Logo baru TELKOM mencerminkan brand positioning ”Life Confident”
dimana keahlian dan dedikasi akan diberikan bagi semua pelanggan untuk mendukung kehidupan mereka dimanapun mereka berada. Brand positioning ini didukung oleh “service culture” baru yaitu: expertise, empowering, assured, progressive dan heart. Sekilas logo bulat dengan siluet tangan terkesan simpel.
Simplifikasi logo ini terdiri dari lingkaran biru yang ada di depan tangan berwarna kuning. Logo ini merupakan cerminan dari “brand value” baru yang selanjutnya
disebut dengan “Life in Touch” dan diperkuat dengan tag line baru pengganti
“committed 2U” yakni “the world is in your hand”. Untuk lebih mengenal logo ini, ada baiknya kita memaknai arti dari simbol-simbol tersebut
Gambar 2. Logo Telkom
a. Expertise : makna dari lingkaran sebagai simbol dari kelengkapan
produk dan layanan dalam portofolio bisnis baru TELKOM yaitu TIME (Telecommunication, Information, Media & Edutainment).
b. Empowering : makna dari tangan yang meraih ke luar. Simbol ini mencerminkan pertumbuhan dan ekspansi ke luar.
c. Assured : makna dari jemari tangan. Simbol ini memaknai sebuah kecermatan, perhatian, serta kepercayaan dan hubungan yang erat
d. Progressive : kombinasi tangan dan lingkaran. Simbol dari matahari terbit yang maknanya adalah perubahan dan awal yang baru.
e. Heart : simbol dari telapak tangan yang mencerminkan kehidupan
untuk menggapai masa depan.
Selain simbol, warna-warna yang digunakan adalah :
a. Expert Blue pada teks Telkom melambangkan keahlian dan pengalaman yang tinggi
b. Vital Yellow pada telapak tangan mencerminkan suatu yang atraktif, hangat, dan dinamis
c. Infinite sky blue pada teks Indonesia dan lingkaran bawah mencerminkan inovasi dan peluang yang tak berhingga untuk masa depan.
51 A. Analisa Rasio
1. Rasio Likuditas PT. Telkom
Ratio likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek, meliputi:
a. Current Ratio (CR) = b. Quick Test Ratio (QTR) =
Kas + investasi jangka pendek + piutang dagang bersih Kewajiban lancer
c. Net Working Capital (NWC)=
Rule of thumb (pedoman) dalam menganalisis adalah current ratio antara 100% s.d. 200% berarti banyak aktiva yang menganggur (Darsono dan Ashari, 2005:52).
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa besarnya rasio lancar (current ratio) PT. Telkom pada tahun 2012 adalah 61%, tahun 2013 adalah 91% dan tahun 2014 adalah 96%. Rasio ini menggambarkan setiap Rp 1 utang lancar dijamin aktiva lancar sebesar 0,61 untuk tahun 2012, untuk tahun 2013 sebesar 0,91, dan tahun 2014 sebesar 0,96. Hasil tersebut menunjukkan bahwa PT.
Telkom kurang mampu membayar kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva __Aktiva lancar__
Kewajiban lancar
Aktiva lancar – kewajiban lancar Kewajiban lancar
lancar yang dimiliki. Walaupun demikian persentase rasio PT. Telkom mengalami peningkatan setiap tahunnya selama 3 tahun. Sedangkan Quick Test Ratio atau rasio cepat PT. Telkom pada tahun 2012 adalah 45%. Tahun 2013 adalah 68% dan tahun 2014 adalah 67%. Artinya, rasio cepat PT. Telkom mengalami peningkatan pada tahun 2012 sampai 2013 dan pada tahun 2014 mengalami penurunan 1% dari tahun sebelumnya. Sedangakan rasio modal kerja bersih atau Net Working Capital (NWC) PT. Telkom mengalami peningkatan dari tahu ke tahun . hal ini dapat dilihat dari aktiva lancar yang cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya.
Table 1.1 rasio likuiditas PT. Telkom (Devisi regional area VII) Makassar tahun 2012 - 2014 Kewajiban Lancar 26.717.414.000.000 20.473.000.000.000 22.189.000.000.000
Aktiva Lancar 16.186.024.000.000 18.729.000.000.000 21.189.000.000.000 Current Ra
Tio (Cr) 61% 91% 96%
Quick Test Ratio 45% 68% 67%
Net Working
Capital -39% -9% -4%
Sumber: data diolah.
2. Ratio solvabilitas PT. Telkom a. Debt To Asset Ratio DAR =
b. Debt To Equity Ratio =
c. Equity Multiplier =
Rule of thumb dari rasio solvabilitas adalah maksimal 100%. Artinya perusahaan banyak mengandalkan modal dari dalam, bukan utang (Darsono dan Ashari, 2005:54).
Berdasarkan tabel 1.2 menunjukkan bahwa Debt To Asset Ratio (DAR) rasio utang terhadap aktiva PT. Telkom pada tahun 2012 sebesar 49%, tahun 2013 sebesar 44%, dan tahun 2014 sebesar 41%. Maksud dari rasio ini adalah bahwa tahun 2012 PT. Telkom menggunakan dana dari kreditur sebesar 49%, tahun 2013 sebesar 44%, dan tahun 2014 sebesar 41%
dari total aktiva yang dimilikinya. Persentase DAR yang semakin menurun setiap tahunnya menunjukkan bahwa sebagian besar investasi didanai oleh modal sendiri, bukan utang. Tabel 1.2 menunjukkan rasio tang terhadap modal atau Debt To Equity Ratio (DER) pada tahun 2012 sebesar 122%, tahun 2013 sebesar 78%, dan tahun 2014 sebesar 69%.. artinya setiap Rp 1 modal perusahaan menjamin utang peusahaan senilai Rp 1,22 untuk tahun 2012, tahun 2013 sebesar Rp 0,78 dan tahun 2014 sebesar 0,69. Semakin kecil rasio ini berarti semakin besar jumlah aktiva yang didanai oleh modal perusahaan. Sama halnya Debt To Asset Ratio (DAR) dengan Debt To Equity Ratio (DER), Ratio Equity Multiplier (REM), juga mengalami penurunan selama 3 tahun terakhir. Semakin besar rasio ini menunjukkan bahwa laba yang tersedia untuk membayar biaya bunga juga semaki besar. Dapat disimpulkan bahwa rasio solvabilitas PT. Telkom selama 3 tahun adalah baik,
Total Kewajiban
dimana perusahaan mampu membayar kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi.
Tabel 1.2 rasio solvabilitas PT. Telkom (devisi regional area VII) Makassar tahun 2012 -2014
Keterangan Tahun
2012 2013 2014
Total Aktiva 97.559.606.000.000 100.501.000.000.000 103.054.000.000.000 Total
Kewajiban 47.636.512.000.000 44.086.000.000.000 42.073.000.000.000 Total Ekuitas 38.989.747.000.000 56.415.000.000.000 60.981.000.000.000 Beban Bunga 2.000.023.000.000 1.928.000.000.000 1.637.000.000.000
Debt To
Asset Ratio 49% 44% 41%
Debt To
Equity Ratio 122% 78% 69%
Equity
Multiplier 250% 178% 169%
Sumber: data diolah
3. Ratio profitabilitas PT. Telkom
Rasio adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio ini meliputi:
a. Gross Profit Margin (GPM) =
d. Return On Equity (ROE) =
e. Earning Per Share (EPS) =
f. Payout Ratio (PR) =
g. Retention Ratio (RR) =
h. Productivity Ratio (PR) =
Rule of thumb pada setiap rasio ini adalah bahwa hasil rasio harus lebih besar dari bunga deposito berjangka satu tahun. Jika hasil perhitungan rasio lebih kecildari suku bunga satu tahun, maka hasil investasi yang dilakukan lebih kecil daripada investasi pada deposito berjangka (Darsono dan Ashari, 2005:56).
Berdasarkan tabel 1.3dapat dilihat bahwa Gross Profit Margin (GPM) PT. Telkom tahun 2012 adalah 34,99%, tahun 2013 adalah 33,14%, dan tahun 2014 adalah 30,52%. Itu artinya bahwa setiap Rp 1 penjualan menghasilkan laba kotor sebesar Rp 0,3499 pada tahun 2012, Rp 0.33,14 tahun 2013, Rp 0,3052 pada tahun 2014. Berbeda dengan halnya Net Profit Margin (NPM) perusahaan yang berfluktuasi selama kurun waktu 3 tahun yakni tahun 2012 sebesar 17,54%, tahun 2013 sebesar 16,68%, dan tahun 2014 sebesar 21,53%.
Tabel 1.3 juga menunjunkkan Return On Asset (ROA) pada tahun 2012 sebesar 11,62 %, tahun 2013 sebesar 11,48% dan tahun 2014 sebesar 15,02%. Ini berarti bahwa setiap Rp 1 mampu menghasilkan laba bersih untuk tahun 2012 sebesar Rp 0,1162, tahun 2013 sebesar Rp 0,1148 dan tahun 2014 sebesar Rp 0,1502. Sedangka Retun On Equity (ROE) pada tahun 2012 sebesar 30,92%, tahun 2013 sebesar 24,19% dan tahun 2014 sebesar 26,37%. Persentase ini menggambarkan bahwa setiap Rp 1 modal mampu menghasilkan Rp 0,3092 untuk tahun 2012, tahun 2013 sebesar Rp 0,2419 dan tahun 2014 sebesar Rp 0,26,37. Sementara besarnya pengambilan modal untuk satu lembar saham atau Earning Per Share (EPS) sebesar Rp 562,11 untuk tahun 2012, tahun 2013 sebesar Rp 572,27 dan tahun 2014 sebesar Rp 767,91. Kemudian Payaout Ratio perusahaan pada tahun 2012 sebesar 52,25%, tahun 2013 sebesar 56,37% dan tahun 2014 48,32%. Rasio ini menggambarkan persentase deviden kas yang diterima oleh pemegang saham terhadap laba bersih yang diterima oleh perusahaan.
Retentio Ratio perusahaan tahun 2012 sebesar 322%, tahun 2013 sebesar 133%, dan tahun 2014 sebesar 304%. Rasio ini menggambarkan persentase laba bersih yang digunakan untuk menambah modal perusahaan.
Produktivity Ratio perusahaan pada tahun 2012 sebesar 68,42%, tahun 2013 sebesar 69,85% dan tahun 2014 sebesar 70,66%. Rasio ini menggambarkan kemampuan operasional perusahaan dalam menjual dengan aktiva yang dimiliki.
Tabel 1.3 rasio profitabilitas PT. Telkom tahun 2012 - 2014
Keterangan Tahun
2012 2013 2014
Pejualan Bersih 64.596.635.000.000 69.177.000.000.000 71.918.000.000.000 Hpp 41.993.494.000.000 46.245.000.000.000 49.970.000.000.000 Laba Bersih 11.332.140.000.000 11.537.000.000.000 15.481.000.000.000 Total Aktiva 97.559.606.000.000 100.501.000.000.000 103.054.000.000.000 Rata-Rata Ekuitas 36.651.909.000.000 47.702.373.500.000 58.698.000.000.000
Jumlah Saham
Yang Beredar 20.167.000.000 20.160.000.000 20.160.000.000 Deviden Kas 5.807.721.750.000 6.503.406.900.000 7.480.419.200.000 Laba Ditahan
Tahun Berjalan 15.336.746.000.000 47.054.000.000.000
Rata-Rata Aktiva 94.407.928.000 99.030.303.000.000 101.777.500.000.000
Gpm 34,99% 33,14% 30,52%
Npm 17,54% 16,68% 21,53%
Roa 11,62% 11,48% 15,02%
Roe 30,92% 24,19% 26,37%
Eps (Rp) 562,11 572,27 767,91
Payout Ratio 51,25% 56,37% 48,32%
Retention Ratio 322% 133% 304%
Productivity Ratio 68,42% 69,85% 70,66%
Sumber: data diolah
4. Ratio Aktivitas PT Telkom
a. Receivable Turn Over (RTO) =
b. Rata-Rata Penerimaan Piutang (RPP) =
c. Inventory Turn Over (ITO) =
d. Lama Persediaan Mengendap =
e. Total Asset Turn Over (TATO) =
Rule of thumb receivable turn over adalah sekitar 6 – 12 kali sehingga waktu mengendap piutang adalah 30 sampai 60 hari. Untuk persediaan stok berkisar 30 – 45 hari . total asset turn over bagi perusahaan yang produktif harus di atas 1 (Darsono dan Ashari, 2005:59).
Berdasarkan tabel 1.4 dapat dilihat Receivable Turn Over (RTO) PT.
Telkom pada tahun 2012 adalah 17 kali, tahun 2013 adalah 17 kali dan tahun 2014 adalah 15 kali, maka rata-rata piutang atau lamanya piutang dapat diubah menjadi kas adalah 21 hari untuk tahun 2012, tahun 2013 adalah 22 hari dan tahun 2014 adalah 25 hari. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Telkom sangat cepat mengkonversi piutang menjadi kas sedangkan Inventory Turn Over (ITO) PT. Telkom pada tahun 2012 adalah 89 kali, tahun 2013 adalah 97 kali dan tahun 2014 sebesar 79 kali , maka rata-rata jangka waktu persediaan mengendap digudang adalah 3 hari pada tahun 2012 adalah 4 hari , tahun 2013 selama 4 hari dan tahun 2014 adalah 5 hari. Hal ini menunjukkan bahwa prusahaan sangat cepat menjual persediaan yang dimilikinya. Sementara Total Asset Turn Over (TATO) PT. Telkom tahun 2012 adalah 0,69 kali, tahun 2013 adalah 0,70 kalidan tahun 2014 adalah 0.71 kali. Dengan melihat rasio ini, kita bias mengetahui efektivitas penggunaan aktiva dan menghasilkan penjualan tidak cukup 1. Itu artinya perusahaan selama 3 tahun kurang produktif.
Inventory turn over
__Penjualan bersih__
Rata-rata total aktiva
Tabel 1.4 rasio aktivitas PT. Telkom tahun 2012-2014
Keterangan Tahun
2012 2013 2014
Penjualan Bersih 64.596.635.000.000 69.177.000.000.000 71.918.000.000.000 Rata-Rata Piutang
Dagang 3.768.176.000.000. 4.175.354.500.000 4.841.500.000.000 Harga Pokok
Penjualan 41.993.494.000.000 46.254.000.000.000 49.970.000.000.000 Rata-Rata Persediaan 473.597.000.000 475.122.000.000 636.500.000.000
Rata-Rata Total
Aktiva 94.407.928.000.000 99.030.303.000.000 101.777.500.000.000 Receivable Turn
Over (RTO) 17 Kali 17 Kali 15 Kali
Rata-Rata Penerimaan Piutang
(RPP) 21 Hari
22 Hari 25 Hari
Inventori Turn Over
(ITO) 89 Kali 97 Kali 79 Kali
Lama Persediaan
Mengendap (LPM) 4 Hari 4 Hari 5 Hari
Total Asset Turn
Over (TATO) 0,68 Kali 0,70 Kali 0,71 Kali
Sumber : data diolah