• Tidak ada hasil yang ditemukan

Management Use of Estimates, Judgments, and Assumptions

Dalam dokumen annual report TBL 2011(lengkap) (Halaman 111-117)

Independent Auditor’s Report

LABA KOMPREHENSIF YANG DAPAT

3. Management Use of Estimates, Judgments, and Assumptions

Dalam penerapan kebijakan akuntansi Grup, seperti yang diungkapkan dalam Catatan 2 pada laporan keuangan konsolidasian, manajemen harus membuat estimasi, pertimbangan, dan asumsi atas nilai tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia oleh sumber-sumber lain. Estimasi dan asumsi tersebut, berdasarkan pengalaman historis dan faktor lain yang dipertimbangkan relevan.

In the application of the Group’s accounting policies, which are described in Note 2 to the consolidated financial statements, management is required to make estimates, judgments, and assumptions about the carrying amounts of assets and liabilities that are not readily apparent from other sources. The estimates and assumptions are based on historical experience and other factors that are considered to be relevant.

Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi, pertimbangan dan asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berpengaruh terhadap

jumlah-jumlah yang dilaporkan serta

pengungkapan dalam laporan keuangan

konsolidasian.

Management believes that the following represent a summary of the significant estimates, judgments, and assumptions made that affected certain reported amounts of and disclosures in the consolidated financial statements:

Pertimbangan Judgments

Pertimbangan-pertimbangan berikut dibuat oleh manajemen dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Grup yang memiliki dampak yang paling signifikan terhadap jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian:

The following judgments are made by

management in the process of applying the Group’s accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in the consolidated financial statements:

a. Klasifikasi Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan

a. Classification of Financial Assets and Financial Liabilities

Grup menentukan klasifikasi aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan menilai apakah aset dan liabilitas tersebut memenuhi definisi yang ditetapkan dalam PSAK No. 55 (Revisi 2006). Aset keuangan dan liabilitas keuangan dicatat sesuai

dengan kebijakan akuntansi Grup

sebagaimana diungkapkan dalam

Catatan 2i.

The Group determines the classifications of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if they meet the definition set forth in PSAK No. 55 (Revised 2006). Accordingly, the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with the Group’s accounting policies disclosed in Note 2i.

b. Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan

b. Allowance for Impairment of Financial Assets

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, Grup secara spesifik menelaah apakah telah terdapat bukti obyektif bahwa suatu aset keuangan telah mengalami penurunan nilai (tidak tertagih).

The Group assesses specifically at each consolidated statement of financial position date whether there is objective evidence that a financial asset is impaired (uncollectible).

PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Desember 2011, 2010, dan 2009 serta untuk Tahun- tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut

PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements December 31, 2011, 2010 and 2009 and for the Years then Ended

Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka saat dan besaran jumlah yang dapat ditagih diestimasi berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu. Penyisihan kerugian penurunan nilai dibentuk atas akun-akun yang diidentifikasi secara spesifik telah mengalami penurunan nilai. Penyisihan

yang dibentuk adalah berdasarkan

pengalaman penagihan masa lalu dan

faktor-faktor lainnya yang mungkin

mempengaruhi kolektibilitas, antara lain kemungkinan kesulitan likuiditas atau kesulitan keuangan yang signifikan yang dialami oleh debitur atau penundaan

pembayaran yang signifikan. Akun

pinjaman yang diberikan dan piutang dihapusbukukan berdasarkan keputusan manajemen bahwa aset keuangan tersebut tidak dapat ditagih atau direalisasi meskipun segala cara dan tindakan telah dilaksanakan. Suatu evaluasi atas piutang, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah penyisihan yang harus dibentuk, dilakukan secara berkala sepanjang tahun. Oleh karena itu, saat dan besaran jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai yang tercatat pada setiap periode dapat berbeda tergantung pada pertimbangan dan estimasi yang digunakan.

If there is objective evidence of impairment, timing and collectible amounts are estimated based on historical loss data. Allowance for doubtful accounts is provided on accounts specifically identified as impaired. The level of allowance is based on past collection experience and other factors that may affect collectability such as the probability of insolvency or significant financial difficulties of the debtors or significant delay in payments. Written off loans and receivables are based on management’s decisions that the financial assets are uncollectible or cannot be realized in whatsoever actions have been taken. Evaluation of receivables to determine the total allowance to be provided is performed periodically during the year. Therefore, the timing and amount of provision for doubtful accounts recorded at each period might differ based on the judgments and estimates that have been used.

Nilai tercatat pinjaman diberikan dan piutang serta aset keuangan tersedia untuk dijual Grup tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

The carrying value of the Group’s loans and receivables and available for sale financial asset as of December 31, 2011, 2010 and 2009 are as follows:

2011 2010 2009

Rp '0 00.000 Rp '0 00.000 Rp '0 00.000

Te rse dia untuk diju al A va ilabl e for sale

Investa si ja ngka pen dek - ob ligasi 10.590 10.033 - Sh ort-te rm investme nts - bond s

Pinja man ya ng dibe rikan dan pi utang L oans and re ce iva ble

Ka s da n se ta ra ka s 5 44.094 2 42.981 1 27.332 Cash and cash equ iva lents Pi utang usaha 2 33.188 2 24.146 1 67.645 Trade a ccou nts recei vab le Pi utang lain -lain 8.094 5.754 4.561 Other a ccou nts recei vab le Ase t lanca r la in-lai n 18.135 13.608 23.895 Other curr ent a ssets Pi utang dari p ihak berel asi 2.961 6.207 11.089 Due from related pa rti es Ase t tidak lancar lai n-lain 2.222 - - Other n oncurren t assets Ju mlah 8 19.284 5 02.729 3 34.522 Total

PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Desember 2011, 2010, dan 2009 serta untuk Tahun- tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut

PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements December 31, 2011, 2010 and 2009 and for the Years then Ended

c. Komitmen Sewa c. Lease Commitments

Komitmen sewa operasi – Grup sebagai lessee

Operating lease commitments - Group as lessee

Grup telah menandatangani sejumlah

perjanjian sewa ruangan. Grup

menentukan bahwa sewa tersebut adalah

sewa operasi karena Grup tidak

menanggung secara signifikan seluruh risiko dan manfaat dari kepemilikan aset- aset tersebut.

The Group has entered into various lease agreements for commercial spaces. The Group has determined that these are operating leases since the Group does not bear substantially all the significant risks and rewards of ownership of the related assets.

Komitmen sewa operasi – Grup sebagai lessor

Operating lease commitments – Group as lessor

Grup telah menandatangani sejumlah perjanjian sewa kapal tongkang dan kapal motor/tunda baja (tug boat). Grup menentukan bahwa sewa tersebut adalah sewa operasi karena Grup menanggung secara signifikan seluruh risiko dan manfaat dari kepemilikan aset-aset tersebut.

The Group has entered into lease of barge and tug boat agreements. The Group has determined that these are operating leases since the Group bears substantially all the significant risks and rewards of ownership of the related assets.

Komitmen sewa pembiayaan – Grup sebagai lessee

Finance lease commitments - Group as Lessee

Grup telah menandatangani sejumlah perjanjian sewa kendaraan dan peralatan. Grup menentukan bahwa sewa tersebut adalah sewa pembiayaan, karena grup secara substansial menanggung risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan aset-aset tersebut.

The Group has entered into commercial vehicles and equipment leases. The Group has determined that these are finance leases since it bears substantially all the significant risks and benefits incidental to the ownership of these properties.

Estimasi dan Asumsi Estimates and Assumptions

Asumsi utama mengenai masa depan dan

sumber utama lain dalam mengestimasi

ketidakpastian pada tanggal pelaporan yang mempunyai risiko signifikan yang dapat menyebabkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode berikutnya diungkapkan di bawah ini. Grup

mendasarkan asumsi dan estimasi pada

parameter yang tersedia saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Kondisi yang ada dan asumsi mengenai perkembangan masa depan dapat berubah karena perubahan situasi pasar yang berada di luar kendali Grup. Perubahan tersebut tercermin dalam asumsi ketika keadaan tersebut terjadi:

The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial period are disclosed below. The Group based its assumptions and estimates on parameters available when the consolidated financial statements were prepared. Existing circumstances and assumptions about future developments may change due to market changes on circumstances arising beyond the control of the Group. Such changes are reflected in the assumptions when they occur:

PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Desember 2011, 2010, dan 2009 serta untuk Tahun- tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut

PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements December 31, 2011, 2010 and 2009 and for the Years then Ended

a. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan

a. Fair Value of Financial Assets and Financial Liabilities

Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mensyaratkan pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajarnya, dan penyajian ini mengharuskan

penggunaan estimasi. Komponen

pengukuran nilai wajar yang signifikan ditentukan berdasarkan bukti-bukti obyektif yang dapat diverifikasi (seperti nilai tukar, suku bunga), sedangkan saat dan besaran perubahan nilai wajar dapat menjadi

berbeda karena penggunaan metode

penilaian yang berbeda.

Indonesian Financial Accounting Standards require measurement of certain financial assets and liabilities at fair values, and the disclosure requires the use of estimates. Significant component of fair value measurement is determined based on verifiable objective evidence (i.e. foreign exchange rate, interest rate), while timing and amount of changes in fair value might differ due to different valuation method used.

Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan diungkapkan pada Catatan 25.

The fair value of financial assets and financial liabilities are set out in Note 25.

b. Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Persediaan dan Penyisihan Persediaan Usang

b. Allowance for Decline in Value and Inventory Obsolescence

Grup membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai persediaan berdasarkan estimasi bahwa tidak terdapat penggunaan masa depan dari persediaan tersebut, atau terdapat kemungkinan persediaan tersebut menjadi usang. Manajemen berkeyakinan bahwa asumsi-asumsi yang digunakan dalam estimasi penyisihan kerugian penurunan nilai persediaan dalam laporan keuangan konsolidasian adalah tepat dan

wajar, namun demikian, perubahan

signifikan dalam asumsi-asumsi tersebut dapat berdampak signifikan terhadap nilai tercatat persediaan dan jumlah beban penyisihan kerugian penurunan nilai persediaan, yang akhirnya akan berdampak pada hasil operasi Grup.

The Group provides an allowance for decline in value of inventories based on its estimation that there will be no future usage of such inventories or such inventories will be slow moving in the future. While it is believed that the assumptions used in the estimation of the allowance for decline in the value of inventories reflected in the consolidated financial statements are appropriate and reasonable, significant changes in these assumptions may materially affect the assessment of the carrying value of the inventories and provision for decline in value of inventories, which ultimately impact the result of the Group’s operations.

Nilai tercatat dan penyisihan penurunan

nilai persediaan serta penyisihan

persediaan usang diungkapkan pada

Catatan 7.

The carrying value of inventories and the allowance for decline in value and inventory obsolescence are set out in Note 7.

PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Desember 2011, 2010, dan 2009 serta untuk Tahun- tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut

PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements December 31, 2011, 2010 and 2009 and for the Years then Ended

c. Masa Manfaat Aset Tetap, Aset untuk

Disewakan, Aset Tetap yang Tidak

Digunakan, dan Tanaman Perkebunan

c. Useful Lives of Property, Plant and Equipment, Assets for Lease, Assets Not Used in Operations and Plantations

Masa manfaat dari aset tetap, aset untuk

disewakan, aset tetap yang tidak

digunakan, dan tanaman perkebunan Grup diestimasi berdasarkan jangka waktu aset tersebut diharapkan tersedia untuk digunakan. Estimasi tersebut didasarkan pada penilaian kolektif berdasarkan bidang usaha yang sama, evaluasi teknis internal dan pengalaman dengan aset sejenis. Estimasi masa manfaat setiap aset ditelaah secara berkala dan diperbarui jika estimasi berbeda dari perkiraan sebelumnya yang disebabkan karena pemakaian, usang secara teknis atau komersial serta keterbatasan hak atau pembatasan lainnya

terhadap penggunaan aset. Dengan

demikian, hasil operasi di masa mendatang

mungkin dapat terpengaruh secara

signifikan oleh perubahan dalam jumlah dan waktu terjadinya biaya karena perubahan yang disebabkan oleh faktor-faktor yang disebutkan di atas. Penurunan estimasi masa manfaat ekonomis setiap aset tetap

akan menyebabkan kenaikan beban

penyusutan dan penurunan nilai tercatat aset tetap.

The useful lives of each of the item of the Group’s property, plant and equipment, assets for lease, assets not used in Operations and plantations are estimated based on the period over which the asset is expected to be available for use. Such estimation is based on a collective assessment of similar business, internal technical evaluation and experience with similar assets. The estimated useful life of each asset is reviewed periodically and updated if expectations differ from previous estimates due to physical wear and tear, technical or commercial obsolescence, and legal or other limits on the use of the asset. It is possible, however, that future results of operations could be materially affected by changes in the amounts and timing of recorded expenses brought about by changes in the factors mentioned above. A reduction in the estimated useful life of any item of property, plant and equipment would increase the recorded depreciation and decrease the carrying values of these assets.

Tidak terdapat perubahan dalam estimasi masa manfaat pada aset tetap, aset untuk disewakan, aset tetap yang tidak

digunakan, dan tanaman perkebunan

selama tahun berjalan. Nilai tercatat tanaman perkebunan, aset tetap dan aset

untuk disewakan, diungkapkan pada

Catatan 13, 14, dan 15.

There is no change in the estimated useful lives of these assets during the year. The carrying values of plantations, property, plant and equipment, and assets for lease are set out in Notes 13, 14 and 15.

d. Imbalan Pasca-Kerja d. Post-employment Benefits

Penentuan cadangan dan imbalan pasca- kerja dipengaruhi oleh asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah tersebut. Asumsi-asumsi tersebut

dijelaskan dalam Catatan 36 dan

mencakup, antara lain, tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Hasil aktual yang berbeda dengan asumsi Grup diakumulasi dan diamortisasi ke masa depan dan oleh karena itu, secara umum berdampak pada beban yang diakui dan liabilitas yang tercatat pada periode-periode mendatang. Manajemen berkeyakinan bahwa asumsi- asumsi yang digunakan adalah tepat dan

wajar, namun demikian, perbedaan

signifikan pada hasil aktual, atau perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi tersebut dapat berdampak signifikan pada jumlah cadangan imbalan pasti pasca-kerja.

The determination of the obligation and post-employment benefits is dependent on the selection of certain assumptions used by actuary in calculating such amounts. Those assumptions are described in Note 36 and include, among others, discount rate and rate of salary increase. Actual results that differ from the Group’s

assumptions are accumulated and

amortized over future periods and therefore, generally affect the recognized expense and recorded obligation in such future periods. While it is believed that the Group’s assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in actual experience or significant changes in assumptions may materially affect the amount of defined benefit post-employment reserve.

PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Desember 2011, 2010, dan 2009 serta untuk Tahun- tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut

PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements December 31, 2011, 2010 and 2009 and for the Years then Ended

Jumlah cadangan imbalan pasti pasca-kerja pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, dan 2009 diungkapkan pada Catatan 36.

The amount of deferred benefit post- employment reserve as of December 31, 2011, 2010 and 2009 is set out in Note 36.

e. Aset Pajak Tangguhan e. Deferred Tax Assets

Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara nilai tercatat aset dan liabilitas pada laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak jika besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal akan memadai untuk pemanfaatan perbedaan temporer yang diakui. Estimasi manajemen

yang signifikan diperlukan untuk

menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang diakui berdasarkan kemungkinan waktu terealisasinya dan jumlah laba kena pajak pada masa mendatang serta strategi perencanaan pajak masa depan. Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, dan

2009, saldo aset pajak tangguhan

konsolidasian masing-masing sebesar Rp 5.918 juta, Rp 5.279 juta, dan Rp 3.444 juta. Aset pajak tangguhan yang

diakui dari rugi fiskal sebesar

Rp 5.995 juta, Rp 5.176 juta, dan Rp 3.145 juta pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, dan 2009 (Catatan 37).

Deferred tax assets are recognized for all temporary differences between the financial statements’ carrying amounts of existing assets and liabilities and their respective taxes bases to the extent that it is probable that taxable profit will be available against which the temporary differences can be utilized. Significant management estimates are required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognized, based upon the likely timing and the level of future taxable profits together with future tax planning strategies. As of December 31, 2011, 2010 and 2009, consolidated

deferred tax assets amounted to

Rp 5,918 million, Rp 5,279 million and Rp 3,444 million, respectively. Recognized deferred tax assets on unused fiscal losses amounted to Rp 5,995 million, Rp 5,176 million and Rp 3,145 million as of December 31, 2011, 2010 and 2009 (Note 37).

f. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan f. Impairment of Non-financial Assets

Penelaahan atas penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai aset tertentu. Penentuan nilai wajar aset membutuhkan estimasi arus kas yang diharapkan akan dihasilkan dari pemakaian berkelanjutan dan pelepasan akhir atas aset tersebut. Perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan nilai wajar dapat berdampak signifikan pada nilai terpulihkan dan jumlah kerugian penurunan nilai yang terjadi mungkin berdampak material pada hasil operasi Grup.

Impairment review is performed when certain impairment indicators are present. Determining the fair value of assets requires the estimation of cash flows expected to be generated from the continued use and ultimate disposition of such assets. Any significant changes in the assumptions used in determining the fair value may materially affect the assessment of recoverable values and any resulting impairment loss could have a material impact on results of operations.

Nilai tercatat aset non-keuangan tersebut pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

The carrying values of these assets as of December 31, 2011, 2010 and 2009 are as follows:

31 Desember/December 31 2011 2010 2009 Rp '000.000 Rp '000.000 Rp '000.000

Aset real estat - - 20.859 Real estate assets Tanaman perkebunan 933.936 821.369 726.386 Plantations

Aset tetap 1.392.516 1.157.020 1.003.177 Property, plant and equipment Aset untuk disewakan 15.336 15.282 13.769 Assets for lease

Aset tetap yang tidak digunakan 1.122 4.057 3.963 Assets not used in operations Jumlah 2.342.910 1.997.728 1.768.154 Total

PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Desember 2011, 2010, dan 2009 serta untuk Tahun- tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut

PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements December 31, 2011, 2010 and 2009 and for the Years then Ended

Dalam dokumen annual report TBL 2011(lengkap) (Halaman 111-117)