• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.4 Makna Simbolis Tari Sindhung Lengger

Makna simbolis yang terkandung dalam Tari Sindhung Lengger tidak hanya terdapat pada aspek gerak saja, akan tetapi terdapat pula dalam aspek-aspek yang lain, diantaranya adalah tema, gerak, iringan, pemain, tata rias dan busana, serta segala aspek pendukung dari Tari Sindhung Lengger, sebagai berikut:

4.4.1 Tema

Tema dari tari Sindhung Lengger sesuai dengan latar belakang sejarah yang mendasari awal mula ide penciptanya. Tari Sindhung Lengger merupakan perkembangan dari tari tradisional Topeng Lengger, yang menggambarkan suka cita, kegembiraan dalam kebersamaan persahabatan sesama umat manusia, menari bersama menghadirkan kehangatan namun selalu mengingat akan kuasa Tuhan YME. Tema ini diwujudkan dengan menghadirkan gerak-gerak yang sederhana tetapi menarik.

Tema yang terkandung dalam Tari Sindhung Lengger adalah pergaulan, dengan makna simbolis yaitu dimana dalam Tari Sindhung Lengger selalu menonjolkan kebersamaan dan kekeluargaan. Tari Sindhung Lengger yang dikenal dengan sebagai sebuah tarian penyambutan memang selalu menggambarkan kebersamaan dan kekeluargaan, kegembiraan serta segala keceriaan dalam setiap penampilannya dalam acara apa pun dan dimanapun. 4.4.2 Pemain

Dilihat dari komposisinya, tari Sindhung Lengger merupakan tari berpasangan, yang terdiri atas: penari lengger, penari pengibing dan 6 orang pemain musik. Tari Sindhung Lengger dipentaskan secara utuh dan kebersamaan antara penari, pengrawit dan penyanyi (sindhen). Penari adalah orang yang menggerakkan seluruh anggota badannya mengikuti musik/iringan yang dimainkan.

Seperangkat pengrawit (pemusik) adalah sekelompok orang yang memainkan seperangkat gamelan atau alat musik untuk mengiringi suatu bentuk

tarian atau pertunnjukkan. Penyanyi (sindhen) adalah seseorang yang membawakan syair-syair di dalam sebuah tari, biasanya sinden hanya sebagai pelengkap dalam tari Sindhung Lengger.

4.4.3 Gerak

Gerak tari dalam Tari Sindhung Lengger memanfaatkan hampir seluruh anggota tubuh untuk bergerak menampakkan keindahan gerak Tari Sindhung Lengger mulai dari kepala, leher, badan, tangan, lambung, pantat, dan kaki. Sebelum pementasan berlangsung biasanya para penari Sindhung Lengger latihan terlebih dahulu dan menyesuaikan waktu pada saat pertunjukkannya, biasanya Tari Sindhung Lengger berdurasi antara 10-15 menit, namun saat ini karena kepentingan penyambutan, Tari Sindhung Lengger berdurasi 5 menit.

Penari Sindhung Lengger menggunakan ragam gerak yang sudah pasti atau sudah dibakukan seperti gerak sembahan, kebyok sampur, lembehan, seblak sampur, trap jamang, srisig, serta tumpang tali, gerakan antara penari putra dan putri biasanya penari putri keluar dahulu sambil menari memberikan ucapan selamat datang kepada para pengunjung baru kemudian penari putra keluar dan berpasang-pasangan.

Foto 2. Gerakan Berpasangan (Foto: DIPARBUD, Januari 2011)

Berdasarkan hasil (wawancara dengan Ibu Sulistriyaningsih pada tanggal 15 Februari 2011), menjelaskan bahwa:

“makna simbolis gerak dari Tari Sindhung Lengger dibagi menjadi tiga bagian yaitu gerak gambyongan, gerak doa dan gerak berpasangan.”

Foto no.2 merupakan ragam gerak lumaksono lembehan yang memiliki makna kebersamaan.

4.4.1.1Gerak Gambyongan/Penyambutan

Gerakan gambyongan terdapat pada awal pertunjukkan mulai dari penari masuk ke panggung menabur bunga sampai gerakan singgetan-sindir. Makna simbolis dalam gerak yang tergabung dalam gerak gambyongan adalah: 1. Gerakan tabur bunga yang dilakukan pada awal penari masuk panggung dengan berjalan kecil-kecil, tangan kiri memegang cobek yang berisi bunga tabur dan

tangan kanan menaburkan bunga, gerak ini memiliki maksud simbol keharuman, 2. Gerak lumaksono lembehan sampur dan tranjalan putar, kaki kiri maju bersamaan dengan tangan kanan ukel di depan dagu, tangan kiri menthang ke samping ngrayung, memiliki simbol menghaturkan selamat datang kepada para tamu yang datang, sebagai wujud atau pencerminan keramah tamahan dari masyarakat Wonosobo, menyambut dengan hangat dan penuh suka cita.

4.4.1.2Gerak Doa

Makna simbolis dari gerakan doa yaitu gerakan sembahan, kedua telapak tangan menangkup di depan dada duduk, berdiri lalu maju kaki kiri mancat kaki kanan, lalu tangan trap bokor kanan, kedua kaki jejer dan ngleyek, tangan kanan menthang gejug kaki kanan, trap bokor kiri srisig hadap kiri menthang tangan kanan, kaki kiri gejug kenser putar lalu seblak sampur. Gerakan ini mempunyai maksud untuk mengingatkan kepada masyarakat agar selalu ingat kepada sang pencipta alam agar manusia tetap selalu diberi perlindungan. Sesuai dengan pengertian dari lengger itu sendiri yang berarti elingo ngger merupakan sebuah ungkapan agar kita selalu mengingat kuasa dan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 4.4.1.3Gerak Berpasangan

Makna simbolis dari gerakan berpasangan diawali dengan penari putri menjemput penari putra lalu menari bersama. 1. Gerak srisig berpasangan, penari putra masuk berjalan kecil-kecil kedua tangan lembehan dijemput oleh penari putri yang juga berjalan kecil-kecil dengan kedua tangan lembehan, gerakan ini memiliki maksud bahwa dalam kehidupan bermasyarakat kita tidak akan dapat hidup sendiri dan pasti membutuhkan orang lain agar mencapai sebuah

kebersamaan dan keceriaan. 2. Tawing kanan-kiri seblak sampur, gerakan berlawanan antara penari putra dan penari putri, penari putri tawing kanan (telapak tangan kiri berada di depan dada kanan) lalu seblak sampur kanan, penari putra tawing kiri (telapak tangan kanan berada di depan dada kiri) lalu seblak sampur kiri, gerakan ini mengandung maksud bahwa antara manusia yang satu dengan yang lain saling melengkapi dalam hidup bermasyarakat. Gerak berpasangan lebih banyak mengandung makna simbolis tentang kehidupan sosial bermasyarakat.

Tabel 7. Makna Simbolis Gerak Tari Sindhung Lengger

NO RAGAM GERAK DESKRIPSI KETERA

NGAN MAKNA 1. 2. 3. 4. Lumaksono Lembehan sampur. Singgetan-sindir Tranjalan putar Singgetan-sindir

Kaki melangkah sesuai irama diawali dengan kaki kanan. Tangan kiri menthang dengan sampur dililitkan, tangan kanan lembehan. Sampur kanan dilempar ke atas, kaki kiri silang di depan kaki kanan, sampur uncal di tangan kiri dan kaki kanan silang di depan kaki kiri, ukel karno kiri seblak kanan.

Maju kaki kiri lalu tangan kanan ukel di depan wajah secara bergantian kanan dulu lalu kiri. Bila yang maju kaki kiri maka yang ukel tangan kanan. Sampur kanan dilempar ke atas, kaki kiri silang di depan kaki kanan, sampur uncal di tangan kiri dan kaki kanan

Geraknya lembut Geraknya patah-patah Geraknya patah-patah Geraknya patah-patah Menyambut tamu dengan suka cita.

5. 6. 7. 8. 9. 10. Sembahan ogek lambung. Singgetan. Atur-atur maju. Singgetan-sindir. Entrakan. Singgetan-srisig indroyo.

silang di depan kaki kiri, ukel karno kiri seblak kanan.

Kedua tangan

menangkup di depan dada, lalu duduk setelah itu berdiri dengan kedua

tangan masih

menangkup di depan dada.

Tangan ukel mlumah njijil seblak sampur, kaki kanan maju

Kedua tangan

menangkup (sembahan) di depan dada, kaki kanan maju di depan kaki kiri sambil ogek lambung.

Sampur kanan diuncal ke atas, kaki kiri silang di depan kaki kanan, sampur uncal di tangan kiri dan kaki kanan silang di depan kaki kiri, ukel karno seblak kanan.

Kaki kanan maju sedangkan kaki kiri tetap berada di belakang ketika tangan kanan ukel. Tangan kiri di pinggang, tangan kanan ukel di depan pusar lalu seblak sampur.

Sampur kanan dilempar ke atas lalau tangan kanan digeser ke kiri tangan kiri menthang, kaki kiri silang di depan kaki kanan lalu berputar jalan jinjit kecil-kecil. Geraknya patah-patah Geraknya mengalun Geraknya mengalun Geraknya patah-patah Geraknya patah-patah Geraknya mengalun Menghaturk an selamat datang kepada para tamu yang datang.

11. 12. 13. 14. 15. 16. Permohonan/ Sembahan Kebaran Trap sumping. Trap jamang. Singgetan-sindir. Trap boro. Ngilo asto-sengok di sambung nacah-ngecek. Kedua tangan menangkup (sembahan) duduk, berdiri lalu maju kaki kiri mancat kaki kanan, lalu tangan trap bokor kanan, jejer-kaki kanan/kiri ngleyek, tangan kanan menthang gejuk kaki kanan, trap bokor kiri srisig hadap kiri menthang tangan kanan, kaki kiri gejug kenser putar seblak sampur.

Kedua tangan ukel atas bawah di depan telinga kanan, posisi kaki kanan berada di depan dan kaki kiri di belakang kaki kanan, begitu sebaliknya.

Kedua tangan ukel di depan jamang, lalu tangan kanan ngrayung di depan dada, begitu sebaliknya. Kaki kanan maju di depan kaki kiri. Sampur kanan uncal ke atas dibarengi kaki kiri silang di depan kaki kanan, lalu sampur uncal ke tangan kiri dan kaki kanan silang di depan kaki kiri, ukel karno seblak kanan. Tangan kanan ukel ke samping kiri, tangan kiri di pinggang, kaki kanan maju mengikuti tangan ke arah kiri lalu kedua tangan di pinggang dan hadap kanan.

Kedua telapak tangan silang di depan wajah lalu tangan kiri

Geraknya mengalun Geraknya mengalun Geraknya patah-patah Geraknya patah-patah Geraknya lembut mengalun Geraknya geraknya patah-Menunduk untuk memohon perlindunga n dari yang maha kuasa. Mempersiap kan segala sesuatu dengan cermat. Mempersiap kan segala sesuatu dengan cermat. Mempersiap kan segala sesuatu dengan baik dan cermat. Berdandan sebagai sebuah

17. 18. 19. 20. 21. Srisig. Berpasangan. Srisig-berpasangan. Tawing kanan-kiri seblak sampur. Srisig.

Tumpang tali ogek lambung.

menthang ke depan dan tangan kanan ditekuk di atas kepala, setelah itu tangan kanan ukel di atas kepala sambil berputar dan pinggul digoyang.

Berjalan kecil-kecil sambil berputar, dengan

kedua tangan

memegang sampur di samping kanan.

Penari putra masuk panggung dengan gerak kaki berjalan lumaksono lembean untuk mencari pasangan, penari putra-putri srisig bersama berjalan kecil-kecil sambil berputar.

Gerakan berlawanan antara penari putra dan putri. Penari putri tawing kanan(telapak tangan kiri berada di depan dada kanan) lalu seblak sampur kiri, penari putra tawing kiri(telapak tangan kiri berada di depan dada kiri) lalu seblak sampur kanan.

Berjalan kecil-kecil berputar sambil kedua tangan memegang sampur.

Kedua penari menyebar, penari putri tumpang tali(kedua telapak tangan dikibas-kibaskan ke samping kanan dan kiri) lalu ogek lambung diikuti kepala lenggut posisi kaki kanan berada di depan kaki kiri, penari putra tangan

patah Geraknya lembut Geraknya mengalun Geraknya patah-patah Geraknya lembut Geraknya patah-patah kebiasaan yang dilakukan oleh seorang gadis. Dalam kehidupan selalu membutuhk an orang lain (kebersama an). Walaupun kebutuhan berbeda akan tetapi manusia selalu membutuhk an orang lain. Jangan pernah membeda-bedakan manusia satu dengan yang lain karena manusia semua

22. 23. 24. 25. 26. Srisig. Tranjal pundak (putri) Tranjal bopongan (putra). Srisig. Tawing penthang egol, kaki loncat.

Srisig.

Tranjal ukel cethik kanan-kiri.

kanan menthang dan tangan kiri ditekuk lalu ogek lambung, posisi kaki tanjak kiri.

Berjalan kecil-kecil berputar sambil kedua tangan memegang sampur.

Kaki kanan berada di depan kaki kiri melangkah berputar sambil kedua tangan berada di pundak kemudian kaki kiri maju diikuti kedua tangan di pinggang. Penari putra bergerak di belakang penari putri, dengan kedua kaki ditekuk merendah dan kedua tangan berada di depan ditekuk seperti mau bopong.

Berjalan kecil-kecil berputar sambil kedua tangan memegang sampur.

Penari putri tangan kiri di depan dada kanan dan tangan kanan ngelit sampur lalu seblak sampur kanan diikuti kaki kiri loncat di belakang kaki kanan. Penari putra loncat ke kiri lalu tangan bapang dan kaki loncat lagi ke kanan dan kedua tangan di pinggang.

Berjalan kecil-kecil berputar sambil kedua tangan memegang sampur. Kaki kanan maju di depan kaki kiri sambil tangan ukel dicethik secara Geraknya lembut Geraknya patah-patah Geraknya lembut Geraknya patah-patah Geraknya lembut adalah sama. Saling membantu dalam kehidupan sosial. Dalam hidup harus saling melengkapi satu dengan yang lainnya.

27. 28. 29. 30. 31. 32. Srisig. Ngecek (egol) tangan trap jamang. Srisig. Tawing entrag kanan-kiri. Srisig. Egol panthat.

bergantian. Penari putra bergerak di belakang penari putrid mengikuti gerak yang sama.

Berjalan kecil-kecil berputar sambil kedua tangan memegang sampur.

Kedua tangan ukel di depan jamang (di depan dahi), kaki melangkah kecil-kecil namun memberi efek geolan pada pantat.

Berjalan kecil-kecil berputar sambil kedua tangan memegang sampur.

Penari putri tawing kanan (tangan kiri di depan dada kanan) dan tangan kanan di pinggang sambil kepala bergerak ke kanan-kiri. Penari putra kaki tanjak dengan kaki kanan berada di depan kaki kiri, tangan tawing kiri (tangan kanan berada di dada kiri) dan tangan kiri di pinggang.

Berjalan kecil-kecil berputar sambil kedua tangan memegang sampur.

Pantat diegol sambil kedua tangan miwir sampur setelah itu kedua tangan di atas

pundak. Kaki

melangkah ke kanan-kiri, kedua tangan menthang sambil miwir sampur lalu kebyok kanan-kiri. Geraknya mengalun Geraknya lembut Geraknya patah-patah Geraknya lembut Geraknya mengalun Geraknya lembut Kebersamaa n Bercanda dan berbagi keceriaan adalah lebih baik untuk mencapai sebuah kebahagiaan hidup.

33.

34.

Srisig.

Sembahan.

Berjalan kecil-kecil berputar sambil kedua tangan memegang sampur.

Penari putri sembahan kedua tangan

ditangkupkan di depan dada sambil jongkok, penari putra berdiri di belakang penari putri sambil tangan kanan menthang ke atas dan tangan kiri di pinggang. Kemudian jalan maju, hormat kepada penonton.

Geraknya mengalun Geraknya lembut Mengahatur kan terima kasih kepada semua penonton yang datang.

(Sumber : Sulistriyaningsih, 5 Februari 2011) 4.4.4 Iringan atau Musik

Iringan yang digunakan untuk mengiringi Tari Sindhung Lengger yaitu gendhing pembuka dan gendhing iringan tari. Perangkat gamelan yang digunakan pada penyajian Tari Sindhung Lengger antara lain: dua buah kendhang ciblon, satu rankak atau satu rankak bonang barung, satu rankak bonang penerus, lima buah kempul, dua buah gong suwukan, satu gong ageng, bendhe serta dua orang penyanyi dan atau sindhen.

Makna simbolis dari lagu-lagu yang dinyanyikan pada Tari Sindhung Lengger kebanyakan berisi tentang promosi pariwisata Kabupaten Wonosobo hal ini merupakan bentuk misi dari Dinas Pariwisata untuk memperkenalkan kekayaan alam Kabupaten Wonosobo kepada masyarakat luas, selain itu juga memiliki pesan agar kita selalu mengingat akan kebesaran Tuhan YME. Gendhing Ketawang Dedonga memiliki makna simbolis bahwa kita sebagai manusia harus selalu mengingat akan kebesaran Tuhan agar kita selalu dilindungi oleh yang maha kuasa. Lagu dengan lirik “taman rekreasi kalianget tlaga menjer, wadhuk

wadaslintang tlaga werna gua semar, tuk bima lukar suran suradilaga wujud

kang senyata Wonosobo kutha wisata”, memiliki makna simbolis bahwa Wonosobo memiliki banyak tempat wisata yang patut untuk dikunjungi.

4.4.5 Tata Rias Wajah dan Tata Rias Busana

Pada pementasan Tari Sindhung Lengger unsur rias sangat mendukung penampilan penari karena fungsi rias untuk menonjolkan karakteristik dari tarian yang dibawakan dalam hal ini adalah Tari Sindhung Lengger. Alat rias yang digunakan untuk menunjang penampilan dalam Tari Sindhung Lengger adalah: pembersih, penyegar, pelembab, bedak dasar, bedak tabur, bedak padat, eye shadow, blush-on, lipstik, pensil alis. Rias yang digunakan dalam penari Sindhung Lengger bertujuan untuk menambah penampilan penari dalam pentas agar kelihatan lebih cantik, sehingga rias yang digunakan penari dapat digolongkan sebagai rias pertunjukan. Fungsi rias yaitu untuk menambah daya tarik penonton dan untuk menegaskan karakter penari.

Teknik tata rias Tari Sindhung Lengger, untuk penari lengger menggunakan tata rias korektif sedangkan untuk penari putra atau pengibingnya menggunakan rias gagah. Tata rias menyesuaikan dengan tokoh yang diperankannya. Fungsi tata rias adalah untuk mempercantik penampilan penari yang dapat menimbulkan rasa percaya diri, untuk merubah karakter pribadi menjadi karakter tokoh yang sedang dibawakan untuk memperkuat ekspresi dan menambah daya tarik penampilan. Alat-alat rias yang digunakan untuk memaksimalkan rias wajah penari tampak pada foto no.3. Pada prinsipnya fungsi tata rias pada Tari Sindhung Lengger adalah:

1. Mempertegas raut wajah

2. Mengikuti karakter dan peran penari 3. Menambah percaya diri dalam penampilan 4. Menambah kecantikan dan kegagahan

Foto 3. Alat-Alat Rias Tari Sindhung Lengger (Foto: Dewi ,Januari 2011)

Keterangan foto:

1. Bedak 6. Pensil alis

2. Blush-on 7. Susu pembersih

3. Lipstik 8. Penyegar

4. Eye-shadow 9. Alas bedak

5. Kuas eye-shadow 10. Saput alas bedak dan bedak

Setiap jenis tari mempunyai bentuk busana yang berbeda-beda sesuai dengan sifat dan tema dari tarian. Tata busana Tari Sindhung Lengger untuk memperindah penampilan penari.

7 1 2 3 4 5 6 9 10 8

1. Busana Lengger

Busana tari Sindhun Lengger dapat dilihat pada foto no.4 dan dijelaskan sebagai berikut:

1. Rompi lengger, rompi lengger di desain agak berbeda dengan rompi golek. Pada rompi lengger bagian bahu lebih lebar dan lancip, hal ini dimaksud untuk menutupi kekurangan dari bentuk tubuh si penari supaya apabila lengan bagian atas penari agak besar bisa tertutupi dan tidak kelihatan besar sekali. 2. Kain jarik, kain jarik yang digunakan untuk Tari Sindhung Lengger sekarang

sudah dipatenkan dengan menggunakan kain jarik motif parang gunung. Kain jarik motif parang gunung sebagai simbol atau ciri khas dari Kabupaten Wonosobo.

3. Rompi lengger warna merah bermakna bahwa tari Sindhung Lengger ini gerakannya lincah dan semangat.

4. Sampur berwarna kuning, dikalungkan di leher digunakan sebagai properti sekaligus pelengkap busana.

5. Jamang lengger, jamang dengan hiasan bulu ayam berwarna pink memang sudah menjadi ciri khas dari jamang lengger di Kabupaten Wonosobo sehingga tidak bisa dirubah lagi, jamang lengger memiliki maksud keindahan dan kesederhanaan.

6. Aksesoris, seperti gelang, kalung, giwang _dan klat bahu. Aksesoris digunakan untuk memaksimalkan penampilan penari Sindhung Lengger.

Foto 4. Busana Penari Lengger (Foto: Dewi, Januari 2011) \

Keterangan foto:

1. Rompi lengger 5. Jamang lengger 2. Kain jarik 6. Sumping

3. Sampur 7. Bokor 4. Sabuk 7 6 2 4 1 3 5

Busana Pengibing

a. Baju surjan berwarna kuning, agar penari terlihat semakin gagah karena gerakan tariannya lincah dan semangat,

b. Kain Jarik memakai motif parang gunung yang merupakan motif batik Wonosobo yang menjadi simbol dari Kabupaten Wonosobo,

c. Sabuk berwarna hitam dengan payet warna emas, agar busana semakin menarik dan terlihat lebih gagah.

d. Ikat kepala, melambangkan kesederhanaan,

e. Sampur digunakan sebagai properti sekaligus pelengkap busana agar semakin menawan,

f. Boro dan samir, dimaksudkan sebagai pelengkap busana,

g. Binggel atau gelang kaki, asesoris yang digunakan di pergelangan kaki agar kaki tidak terlihat kosong sehingga diberi asesoris.

Warna-warna yang dipilih untuk busana Tari Sindhung Lengger kebanyakan adalah warna-warna yang menyala seperti warna merah dan kuning, hal ini dikarenakan masyarakat Wonosobo lebih senang dengan warna-warna yang menyala karena akan memberikan kesan lebih semangat dan penuh keceriaan.

Foto 5. Kostum Pengibing (Foto: Dewi, Januari 2011)

Keterangan Foto:

1. Iket 6. Kain jarik

2. Baju surjan 7. Binggel 3. Setagen cinde 8. Keris

4. Sabuk 9. Celana pendek

5. Sampur

Cara mengenakan busana berhubungan erat dengan kegunaan busana dan tidak lepas dari kegunaan (fungsi) gerak tari. Nilai simbolis busana berkaitan erat dengan warna. Setiap warna memiliki nilai simbolis dan psikologis, hal yang penting dalam pemilihan warna busana yaitu adanya dominasi satu warna yang sesuai dengan watak tariannya. Pada foto no.5, baju surjan warna dominan kuning memiliki makna simbolis keceriaan. Pada foto no.4, baju rompi golek warna merah memiliki makna simbolis semangat.

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Berhubungan dengan nilai simbolis dan fungsi busana Tari Sindhung Lengger ada beberapa hal yang dijadikan sebagai acuan oleh penata tari Sindhung Lengger sendiri yaitu Ibu Sulistriyaningsih dalam pemilihan jenis-jenis busana yang akan digunakan antara lain:

1. Lipatan-lipatan busana yang melintang tubuh akan menghasilkan garis-garis melintang, sehingga memberi kesan tenang, stabil, mantap dan badan penari nampak lebih gemuk.

2. Lipatan-lipatan busana yang tegak (vertikal) arahnya akan menghasilkan garis-garis tegak pula, sehingga memberi kesan tinggi atau langsing penarinya. 3. Lipatan-lipatan busana yang arahnya miring (diagonal) akan memberi kesan lebih dinamis dari pada lipatan arah mendatar atau tegak. Lipatan busana yang arahnya miring dapat membantu gerak-gerak yang lincah.

Properti yang digunakan pada Tari Sindhung Lengger selain sampur adalah sebuah cobek yang terbuat dari tanah liat dan diisi dengan bunga mawar merah dan mawar putih. Bunga ditabur pada saat awal mulai menari sebagai penyambutan. Tabur bunga memiliki makna keharuman, serta keramah tamahan agar penonton tetap merasa nyaman.

Makna simbolis kostum Tari Sindhung Lengger tidak terdapat kejelasan yang pasti karena dari narasumber sendiri tidak menerangkan secara jelas tentang adanya makna simbolis dari kostum Tari Sindhung Lengger.

Dokumen terkait