• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Metode Penelitian

INTERPRETAN TANDA

4.4 Makna Keseluruhan Iklan JIFFest Jakarata International Film Festival Pada Majalah Femina

Melalui segitiga makna (Triangle Meaning Pierce) peneliti merepresentasikan perempuan secara keseluruhan pada tampilan iklan JIFFest Jakarta International Film Festival majalah Femina. Pengiklan berusaha membuat iklannya lain dari iklan yang lain. Perempuan sering diperlihatkan dalam stereotip kultural yang memiliki sifat lemah lembut, penyayang, pasrah (Rendra Widyatama, Pengantar Periklanan).

Dalam iklan kali ini JIFFest memperlihatkan realitas yang ada, bahwa emansipasi perempuan sudah mulai ada di kalangan masyarakat. Perempuan menjadi lebih modern, pola pikir semakin berkembang ke arah yang lebih maju, semakin mandiri tanpa meninggalkan kodrat keperempuanannya. Dapat Diartikan bahwa saat ini perempuan Indonesia memiliki pola pikir yang modern dalam

menyikapi berbagai hal, misalnya tentang keberadaan perempuan sebagai seorang istri yang identik dengan wilayah domestik. Saat ini istri tidak hanya bekerja pada wilayah domestik, melainkan dapat berkarir di luar wilayah tersebut. Pada saat perempuan merasa mandiri, mampu memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bantuan laki-laki, terkadang muncul pemikiran yang egois.

Iklan JIFFest Jakarta International Film Festival ini menggunakan model perempuan yang seolah akan memukul laki-laki dengan menggunakan sandal yang berada pada tangan sebelah kanan. Gambar tersebut merupakan visual utama (endoser) dari iklan JIFFest Jakarta International Film Festival. Tampilan sosok perempuan yang digambarkan secara utuh selayaknya perempuan pada umumnya. Dari iklan JIFFest, menunjukan bahwa representasi perempuan, perempuan disini adalah perempuan yang mendominasi. Pada iklan ini perempuan dikatakan lebih dominan karena diperlihatkan dengan tingkat kedudukannya yang lebih tinggi daripada laki-laki, hal ini dapat dilihat dari gestur tubuh perempuan yang akan memukul, berada pada posisi lebih tinggi dibandingkan tubuh laki-laki, lalu para penonton yang ada melihat pada model perempuan tersebut. Perempuan dalam iklan ini tidak termasuk dalam lima pencitraan perempuan dalam iklan menurut A. Tamagola dalam bukunya Pengantar Periklanan.

Umumnya, pencitraan perempuan dalam iklan menurut Tamagola ada lima, yaitu citra pigura yang menyebutkan perempuan sebagai sosok yang cantik, citra pilar perempuan sebagai penopang utama wilayah domestik setelah laki-laki, citra peraduan perempuan sebagai simbol seks, citra pinggan perempuan diperlihatkan dalam wilayah domestik, dan citra pergaulan yang menganggap perempuan adalah

sosok yang cantik dan anggun. Iklan JIFFest terjadi karena adanya modernisasi, sama seperti yang terjadi pada perempuan yang lebih dominan daripada laki-laki. Dominasi perempuan berawal dari pendominasian perempuan dalam rumah tangga atau yang sering disebut sebagai wilayah domestik, berlanjut pada karir di luar rumah (Ahyar Anwar, 2005). Modernisasi sedikit semi sedikit mempengaruhi pola berpikir mendominasi (www.rics.org). Dalam hal yang berhubungan dengan

gender, dominasi terhadap laki-laki dan perempuan adalah yang berkenaan tentang kekuasaan (power). Menurut Wareing (1997:79) perbedaan kekuasaan perempuan dan laki-laki yang menyebabkan munculnya dominasi.

Laki-laki dan perempuan kini mempunyai peran dan status yang tidak berbeda. Bila dalam zaman yang panjang, paradigma terhadap perempuan hanyalah sebagai “objek”, maka di era modernisasi semua streotipe bahwa perempuan sebagai kaum yang lemah sudah tidak bisa di pertahankan lagi. Perempuan adalah makhluk rasional, kemampuannya sama dengan laki-laki sehingga harus diberi hak yang sama juga dengan laki-laki.

Penggambaran JIFFest dalam iklan ini diperlihatkan sebagai suatu ajang festival perfilman internasional yang mendominasi di Asia Tenggara, JIFFest Perlahan mulai menunjukkan eksistensinya yang merupakan festival film terbesar di Asia Tenggara. JIFFest mengemas festivalnya secara sederhana, tiket dijual dengan harga terjangkau agar semua golongan masyarakat dapat menikmati tontonan yang bersifat edutainment ini. JIFFest tidak hanya memiliki program pemutaran film, tetapi terdapat pameran foto juga. Kesederhanaan JIFFest tidak mengurangi kualitas dan orisinilitas dalam karya dan memiliki standart

internasional dalam penilaian sebuah karya film. JIFFest didkan tahunan di Jakarta. JIFFest sendiri membatasi usia penonton yang masuk, hal ini disebabkan karena beberapa konten yang tidak dianjurkan dikonsumsi untuk anak dibawah umur.

5.1 Kesimpulan

Dari data-data yang telah diuraikan pada bab IV yakni hasil pembahasan men ggunakan analisis semiotik Charles Sanders Pierce tentang perempuan yang mendominasi, merupakan visualisasi iklan JIFFest Jakarta International Film Festival pada media cetak.

Representasi Perempuan berusaha ditonjolkan dalam iklan JIFFest Jakarta International Film yang ada pada majalah Femina. Dalam iklan kali ini JIFFest memperlihatkan realitas yang ada, bahwa emansipasi perempuan sudah mulai ada di kalangan masyarakat. Perubahan bukan hanya terjadi pada fisik perempuan tetapi juga pada pemikiran.

Perempuan menjadi lebih modern, pola pikir semakin berkembang ke arah yang lebih maju, semakin mandiri tanpa meninggalkan kodrat keperempuanannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggambaran JIFFest dalam iklan ini diperlihatkan sebagai suatu ajang festival perfilman internasional yang mendominasi di Asia Tenggara, JIFFest Perlahan mulai menunjukkan eksistensinya yang merupakan festival film terbesar di Asia Tenggara. JIFFest mengemas festivalnya secara sederhana, tiket dijual dengan harga terjangkau agar semua golongan masyarakat dapat menikmati tontonan yang bersifat edutainment ini.

JIFFest tidak hanya memiliki program pemutaran film, tetapi terdapat

pameran foto juga. Kesederhanaan JIFFest tidak mengurangi kualitas dan orisinilitas dalam karya dan memiliki standart internasional dalam penilaian sebuah karya film. JIFFest diadakan tahunan di Jakarta. JIFFest sendiri membatasi usia penonton yang masuk, hal ini disebabkan karena beberapa konten yang tidak dianjurkan dikonsumsi untuk anak dibawah umur.

5.2 Saran

Secara teoritis, penelitian ini hendaknya dikembangkan lebih mendalam dengan tujuan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada dalam penelitian ini. Sedangkan untuk khalayak pembaca, hendaknya dalam melihat suatu bentuk iklan media massa dapat melakukan pemahaman dengan benar tentang pesan yang disampaikan oleh pengiklan. Kemudian untuk pihak pengiklan, peneliti berharap agar selalu membuat suatu iklan yang lebih menarik lagi dengan menampilkan dan memasukkan pesan-pesan iklan yang tetap bermuatan edukasi (mendidik), maupun berisi tentang keadaan atau realitas yang ada secara kreatif dan baik.

68

Anwar, Ahyar, 2009. Geneologi Feminist, Jakarta: Republika.

Darmaprawira, Sulasmi, 2002. Warna: Teori dan Kreatifitas Penggunaannya, Bandung: ITB.

Devito, Joseph, A, 1997. Komunikasi Antar Manusia, Edisi V, Jakarta: Profesional Books.

Fakih, Mansyur, 2008. Analisis Gender & Transformasi Sosial. Jojakarta: Pustaka Pelajar.

Furchan, Arief, 1992. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, Surabaya: Usaha Nasional.

Hall, Stuart, 1997. Representation: Culture Representation and Signifying Practices. The Open University.

Jefkins, Frank, 1997. Periklanan, Jakarta: Erlangga

Kasali, Rhenald, 1992. Manajemen Periklanan “Konsep Dan Aplikasinya Di Indonesia”, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Kurniawan, Semiologi Roland Barthes, 2001. Magelang: Yayasan Indonesiatera. Moleong, Lexy, J, 2002. Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhadjir, Noeng, 1996. Metodelogi Penelitian Kualitatif, Edisi III, Yogyakarta: Rake Sarasin.

Mulyana, Deddy, 2001. Ilmu Komunikasi suatu pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Piliang, Yasraf, Amir, 2003. Hipersemiotika “Tafsir Cultural Studies Dan Matinya Makna”, Yogyakarta.

Purwasito, Andrik, 2003. Komunikasi Multikultural, Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Santoso, Anang, 2009. Bahasa Perempuan, Jakarta: Bumi Aksara. Sobur, Alex, 2001. Analisis Teks Media, Bandung: Remaja Rosdakarya. Sumiarni, Endang, 2004. Jender & Feminisme, Jogjakarta: Wonderful Publishing Company.

Widyatama, Rendra, 2007. Pengantar Periklanan, Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Internet:

(www.upeks.com diakses pada 2 Maret 2010, 15.40). (www. jiffest.org.com).

(www.rics.org diakses 11 maret 15.30).

(www. dunia perempuan.com diakses 11 Maret 2010, 15.15). (www.gatra.com diakses 11 Maret, 15.00).