IPK .3,00 dengan rerata IPK 3,3. Begitu juga dengan lulusan profesi selama tiga tahun terakhir mengalami peningkatan dimana rerata IPK lulusan dokter adalah 3,45 dan IPK lulusan bidan adalah 3,59.

Lama studi pendidikan Sarjana Kedokteran di Program Studi S1 Pendidikan Dokter FK UNAIR yang kurang dari 4 tahun (tepat waktu), yaitu sebanyak 93.84%. Hal ini disebabkan oleh kurikulum yang sesuai untuk mendukung pembelajaran mahasiswa serta adanya semester pendek dapat membantu mahasiswa dalam menyelesaikan studi tepat waktu. Lulusan tahun akademik berikutnya 2011/2012 ; 2012/2013 dan 2013/2014 sesuai dengan KBK mempunyai masa studi profesi 1,5 (sebelumnya 2 tahun). Pada data 3 tahun terakhir didapatkan kelulusan tepat waktu hanya sebesar 27%, karena pada 2011/2012 merupakan awal diberlakukannya system KBK, namun dalam 3 tahun, pada tahun 2013/2014 kelulusan dokter yang tepat waktu mengalami kenaikan hingga 84% dengan rerata masa tempuh studi dalam 3 tahun adalah 1,75 tahun Hal ini menunjukkan kinerja bagus akademik dimana bukan hanya kurikulum namun juga proses pembelajaran diselenggarakan sedemikian rupa sehingga mendukung mahasiswa untuk lulus tepat waktu sesuai dengan kurikulum. Lama studi pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Bidan FK UNAIR yang tepat waktu, baik regular maupun alih jenis adalah lebih dari 90% dan lulusan profesi pendidikan bidan yang tepat waktu adalah 100%.

Upaya Pengembangan dan Upaya Peningkatan Mutu

Dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan, fakultas menyelenggarakan kegiatan sebagai upaya mendapatkan umpan balik dari pengguna (stake holders) dan alumni melalui:

1. Mengundang pembicara tamu (stakeholders/alumnus untuk memberikan pendapat dan pandangannya tentang peran FK khususnya prodi pendidikan dokter dalam pembanguna negara

2.

3. 4.

Mengundang tokoh-tokoh pengguna seperti Dinkes, Direktur Rumah Sakit Pendidikan Utama dan lulusan baru untuk menyampaikan pandangannya tentang hasil proses belajar mengajar di fakultas dan Prodi Pendidikan Dokter khususnya.

Pertemuan alumni Direktori alumni

Sebelum perkuliahan dimulai, dilakukan pertemuan untuk membahas persiapan perkuliahan, praktikum dan tutorial semester yang akan datang. Pada tiap akhir semester dilakukan evaluasi pelaksanaan perkuliahan, praktikum, ketrampilan medik serta ujiannya. Evaluasi dosen dalam perkuliahan dan praktikum dilakukan oleh mahasiswa dengan cara pengisian kuesioner, kemudian

dianalisa dan dikembalikan kembali kepada dosen yang bersangkutan dan juga dikirim kepada pimpinan.

Evaluasi pelaksanaan praktikum dan perkuliahan dilakukan pada saat

praktikum/perkuliahan berlangsung dan pada rapat bulanan departemen. Disini dibahas temuan dan langkah koreksi untuk perencanaan selanjutnya.

Pelaksanaan evaluasi ujian dilakukan oleh dosen / tutor maupun terhadap soal, penguji, penyelenggara maupun simulated patient. Evaluasi yang dilakukan berupa:

1. Evaluasi soal:

 Setelah soal dibuat, maka dilakukan pembahasan soal oleh seluruh dosen / tutor untuk mendapatkan umpan balik demi terjadi perbaikan mutu soal.

Setelah ujian selesai dilaksanakan maka dilakukan rapat yang dihadiri oleh Koordinator Pendidikan (Kodik), Penanggung Jawab Modul (PJM) dan seluruh tim penguji untuk menentukan standard setting dan evaluasi pelaksanaan ujian yang meliputi evaluasi konten soal, waktu yang disediakan, cara penguji menguji mahasiswa, perilaku mahasiswa saat ujian, dan simulated patients. Pada ujian tulis, lembar jawaban akan dikirim ke Unit Pengelola Data Digital (UPeDDi) untuk dilakukan item analysis, guna mengevaluasi kualitas soal secara kuantitatif. Soal yang di reject dan revise akan dibuang atau diperbaiki, sedangkan yang retain

akan disimpan.

Hasil evaluasi ini kemudian dilakukan koreksi dalam perencanaan ujian berikutnya.

2. Evaluasi penguji :

Cara penguji menguji mahasiswa dievaluasi untuk langkah koreksi , guna meningkatkan kualitas ujian selanjutnya.

3. Evaluasi simulated patients :

Meskipun simulated patient sudah dilatih sebelumnya, namun evaluasi terus menerus dilakukan guna langkah koreksi dan perencanaan ujian selanjutnya.

4. Evaluasi penyelenggara ujian :

Penyelenggara ujian juga harus dievaluasi dalam persiapan ujian dan penyelenggaraan ujian, termasuk persiapan tempat ujian, penguji,

simulated patient, daftar hadir mahasiswa dan penguji, berita acara pergantian penguji.

Proses pembelajaran dan tertib adminitrasi di FK UNAIR mengikuti pedoman prosedur (PP) AIMS UNAIR. Program AIMS melakukan evaluasi berkala setiap tahun melalui Audit Internal dan Eksternal AIMS. Untuk menjamin keberlanjutan (sustainability) prodi ini telah dilakukan berbagai upaya dalam meningkatkan mutu manajemen, mutu lulusan, melaksanakan dan

meningkatkan hasil kerjasama kemitraan (termasuk dengan rumah sakit pendidikan atau sarana pelayanan kesehatan), serta upaya dan prestasi memperoleh pendanaan.

Fakultas melakukan berbagai upaya peningkatan mutu:

1. Upaya peningkatan mutu manajemen, dilakukan melalui proyek

pengembangan kompetensi dosen pada sistem Problem Based Learning

(PBL).

2. Upaya untuk peningkatan mutu lulusan:

a. Perekrutan dengan berbagai jalur dengan harapan mendapatkan input yang bermutu.

b. Memperbaiki sistem pembelajaran secara berkala yang sampai saat ini telah bisa melakukan pembelajaran berdasarkan PBL dengan segala keuntungan yang bisa diperoleh baik untuk pengelola fakultas maupun mahasiswa.

1) Kuliah

a. Selalu memperbaiki dan melengkapi sarana perkuliahan : ruang kuliah yang nyaman, meja dan kursi, kedap suara, AC. b. Membagi mahasiswa menjadi 2 kelompok dan dilakukan

kuliah secara paralel.

c. Presensi dosen dan apabila berhalangan wajib mengganti kuliah yang ditinggalkan.

d. Presensi mahasiswa minimal 75% kuliah.

e. Melengkapi fasilitas pendukung kuliah : sound sistem, LCD, projector terkini.

f. Menyiapkan handout sesuai dengan materi kuliah.