• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL 1.4: MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)

B. MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

1. Pengertian

Kebutuhan akan kinerja sekolah yang lebih baik terus tumbuh dan berkembang sehingga menjadi suatu kebutuhan yang mendesak sejalan dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan untuk kehidupannya. Hal tersebut mengakibatkan perlunya peningkatan efektivitas pengelolaan sekolah yang salah satunya dapat dilakukan melalui penerapan atau implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi bidang pendidikan yang ditandai dengan adanya otonomi luas di tingkat sekolah, partisipasi masyarakat yang tinggi dan dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. (BAPPENAS, 1999: 10)

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) atau dalam terminologi bahasa Inggris lazim disebut “School Based Management” adalah model pengelolaan yang memberikan otonomi atau kemandirian kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah.

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah pola pengelolaan sekolah yang pada saat ini sedang digalakkan Pemerintah, sebagai konsekuensi kebijakan desentralisasi yang melimpahkan sebagian besar kewenangan Pemerintah Pusat ke Pemerintahan Daerah di berbagai bidang termasuk bidang pendidikan. Sekolah sebagai institusi pendidikan terdepan yang berhubungan langsung dengan masyarakat sebagai pemetik manfaat dan pemangku kepentingan pendidikan, harus mendapat otonomi yang lebih besar, sehingga otonomi dalam bidang pendidikan harus juga diberikan ke sekolah agar sekolah dapat mengembangkan dirinya sesuai dengan potensi yang dimiliknya.

Manajemen berbasis sekolah adalah sebuah sistem pengelolaan yang memberikan kewenangan yang luas kepada sekolah untuk mengatur dirinya sendiri. Pemberian kewenangan yang luas tersebut merupakan realisasi pelaksanaan konsep desentralisasi di bidang pendidikan pada tingkat terdepan yaitu sekolah. Kewenangan yang luas ini diberikan tetap dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional yang ada sehingga sekolah tidak berkembang semaunya sendiri. MBS menekankan agar pihak sekolah mengikutsertakan masyarakat secara intensif dan ekstensif sesuai dengan peran dan potensi masing-masing.

Dari uraian di atas, Manajemen Berbasis Sekolah sebagai terjemahan dari

School Based Management, dapat diartikan sebagai pengalihan dalam pengambilan

keputusan dari tingkat pusat sampai ke tingkat sekolah yang menpunyai peranan memberikan kewenangan dalam pengambilan keputusan dipandang sebagai otonomi di tingkat sekolah dalam pemberdayaan sumber-sumber (resources) sehingga sekolah mampu secara mandiri menggali, mengalokasikan dan mempertanggungjawabkan (akuntabilitas) kepada setiap yang berkepentingan

(stakeholders).

Kewenangan yang besar dan bertanggung jawab di sekolah dipandang memiliki tingkat efektivitas yang tinggi serta dapat memberikan beberapa keuntungan, yaitu : (1) Kebijaksanaan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung kepada siswa, orangtua dan guru; (2) optimalisasi dalam pemanfaatan berbagai sumber daya yang ada disekitar sekolah; (3) Efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti kehadiran, hasil belajar, tingkat pengolahan, tingkat putus sekolah, moral guru dan iklim sekolah; (4) Adanya perhatian bersama untuk mengambil keputusan, memberdayakan guru, (5) fleksibilitas dan adaptabilitas yang tinggi dalam penyusunan perencanaan pengembangan sekolah.

Mencermati uraian tentang pengertian MBS seperti yang tersaji di atas, dapat maka dapat diambil kesimpulan bahwa MBS adalah sistem pengelolaan sekolah yang memberikan otonomi luas kepada sekolah dan masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan dengan menyediakan pendidikan yang lebih baik

dan lebih memadai bagi para peserta didik dengan cara meningkatkan kinerja staf, menawarkan partisipasi langsung kelompok-kelompok yang terkait dan juga meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan. Selain itu, otonomi sekolah juga berperan dalam menampung aspirasi yang meyakini bahwa sedapat mungkin keputusan yang diambil seharusnya dibuat oleh mereka yang memiliki akses paling baik terhadap informasi, bertanggung jawab dalam pelaksanaan kebijakan dan mereka yang terkena akibat-akibat dari pelaksanaan kebijakan tersebut.

2. Filosoi

Filosofi dari MBS adalah “dari sekolah, oleh sekolah” dalam mengoptimalkan semua sumberdaya pendidikan di lingkungan sekolah untuk membangun pendidikan yang efektif.

Makna yang terkandung dari filofis di atas, adalah (1) mendekatkan layanan pendidikan khususnya layanan pengelolaan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, (2) pemberdayaan warga sekolah secara mandiri dan berkelanjutan dalam memberikan layanan pendidikan kepada peserta didik, (3) peningkatan rasa memiliki dan ikut bertanggung dari warga sekolah dan warga masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, dan (4) peningkatan partispasi warga masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

3. Tujuan

Tujuan MBS secara umum adalah meningkatkan efektifitas dan efisiensi pendidikan. Efektivitas pendidikan diantaranya adalalah mutu pendidikan, mulai dari terjaminnya mutu input, proses dan hasil pendidikan yang banyak dan bermutu, suasana penyelenggaraan yang kondusif dan dinamis. Sedangkan efisiensi dapat di lihat dari akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan.

Secara khusus tujuan MBS adalah: (1) Tercapainya efisiensi pengelolaan pendidikan yang diperoleh melalui keleluasaan mengelola sumber daya, partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi; (2) Meningkatkan mutu pendidikan yang diperoleh melalui partisipasi orangtua terhadap sekolah, fleksibilitas pengelolaan sekolah dan kelas serta meningkatkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan sekolah; (3) Meningkatkan partisipasi masyarakat melalui peranserta orangtua murid dalam penyusunan dan pengawasan program.

Sedangkan Tim Pokja School Based Management Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat (2001: 5 – 6) mengungkapkan beberapa tujuan MBS, yaitu: (1) Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia; (2) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

melalui pengambilan keputusan bersama; (3) Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orangtua, sekolah dan pemerintah tentang mutu sekolah; (4) Meningkatkan kompetisi yang sehat antar-sekolah untuk pencapaian mutu pendidikan yang diharapkan.

Dari uraian di atas dapat disederhanakan bahwa Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) bertujuan agar sekolah dapat menyelenggarakan pelayanan pendidikan yang lebih baik dan lebih memadai bagi siswa. Misalnya, sekolah menjadi lebih bermutu, nilai ujian sekolah/nasional menjadi lebih baik, sekolah menjadi tempat yang menyenangkan untuk belajar, menjadikan sekolah tempat guru berkarier dan mengabdikan diri. Untuk mencapai tujuan ini sekolah perlu diberi kewenangan yang lebih luas dalam mengelola sumber daya sekolah. Dengan MBS sekolah dapat merencanakan pengembangan sekolah, mengelola sumber daya sekolah sendiri, mengembangkan staf lebih optimal dan mengikutsertakan masyarakat lebih aktif lagi dalam pengelolaan.

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka tujuan MBS memiliki empat point utama, yaitu peningkatan efektivitas pendidikan, peningkatan efisiensi pendidikan, peningkatan partisipasi masyarakat dan pemerataan pendidikan.

Dokumen terkait