ورﱏاﱪﻄﻟا ﻩا
A. Paparan Data
4. Manajemen Kesiswaan di SMK Negeri 01 Lumajang
dengan Ibu Dra. Soetatik, M.Pd. selaku Kepala Sekolah sebagai berikut :
“Dalam setiap tahun kami membentuk Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) guna memberikan pelayanan yang baik bagi calon siswa dan bagi masyarakat pada umumnya.”
(01/SMK/KS/18112014).
Penuturan Kepala Sekolah di atas juga dibenarkan dan diperjelas oleh waka kesiswaan Bapak Sukur Basuki, S.E. yang secara otomatis menjadi ketua panitia PPDB dalam setiap tahunnya, berikut penuturannya :
“Program sekolah dalam tahun ini membuat perencanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan membentuk panitia, guna mensukseskan program sekolah.”
(01/SMK/WKS/20112014).
Penuturan Kepala Sekolah dan waka kesiswaan SMK Negeri 1 Lumajang di atas, dibenarkan oleh Staf Kesiswaan Ibu Deni Indayati, S.E yang diwawancarai peneliti di ruang kesiswaan, berikut penuturannya :
“Dalam rapat panitia, kami selalu memberikan masukan kepada seluruh panitia agar bekerja sesuai dengan job description masing-masing (profesional dan proporsional)”
(01/SMK/Staf. WKS/22112014).
Dari hasil wawancara di atas dapat kami simpulkan bahwa program sekolah dalam menjaring siswa baru perlu langkah yang sangat strategis dalam hal membuat perencanaan, maka sekolah membentuk panitia PPDB guna untuk mempermudah dan memperlancar dalam melaksanakan program sekolah.
Perencanaan program kegiatan di SMK Negeri 1 Lumajang dalam setiap mengadakan Penerimaan Peserta Didik Baru khususnya di Kabupaten Lumajang menjadi pilihan pertama bagi siswa-siswi untuk mendaftar dan menjadi siswa SMK Negeri 1 Lumajang.
Sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan Ibu Dra.
Soetatik, M.Pd. selaku Kepala Sekolah, berikut penuturannya:
“Kalau kita disini biasanya dalam setiap tahunnya menerma jumlah pendaftar rata-rata kurang lebih 1200 calon siswa (pendaftar). Akan tetapi kuota yang ditetapkan nantinya akan diterima sejumlah 664 siswa, sesuai dengan rombel yang ada yaitu 17 kelas. Sehingga dalam setiap tahunnya kita dapat menganulir jumlah siswa yang tidak lolos dalam seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)”
(01/SMK/KS/18112014).
Penuturan Kepala Sekolah di atas juga dibenarkan dan didukung oleh pernyataan Bapak Sukur Basuki, S.E. selaku waka kesiswaan, sebagai berikut:
“Memang benar jumlah rombel dalam setiap tahunnya mampu menampung 17 kelas saja. Dalam setiap kelasnya ada yang berjumlah 40 siswa dan ada yang berjumlah 36 siswa.”
(01/SMK/WKS/20112014).
Penuturan kepala sekolah dan waka kesiswaan tersebut didukung oleh pernyataan staf kesiswaan Ibu Deni Indayati, S.E yang sekaligus menjadi sekretaris panitia, berikut penuturannya:
“Pada prinsipnya kami mendukung tetapi jika berkaitan dengan substansi program dan skala prioritas kami hanya memberikan masukan dan pertimbangan Kepala Sekolah, dan kami sebagai panitia dalam memberikan masukan terkadang terjadi perbedaan dalam menentukan skala prioritas.”
(01/SMK/Staf.WKS/22112014).
Dari hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa upaya perencanaan jumlah siswa yang dilakukan oleh lembaga ini cukup bagus memenuhi kelas yang ada yaitu 17 kelas dengan berbagai usaha, diantaranya dengan membentuk panitia yang profesional dan proporsional. Panitia ini tidak hanya berlaku untuk satu atau dua pekan saja, akan tetapi berlaku selama satu tahun sehingga akan diganti waktu tahun pelajaran baru berikutnya.
Sebagai dikutip dalam dialog peneliti dengan informan yang sama sebagai berikut:
“Dalam kepanitiaan itu kan tidak selesai pada waktu selesainya MOS saja, akan tetapi kepanitiaan ini berlaku mulai tahun pelajaran baru sampai tahun pelajaran baru berikutnya.
Di tengah perjalanan murid itu bertambah , dan setelah diteliti mereka itu merupakan pindahan dari sekolah-sekolah yang notabene mereka mutasi bukan karena inisiatif sendiri, hanya karena dorongan orang tuanya karena pindah dinas sehinga orang tua tersebut mencari sekolah yang maju dan favorit di Lumajang, serta ada pula yang ingin mutasi ke SMK Negeri 1 Lumajang karena merasa mampu secara akademik maupun nonakademik di sekolah tersebut sehingga ia ingin pindah.”
(01/SMK/KS, WKS, Staff WKS/18-22112014).
Sebagaimana pada tabel berikut:
TABEL : 4.1
Rekapitulasi Keadaan Siswa Per-akhir Tahun Pelajaran.
NO TAHUN
PELAJARAN JUMLAH
1 2006 - 2007 898
2 2007 - 2008 949
3 2008 - 2009 1232
4 2009 - 2010 1516
5 2010 - 2011 1647
6 2011 - 2012 1604
7 2012 - 2013 1620
8 2013 - 2014 1747
9 2014 - 2015 1826
Dari hasil observasi dan wawancara tersebut dapat diketahui bahwasanya dalam merencanakan jumlah siswa, lembaga ini telah membuat perencanaan sehingga menciptakan suatu aktifitas dan kegiatan untuk mendukung dan mencapai rencana itu. Akan tetapi perencanaan tersebut pada pelaksanaannya tidak memenuhi standar ideal yang telah ditetapkan seperti jumlah siswa yang harus diterima saat PPDB sejumlah 664, tetapi kenyataannya masih menerima siswa mutasi dari sekolah lain, padahal ketetapan yang diinginkan sekolah dalam setiap tahun sesuai dengan aturan rombel yang ada. Kecuali apabila SMK Negeri 1 Lumajang tersebut ada salah satu siswa-siswi yang berhenti, mutasi ke sekolah lain, dan meninggal dunia, maka bisa diisi mutasi dari sekolah lain.
b. Penerimaan Peserta Didik Baru
Siswa baru ibarat seorang tamu yang harus diarahkan dan dilayani oleh tuan rumah dengan baik dan ramah sehingga kesan pertama yang diterima tidak mengecewakan. Adapun berbagai perencanaan penerimaan siswa baru yang dilakukan oleh lembaga ini diantaranya adalah memesan, memasang serta menyebarkan brosur, memesan dan memasang spanduk, membuat stand, mendata siswa
SMP/MTs. yang tidak mampu, mendatangi siswa SMP/MTs yang tidak mampu, melakukan MOS, mempersiapkan tes tulis dan lisan.
Kegiatan perencanaan penerimaan peserta didik baru ini telah dilaksanakan oleh sekolah ini dalam setiap tahunnya.
Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Waka Kesiswaan Bapak Sukur Basuki, S.E. sebagai berikut :
“Wah kalau untuk penerimaan peserta didik baru ini banyak sekali, biasanya yang kami harus persiapkan, pertama kali membentuk panitia PPDB, kemudian panitia mulai merancang job description bersama dengan anggotanya, itu dulu. Kalau untuk sekarang ini job description sudah ada dan sudah kami persiapkan jauh-jauh hari, ya berbentuk file itu biar gak kesusahan lagi mereka dan tinggal jalan saja, gitu kan enak to.
Wis pokoknya panitia ini bekerja sampai siswa ini diterima dan sampai acara MOS, dan panitia ini berjalan selama satu tahun sampai anak yang baru masuk tadi naik ke kelas dua, atau berganti dengan panitia PPDB yang berikutnya.”
(01/SMK/ WKS /20112014).
Dari pernyataan tersebut dapat difahami bahwa penerimaan peserta didik baru dalam lembaga ini tidak asal jalan begitu saja, akan tetapi lembaga ini merencanakannya dari mulai membentuk panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), persiapan job description untuk panitia, dan lain sebagainya demi kelancaran proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Disamping pembuatan dan persiapan job description oleh waka kesiswaan yang diserahkan kepada panitia yang telah dibentuknya, panitia kemudian mempersiapkan formulir-formulir yang dibutuhkan serta menerima hasil tes seleksi potensi akademik
(TPA) masing-masing sekolah nilainya 50% dan hasil nilai UN juga 50%. Hasil seleksi tersebut kemudian dijumlah, dirangking, dan diumumkan di papan informasi dan website sekolah.
Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Kepala Sekolah yaitu Ibu Dra. Soetatik, M.Pd. dalam wawancaranya dengan peneliti sebagai berikut:
“Dalam PPDB ini lembaga telah mempersiapkan berbagai kebutuhan yang dibutuhkan dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru, diantaranya adalah time scedule, jadwal pendaftaran, formulir, persyaratan pendaftaran, dan lain sebagainya yang ditangani langsung oleh waka kesiswaan.
Kemudian waka kesiswaan membentuk panitia yang mana panitia bekerja menurut job description yang telah dibuat, dengan harapan segala kesepakatan yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan lancar dan tidak ada hambatan.
Seleksi penerimaan peserta didik baru di lembaga ini menggunakan beberapa indikator, diantaranya adalah diseleksi nilai TPA dan nilai UN.”
(01/SMK/KS /18112014).
Dari statemen Kepala Sekolah tersebut semakin jelas bahwasanya dalam penerimaan peserta didik baru di lembaga ini tidaklah berjalan begitu saja tanpa sebuah perencanaan, akan tetapi segala bentuk perencanaan telah dibuat dengan harapan tercapainya segala keteraturan pelaksanaan dalam manajemen khususnya proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Hal tersebut sebagaimana diperkuat pula oleh pernyataan staf kesiswaan SMK Negeri 1 Lumajang ini yaitu Ibu Deni Indayati, S.E, sebagai berikut :
“Untuk penerimaan peserta didik baru ini biasanya awal-awal itu lembaga membentuk panitia PPDB, setelah itu panitia bekerjasama untuk mempersiapkan program yang akan dilakukan dalam proses PPDB ini, dalam hal ini biasanya bekerjasama dengan waka kesiswaan. Terus biasanya dilanjutkan dengan sebar-sebar brosur, kemudian memesan dan memasang spanduk PPDB, terus persiapan formulir-formulir pendaftan. Setelah ada siswa yang daftar, biasanya langsung diseleksi nilai TPA dan nilai UN.
(01/SMK/Staf.WKS/22112014).
Dari beberapa ungkapan tersebut, telah diketahui bahwasanya perencanaan pengaturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di lembaga ini tidak kalah teraturnya dengan perencanaan kegiatan yang lain. Dengan harapan bahwa apa yang ada dalam pelaksanaan lebih teratur dari apa yang dibayangkan. Itulah diantara fungsi perencanaan dalam manajemen.
c. Orientasi Siswa Baru
Setelah peserta didik mendaftar ulang, mereka memasuki masa orientasi peserta didik di sekolah. Orientasi ini dilakukan mulai hari-hari pertama masuk sekolah. Alasan diadakannya orientasi peserta didik di sekolah adalah agar peserta didik siap menghadapi kondisi dan situasi sekolah yang baru.
Orientasi adalah perkenalan. Perkenalan meliputi lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah. Lingkungan fisik sekolah meliputi sarana dan prasarana sekolah seperti jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tempat bermain di sekolah, lapangan olah raga,
gedung dan perlengkapan sekolah, serta fasilitas-fasilitas lain yang disediakan sekolah. Sedangkan lingkungan sekolah meliputi kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan selain guru, teman sebaya seangkatan, dan peserta didik senior di sekolah.79
Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Waka Kesiswaan Bapak Sukur Basuki, S.E. sebagai berikut :
“Seperti halnya Masa Orintasi Siswa Baru (MOS) pada tahun-tahun ajaran baru, pada pelaksanaan MOS yang dilakukan di SMK Negeri 1 Lumajang juga dilaksanakan setelah adanya pengumuman penerimaan siswa baru. Setelah semua calon siswa baru diterima, MOS dilaksanakan menurut dengan rambu-rambu yang ditetapkan oleh sekolah, dan acara ini diemban oleh para pengurus OSIS, dan tentunya dengan di dampingi oleh waka kesiswaan .”
(01/SMK/WKS/20112014).
Hal tersebut sebagaimana diperkuat pula oleh pernyataan staf kesiswaan SMK Negeri 1 Lumajang ini yaitu Ibu Deni Indayati, S.E, sebagai berikut :
“Masa Orientasi Siswa Baru (MOS) Tahun Pelajaran 2014-2015 di SMK Negeri 1 Lumajang telah dilaksanakan pada hari Senin, 14 Juli 2014 s.d. Kamis, 17 Juli 2014, mulai pukul 07.00 s.d 15.00 WIB. Kegiatan ini dilaksanakan oleh guru pembina, OSIS serta dibantu semua civitas akademik SMK Negeri 1 Lumajang. Materi yang disampaikan kepada siswa baru meliputi :
a. PBB oleh Bakesbangpol b. Materi ruang meliputi :
- Wawasan kebangsaan.
- Pendidikan Lingkungan Hidup.
- Kejuruan.
- Tata Tertib Siswa.
c. Wawasan Wiyata Mandala
79 Ali Imron. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), 72.
d. Out bond
e. Apel pagi dan sore f. Persami
Diharapkan siswa baru yang sudah masuk langsung beradaptasi dengan keadaan sekolah dan tidak ada rasa canggung. Adaptasi dengan fasilitas yang disediakan sekolah, personalia sekolah yang meliputi dewan guru, pegawai sekolah, juga siswa senior. Selain mendidik mental siswa baru, juga diadakan penelusuran bakat yang dilakukan melalui lomba-lomaba yang diadakan. Lomba yang diadakan mewakili dari berbagai macam program ekstra kurikuler yang ada di sekolah, seperti seni tilawah Al-Quran, seni kaligrafi, juga berbagai macam olah raga seperti Bola Voly, Futsal. Lomba-lomba yang berhubungan dengan intlektual siswa juga dilombakan seperti pidato. Pada ahir MOS diadakan sambutan penerimaan dari sekolah dengan acara penutup pentas seni pertunjukan yang dilakukan oleh pengurus OSIS.”
(01/SMK/Staf.WKS/22112014).
d. Pengelompokan Siswa
Pengelompokan siswa ini juga merupakan suatu kegiatan kesiswaan yang urgen bertujuan mengklasifikasikan siswa berdasarkan kemampuan dan kecakapan yang mereka miliki serta untuk memudahkan pihak sekolah jika membutuhkan seorang utusan atau perwakilan sekolah dalam berbagai kegiatan presentatif. Oleh karena itu perlu direncanakan dengan matang dengan harapan segala kegiatan yang berhubungan dengan pengelompokan siswa ini dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Dalam hal ini lembaga telah melakukan berbagai persiapan dan penyediaan dalam kegiatan pengelompokan siswa, sebagaimana yang termaktub dalam dialog peneliti dengan Bapak Sukur Basuki,
S.E. selaku waka kesiswaan di SMK Negeri 1 Lumajang ini sebagai berikut :
“Untuk pengelompokan siswa ini, pertama pengelompokan berdasarkan kelas. Ada kelas X, XI, dan XII. Kalau untuk pengelompokan berdasarkan bakat dan minat dikelompokkan dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Mengenai bakat minat ini setiap tahun berubah, karena pada tahun ini sudah mengikuti Kurikulum 2013 maka penerimaan peserta didik baru itu hanya sampai pada program keahlian, sedangkan paket keahlian itu ada yang namanya peminatan, peminatan itu dilakukan di kelas X (kelas dua), jadi setelah naik ke kelas dua baru disitu dilakukan peminatan, maka siswa memilih paket keahliannya itu setelah kelas dua, itu program yang sekarang sedang berlaku. Kalau sebelumnya peminatan disitu ada yang namanya tes bakat minat, jadi siswa pada waktu masuk, kemudian dia setelah dinyatakan diterima kita lakukan pemetaan, setelah dilakukan pemetaan kita kerja sama dengan psikiater biasanya dari UNESA, kita kerjasama dengan psikiater dari UNESA. Kemudian ada formulir yang diisi oleh siswa, dia minatnya apa, tetapi kemudian untuk melihat bakatnya berdasarkan alat atau berdasarkan soal-soal psikotes yang dilakukan oleh psikiater, jadi kita sendiri juga tidak memahami itu bagaimana itu alatnya sendiri yang jelas sekolah dapat input nanti dari psikiater bahwa si A si B anak ini dia punya bakat ke satu program keahlian itu.
Di kita tahun ini kebetulan ada sekitar 27 ekstrakurikuler yang kita siapkan, jadi sesuai dengan prinsipnya ekstrakurikuler mewadahi bakat dan minat siswa dalam kegiatan tertentu yang tidak terwadahi dalam kegiatan intrakurikuler, maka biasanya di awal tahun pelajaran tepatnya pada masa orientasi siswa itu kita menyebarkan angket pilihan kepada siswa untuk memilih ekstrakurikuler yang diminati, jadi yang jelas kita disini mempersiapkan ekstrakurikuler ada 27 macam ekstrakurikuler, siswa memilih sesuai dengan bakat dan minatnya, karena di dalam ekstra kurikuler ada istilah pembinaan dan pelatihan, jadi kalau siswa itu yang minat tapi tidak punya bakat disitu maka kita latih dia.”
(01/SMK/WKS/20112014).
Sebagai yang termaktub dalam dialog tersebut bahwasanya berbagai perencanaan pengelompokan siswa ini telah dilaksanakan
oleh sekolah, baik pengelompokan kelas, maupun pengelompokan minat dan bakat siswa. Pengelompokan minat dan bakat siswa, SMK Negeri 1 Lumajang setiap tahun program ekstrakurikuler selalu berubah-ubah, karena setiap tahun minat dan bakat siswa juga berbeda.
Hal tersebut sebagaimana diperkuat pula dengan pernyataan kepala SMK Negeri 1 Lumajang ini yaitu Ibu Dra. Soetatik, M.Pd.
sebagai berikut :
“Untuk pengelompokan siswa ini, pertama pengelompokan berdasarkan kelas. Ada kelas X, XI, dan XII. Kalau untuk pengelompokan berdasarkan bakat dan minat dikelompokkan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini setiap tahun berubah, hal itu terjadi karena minat dan bakat dari siswa setiap tahun berbeda. Dengan demikian sekolah berusaha mewadahi semua minat dan bakat siswa.
Pada tahun ini ada sekitar 27 ekstrakurikuler yang kita siapkan, jadi sesuai dengan prinsipnya ekstrakurikuler mewadahi bakat dan minat siswa dalam kegiatan tertentu yang tidak terwadahi dalam kegiatan kurikuler,
(01/SMK/KS/18112014).
Dari pernyataan Kepala Sekolah tersebut diketahui bahwa perencanaan pengelompokan siswa berdasarkan kelas, bakat dan minat siswa. Hal itu dilakukan dengan pertimbangan dan seleksi ketat dari dewan guru dan tim psikiater dari UNESA.
Dari beberapa statemen yang telah diungkapkan oleh beberapa informan tersebut dapat diketahui bahwa perencanaan pengelompokan siswa di lembaga ini berdasarkan kelas, jurusan, minat dan bakat siswa serta kelompok ekstrakurikuler yang harus dipilih oleh siswa
sesuai dengan kecenderungan mereka dengan pertimbangan dan seleksi yang ketat dari dewan guru dan tim psikiater dari UNESA.
e. Pembinaan dan Pengembangan Siswa
Pembinaan kesiswaan adalah suatu kegiatan dilakukan untuk mengarahkan siswa agar tumbuh dan berkembang sesuai kapasitas kemampuan bakat dan minat, serta menjadi pribadi yang utuh sebagai makhluk individu dan sosial, cerdas dan terampil, dan bermoral. Ada beberapa pembinaan dan pengembangan siswa yaitu melalui : kegiatan organisasi siswa (OSIS), kegiatan intra dan ekstra kurikuler.
Hal ini sesuai dengan penjelasan kepala SMK Negeri 1 Lumajang ini yaitu Ibu Dra. Soetatik, M.Pd. sebagai berikut :
“Dalam hal pembinaan siswa, di lembaga ini membentuk organisasi bagi siswa yang disebut OSIS, pada organisasi ini seluruhnya diisi oleh perwakilan siswa setiap kelasnya. masa bakti kepengurusan OSIS adalah 1 tahun dan biasanya dilaksanakan pergantian kepengurusan pada pertengahan semester ganjil. Banyak kegiatan kesiswaan yang biasanya dibantu oleh anak OSIS, hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengalaman siswa dalam berorganisasi. Kemudian dalam pengembangan siswa, di lembaga ini menyediakan kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti salah satu oleh siswa. Di sini ada 27 kegiatan ekstra, yang di sediakan untuk mengembangan minat dan bakat siswa.”
(01/SMK/KS/18112014).
Hal ini diperkuat dengan penjelasan waka kesiswaan Bapak Sukur Basuki, S.E. bahwa :
“Pembinaan siswa di lembaga ini membentuk organisasi bagi siswa yang disebut OSIS, pada organisasi ini seluruhnya diisi oleh perwakilan siswa setiap kelasnya. masa bakti
kepengurusan OSIS adalah 1 tahun dan biasanya dilaksanakan pergantian kepengurusan pada pertengahan semester ganjil.
Banyak kegiatan kesiswaan yang biasanya dibantu oleh anak OSIS, hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengalaman siswa dalam berorganisasi. Kemudian dalam pengembangan siswa, di lembaga ini menyediakan kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti salah satu oleh siswa. Di sini ada 27 kegiatan ekstra, yang di sediakan untuk mengembangan minat dan bakat siswa. Seperti : rois, patroli keamanan dan ketertiban, pramuka, paskibra, karya ilmiyah remaja, olympiade MIPA, bola basket, bola volly, tae kwondo, sepak bola/futsal, pecinta alam, badminton, cicling club, palang merah remaja, kewirausahaan, koperasi siswa, usaha kesehatan sekolah, pengembangan seni tradisional/karawitan, pengembangan seni tari, seni teater, band, paduan suara, buletin/tabloit, majalah dinding, majalah digital, desain grafis, english debate, english debate.”
(01/SMK/WKS/20112014).
Kemudian pada pelaksanaan pembinaan siswa yang bermasalah waka kesiswaan Bapak Sukur Basuki, S.E. menyatakan bahwa :
“Mendeteksi siswa yang bermasalah, ya kita sesuai dengan tata tertib, jadi kalau apa namanya dari tata tertib sekolah itu kita lihat trennya, jadi disitu kita mendeteksinya disitu, jadi kalau misalnya siswa ini melakukan pelanggaran tata tertib, kemudian menunjukkan tren, misalnya dia sudah sekali melanggar tata tertib, kemudian dia mengulangi lagi dua kali tiga kali, itu berarti dia bermasalah, maka ketika kemudian kawan-kawan di pembina kesiswaan dan juga guru BK itu ketika mengatakan bahwa itu menunjukkan tren, maka dilakukan sudah tritment-tritment tertentu pada siswa ini, apakah siswa ini dipanggil, kemudian atau kalau tidak cukup memanggil siswanya ya harus manggil orang tuanya untuk di klarifikasi mengenai trennya itu tadi, satu contoh misalnya siswa itu terlambat sampai tiga hari berturut-turut, berarti ada masalah ini kenapa kan begitu, ketika disitu maka kita cari kita berikan tritmen pada siswa ini, seperti itu. Satu contoh lagi misalnya siswa setiap hari selasa jam ke 5 kok mesti izin pulang, kalau izin sekali dua kali tidak masalah, tapi kalau sudah menunjukkan trend baru kita lakukan tritmen, lah itu
kawan-kawan di guru BK yang sudah punya strategi untuk itu, sehingga kemudian ketika mencari solusi akan permasalahan siswa itu kita sesuai dengan akar masalahnya, kalau memang akar masalahnya ada di rumah ya kita kembalikan lagi pada orang tua seperti apa penyelesaiannya, begitu. Karena pada prinsipnya siswa yang bermasalah di sekolah itu sebagian besar di rumah sudah bermasalah, jadi ketika dia seperti itu maka tritmennya tidak bisa dilakukan di sekolah, tritmennya harus dilakukan di rumah bersama orang tua.
(01/SMK/WKS/20112014).
Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan kepala SMK Negeri 1 Lumajang ini yaitu Ibu Dra. Soetatik, M.Pd. sebagai berikut :
“Dalam menangani masalah kehadiran siswa ini lembaga bekerjasama antar masing-masing penanggungjawab siswa, diantaranya adalah wali kelas, guru piket, tatib, BK dan kesiswaan untuk menanganinya. Karena siswa gak hadir ini biasanya disebabkan oleh 3 hal, yaitu karena sakit, karena bolos, terlambat, dll. Karena terlambat ini bisa juga gak masuk dia, karena kabur dan takut dihukum mungkin. Kadang saya ke pos satpam dan saya suruh ketati di siana itu “kalau macem-macem Pak diberi sanksi disiplin saja....!”, kadang ya anak itu ya mencak-mencak gak terima, namanya saja anak-anak ya memang pengen bebas. Biasanya dalam menghadapi siswa yang bermasalah BP melaksanakan tiga hal seperti, pertama melakukan peringatan kepada siswa yang bermasalah, kemudian kedua melakukan pemanggilan kepada orang tua siswa sampai pada pemberian skorsing hingga 2 minggu lamanya, dan yang ketiga pemberian surat pindah pada siswa yang bermasalah untuk melanjutkan sekolah di tempat lain.”
(01/SMK/KS/18112014)
f. Evaluasi Siswa
Evaluasi adalah kegiatan memulai kemajuan dan suatu aktivitas atau kegiatan membandingkan antara hasil yang dicapai dengan perencanaan sebelumnya.
Menurut penjelasan waka kesiswaan Bapak Sukur Basuki, S.E.
bahwa :
“Pendataan kemajuan siswa ini perlu dilakukan, karena untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa juga untuk petanggungjawaban dari pihak sekolah kepada wali siswa yang telah mempercayai untuk mendidik anaknya. Setelah melalui evaluasi yang diadakan pihak sekolah juga didatangkan orang tua siswa, untuk mengetahui sejauh mana peranan orang tua di rumah.
Ada beberapa buku catatan untuk mengontrol bagaimana keadaan siswa yaitu presensi, buku nilai harian, rapot, dan juga buku legger. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana keadaan siswa, makin maju atau makin tidak terkendali.”
(01/SMK/WKS/20112014).
Hal tersebut sebagaimana diperkuat pula oleh pernyataan staf kesiswaan SMK Negeri 1 Lumajang ini yaitu Ibu Deni Indayati, S.E, sebagai berikut :
“Ada beberapa buku catatan untuk mengontrol bagaimana keadaan siswa yaitu presensi, buku nilai harian, rapot, dan juga buku legger. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana keadaan siswa, makin maju atau makin tidak terkendali.
1) Buku Absensi
Begitu jam pertama dinyatakan masuk, serta siswa masuk ke kelas, guru mengabsen siswanya satu persatu, agar mengenali satu persatu siswanya yang masuk sekolah dan yang tidak masuk sekolah. Demikian juga pada jam-jam berikutnya setelah istirahat, guru perlu mempresensi kembali, barangkali ada siswanya yang pulang sebelum waktunya. Tidak jarang, siswa pulang sebelum waktunya, hanya karena sudah dinyatakan masuk melalui presensi pada jam pertama. Ada beberapa penyebab yang menjadikan siswa SMK Negeri 1 Lumajang ini tidak hadir dalam madrasah, ada yang muncul dari ekternal siswa, dan juga yang datang dari diri siswa itu sendiri. Kebanyakan penyebab yang timbul dari luar siswa itu adalah :
a) Karena ada tugas dari keluarga untuk membantu dirumah, semisal ada siswa yang tidak masuk gara-gara ikut membantu di sawah.