• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PELEMBAGAAN CABANG KEKUASAAN NEGARA DI

D. Pelembagaan Kekuasaan Yudikatif

2. Mahkamah Agung

a. Kedudukan dan Kewenangan Mahkamah Agung Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 berbunyi sebagai berikut : “Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umu, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara dan sebuah Mahkamah Konstitusi”.89

Dari rumusan pasal tersebut Mahkamah Agung bukanlah satu-satunya pelaku kekuasaan Kehakiman.Kekuasaan kehakiman tersebut juga diselengarakan oleh badan peradilan yang berada dibawah Mahkamah Agung yang meliputi badan peradilan dalam lingkungan peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, serta peradilan tata usaha Negara. Sedangkan disamping Mahkamah Agung, terdapat pula Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga peradilan konstitusi tersendiri dengan kedudukan yang berada diluar dan sederajat dengan Mahkamah Agung. Dengan demikian tugas dan kewenangan Mahkamah Agung berbeda dengan Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Agung memiliki posisi strategis terutama di bidang hukum dan ketatanegaraan yang diformat.

a. Menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.

89 Baca ketentuan Pasal 24 ayat (2) UUD NRI 1945

b. Mengadili pada tingkat kasasi

c. Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undangundang.

d. Berbagai kekuasaan atau kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang.

Berbeda dengan Mahkamah Konstitusi yang hanya berkedudukan di ibukota Negara, Mahkamah Agung Republik Indonesia merupakan pengadilan Negara tertinggi dari keempat lingkungan peradilan tersebut. Karena itu, jangkauan organisasinya sangat luas le seluruh wilayah Negara.Dapat dikatakan bahwa organisasi MA ini lah yang menjadi salah satu organisasi negara terbesar dan terluas jangkauannya.

Dilihat dari kewenangannya, kewenangan Mahkamah Agung bahkan lebih luas dibandingkan dengan Presiden sebagai kepala Pemerintahan sekaligus.Presiden sendiri sebagai kepala pemerintahan tidak lagi memiliki kewenangan untuk mengangkat dan memberhentikan kepala daerah, sebab di era reformasi ini rakyatlah yang memilih secara langsung para kepala daerah di daerahnya.Sedangkan Mahkamah Agung, justru memiliki justru memiliki kewenangan untuk mengangkat dan memberhentikan empat atau sekurang-kurangnya tiga ketua pengadilan, yakni Ketua Pengadilan Negeri, Ketua Pengadilan Agama, ketua Pengadilan Tata Usaha Negara, serta seorang ketua Pengadilan Militer di daerah-daerah tertentu.

Selain itu, Mahkamah Agung juga memilki beberapa kewenangan sebagai berikut :

a. Mengadili pada tingkat kasasi terhadap putusan yang diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan di semua lingkungan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung.

b. Menguji peraturan perundang-undangan dibawah undang-undang terhadap undang-undang, serta

c. Kewenangan lainnya yang diberikan oleh undang-undang.

Mahkamah agung sebagai badan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman, merupakan Pengadilan Negara Tertinggi dari semua lingkungan peradilan yang dalam melaksakan tugasnya

terlepas dari pengaruh Pemerintah dan pengaruh-pengaruh lain serta melakukan pengawasan tertinggi atas perbuatan pengadilan yang lain. MA memiliki tugas-tugas dan fungsi-fungsi dalam melaksanakan perannya sebagai pengadilan negara tertinggi, sebagaimana yang akan dijelaskan sebagai berikut;90

Pertama adalah fungsi peradilan. Sebagai Pengadilan Negara Tertinggi, Mahkamah Agung merupakan pengadilan kasasi yang bertugas membina keseragaman dalam penerapan hukum melalui putusan kasasi dan peninjauan kembali menjaga agar semua hukum dan undang-undang diseluruh wilayah negara RI diterapkan secara adil, tepat dan benar. Disamping tugasnya sebagai Pengadilan Kasasi, Mahkamah Agung berwenang memeriksa dan memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir.

Erat kaitannya dengan fungsi peradilan ialah hak uji materiil, yaitu wewenang menguji/menilai secara materiil peraturan perundangan dibawah Undang-undang tentang hal apakah suatu peraturan ditinjau dari isinya (materinya) bertentangan dengan peraturan dari tingkat yang lebih tinggi.91

Kedua adalah fungsi pengawasan. Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi terhadap jalannya peradilan di semua lingkungan peradilan dengan tujuan agar peradilan yang dilakukan Pengadilanpengadilan diselenggarakan dengan seksama dan wajar dengan berpedoman pada azas peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan, tanpa mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan memutuskan perkara. Mahkamah Agung juga melakukan pengawasan terhadap pekerjaan Pengadilan dan tingkah laku para Hakim dan perbuatan Pejabat Pengadilan dalam menjalankan tugas yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok Kekuasaan Kehakiman, yakni dalam hal menerima, memeriksa, mengadili, dan menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya, dan meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan teknis peradilan serta memberi peringatan, teguran dan petunjuk yang diperlukan tanpa mengurangi

90Lihat tugas pokok dan fungsi MA dalam situs resmi Mahkamah Agung Republik Indonesia, http://www.ma-ri.go.id/Html/Profile.asp#Tupoksi>.

91 Undang-Undang Nomor 5 tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, pasal 31 ayat (1).

kebebasan Hakim. 13 Selain itu, pengawasan juga dilakukan terhadap penasehat hukum dan notaris sepanjang yang menyangkut peradilan.

Ketiga adalah fungsi mengatur.Mahkamah Agung dapat mengatur lebih lanjut hal-hal yang diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal-hal yang belum cukup diatur dalam Undang-undang tentang Mahkamah Agung sebagai pelengkap untuk mengisi kekurangan atau kekosongan hukum yang diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan.Selain itu, Mahkamah Agung dapat membuat peraturan acara sendiri bilamana dianggap perlu untuk mencukupi hukum acara yang sudah diatur Undang-undang.

Keempat adalah fungsi nasehat. Mahkamah Agung dapat memberikan nasihat-nasihat atau pertimbangan-pertimbangan dalam bidang hukum kepada Lembaga Tinggi Negara lain.

Mahkamah Agung memberikan nasihat kepada Presiden selaku Kepala Negara dalam rangka pemberian atau penolakan grasi dan rehabilitasi. Hal ini juga diatur dalam Perubahan Pertama Undang-undang Dasar Negara RI Tahun 1945 pasal 14 ayat (1), dimana dinyatakan bahwa Mahkamah Agung diberikan kewenangan untuk memberikan pertimbangan kepada Presiden selaku Kepala Negara selain grasi juga rehabilitasi.

Kelima adalah fungsi administratif. Badan-badan Peradilan (Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara) sebagaimana dimaksud pasal 13 Undang-Undang nomor 4 tahun 2004 secara organisatoris, administratif dan finansial saat ini berada di bawah kekuasaan Mahkamah Agung. Selain tugas pokok untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya, Mahkamah Agung dapat diserahi tugas dan kewenangan lain berdasarkan Undang-undang.

Mahkamah Agung adalah lembaga tertinggi di bidang hukum dan memiliki kekuasaan tertinggi dalam hal peradilan.Secara khusus, MA dalam konteks pengawasan Tugas Hakim, memiliki peran penting sebagai pengawas internal.Dikatakan pengawas internal karena Mahkamah Agung juga adalah seorang hakim yang diangkat melalui jalur karkarier kehakiman dan juga jalur non karier.Mahkamah Agung adalah

lembaga pengawasan internal yang memegang fungsi kontrol dari dalam terhadap kinerja hakim agar sesuai dengan amanat Undangundang Dasar.Mahkamah Agung adalah pengadilan tertinggi dan melakukan pengawasan tertinggi atas perbuatan Pengadilan.Sagala menjelaskan bahwa Mahkamah Agung tidak hanya berfungsi di bidang peradilan belaka, melainkan mempunyai fungsi-fungsi lain. Jadi jika disimpulkan maka Mahkamah Agung mempunyai beberapa fungsi, yakni: Fungsi peradilan (justitiele functie); Fungsi pengawasan (Toeziende functie); Fungsi mengatur (Regelende functie); Fungsi penasihat (Advieserende functie); dan Fungsi administratif (Administratieve functie). Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa Mahkamah Agung memiliki peranan yang sangat penting dalam penegakan keadilan di lingkungan peradilan.

Adanya hal baru sebagai bagian dari perubahan Undang-Undang Mahkamah Agung adalah mengenai bertambahnya ruang lingkup tugas dan tanggung jawab Mahkamah Agung meliputi bidang pengaturan dan pengurusan masalah organisasi, administrasi dan finansial badan peradilan yang dikenal sebagai penyatuan atap lembaga peradilan pada Mahkamah Agung.

Penyatuan atap merupakan pembaharuan pengelolaan administrasi umum peradilan yang meliputi keuangan dan ketenagaan sehingga terjadi perubahan paradigma manajemen keorganisasian.

Meskipun penyatuan atap ini merupakan tuntutan reformasi di bidang hukum, namun penyatuan atap berpotensi menimbulkan monopoli kekuasaan kehakiman oleh Mahkamah Agung.Sebab setiap kekuasaan selalu mengandung potensi disalahgunakan atau dilaksanakan dengan melampaui wewenang.

Untuk itulah perlu ada jaminan yang dapat memberi posisi lebih baik terhadap para pencari keadilan maupun terhadap subyek yang dituntut melalui mekanisme pengawasan.

Sebelum amandemen Undang-Undang Dasar 1945 mekanisme pengawasan terhadap hakim hanya dilakukan oleh intern Mahkamah Agung, namun setelah amandemen Undang-Undang Dasar 1945 dibentuk lembaga baru untuk mengawasi hakim yaitu Komisi Yudisial.

Dengan demikian, kekuasaan kehakiman merupakan salah satu pilar utama dalam menyangga Negara demokrasi konstitusional. Kekuasaan kehakiman adalah ciri pokok Negara

Hukum (Rechtsstaat) dan prinsip the rule of law.Demokrasi mengutamakan the will of the people, Negara Hukum mengutamakan the rule of law.kedua konsep itu, yakni demokrasi dan negara hukum merupakan satu kontinum (rangkaian) yang tak terpisahkan satu sama lain.92

b. Badan-badan Peradilan Di Indonesia

Kekuasaan Kehakiman dalam konteks negara Indonesia adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menekan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila demi terselenggarannya negara Repubik Indonesia.

Perubahan Undang-Undang Dasar 1945 membawa perubahan dalam kehidupan ketatanegaraan, khususnya dalam pelaksanaan kekuasaan kehakiman. Perubahan tersebut antara lain menegaskan bahwa :

(1) Kekuasaan Kehakiman dilaksanakan oleh sebuah Mahkamah dan Badan Peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan Peradilan Agama, Lingkungan Peradilan Militer, Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.

(2) Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah Undang-Undang, dan mempunyai wewenang lain yang diberikan oleh Undang-Undang.

(3) Mahkamah Konstitusi berwenang untuk menguji