• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

B. Deskripsi dan Analisa Data

2. MAN 4 Jakarta

a. Pengembangan Prestasi MAN 4 Jakarta

Pengembangan prestasi siswa di MAN 4 Jakarta dimulai dengan mekanisme rapat kerja. Rapat kerja dilakukan setiap tahun dan melibatkan banyak pihak, diantaranya kepala madrasah, waka kurikulum, waka kesiswaan, waka humas, komite madrasah, BK, guru-guru, TU, dan para karyawan. Dalam upaya memberdayakan prestasi siswa yang unggul, penulis melihat dari dimensi input,

proses, dan output madrasah ini yakni sebagai berikut. 1) Input Siswa

Penerimaan peserta siswa baru (PPDB) sesuai dengan Panduan Akademik yang dibuat oleh MAN 4 Jakarta. Kebijakan PPDB dinyatakan oleh Nia Kurniasih, S.Pd. sebagai Waka. Kesiswaan MAN 4 Jakarta sebagai berikut.

1) Sesuai dengan sasaran mutu dan program kerja kesiswaan 2) Sesuai dengan prosedur mutu PPDB

3) Penunjukkan ketua pelaksana 4) Penyusunan panitia lengkap

5) Persiapan pelaksanaan pendaftaran (rapat dengan komite) 6) Penyesuaian kegiatan dengan juknis dari Kemenag Provinsi

DKI Jakarta.”113

Kebijakan di atas sesuai standar yang berlaku di MAN 4 Jakarta dan bersifat mengikat. Selain itu, rekrutmen dalam menjaring calon siswa, dilakukan dengan berbagai macam tes kompetensi. Seperti yang diungkapkan Nia Kurniasih, S.Pd. sebagai berikut.

“Pertama, melalui tes psikologi (psikotes); kedua, tes akademik (Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, dan PAI, IPA terpadu, IPS terpadu); ketiga, wawancara; dan keempat yakni tes baca tulis Al-Qur’an.”114 Sedangkan untuk prosedur seleksi, calon siswa MAN 4 Jakarta harus melalui rangkaian tes seleksi masuk dengan syarat memiliki kartu peserta tes. Adapun pernyataan dari Nia Kurniasih, S.Pd., sebagai berikut.

“Calon peserta didik mendaftar langsung di sekretariat PPDB dengan mengisi formulir yang disediakan atau telah men-download dari web MAN 4 Jakarta. Bagi calon peserta didik yang memenuhi kelengkapan persyaratan dapat langsung cetak kartu peserta tes.”115

Berdasarkan pernyataan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa calon siswa MAN 4 Jakarta harus melalui prosedur yang panjang. Tampak bahwa prosedur seleksi yang dilalui untuk calon siswa MAN 4 Jakarta relatif lebih banyak dibandingkan dengan prosedur seleksi yang diterapkan pada sekolah negeri. Dapat dipahami mengapa penerimaan pada MAN 4 Jakarta lebih rumit dibandingkan

113Wawancara dengan Nia Kurniasih, Wakasek Kesiswaan MAN 4 Jakarta, (Rabu, 20

Mei 2015), di Ruang Wakasek MAN 4 Jakarta.

114

Wawancara dengan Nia Kurniasih, Wakasek Kesiswaan MAN 4 Jakarta, (Rabu, 20 Mei 2015), di Ruang Wakasek MAN 4 Jakarta.

115

Wawancara dengan Nia Kurniasih, Wakasek Kesiswaan MAN 4 Jakarta, (Rabu, 20 Mei 2015), di Ruang Wakasek MAN 4 Jakarta.

dengan SMA karena pada program madrasah aliyah benar-benar ingin menjaring kemampuan siswa yang terbaik dari yang baik.

2) Sarana dan Prasarana

MAN 4 Jakarta memiliki sarana dan prasarana untuk melangsungkan pembelajaran yang efektif. Pentingnya sarana dan prasarana madrasah turut memberikan andil besar dalam ketercapaian kompetensi dasar siswa. Adapun hasil wawancara dengan Nia Kurniasih, S.Pd. selaku waka kesiswaan MAN 4 Jakarta: “Kelengkapan sarana dalam meningkatkan prestasi peserta didik MAN 4 Jakarta sudah tersedia berbagai fasilitas, dan para pembina yang mendampingi/ membimbing para peserta didik.”116

Dari penjelasan di atas diketahui bahwa MAN 4 Jakarta telah memberikan kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai bagi siswa. Selain itu, para guru yang terkait juga mendampingi siswa dan memberikan arahan. Sedangkan mengenai sarana dan prasarana madrasah dari perspektif siswa, Awla Fajri Assalam siswa kelas XI IPA 1 berpendapat sebagai berikut:

“Secara umum kelengkapan sarana dan prasarana di MAN 4 Jakarta ini sudah memadai. Perlengkapan belajar dari LCD

Projector, perpustakaan, dan sarana lainnya sudah cukup.”117 Sedangkan menurut pendapat siswa yang lain, Zhafiri Fadli Jauhari siswa kelas XI IPA 1 menyatakan bahwa:

“MAN 4 Jakarta memiliki banyak ruang kelas, namun kendala muncul ketika jumlah siswa tidak sebanding dengan sarana dan prasarana MA saat ini. Kelengkapan perpustakaan sudah bagus, tetapi saya tidak sering ke perpustakaan dan lebih memilih di kelas karena tugas-tugas yang diberikan guru cukup banyak. Selain ruang kelas dan perpustakaan, kantin sekolah kurang luas

116

Wawancara dengan Nia Kurniasih, Wakasek Kesiswaan MAN 4 Jakarta, (Rabu, 20 Mei 2015), di Ruang Wakasek MAN 4 Jakarta.

117Wawancara dengan Awla Fajri Assalam, Siswa Kelas XI IPA 1 MAN 4 Jakarta, (Rabu,

sehingga kami perlu mengantri ketika ingin membeli makanan/minuman.”118

Berdasarkan pendapat Awla Fajri Assalam bahwa sarana dan prasarana sekolah sudah cukup memadai. Perlengkapan belajar di kelas maupun di luar kelas telah terpenuhi dengan baik. Sedangkan menurut Zhafiri Fadli Jauhari, ia menyampaikan bahwa MAN 4 Jakarta kekurangan jumlah ruang kelas sehingga memerlukan ruang kelas tambahan karena jumlah siswa yang banyak dan ia juga menyatakan bahwa kantin madrasah kurang luas sehingga perlu adanya perbaikan/perluasan. Namun demikian, ia mengakui kelengkapan perpustakaan sudah memiliki standar yang baik. Penulis dapat menyimpulkan bahwa fasilitas yang terdapat di MAN 4 Jakarta sudah cukup memadai untuk siswa dapat belajar dengan optimal, namun perlu diperhatikan masalah perawatan dan kesediaan sarana dan prasarana madrasah.

3) Kurikulum

MAN 4 Jakarta menggunakan kurikulum 2013 (K13). Jumlah mata pelajaran yang diajarkan mengikuti aturan yang ada pada K13. Hanya saja madrasah ini menekankan pada pembelajaran mata pelajaran Agama Islam yang terbagi atas Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Selain itu, keterampilan bahasa asing juga ditekankan, seperti bahasa Inggris, bahasa Arab, dan bahasa Jerman.

Kurikulum yang digunakan pada madrasah ini memiliki sistem SKS. Proses pembelajaran pada sistem ini dijelaskan oleh Khairunnas, S.Pd., selaku Waka Kurikulum sebagai berikut.

“Proses pembelajaran diubah dari sistem reguler jadi sistem SKS, agar dapat meningkatkan akademik. Sebab dengan sistem

118Wawancara dengan Zhafiri Fadli Jauhari, Siswa Kelas XI IPA 1 MAN 4 Jakarta, (Rabu,

tersebut, siswa lebih menguasai materi pada perlombaan di luar MAN 4 Jakarta. Lomba KSM dan OSN kalau diujikan ke siswa MAN 4 Jakarta, mereka lebih menguasai, terlebih mengenai materi UN.”119

Berdasarkan pernyataan di atas, MAN 4 yang menerapkan kurikulum nasional, memiliki mata pelajaran dan alokasi waktu per SKS. Waktu telah membuktikan bahwa dengan sistem SKS ini, MAN 4 Jakarta telah berhasil memenangkan berbagai lomba akademik. Penulis menyimpulkan bahwa penentuan mata pelajaran di kurikulum nasional (K13) dipertimbangkan dengan memerhatikan bahwa mata pelajaran tersebut merupakan tuntutan kurikulum madrasah, kebutuhan orang tua dan siswa untuk dapat melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.

4) Tenaga Pendidik

Jumlah pendidik di MAN 4 Jakarta sejumlah 85 orang. Hampir seluruh tenaga pendidik tersebut mengajar bidang studi sesuai dengan bidang ilmu dan latar belakang pendidikannya. Berikut pernyataan Khairunnas, S.Pd. selaku Waka Kurikulum:

“Kualifikasi dari sisi dasar pendidikan terpenuhi liniernya. Guru-guru di MAN 4 sudah 95% linier sesuai akademik mereka dan 5% tidak linier. Untuk yang tidak linier saat ini sedang mengejar liniernya dengan mengambil program sarjana.”120 Berdasarkan pernyataan di atas, diketahui bahwa para guru di MAN 4 Jakarta mayoritas telah mengajar sesuai latar belakang studinya dan tinggal 5% guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidang studi. Mereka yang belum linier antara latar belakang studi dengan

119

Wawancara dengan Khairunnas, Wakasek Kurikulum MAN 4 Jakarta, (Rabu, 20 Mei 2015), di Ruang Kelas MAN 4 Jakarta.

120

Wawancara dengan Khairunnas, Wakasek Kurikulum MAN 4 Jakarta, (Rabu, 20 Mei 2015), di Ruang Kelas MAN 4 Jakarta.

pengajaran yang diampunya, saat ini sedang dalam proses mengambil program sarjana agar sesuai dengan bidang pengajarannya.

5) Sumber Belajar

Terdapat berbagai sumber belajar di MAN 4 Jakarta. Menurut Awla Fajri Assalam siswa kelas XI IPA 1, ia berpendapat sebagai berikut.

“Sumber belajar di MAN 4 Jakarta telah memiliki buku-buku

referensi yang bagus di perpustakaan. … Alhamdulillah, saya termudahkan dengan perpustakaan karena buku-bukunya yang lengkap.”121

Pendapat lain disampaikan oleh Zhafiri Fadli Jauhari, sebagai berikut:

“Cukup sekali. Kelengkapan sarana dan prasarana sudah cukup memadai. Hampir setiap hari saya menumpang koneksi WiFi di sini. Kecepatan internet juga cukup cepat. Kesan saya di MAN 4 Jakarta yakni saya lebih berkreasi, lebih banyak hal yang bisa di explore, dan murah biaya.”122

Dari pernyataan-pernyataan di atas, penulis menyimpulkan bahwa keberadaan sumber belajar di MAN 4 Jakarta seperti perpustakaan dan internet telah mampu menambah pengetahuan siswa. Selain itu, penulis telah melakukan observasi dan terlihat penilaian yang baik seperti laboratorium IPA, laboratorium IPS, laboratorium IPS, alat-alat kesenian, dan alat-alat-alat-alat keterampilan. MAN 4 Jakarta telah menyediakan fasilitas yang memadai untuk menambah wawasan bagi siswa.

121

Wawancara dengan Awla Fajri Assalam, Siswa Kelas XI IPA 1 MAN 4 Jakarta, (Rabu, 12 Agustus 2015), di Ruang Kelas MAN 4 Jakarta.

122

Wawancara dengan Zhafiri Fadli Jauhari, Siswa Kelas XI IPA 1 MAN 4 Jakarta, (Rabu, 12 Agustus 2015), di Ruang Kelas MAN 4 Jakarta.

6) Dana

Sumber dana yang digunakan untuk pelaksanaan dan pelayanan kegiatan belajar mengajar di MAN 4 Jakarta bersumber dari DIPA (BOS) dan BOP. Besaran dana dapat diketahui dari jumlah siswa penerima dikalikan dengan anggaran BOS dan BOP. Seperti yang disampaikan oleh Nurlaelah, M.Pd. sebagai berikut.

Sumber dana investasi dari DIPA (Kemenag) dan BOP (Pemda). Dana DIPA= 80% gaji. Selain itu ada pula bangunan, pemeliharaan, listrik, telpon, air di dana tersebut.

Di DIPA ada dana BOS, yakni untuk BOS Rp. 1.200.000 per siswa/tahun x banyaknya jumlah siswa, misalnya 850 siswa x Rp.1.200.000= Rp. 1.020.000.000

Biaya honorarium dari BOP.

Dana BOP Rp.400.000 per siswa x jumlah siswa, misalnya 850 siswa x Rp.400.000 x 12 bulan = Rp. 4.080.000.000.

Boarding= 74 siswa x Rp. 1.000.000 x 12 bulan = Rp. 888.000.000 (dikelola oleh Komite Madrasah).

Biaya-biaya tersebut bila ditambah maka didapat Rp. 5.988.000.000 dalam setahun.

Tidak ada biaya tidak terduga.123

Hal ini dipertegas oleh Muhammad Dodo Ridho, S.S selaku tata usaha MAN 4 Jakarta yakni sebagai berikut.

“Ada 3 sumber dana, yakni APBN (Gaji, BOS, dll.), APBD (BOP, dll.), dan komite madrasah.”124

Berdasarkan pernyataan tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa MAN 4 Jakarta memiliki sumber dana yang jelas dan berasal dari pemerintah dan tidak boleh memungut biaya dari orang tua, kecuali boarding yang dikelola oleh Komite Madrasah. Pengelolaan keuangan madrasah dikelola oleh Kepala Madrasah yang berperan sebagai KPA/PPK dan ditindaklanjuti oleh tata usah madrasah.

123

Wawancara dengan Nurlaelah, Kepala Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta, (Senin, 18 Mei 2015), di Ruang Kepala Madrasah.

124

Wawancara dengan Muhammad Dodo Ridho, Staf Tata Usaha MAN 4 Jakarta, (Jumat, 15 Mei 2015), di Ruang Tata Usaha.

7) Dukungan Sekolah

MAN 4 Jakarta selalu melakukan pengembangan kompetensi bagi para pendidik dan karyawannya. Berikut ini pernyataan dari Khairunnas, S.Pd.:

“Pengembangan perangkat pembelajaran merupakan tupoksinya guru, 1 minggu sebelum KBM berlangsung seharusnya sudah disiapkan guru. Pengembangan tersebut mengandalkan sistem kemandirian/MGMP antar guru matpel yang serumpun. Tidak ada jadwal khusus dari madrasah untuk perangkat pembelajaran. Cara lain, dengan workshop. Ini dibimbing oleh lembaga luar biasanya dari tim Kemendiknas oleh Bapak Sucipto (Pembimbing penyusunan perangkat pembelajaran nasional). Selain itu, mereka (para guru) diskusi dengan saya (waka. Kurikulum), dengan sekolah lain, forum bedah SKL, atau dengan antar MGMP DKI Jakarta. “125

Femy Marlia Lestari, S.Pd. sebagai guru IPS juga menuturkan sebagai berikut:

“Setiap tahun ada program tersebut, seperti pelatihan pembuatan perangkat pembelajaran. Pelatihan pembuatan perangkat ini sangat membantu guru dalam penyiapan pembelajaran. Pelatihan yang sifatnya intensif lebih sering dilakukan di saat pergantian kurikulum. Pergantian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ke Kurikulum 2014 (K13) membutuhkan waktu bagi para guru untuk menerimanya. Hal ini diselenggarakan dengan banyaknya kegiatan workshop. Workshop diadakan setidaknya dua kali setahun, terlebih menjelang tahun ajaran baru.

Pada workshop tersebut, para guru dibimbing dalam pembuatan perangkat pembelajaran kecuali silabus. Sedangkan metode pembelajaran didapat dari diklat-diklat yang diselenggarakan oleh Balai Diklat yang bertujuan

untuk mengembangkan kemampuan guru.”126

125

Wawancara dengan Khairunnas, Wakasek Kurikulum MAN 4 Jakarta, (Rabu, 20 Mei 2015), di Ruang Kelas MAN 4 Jakarta.

126

Wawancara dengan Femy Marlia Lestari, Guru MAN 4 Jakarta, (Jumat, 15 Mei 2015), di Ruang Guru MAN 4 Jakarta.

Hal senada juga dituturkan oleh guru matematika MAN 4 Jakarta yakni Elida Syarifah, S.Pd. sebagai berikut.

“MAN 4 Jakarta menyediakan waktu untuk pelatihan/pengembangan guru dalam peningkatan kompetensi perangkat pembelajaran. Pelatihan terakhir yakni tentang kurikulum 2013. Di pelatihan tersebut, dibahas perihal perangkat pembelajaran (RPP, penilaian, media pembelajaran).”127

Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa peluang yang dimiliki para pendidik di MAN 3 Jakarta sangat didukung untuk mengembangkan kompetensinya, salah satu contohnya berupa pelatihan. Selain itu, ada juga program sekolah yang berupa kesempatan untuk melakukan studi banding ke luar kota ataupun ke luar negeri.

8) Strategi Pengembangan

Pengembangan prestasi di MAN 4 Jakarta tidak terlepas dari komitmen bersama seluruh stakeholder madrasah. Dalam pengembangannya, madrasah aliyah ini memfungsikan seluruh pihak yang berkepentingan dalam peningkatan manajemen madrasah. Adapun pernyataan Nurlaelah, M.Pd. selaku Kepala Madrasah MAN 4 Jakarta yakni:

“Perencanaan program madrasah melibatkan peran komite madrasah dan para guru serta karyawan. Setelah itu, melaksanakan program sesuai dengan tahapan manajerial yang benar. Bila pengelolaan madrasah terorganisasir dengan baik, maka program yang direncanakan turut berjalan baik pula.”128

127Wawancara dengan Ibu Elida Syarifah, Guru MAN 4 Jakarta, (Rabu, 12 Agustus 2015),

di Ruang Kelas MAN 4 Jakarta.

128Wawancara dengan Nurlaelah, Kepala Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta, (Senin, 18

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan manajemen madrasah, diperlukan kerjasama dan musyawarah seluruh stakeholder pendidikan untuk melaksanakannya.

Program madrasah yang didapatkan oleh siswa, salah satunya tertuang di dalam penyiapan siswa ke jenjang studi yang lebih tinggi. Adapun kebijakan Khairunnas, S.Pd. selaku Waka. Kurikulum MAN 4 Jakarta terkait dengan hal tersebut menyatakan bahwa:

“Melakukan pembimbingan, kombinasi antara pembimbing UN

dan pembimbing SNMPTN. …Kegiatan pembimbingan dilakukan selama 2 semester (semester 5 dan 6). Pembimbingan UN semester 5, pembimbingan SNMPTN semester 6. Setelah itu melakukan banyak tryout, internal (berdasarkan SKL) dan eksternal biasanya kerjasama dengan MGMP DKI tingkat SMA, atau kanwil atau lembaga luar (Perguruan Tinggi: STMIK,

UHAMKA, lembaga lain).”129

Berdasarkan pernyataan waka kurikulum bahwa MAN 4 Jakarta sangat mendukung potensi siswa untuk berkembang. Hal ini merupakan upaya dalam menumbuhkan generasi-generasi yang mampu berkreasi dan menjadi pemimpin di masa yang akan datang. Penulis juga telah mengamati program madrasah ketika menjadi mahasiswa PPKT di MAN 4 Jakarta. Di madrasah ini terdapat pembiasaan-pembiasaan seperti kegiatan ibadah pagi yang dikenal dengan TTD (Tadarus, Tahfiz, Duha) yang dilakukan setiap hari Selasa-Jumat dan program Tahfiz yang diterapkan pada Al-Qur’an Juz ke-30.

9) Koordinasi

Dalam menciptakan prestasi unggul, MAN 4 Jakarta melakukan koordinasi baik internal maupun eksternal. Pengkoordinasian

129 Wawancara dengan Khairunnas, Wakasek Kurikulum MAN 4 Jakarta, (Rabu, 20 Mei

internal sekolah dengan melibatkan para guru, staf, karyawan dan perwakilan siswa. Sedangkan dari eksternal madrasah, komite madrasah turut mendukung terwujudnya program-program madrasah. Biasanya pengkoordinasian tersebut terjadi bila ada perkara yang diputuskan dan memecahkan masalah bersama, terutama di rapat kerja. Dalam pengorganisasian tersebut, kepala madrasah bertindak sebagai pemimpin rapat, lalu memutuskan kesepakatan bersama, dan mensosialisasikannya ke seluruh warga madrasah. Sebagaimana hasil wawancara dengan Nurlaelah, M.Pd. selaku kepala madrasah MAN 4 Jakarta, beliau menuturkan bahwa:

“…semua ikut terlibat dalam penyusunan program.”130

Selain di rapat kerja, pengkoordinasian juga dilakukan melalui kegiatan seperti rapat koordinasi tiap bulan dan forum MGMP. Hal ini bertujuan untuk dapat mengembangkan informasi-informasi yang berkaitan dengan siswa, program, dan peristiwa yang ada di MAN 4 Jakarta. Penulis menyimpulkan bahwa koordinasi pada MAN 4 Jakarta terlihat cukup demokratis, dimana ada usaha membuat suatu keputusan bersama di kalangan warga sekolah, lalu keputusan tersebut disebarluaskan.

10)Proses KBM

Proses pembelajaran perlu direncanakan dengan baik oleh guru. Pelaksanaan proses pembelajaran harus diselenggarakan secara menyenangkan, memotivasi peserta didik supaya aktif, dan memerhatikan perbedaan karakteristik belajar peserta didik. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas belajar siswa yang penulis lakukan, di empat kelas berbeda, diketahui bahwa siswa menunjukkan semangat belajar tinggi. Mereka antusias dalam

130

Wawancara dengan Nurlaelah, Kepala Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta, (Senin, 18 Mei 2015), di Ruang Kepala Madrasah.

belajar, memerhatikan guru ketika sedang dijelaskan, dan rajim dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan guru.131 Selain itu, guru yang mengajar pun sangat memerhatikan kemampuan siswa, dengan sabar dan menggunakan metode belajar yang sesuai, membuat siswa semakin terpacu dalam berpikir dan mengasah kemampuan dirinya.132 Adapun hasil wawancara ke siswa bernama Awla Fajri Assalam kelas XI IPA 1 mengenai proses KBM yang mereka alami. Berikut pernyataannya:

“Menurut saya rata-rata guru di MAN 4 Jakarta menguasai pelajaran. Mereka profesional dalam mengajar di kelas, dan menggunakan metode belajar yang menyenangkan.”

Selain itu, siswa lain bernama Zhafiri Fadli Jauhari kelas XI IPA 1 yakni sebagai berikut.

“Mereka (guru-guru MAN 4 Jakarta) sudah bagus dalam mengajar. Saya merasa belajar di MAN 4 Jakarta seperti belajar di lingkungan keluarga kedua. Guru-guru di sini mengajarkan perilaku-perilaku yang baik seperti pembiasaan disiplin masuk ke kelas, meneladankan sopan-santun, dan membimbing kesulitan-kesulitan dalam belajar.”133

Penulis dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran yang baik akan menghasilkan pendidikan yang bermutu. Penilaian hasil belajar siswa pun harus memenuhi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Selain itu, penialian harus valid dan objektif sehingga antara proses pembelajaran dengan penilaian yang dilakukan dapat mengukur keterserapan pembelajaran.

131Dokumen terlampir. 132Dokumen terlampir.

133

Wawancara dengan Zhafiri Fadli Jauhari, Siswa Kelas XI IPA 1 MAN 4 Jakarta, (Rabu, 12 Agustus 2015), di Ruang Kelas MAN 4 Jakarta.

11)Pengembangan Siswa

MAN 4 Jakarta menyiapkan program unggulan untuk bersiap menghadapi era global. Pernyataan Nurlaelah, M.Pd. tentang hal ini sebagai berikut.

“MAN 4 Jakarta menyiapkan program-program unggulan, seperti outing class ke Pare, homestay, TOEFL/TOAFL, Arabic days, English days, one day one statement.”134 Program-program tersebut di atas merupakan langkah strategis madrasah dalam memberi bekal kepada siswa penguasaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Selain itu. para guru MAN 4 Jakarta mempersiapkan perencanaan pembelajaran sebelum tahun ajaran. Aspek-aspek yang perlu direncanakan seperti Prota, Promes, dan RPP. Dalam rangka merencanakan perangkat pembelajaran, terdapat aspek yang menjadi bahan pertimbangan yakni karakter siswa, kreativitas guru dalam merencakan pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Femy Marlia Lestari, S.Pd., beliau menyatakan bahwa:

“Perangkat pembelajaran telah disiapkan di setiap semester. Perangkat pembelajaran tersebut disusun sesuai dengan karakter kelas. Perbedaan karakter siswa di tiap kelas membuat RPP tidak dapat diseragamkan. Oleh karena itu, guru membuat RPP di kelas A dan di kelas B berbeda. Sedangkan metode pembelajaran dapat disesuaikan guru dengan melihat kondisi tersebut.”135 Hal senada juga diungkapkan oleh Elida Syarifah sebagai berikut.

“Sebelum tahun masuk ajaran baru, saya sudah menyiapkan perangkat pembelajaran. Namun untuk saat ini, persiapan perangkat pembelajaran (RPP) dibuat seminggu sekali. Hal tersebut karena setiap kelas memiliki karakter siswa yang

134Wawancara dengan Nurlaelah, Kepala Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta, (Senin, 18

Mei 2015), di Ruang Kepala Madrasah.

135Wawancara dengan Femy Marlia Lestari, Guru MAN 4 Jakarta, (Jumat, 15 Mei 2015),

berbeda-beda, maka RPP harus dibuat tidak bersamaan dengan perangkat pembelajaran yang lain.”136

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, penulis menyimpulkan bahwa proses pembelajaran akan terjamin ketika para pendidik telah siap dengan perangkat pembelajaran yang disusunnya. Tujuan persiapan ini antara lain adalah untuk mencapai indikator-indikator di KD, terlebih hingga KI. Sebaran umumnya adalah keserasian ke

output, outcome, visi, misi dan tujuan madrasah.

12)Motivasi Siswa

Siswa MAN 4 Jakarta merupakan siswa pilihan dari sistem seleksi tes PPDB yang dilakukan setiap tahun. Mereka yang akan belajar di madrasah ini perlu memahami tata tertib di MAN 4 Jakarta. Terkait dengan hal tersebut, Nia Kurniasih, S.Pd., menerangkan bahwa:

“Penerapan disiplin dimuat dalam panduan tata tertib peserta didik MAN 4 Jakarta.”137

Adapun pernyataan yang diungkapkan oleh Khairunnas, S.Pd. bahwa: “Siswa sangat antusias dalam melaksanakan suatu kegiatan. Semua kegiatan siswa yang atur sendiri, guru/karyawan hanya memfasiliasi dan mengizinkan/tidak mengizinkan, tidak ada intervensi dari madrasah. Setiap tahun kegiatan siswa banyak sekali, salah satunya adalah bulan bahasa. Kegiatan tersebut dilaksankaan dengan menampilkan budaya-budaya di nusantara dengan kreasi kelas. Selain itu, ada pula BOFMAN MAN 4 Jakarta. Kegiatan siswa sangat beragam dan padat, sampai saya bingung membagi waktu. Biasanya mereka akan menghubungi saya untuk minta izin pelaksanaan kegiatan. Bila kegiatan mereka terbentur dengan KBM efektif maka tidak saya izinkan. Seharusnya mereka tahu kapan

136Wawancara dengan Ibu Elida Syarifah, Guru MAN 4 Jakarta, (Rabu, 12 Agustus 2015),

di Ruang Kelas MAN 4 Jakarta.

137

Wawancara dengan Nia Kurniasih, Wakasek Kesiswaan MAN 4 Jakarta, (Rabu, 20 Mei 2015), di Ruang Wakasek MAN 4 Jakarta.

pembagian waktu yang tepat karena saya telah berikan kalender akademik.”138

Dari beberapa pendapat di atas, penulis simpukan bahwa antusisme siswa yang tinggi dalam menaati peraturan dan mereka berkreasi dengan

Dokumen terkait