• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. LATAR BELAKANG WAYANG KULIT DI KOTA MEDAN

4.1 Sejarah Perkembangan Wayang Kulit

4.1.1 Makna Kesenian Wayang Kulit

Kesenian wayang kulit sebagai bagian dari kesenian tradisonal dalam kebudayaan masyarakat Jawa, mengandung banyak makna yang dianggap sebagai pedoman hidup yang dipegang teguh oleh sebagian besar orang Jawa. Masyarakat Jawa selalu menjunjung tinggi yang sudah menjadi tradisi dalam

kehidupan sehari-hari. Sehingga dimana pun mereka berada kebudayaan yang sudah manjadi tradisi tetap berkembang dalam lingkungan mereka.

Makna yang terkandung di dalam kesenian wayang kulit bagi sebagian besar masyarakat Jawa, merupakan bagian hidup yang harus di pegang prinsip-prinsipnya. Selain berfungsi sebagai hiburan wayang kulit juga memiliki makna sebagai sarana pendidikan yang dapat disampaikan dalam bentuk seni.

Jika di tilik lebih dalam, kesenian Wayang Kulit banyak mengandung nilai-nilai etis yang sebenarnya tersirat dalam setiap pertunjukan wayang kulit, hanya sebagian orang yang telah memahami seluk beluk dari kesenian wayang kulit. Sebagai contoh adalah, Nilai kesempurnaan sejati, nilai kesatuan sejati, nilai kebenaran sejati, nilai kesucian sejati. Untuk lebih jelasnya akan di uraikan dalam kutipan dibawah ini :

1. Nilai Kesempurnaan Sejati yang dimaksud, seorang tokoh wayang memegang peran penting yang sangat vital dan sentral. Karena tokoh dalam wayang menjadi tolak ukur untuk menentukan tingkat keluhuran tokoh harus memiliki nilai-nilai kesempurnaan yang tinggi. Nilai-nilai kesempurnaan harus mengacu kepada terbentuknya manusia dengan sempurna, baik sebagai makhluk yang sehat jasmani, rohani dan sukmawi maupun sebagai makhluk pribadi, sosial dan ketuhanan. Makna dengan nilai kesempurnaan adalah terciptanya kehidupan yang sempurna dalam bermasyarakat dan bernegara.

2. Nilai Kesatuan Sejati maksudnya terbentuknya manusia yang menyatu yang memiliki pribadi, tingkah laku, dan hidup yang menyatu karena memiliki nilai-nilai kesempurnaan dan ajaran-ajaran kebenaran yang menyatukan manusia.

3. Nilai Kebenaran Sejati menurut wayang adalah kebenaran yang datang dari Tuhan, sebagaimana dibuktikan oleh kebenaran kehendak Tuhan yang dalam wayang dilambangkan oleh kebenaran Buku Besar yang ada dalam Kahyangan, yang memuat seluruh kejadian di dunia sebagai kehendak Tuhan. Oleh karena

itu, untuk menjadi manusia yang sempurna ia harus hidup sebagai manusia yang mengikuti ajaran Tuhan melalui sikap yang taat dan percaya kepada Tuhan beru kemudian menjalankan ajarannya. 4. Nilai Kesucian Sejati dalam dunia wayang dibuktikan memalui

kenyataan. Semua ksatria yang baik selalu berusaha membentuk dirinya menjadi manusia suci dan menciptakan kehidupan suci. Sebagai lambangnya adalah keinginan mereka untuk menjadi orang suci pada akhir hayat mereka (Palasara, Abiyasa, Bhisma) maupun pada akhir masa pemerintahan mereka. menurut wayang Yang Maha Suci adalah Tuhan. Sebagai bukti kesucian keberadaan, kehendak, tindakan, ajaran-ajaran, sifat-sifat kesempurnaan, dan hidup Tuhan sebagai lambang kesucian.

5. Nilai Keadilan Sejati menurut wayang, Yang Maha Adil hanyala Tuhan. Ini dibuktikan oleh tindakan yang tidak pilih kasih dalam menghukum dan mengadili manusia. Untuk menjadi manusia adil manusia harus bersifat

6. Nilai keagungan Sejati adalah nilai keagungan yang sempurna karena mengandung semua nilai kesempurnaan yang ada dalam wayang.

7. Nilai Kemercusuaran Sejati adalah nilai kemercusuaran yang sempurna karena mengandung milai kesempurnaan yang utuh, menyatu, benar, suci, adil, agung, dan penuh tanggung jawab. 8. Nilai Keabadian Sejati adalah nilai keabadian yang sempurna

karna mengandung semua nilai kesempurnaan yang ada dalam wayang. Keabadian sejati adalah keabadian yang utuh, menyatu, benar, adil, dan agung bersinar terang.

9. Nilai Keteraturan Makrokosmos Sejati adalah nilai ketergantungan tata kosmos yang sempurna yaitu keteraturan yang utuh.

10.Nilai Keteraturan Mikrokosmos Sejati adalah nilai keteraturan untuk mengatur dirinya sendiri, hal ini sangat erat kaitannya denga makrokosmos.

11.Nilai Kebijaksanaan Sejati adalah nilai kebijaksanaan yang sempurna dan dapat dikaitkan dengan keserbatahuan, keserbaawasan, dan keserbatanggungjawaban.

12.Nilai Realita dan Pengetahuan Sejati adalah nilai yang berkaitan tentang manusia, alam semeta, dan Tuhan serta menunjukkan tiga sifat kesamaran, keunikan dan indah.

13.Nilai Kesadaran dan Keyakinan Sejati adalah nilai kesadararan dan keyakinan yang sempurna karena mengandung semua nilai kesempurnaan yang terdapat dalam wayang.

14.Nilai Kasih Sayang Sejati adalah adalah nilai dimana manusia yang memiliki kesadaran dan keyakinan sejati tentu amat mencintai keyakinan itu, karena nilai ini amat erat kaitannya dengan nilai kekasihsayangan.

15.Nilai Tanggungjawab Sejati adalah nilai ketanggungjawaban yang sejati bahwa semua manusia harus selalu bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya.

16.Nilai Kehendak, Niat dan Tekat Sejati adalah rasa kecintaan dan tanggung jawab kepada keyakinan akan menumbuhkan kehendak dan kehendak yang kuat akan menimbulkan niat, niat yang terus dipupuk dan akan menjadi tekad.

17.Nilai Keberanian, Semangat dan Pengabdian Sejati adalah nilai dimana sebagai manusia dituntut untuk menjalankan tugas dan kewajiban dengan penuh keberanian, semangat dan pengabdian. 18.Nilai Kekuatan Sejati adalah nilai yang ditentukan sebagai tolak

ukur untuk menjadi manusia yang kuat.

19.Nilai Kekuasaan, Kemandirian dan Kemerdekaan Sejati adalah nilai yang menuntut manusia untuk memiliki kemampuan mencipta, memelihara, mengakhiri, bangkit kembali dan melihat ke depan.

20.Nilai kebahagiaan Sejati artinya didalam hidup manusia harus selalu diwarnai oleh rasa kebahagiaan.44

Sebagai satu bentuk kesenian yang tujuannya untuk menampilkan kebudayan suku Jawa, wayang kulit dibagi dalam dua makna yaitu sebagi pertunjukan dan pendidikan yang didalamnya mengandung nilai-nilai yang memberikan satu nasihat hidup bagi manusia.

Salah satu bentuk karya seni yang dapat dipakai sebagi sumber-sumber pencarian nilai adalah seni wayang kulit yang berasal dari Jawa. Karena didalamnya terdapat ajaran-ajaran dan nilai etika yang bersumber dari berbagai agama serta sistem filsafat dan etika. Ajaran-ajaran dan nilai-nilai etis itu memenuhi persyaratan secara objektif dan kritis ajaran-ajaran dan nilai-nilai itu dapat dipakai oleh bangsa Indonesia untuk kelangsungan hidupnya, dan terbukti dari keluhuran sikap dari bangsa Indonesia.

44

Dari Agama Hindu, wayang kulit menyerap juga ajaran-ajaran dan nilai-nilai etika. Penghormatan kepada alam, nenek moyang, Tuhan, dan pemimpin yang dinyatakan dalam ajaran tentang hutang. Yang menyatakan hutang kepada Tuhan, pemimpin, guru dan orang tua merupakan hutang yang tidak mungkin dibayar kembali secara penuh oleh manusia. Penghormatan kepada Tuhan yang dinyatakan dalam kepercayaan adanya cosnic order yang menguasai hidup manusia dan pada keharusan manusia menjalankan hukum Tuhan (dharma), yang dalam kehidupan sosial dijabarkan kedalam dharma-dharma sosial yang banyak. Seperti dharma-dharma seorang siswa, dharma-dharma seorang anggota masyarakat, dan dharma dalam kemanusiaan pada umumnya. Hinduisme juga mengajarkan manusia untuk berisfat amat toleran. Hinduisme adalah suatu kumpulan agama-agama monotheis, panteistis, sampai yang ke monoistis, mengakui adanya banyak kebenaran. Ini jelas sekali diekspresikan dalam Mahabharata dan Ramayana yang merupakan sumber lakon-lakon wayang. Mahabharata dan Ramayan mengajarkan etos sosial berupa nilai-nilai kepahlawanan, selain itu Hinduisme juga mengakui hak-hak pribadi sebagaimana dinyatakan dalam ajaran kesempurnaan hidup yang meliputi kesempurnaan hidup pribadi seorang manusia suci yang setelah menikmati kehidupan dunia dalam bentuk kenikmatan kekayaan materi, kenikmatan biologis dan pada akhirnya memusatkan hidup pada dharma. Ajaran dan nilai-nilai hidup dinyatakan adalam ajaran karma dan tentang kelahiran kembali akibat karmanya.

Dalam agama Budha, wayang menyerap ajaran yang berhubungan dengan nilai-nilai hidup pribadi, sosial dan ketuhanan. Ajaran Budhisme Hinayana tentang pencapaian surga atau pelepasan manusia dari lingkungan kelahirannya ats usahanya sendiri. Tentang pencarian ilmu dasar pengalaman diri, serta penolkan Budha berbicara akan hal-hal yang bersifat metafisis, seperti Tuhan, surga dan sebagainya.

Dalam Islam wayang menyerap nilai-nilai yang lengkap tentang bagaimana manusia harus hidup. Islam percaya bahwa manusia dilahirkan uantuk menjadi wakil Tuhan di atas bumi dengan tugas khusus mengatur tata tertib kehidupan dunia. Untuk itu manusia harus menjalankan semua perintah Tuhan dan menjauhi larangannya.

Dalam agama kristen lebih terlihat dalam wayang suluh, intinya adalah kebersamaan akan ajaran-ajaran yang dianut di atas. Semua hal yang menyangkut masalah keimanan, peribadatan dan kesusilaan.

Melihat banyaknya ajaran dalam nilai-nilai yang diserap, dalam wayang wajarlah kalau orang Jawa mengagngap wayang sebagai ensklopedia hidup. Kelengkapan ajaran-ajaran yang ada dalam wayang ini dapat dilihat dari ajaran dan nilai-nilai wayang tentang manusia, alam dan Tuhan, serta sebagaimana manusia dapat mencapai kesempurnaan hidupnya. Sebagai pribadi, makhluk sosial maupun sebagai hamba Tuhan. Dan melihat bahwa wayang kulit telah hidup beribu tahun yang lalu, dapat dibuktikan dengan nilai-nilai itu yang dipakai oleh manusia dari zaman ke zaman.

Dokumen terkait