• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pasal 30

1. Persyaratan:

Majelis Pakar adalah institusi pada tingkat Pusat/Wilayah/Daerah/, yang terdiri dari para ahli di bidangnya yang mempunyai perhatian untuk kemajuan PARMUSI. 2. Susunan:

Terdiri dari seorang Ketua, beberapa orang Wakil Ketua, seorang sekretaris,

beberapa wakil sekretaris dan beberapa anggota untuk masa bakti 5 (lima) tahun. 3. Pemilihan:

a. Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Wakil Sekretaris dipilih oleh Muktamar, Musyawarah Luar Negeri, Musyawarah Wilayah, Musyawarah Daerah, dan Musyawarah Cabang.

b. Anggota Majelis Pakar ditetapkan oleh Pengurus sesuai dengan tingkatannya. 4. Tugas, Tanggungjawab dan Kewenangan

a. Majelis Pakar bertugas memberi pertimbangan dan masukan kepada Pengurus sesuai dengan tingkatannya yang dibutuhkan oleh Pengurus;

b. merumuskan kebijakan dan langkah-langkah strategis perjuangan Parmusi dalam berbagai dimensi kehidupan;

c. mengkaji dan merumuskan berbagai tuntutan dan aspirasi masyarakat serta persoalan aktualmasyarakat secara cermat, kritis dan komprehensif

42

BAB VIX

PERMUSYAWARATAN Pasal 31

MUKTAMAR

1. Muktamar merupakan pemegang kekuasaan tertinggi PARMUSI dan diadakan 5 (lima) tahun sekali.

2. Muktamar diselenggarakan untuk memusyawarahkan dan menetapkan keputusan tentang:

a. Laporan dan pertanggungjawaban Pengurus Pusat.

b. Program perjuangan dan pengembangan PARMUSI untuk masa waktu 5 (lima) tahun.

c. Penyempurnaan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan Pedoman-Pedoman Organisasi PARMUSI.

d. Permasalahan yang berkaitan dengan kepentingan umat Islam, rakyat, bangsa, dan negara Indonesia.

e. Memilih dan menetapkan Pengurus Harian Pusat dan Pimpinan Majelis Majelis. 3. Peserta Muktamar terdiri atas:

a. Anggota Pengurus Harian Pusat, Majelis Penasehat Pusat, Dewan Pakar Pusat, Majelis Kehormatan, Lembaga dan Organisasi Otonom tingkat Pusat.

b. Utusan Pengurus Luar Negeri c. Utusan Pengurus Harian Wilayah. d. Utusan Pengurus Harian Daerah.

4. Muktamar diselenggarakan oleh dan atas undangan serta dipimpin oleh Pengurus Pusat

5. Acara Muktamar ditetapkan oleh Pengurus Harian Pusat dan Tatib Muktamar ditetapkan oleh Muktamar.

Pasal 32 Keabsahan

1. Muktamar dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari seperdua jumlah Wilayah dan lebih seperdua jumlah Daerah yang telah disahkan.

2. Sidang-sidang Muktamar dinyatakan sah apabila disetujui oleh lebih dari seperdua jumlah peserta yang hadir.

Pasal 33 Hak suara

Pengurus Pusat, Pengurus Luar Negeri, utusan Pengurus Wilayah, dan Utusan Pengurus Daerah, secara kolektif masing-masing mempunyai hak 1 (satu) suara.

Pasal 34

Musyawarah Kerja Nasional

1. Musyawarah Kerja Nasional disingkat MUKERNAS merupakan kekuasaan tertinggi dalam PARMUSI di bawah Muktamar.

2. MUKERNAS diadakan untuk:

a. Memusyawarahkan dan mengambil keputusan mengenai permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan Keputusan Muktamar.

b. Dalam rangka mempersiapkan penyelenggaraan Muktamar yang akan datang. c. Memusyawarahkan dan memutuskan permasalahan

d. PARMUSI dan perjuangan yang sangat mendesak. 3. Peserta MUKERNAS terdiri atas:

43

a. Anggota Pengurus Harian Pusat, Pimpinan Majelis-Majelis Pusat, Pimpinan Departemen/Lembaga/Organisasi Otonom.

b. Utusan Pengurus Luar Negeri c. Utusan Pengurus Wilayah.

4. MUKERNAS diselenggarakan oleh dan atas undangan serta dipimpin oleh Pengurus Pusat.

5. Acara dan Tata Tertib MUKERNAS ditetapkan oleh Pengurus Harian Pusat.

Pasal 35 Keabsahan

1. MUKERNAS dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih seperdua jumlah Wilayah yang telah disahkan.

2. Sidang-sidang MUKERNAS dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih seperdua jumlah peserta yang hadir.

3. Keputusan MUKERNAS dinyatakan sah apabila disetujui oleh lebih dari seperdua jumlah suara yang hadir.

Pasal 36

MUSYAWARAH LUAR NEGERI

1. Musyawarah Luar Negeri diadakan 5 (lima) tahun sekali.

2. Musyawarah Luar Negeri diselenggarakan untuk memusyawarahkan dan mengambil keputusan tentang:

a. Laporan dan pertanggungjawaban Pengurus Luar Negeri.

b. Program perjuangan PARMUSI di tingkat Luar Negeri, untuk masa waktu 5 (lima) tahun, sesuai dengan keputusankeputusan Muktamar.

c. Penyempurnaan tata Organisasi/konsolidasi di tingkat Luar Negeri.

d. Permasalahan yang berkaitan dengan kepentingan umat Islam, dan masyarakat di Luar Negeri yang bersangkutan.

e. Memilih dan menetapkan Pengurus Luar Negeri, Pemimpin Majelis Penasehat Luar Negeri dan Pemimpin Dewan Pakar Luar Negeri.

3. Peserta Musyawarah Luar Negeri terdiri atas:

a. Anggota Pengurus Luar Negeri, Majelis Penasehat Luar Negeri, Dewan Pakar Luar Negeri, dan Organisasi Otonom.

b. Utusan Pengurus Pusat.

4. Musyawarah Luar Negeri diselenggarakan oleh dan atas undangan serta dipimpin oleh Pengurus Luar Negeri.

5. Acara dan Tata Tertib Musyawarah Luar Negeri ditetapkan oleh Musyawarah Luar Negeri.

Pasal 37

Musyawarah Kerja Luar Negeri

1. Musyawarah Kerja Luar Negeri merupakan kekuasaan tertinggi dalam PARMUSI di bawah Musyawarah Luar Negeri .

2. Musyawarah Kerja Luar Negeri diadakan untuk :

a. Memusyawarahkan dan mengambil keputusan mengenai permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan Keputusan Muktamar dan Keputusan Musyawarah Luar Negeri.

b. Dalam rangka mempersiapkan penyelenggaraan Musyawarah Luar Negeri yang akan datang.

c. Memusyawarahkan dan memutuskan permasalahan PARMUSI dan perjuangan yang sangat mendesak.

3. Peserta Musyawarah Kerja Luar Negeri terdiri atas:

a. Anggota Pengurus Luar Negeri, Majelis Penasehat Luar Negeri, Dewan Pakar Luar Negeri, dan Organisasi Otonom.

44

b. Utusan Pengurus Pusat.

4. Musyawarah Kerja Luar Negeri diselenggarakan oleh dan atas undangan serta dipimpin oleh Pengurus Luar Negeri.

5. Acara dan Tata Tertib Musyawarah Kerja Luar Negeri ditetapkan oleh Pengurus Luar Negeri.

Pasal 38

MUSYAWARAH WILAYAH

1. Musyawarah Wilayah disingkat MUSYWIL diadakan 5 (lima) tahun sekali.

2. MUSYWIL diselenggarakan untuk memusyawarahkan dan mengambil keputusan tentang:

a. Laporan dan pertanggungjawaban Pengurus Wilayah.

b. Program perjuangan PARMUSI di tingkat wilayah, untuk masa waktu 5 (lima) tahun, sesuai dengan keputusan-keputusan Muktamar.

c. Penyempurnaan tata PARMUSI / konsolidasi di tingkat wilayah.

d. Permasalahan yang berkaitan dengan kepentingan umat Islam, dan masyarakat di wilayah yang bersangkutan.

e. Memilih dan menetapkan Pengurus Wilayah, Pemimpin Majelis Penasehat Wilayah Pimpinan Dewan Pakar Wilayah

3. Peserta MUSYWIL terdiri atas:

a. Anggota Pengurus Harian Wilayah, Majelis Penasehat Wilayah dan Dewan Pakar Wilayah, Pengurus Biro/Lembaga/Organisasi Otonom.

b. Utusan Pengurus Harian Pusat. c. Utusan Pengurus Harian Daerah.

4. MUSYWIL diselenggarakan oleh dan atas undangan serta dipimpin oleh Pengurus Harian Wilayah.

5. Acara Musywil ditetapkan oleh Pengurus Wilayah dan Tata Tertib MUSYWIL ditetapkan oleh MUSYWIL.

Pasal 39 Keabsahan

1. MUSYWIL dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari seperdua jumlah Daerah yang telah disahkan.

2. Sidang-sidang MUSYWIL dinyatakan sah apabila disetujui oleh lebih dari seperdua jumlah peserta yang hadir.

3. Keputusan MUSYWIL dinyatakan sah apabila disetujui oleh lebih dari seperdua jumlah suara yang hadir.

Pasal 40 Hak suara

Pengurus Harian Wilayah dan Utusan Pengurus Harian Daerah secara kolektif masing-masing mempunyai 1 (satu) hak suara.

Pasal 41

Musyawarah Kerja Wilayah

1. Musyawarah Kerja Wilayah disingkat MUKERWIL merupakan kekuasaan tertinggi dalam PARMUSI di bawah MUSYWIL.

2. MUKERWIL diadakan untuk:

a. Memusyawarahkan dan mengambil keputusan mengenai permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan Keputusan Muktamar dan Keputusan MUSYWIL. b. Dalam rangka mempersiapkan penyelenggaraan MUSYWIL yang akan datang. c. Memusyawarahkan dan memutuskan permasalahan PARMUSI dan perjuangan

yang sangat mendesak. 3. Peserta MUKERWIL terdiri atas:

45

a. Anggota Pengurus Harian Wilayah, Majelis Penasehat Wilayah, Majelis Pakar Wilayah, Pimpinan Biro/Lembaga/Organisasi Otonom.

b. Utusan Pengurus Pusat. c. Utusan Pengurus Daerah.

4. MUKERWIL diselenggarakan oleh dan atas undangan serta dipimpin oleh Pengurus Harian Wilayah.

5. Acara dan Tata Tertib MUKERWIL ditetapkan oleh Pengurus Harian Wilayah

Pasal 42 Keabsahan

1. MUKERWIL dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih seperdua jumlah Daerah yang telah disahkan.

2. Sidang-sidang MUKERWIL dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih seperdua jumlah peserta yang hadir.

3. Keputusan MUKERWIL dinyatakan sah apabila disetujui oleh lebih dari seperdua jumlah suara yang hadir.

Pasal 43

MUSYAWARAH DAERAH

1. Musyawarah Daerah disingkat MUSYDA diadakan 5 (lima) tahun sekali.

2. MUSYDA diselenggarakan untuk memusyawarahkan dan mengambil keputusan tentang:

a. Laporan dan pertanggungjawaban Pengurus Harian Daerah.

b. Program perjuangan PARMUSI di tingkat Daerah, untuk masa waktu 5 (lima) tahun, sesuai dengan keputusan-keputusan Muktamar, Keputusan MUSYWIL. c. Penyempurnaan tata PARMUSI / konsolidasi di tingkat daerah.

d. Permasalahan yang berkaitan dengan kepentingan umat Islam, an masyarakat di daerah yang bersangkutan.

e. Memilih dan menetapkan Pengurus Harian Daerah, Pimpinan Majelis Penasehat Daerah dan Pimpinan Dewan Pakar Daerah.

3. Peserta MUSYDA terdiri atas:

a. Anggota Pengurus Harian Daerah, Majelis Penasehat Daerah, Dewan Pakar Daerah, dan Organisasi Otonom Daerah.

b. Utusan Pengurus Wilayah. c. Utusan Pengurus Cabang.

4. MUSYDA diselenggarakan oleh dan atas undangan serta dipimpin oleh Pengurus Daerah.

5. Acara MUSYDA ditetapkan oleh PHP Daerah dan tata tertib MUSYDA ditetapkan oleh Musyda

Pasal 44 Keabsahan

1. MUSYDA dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari seperdua jumlah Cabang yang telah disahkan.

2. Sidang-sidang MUSYDA dinyatakan sah apabila disetujui oleh lebih dari seperdua jumlah peserta yang hadir.

3. Keputusan MUSYDA apabila disetujui oleh lebih dari seperdua jumlah suara yang hadir.

Pasal 45 Hak suara

46

Pasal 46

Musyawarah Kerja Daerah

1. Musyawarah Kerja Daerah disingkat MUKERDA merupakan kekuasaan tertinggi dalam PARMUSI di bawah MUSYDA.

2. Musyawarah Kerja Daerah diselenggarakan untuk memusyawarahkan dan mengambil keputusan tentang:

a. Memusyawarahkan dan mengambil keputusan mengenai permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan Keputusan-keputusan MUSYWIL dan MUSYDA. b. Dalam rangka mempersiapkan penyelenggaraan MUSYDA yang akan datang. c. Memusyawarahkan dan memutuskan permasalahan PARMUSI dan perjuangan

yang sangat mendesak. 3. Peserta MUKERDA terdiri atas:

a. Anggota Pengurus Harian Daerah, Majelis Penasehat Daerah, Majelis Pakar Daerah, Pimpinan Unit/Lembaga/Organisasi Otonom.

b. Utusan Pengurus Harian Wilayah. c. Utusan Pengurus Harian Cabang.

4. MUKERDA diselenggarakan oleh dan atas undangan serta dipimpin oleh Pengurus Daerah.

5. Acara dan tata tertib MUKERDA ditetapkan oleh MUKERDA.

Pasal 47 Keabsahan

1. MUKERDA dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih seperdua jumlah Cabang yang telah disahkan.

2. Sidang-sidang MUKERDA dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih seperdua jumlah peserta yang hadir.

3. Keputusan MUKERDA dinyatakan sah apabila disetujui oleh lebih dari seperdua jumlah suara yang hadir.

Pasal 48

MUSYAWARAH CABANG

1. Musyawarah Cabang disingkat MUSYCAB diadakan 5 (lima) tahun sekali.

2. MUSYCAB diselenggarakan untuk memusyawarahkan dan mengambil keputusan tentang:

a. Laporan dan pertanggungjawaban Pengurus Cabang.

b. Program perjuangan PARMUSI di tingkat Daerah, untuk masa waktu 5 (lima) tahun, sesuai dengan keputusan-keputusan Muktamar, Keputusan MUSYWIL dan MUSYDA.

c. Penyempurnaan tata PARMUSI / konsolidasi di tingkat Cabang.

d. Permasalahan yang berkaitan dengan kepentingan umat Islam, an masyarakat di cabang yang bersangkutan.

e. Memilih dan menetapkan Pengurus Harian Cabang dan Majelis Penasehat Cabang.

3. Peserta MUSYCAB terdiri dari:

a. Anggota Pengurus Harian Cabang dan Majelis Penasehat Cabang. b. Utusan Pengurus Harian Daerah.

c. Utusan Pengurus Ranting.

4. MUSYCAB diselenggarakan oleh dan atas undangan serta dipimpin oleh Pengurus Cabang.

47

Pasal 49 Keabsahan

1. MUSYCAB dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari seperdua jumlah Ranting yang telah disahkan.

2. Sidang-sidang MUSYCAB dinyatakan sah apabila disetujui oleh lebih dari seperdua jumlah peserta yang hadir.

3. Keputusan MUSYCAB apabila disetujui oleh lebih dari seperdua jumlah suara yang hadir

Pasal 50 Hak suara

Pengurus Harian Cabang dan Utusan Pengurus Ranting secara kolektif masing-masing mempunyai hak 1 (satu) suara.

Pasal 51

Musyawarah Kerja Cabang

1. Musyawarah Kerja Cabang disingkat MUKERCAB merupakan kekuasaan tertinggi dalam PARMUSI di bawah MUSYCAB.

2. Musyawarah Kerja Daerah diselenggarakan untuk memusyawarahkan dan mengambil keputusan tentang:

a. Memusyawarahkan dan mengambil keputusan mengenai permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan Keputusan-keputusan Muktamar, MUSYWIL, MUSYDA, dan MUSYCAB.

b. Dalam rangka mempersiapkan penyelenggaraan MUSYCAB yang akan datang. c. Memusyawarahkan dan memutuskan permasalahan PARMUSI dan perjuangan

yang sangat mendesak. 3. Peserta MUKERCAB terdiri atas:

a. Anggota Pengurus Harian Cabang dan Majelis Penasehat Cabang b. Utusan Pengurus Harian Daerah.

c. Utusan Pengurus Ranting.

4. MUKERCAB diselenggarakan oleh dan atas undangan serta dipimpin oleh Pengurus Harian Cabang.

5. Acara dan tata tertib MUKERCAB ditetapkan oleh Pengurus Harian Cabang

Pasal 52 Keabsahan

1. MUKERCAB dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari seperdua jumlah Ranting yang telah disahkan.

2. Sidang-sidang MUKERCAB dinyatakan sah apabila disetujui oleh lebih dari seperdua jumlah peserta yang hadir.

3. Keputusan MUKERCAB apabila disetujui oleh lebih dari seperdua jumlah suara yang hadir.

Pasal 53

MUSYAWARAH RANTING/MUSYAWARAH DESA MADANI

1. Musyawarah Ranting disingkat MUSYRAN atau Musyawarah Desa Madani disingkat MDM diadakan 5 (lima) tahun sekali.

48

2. MUSYRAN/MDM diselenggarakan untuk memusyawarahkan dan mengambil keputusan tentang:

a. Laporan dan pertanggungjawaban Pengurus Ranting.

b. Rencana kerja, pelaksanaan keputusan PARMUSI yang berkaitan dengan Ranting yang bersangkutan.

c. Permasalahan yang berkaitan dengan kepentingan umat Islam, an masyarakat di Ranting yang bersangkutan.

d. Usul-usul Ranting untuk bahan Musyawarah Pengurus Cabang e. Memilih dan menetapkan Pengurus Ranting.

3. Peserta MUSYRAN/MDM terdiri atas: a. Anggota Pengurus Ranting

b. Utusan Pengurus Cabang.

4. MUSYRAN/MDM diselenggarakan oleh dan atas undangan serta dipimpin oleh Pengurus Harian Ranting.

5. Acara dan tata tertib MUSYRAN/MDM ditetapkan oleh Pengurus Harian

Pasal 54 Keabsahan

1. MUSYRAN/MDM dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari seperdua jumlah anggota Ranting/Anggota Desa Madani yang telah disahkan dengan Kartu Tanda Anggota.

2. Sidang-sidang MUSYRAN/MDM dinyatakan sah apabila disetujui oleh lebih dari seperdua jumlah peserta yang hadir.

3. Keputusan MUSYRAN/MDM apabila disetujui oleh lebih dari seperdua jumlah suara yang hadir.

Pasal 55 Hak suara

Tiap-tiap anggota, termasuk anggota Pengurus Ranting dan Utusan Pengurus Cabang masing-masing mempunyai hak 1 (satu) suara dalam Musyawarah Ranting.

Pasal 56 Rapat-rapat

Rapat-rapat dapat diadakan oleh masing-masing tingkat Pengurus setiap waktu apabila dipandang perlu, yang terdiri atas:

1. Rapat Pleno Pengurus, yaitu rapat yang diadakan oleh Pengurus, sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali dan dihadiri oleh seluruh anggota Pengurus Harian, Lembaga menurut tingkatannya.

2. Rapat Pengurus Harian, yaitu rapat yang diadakan sekurangkurangnya 1 (satu) bulan sekali oleh Pengurus, yang dihadiri oleh anggota Pengurus Harian yang terdiri dari unsur Ketua, unsur Sekretaris, dan Bendahara sesuai dengan tingkatannya. 3. Rapat Koordinasi Pengurus, yaitu rapat yang diadakan oleh Pengurus

sewaktu-waktu bila dipandang perlu, yang dihadiri oleh seluruh anggota / sebagian anggota pengurus.

49

4. Rapat Bidang, yaitu rapat yang diadakan oleh Ketua dan Sekretaris Bidang dengan Pengurus Lembaga di bawah koordinasi Bidang tertentu sesuai dengan tingkatannya.

5. Rapat Lembaga, yaitu rapat yang diadakan oleh Lembaga sekurang-kurangnya sekali dalam 6 (enam) bulan, sesuai dengan tingkatannya.

6. Rapat Pengurus Ranting/Pengurus Desa Madani , yaitu rapat yang diadakan oleh Pengurus Ranting/Pengurus Desa Madani sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali, yang dihadiri oleh seluruh anggota Pengurus Ranting/Pengurus Desa Madani.

Pasal 57

Kejadian Luar Biasa (Force Majeure)

1. Kejadian Luar Biasa (Force Majeure) adalah suatu kejadian yang terjadi di luar kemampuan manusia dan tidak dapat dihindarkan sehingga suatu kegiatan tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

2. Dalam kondisi Luar Biasa (Force Majeure) yang tidak memungkinkan pelaksanaan permusyawaratan sebagaimana tercantum pada pasal 29 s.d pasal 54 ART ini, maka Pengurus Pusat dapat mengambil langkah dan kebijakan khusus diluar ketentuan tersebut sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan aturan lain organisasi.

BAB X

KESEKRETARIATAN Pasal 58

1. Untuk menyelenggarakan administrasi PARMUSI, di semua tingkatan dibentuk sekretariat PARMUSI.

2. Sekretariat PARMUSI meliputi pelayanan tugas dan sebagai pusat aktifitas Pengurus PARMUSI.

3. Struktur dan tatakerja sekretariat disesuaikan dengan pedoman organisasi PARMUSI.

4. Manajemen dan administrasi kesekretarian diselenggarakan secara tertib dan mengikuti perkembangan zaman baik teknologi informasi dan komunikasi maupun ekspedisi dan distribusi.

BAB XI KEUANGAN

Pasal 59

1. Besarnya uang pangkal dan iuran anggota ditetapkan oleh Pengurus Pusat.

2. Alokasi penggunaan uang iuran diatur dalam pedoman administrasi kebendaharaan.

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 60

Hal-hal yang merupakan ketentuan pelaksanaan yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini selanjutnya ditetapkan oleh Pengurus Pusat.

Pasal 61

50

Pasal 62

Anggaran Dasar ini diperbaiki, disempurnakan dan disahkan pada Muktamar I Persaudaraan Muslimin Indonesia (PARMUSI) di Jakarta pada 16 Jumadil Akhir 1423 H bertepatan dengan tanggal 25 Agustus 2002 Miladiyah, selanjutnya disempurnakan pada Muktamar II PARMUSI pada tanggal 16 Shafar 1429 H bertepatan dengan 23 Februari 2008 di Jakarta, selanjutnya disempurnakan pada Muktamar III PARMUSI pada tanggal 21 Jumadil Awal 1436 H bertepatan dengan tanggal 12 Maret 2015 di Batam, selanjutnya disempurnakan pada Muktamar IV PARMUSI pada tanggal 10 Syafar 1442 H bertepatan dengan tanggal 28 September 2020 M di Jakarta melalui Zoom Meeting.

Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 09 Syafar 1442 H 27 September 2020 M

PIMPINAN SIDANG KOMISI A MUKTAMAR IV PARMUSI

Ketua Sekretaris

ttd

51

K E T E T A P A N

MUKTAMAR IV PERSAUDARAAN MUSLIMIN INDONESIA No.04/TAP/MUKT-IV/PARMUSI/II/1442

Tentang

Hasil Sidang Komisi B

PROGRAM KERJA NASIONAL PERSAUDARAAN MUSLIMIN INDONESIA

Muktamar IV Persaudaraan Muslimin Indonesia (PARMUSI) dengan senantiasa mengharap Ridha Allah Subhaanahu Wata’ala, setelah :

Menimbang : 1. bahwa, Muktamar PARMUSI sebagai musyawarah tingkat

nasional yang merupakan pemegang kekuasaan tertinggi PARMUSI yang diadakan 5 (lima) tahun sekali, diantaranya berwenang menetapkan Program Kerja Nasional PARMUSI;

2. bahwa, Mengingat kondisi obyektif dan perubahan

lingkungan strategis, Program Kerja Nasional yang ditetapkan oleh Muktamar III PARMUSI tahun 2015, dipandang perlu untuk diadakan perubahan.

3. bahwa, untuk itu perlu diputuskan Ketetapan Muktamar IV

PARMUSI tentang Program Kerja Nasional PARMUSI;

Mengingat : 1. Anggaran Dasar PARMUSI Pasal 11

2. Anggaran Rumah Tangga PARMUSI Pasal 29

Memperhatikan : Saran-saran, pendapat-pendapat, dan usul-usul yang

disampaikan dalam Sidang Komisi B dan Sidang Pleno ke 7 Muktamar IV PARMUSI pada tanggal 27 September 2020;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : 1. Mengesahkan Program Kerja Nasional PARMUSI Tahun

2020 – 2025, sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam ketetapan ini.

2. Ketetapan ini mulai berlaku sejak ditetapkan.

52

Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 10 Syafar 1442 H

27 September 2020 M

PEMIMPIN SIDANG PLENO VII MUKTAMAR IV PARMUSI

Ketua Sekretaris

(Ir. Hj. Nurhayati Payapo) (Hendra Dinatha, SH, MH.)

53

Lampiran:

KETETAPAN MUKTAMAR IV PERSAUDARAAN MUSLIMIN INDONESIA

No.04/TAP/MUKT-IV/PARMUSI/II/1442 Tentang PROGRAM NASIONAL PARMUSI

Dokumen terkait