• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV INTEPRETASI DATA

4.3. Robu Mamahpah dan Kehidupan Masyarakat

4.3.2. Makna pengadaan robu mamahpah terhadap masyarakat

Istilah “interaksi simbolik” menunjuk pada sifat khusus dan khas dari interaksi yang berlangsung antar manusia. Kekhususan itu terutama dalam fakta bahwa manusia menginterpretasikan atau “mendefinisikan” tindakan satu sama lain. Jadi, interaksi manusia dimediasi oleh penggunaan simbol-simbol oleh interpretasi atau oleh penerapan makna dari tindakan orang lain. Simbol merupakan sesuatu yang nilai dan maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang mempergunakannya. Makna atau simbol hanya dapat ditangkap melalui cara sensoris. pkl 12.25).

Gambaran diatas sama seperti yang terlihat di Nagori Siboras dimana sejak dahulu kala, masyarakat Nagori Siboras sangat setia melaksanakan acara robu mamahpah. Kesetiaan tersebut tetap berlangsung karena masyarakat merasakan ada makna yang diperoleh melalui acara tersebut. Makna yang terkandung dalam acara robu mamahpah dinilai sangat berarti dan menguntungkan bagi masyarakat.

Adapun makna dari robu mamahpah adalah: 1. Memestakan hasil panen padi

Perkembangan ekonomi selalu dilakukan dan merupakan hasil dari penyebaran inovasi untuk berprestasi (kebutuhan untuk berprestasi). Motivasi tersebut menemukan jalan keluarnya yang terbaik dalam aktivitas kewirausahaan. Masyarakat dengan motivasi untuk berprestasi tinggi akan menghasilkan usahawan yang lebih giat dan selanjutnya akan menghasilakan perkembangan ekonomi yang lebih cepat. McClelland menyatakan bahwa motivasi untuk berprestasi adalah perjuangan untuk mencapai sukses dengan cara berupaya sendiri dalam situasi

yang membutuhkan penilaian pelaksanaan pekerjaan seseorang dalam kaitannya dengan standar keunggulan. (sztompka, 2004; 282-283).

Ada beberapa sikap dan prilaku yang dikaitkan dengan motivasi untuk berprestasi yang dihasilkan oleh sindrom kepribadian. Disini, perilaku, motivasi untuk berprestasi, ternyata berkaitan dengan mobilitas keatas, frekuensi bepergian, lamanya jam kerja, keinginan untuk mengakumulasi kapital, aspirasi untuk mendidik anak dan aktivitas berusaha. Di sisi sikap terlihat dorongan inovatif, ketinggian rasa tanggung jawab, rencana tindakan, pilihan atas perhitungan rasional, dan kesediaan untuk memikul risiko tingkat menengah. (sztompka, 2004; 282-283).

Memestakan hasil panen padi merupakan membuat suatu acara pesta didalam masyarakat yang berhubungan langsung dengan berhasilnya masyarakat memperoleh hasil panen dari padi yang mereka tanam dan rawat selama enam bulan. Dan juga sebagai ucapan syukur atas hasil panen yang mereka dapatkan. Pesta tersebut dilakukan oleh masyarakat melalui acara robu

mamahpah. Pernyataan tersebut sesuai dengan data yang diperoleh dari J. Girsang (lk, 75tahun): “memestakan panen padi artinya ya… membuat suatu pesta yang

memang berhubungan dengan berhasilnya kami disini memperoleh hasil dari padi yang kami tanam dan juga sebagai ucapan syukurlah… karena kami sudah berhasil memperoleh hasil.”

(wawancara, Nopember 2010) S.F Girsang juga menyatakan :

“Artinya itu bisa dibilang berpestalah dengan orang-orang sini dan keluarga kita karena kita sudah berhasil. Berhasil dalam artian kita sudah dapat menikmati hasil padi itu dan tidak salah kan kalo kita berpesta sebagai ucapan syukur juga.. jadi di acara robu mamahpah lah kami adakan itu semua.”

Pesta ini dibuat oleh masyarakat karena ada prestasi yang diperoleh masyarakat dari keberhasilan mereka dalam menanam, merawat dan memanen padi dengan baik. Keberhasilan mereka dalam menanam, merawat, memanen, sehingga memperoleh hasil merupakan suatu prestasi bagi masyarakat Nagori Siboras. Memestakan hasil panen padi dibuat untuk meningkatkan semangat dari masyarakat Nagori Siboras untuk meningkatkan prestasi mereka dalam memperoleh hasil yang lebih maksimal lagi untuk waktu kedepan. Dengan dibuatnya acara robu mamahpah ini, masyarakat termotivasi dan semangat untuk mengerjakan pekerjaan mereka di lahan pertanian yang mereka miliki. Hal diatas diungkapkan oleh A. Girsang (lk, 72 Tahun) dalam bahasa simalungun:

“pesta on ibahen hanami halani adong prestasi nami ibagas namanghorjahon horja nami ijuma. Masuk ma ai ibagas namanuan, manjaga, pakon marani. Jadi on ibahen gabe manambah semangat nami na laho maningkatkon prestasi nami na laho mandapotkon hasil. Jadi anggo adong acara robu mamahpah on, gabe tarmotivasi do hanami lebih semangat mampaborsihkon juma nami.

(wawancaraNopember 2010) Yang artinya :

Pesta ini (robu mamahpah) dibuat karna ada prestasi kami dalam memperoleh hasil yang baik setelah kami siap panen padi. Kenapa kami bisa mendapatkan hasil ini, tentu karna kami bisa menanam, merawat dan memanen padi itu dengan baik kan. Jadi itu satu prestasi kami. Dan dengan dibuatnya acara ini bisa menambah semangat kami untuk meningkatkan prestasi kami dalam memperoleh hasil. Dan juga acara robu mamahpah ini bisa membuat kami jadi lebih termotivasi dalam menanam dan merawat lahan pertanian kami.”

Hal yang sama juga diungkapkan oleh D. Sipayung(lk, 49Tahun)

“memang sebenarnya pesta robu mamahpah ini dibuat karna kami berhasil memperoleh hasil.. kenapa kami bisa mendapatkan hasil ini, karna kami berhasil juga dalam menanam, merawat dan memanennya kan…? Gak mungkin kami bisa mendapatkan hasil yang baik kalo kami gak berhasil dalam menanam dan merawat kan…? Jadi ini adalah prestasi kami orang sini. Lagian sebenarnya dengan adanya pesta robu mamahpah ini bisa sebagai motivasi untuk kami untuk lebih semangat kerja di ladang kami.”

(wawancara Nopember 2010)

Acara robu mamahpah menjadi motivasi bagi masyarakat Nagori Siboras untuk meningkatkan semangat masyarakat dalam mengerjakan lahan pertanian mereka terutama dalam meningkatkan hasil pertanian, karena Nagori Siboras memiliki satu motto yang sudah di alami dan dinikmati oleh masyarakat nagori Siboras. Adapun motto tersebut yaitu “sadarion au

sonang halani patar au sonang” yang artinya “hari ini aku bisa senang karena besok aku

senang”. Motto tersebut memiliki arti bahwa masyarakat semangat dalam mengerjakan lahan pertanian mereka karna dalam bulan delapan, hari sabtu pada minggu kedua, acara robu

mamahpah yang merupakan acara sukacita karna telah memperoleh hasil panen padi bagi

masyarakat Nagori Siboras sudah menanti mereka. Jadi untuk mempersiapkan acara itu, masyarakat menjadi termotivasi untuk semakin baik lagi dalam mengerjakan pekerjaan mereka di lahan pertaniannya. Hal tersebut diutarakan oleh D. Girsang (lk, 52 Tahun) :

“kenapa robu mamahpah ini jadi sebagai motivasi sama kami, karena kami disini memiliki satu motto. Udah tau kau apa motto kami itu…? Tp dalam bahasa simalungun kubilang ya… motto kami itu adalah “sadarion au sonang halani patar au sonang” artinya itu adalah “hari ini aku bisa senang karena besok aku senang”. Apa maksudnya ini…? Maksudnya ini adalah, acara robu mamahpah itu kan acara pesta sukacita.. jadi karna kita sudah melihat didepan dalam bulan delapan, hari sabtu pada minggu kedua itu ada acara robu mamahpah atau acara sukacita

dan merawat itu juga kami udah semangat dan senang. Karna sudah ada acara sukacita yang menanti kami didepan. apalagi acara robu mamahpah itu kan karna acara sukacita setelah memperoleh hasil panen padi.”

(wawancara Nopember 2010) D. sipayung (lk, 49 Tahun) juga mengemukakan :

Kok bisa tau kau itu motto kami disini..? o… jadi orang yang lain juga yang udah kau wawancarai udah bilang itu ya samamu…? Iya memang… itulah motto kami disini. “sadarion au sonang halani patar au sonang”.. bahasa indonesianya udah tau kau kan..? bahasa indonesianya itu “hari ini aku bisa senang karna besok aku senang”. Artinya itu ya…. Robu mamahpah itu kan acara sukacita karna sudah mendapatkan hasil panen padi, jadi karna udah tau kita itu acara senang-senang dengan keluarga kita jadi semangatlah kita bekerja mulai dari menanam sampai panen kan

(wawancara Nopember 2010)

2. Sebagai sarana untuk bertemu dengan keluarga

Keluarga merupakan kelompok sosial yang memiliki sistem nilai yang dibangun oleh anggotanya, tetapi relasi keluarga berinteraksi dengan lingkungan sosialnya yang lebih luas di masyarakat. Pada dasarnya keluarga memiliki fungsi yang sangat strategis dalam mengembangkan kualitas hidup manusia. Pengembangan kualitas hidup tidak dibatasi secara personal tetapi hingga dalam konteks membangun karakter yang menjadikan budaya kelompok masyarakatnya. Sehingga sebuah peradaban itu terjadi karena keterpaduan antar budaya antar masyarakat yang tentunya diawali dari nilai keluarga dan karakter individu dalam keluarga.

Acara robu mamahpah digunakan sebagai wadah yang tepat untuk masyarakat untuk bertemu dan berkumpul dengan keluarga mereka yang berasal dari tempat lain yang membuat mereka bisa saling berbagi dengan pengalaman hidup mereka masing-masing, membicarakan masalah yang dihadapi dan juga mencari solusi dari setiap permasalahan yang mereka hadapi. Informasi tersebut diperoleh melalui wawancara yang dilakukan terhadap S.F.Girsang (lk,68Tahun) :

“acara robu mamahpah ini adalah jalan untuk kami untuk berkumpul dan berbagi pengalaman dengan keluarga. Selain itu dalam pertemuan itu bisa juga kami sama-sama mencari solusi dari masalah yang dihadapi keluarga.”

(wawancara Nopember 2010)

Informan lain yang bernama A. Girsang (lk, 72 Tahun) juga mengatakan :

“masyarakat sini ingin ada suatu acara yang bisa mempertemukan kami dengan keluarga kami untuk berbagi pengalaman ataupun membicarakan masalah yang dihadapi. jadi digunakanlah acara robu mamahpah ini sebagai waktu yang tepat.”

(wawancara Nopember 2010)

3. Sebagai sarana untuk mempererat hubungan kekeluargaan.

Definisi keluarga beraneka ragam menurut pendapat beberapa ahli, namun definisi yang lebih mendasar mengatakan bahwa keluarga ialah kelompok sosial yang terdiri atas dua orang atau lebih yang mempunyai ikatan darah, perkawinan atau adopsi. Keluarga merupakan kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri atas ayah, anak, ibu dan sanak. Hubungan sosial diantara anggota keluarga relatif tetap dan di dasarkan atas ikatan darah, perkawinan atau adopsi. Fungsi keluarga ialah memelihara, merawat, dan melindungi anak dalam rangka sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial. Keluarga sebagai unit masyarakat terkecil merupakan pondasi awal untuk proses sosialisasi ke tahap selanjutnya, yakni pada

lingkungan masyarakat. Maka tanpa di tanyakan lagi keluarga mempunyai fungsi-fungsi yang tetap melekat sebagai ciri hakiki keluarga

maret 2011 pkl 21.16)

Gambaran diatas sesuai dengan masyarakat Nagori Siboras yang bertempat tinggal terpisah dengan keluarganya yang lain, dimana mereka memiliki kerinduan untuk memiliki waktu yang tepat dan baik untuk bertemu dan berkumpul dengan keluarganya masing-masing. Hal tersebut dilakukan supaya rasa kekeluargaan diantara mereka tetap terjaga dan setiap anak-anak mereka juga bisa saling kenal satu dengan yang lain sehingga tidak ada diantara mereka yang saling tidak mengenal. Acara robu mamahpah sebagai acara sukacita bagi masyarakat

Nagori Siboras dianggap merupakan waktu yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Sehingga acara robu mamahpah juga memiliki makna untuk memperdekat rasa silaturahmi dengan keluarga mereka masing-masing. Gambaran diatas diungkapkan oleh D. Girsang (lk,72Tahun) :

“itu maksudnya adalah karna banyak orang sini yang terpisah tempat tinggal dengan keluarganya, jadi orang sini takut kalo nanti anak mereka jadinya saling tidak kenal. Selain itu supaya keluarga itu juga tetap terasa dekat, maka robu mamahpah ini dianggap waktu yang tepat untuk memenuhi ketakutan itu”

(wawancara Nopember 2010)

Hal senada juga disampaikan oleh J. Girsang (lk, 75 Tahun) :

o... seperti yang saya bilang tadi lah… karna orang disini kan banyak yang tinggal menetap di tempat lain. Supaya rasa kekeluargaan tetap terjaga dan kami juga tetap saling mengenal sampai kepada keturunan kami nanti, kedekatan dan kekeluargaan itu tetap ada. Jadi itulah maksudnya.”

Masyarakat Nagori Siboras tidak ingin kekeluargaan diantara keluarga mereka terpecah. Berbagai upaya pun dilakukan agar keluarga mereka tetap bersatu dan tetap saling mengenal satu dengan yang lain sampai kepada keturunan mereka. Hal yang mereka takutkan adalah terjadinya perpecahan dan ada beberapa diantara mereka yang saling tidak kenal. Sehingga acara robu

mamahpah selalu dinantikan oleh masyarakat Nagori Siboras supaya mereka dapat

bersilaturahmi satu dengan yang lain. Gambaran diatas diungkapkan oleh D. sipayung (lk,48Tahun) :

“pada umumnya kami disini sangat takut kalo ada nanti keluarga kami yang saling tidak kenal dan terpecah. Yang kami inginkan itu keluarga kami tetap bersatu dan kompak sampai kepada keturunan kami nanti. Makanya acara robu mamahpah ini selalu ditunggu-tunggu suapaya dilakukan perkenalan bagi yang belum kenal dan juga supaya kami tetaap dekat dan diperjuangkan ntuk lebih dekat lagi.”

(wawancara Nopember 2010)

Hal yang sama diutarakan oleh J. Girsang (lk, 75 Tahun)

“yang kami inginkan itu kekompakan keluarga kami. Diusahakan itu sampai kepada cucu-cucu kami nanti tetap kompak. Kami itu takut kalo keluarga kami terpecah-pecah. Terus kami juga gak mau kalo ada diantara kami nanti yang saling tidak kenal. Makanya kan robu mamahpah itu juga untuk memperdekat rasa kekeluargaan dengan keluarga. Karna disitu ada juga perkenalan kami nanti bagi yang belum kenal dan supaya kami lebih kompak lagi.”

(wawancara Nopember 2010)

Semua makna dari robu mamahpah yang dijelaskan diatas dibenarkan oleh informan dari tokoh adat yaitu J. Girsang (lk, 75 Tahun) yang mengatakan :

“kalau maknanya yang kau Tanya aku tau… maknanya itu adalah memestakan panen padi, sebagai acara pertemuan dengan keluarga baik itu keluarga yang jauh tempatnya maupun yang dekat, ucapan syukur dan terimakasih, dan supaya semakin dekat dengan keluarga. Mantap kan makna yang sebenarnya…?

(wawancara Nopember 2010)

Pernyataan tersebut diperkuat lagi melalui wawancara yang dilakukan terhadap informan kunci yang kedua yang merupakan keturunan pertama pembuka kampung yaitu S.F. Girsang (lk, 68 Tahun). Ketika ditanya mengenai makna robu mamahpah informan ini menjawab :

“kalau maknanya bisa dibilang memestakan hasil panen, dan juga sebagai ucapan syukur, terimakasih karena sudah memperoleh hasil. Selain itu, acara ini juga untuk mempertemukan kita dengan keluarga kita dimanapun mereka berada. Karena acara ini kan diadakan hanya sekali dalam setahun. Jadi acara ini memang khusus untuk mempertemukan kita dengan keluarga kita semua. Kalau sudah ketemu kan kita bisa saling tukar pikiran, saling membantu dalam kesulitan-kesulitan yang dialami dan supaya anak-anak mereka juga mengenal semua keluarganya”.

(wawancara Nopember 2010)

Hal senada juga diungkapkan oleh informan kunci yang ketiga yaitu A. girsang (lk, 72 Tahun). Berikut pernyataannya :

“sebenarnya maknanya itu adalah sebagai ucapan terimakasih dan rasa syukur kita... Kenapa…? Karena padi yang ditanam telah membuahkan hasil. Terus melalui acara ini juga kita bisa berbagi dengan keluarga kita. Memperdekat hubungan kita dengan semua keluarga kita. Seingatku itulah makna robu mamahpah yang sebenarnya”.

Dari gambaran diatas dapat disimpulkan bahwa makna robu mamahpah pada awalnya masih dipegang kuat dalam masyarakat. Adapun makna dari robu mamahpah yaitu : memestakan hasil panen padi, Sebagai sarana untuk bertemu dengan keluarga dan Sebagai sarana untuk mempererat hubungan kekeluargaan.

Dokumen terkait