• Tidak ada hasil yang ditemukan

TESIS Oleh:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "TESIS Oleh:"

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN KESISWAAN DI SMK NEGERI 1 LUMAJANG

TESIS

Oleh:

HAFIDZ IQBAL WIRA DAMIRI NIM. 0849110072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM PROGRAM PASCASARJANA

IAIN JEMBER OKTOBER 2015

(2)

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI

MANAJEMEN KESISWAAN DI SMK NEGERI 1 LUMAJANG

TESIS

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam (M.Pd.I)

Oleh:

HAFIDZ IQBAL WIRA DAMIRI NIM. 0849110072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM PROGRAM PASCASARJANA

IAIN JEMBER OKTOBER 2015

(3)

(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan, rahmat, taufiq, hidayah serta inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI MANAJEMEN KESISWAAN DI SMK NEGERI 1 LUMAJANG”

Shalawat dan salam, barokah yang seindah-indahnya, mudah-mudahan tetap terlimpahkan kepada Rasulullah SAW. Yang telah membawa kita dari alam kegelapan dan kebodohan menuju alam yang terang benderang yakni Dinul Islam.

Suatu kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi penulis karena dapat menyelesaikan tesis ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini tidak lepas dari bimbingan dan arahan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE, MM selaku Rektor IAIN Jember.

2. Prof. Dr. H. Miftah Arifin, M.Ag, selaku Direktur Program Pascasarjana IAIN Jember

3. Bapak Dr. Achmad Junaidi, M.Ag selaku dosen pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, motivasi dan nasehat demi terselesainya penyusunan tesis ini.

(6)

4. Bapak Dr. H. Mundir, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, motivasi dan nasehat demi terselesainya penyusunan tesis ini.

5. Ibu Dra. Soetatik, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Lumajang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di lembaga yang beliau pimpin.

6. Bapak Sukur Basuki, SE. Selaku Wakil Kepala Kesiswaan SMK Negeri 1 Lumajang yang juga banyak membantu penulis melengkapi data-data yang dibutuhkan selama proses penelitian.

7. Segenap guru SMK Negeri 1 Lumajang beserta stafnya yang telah membantu penulis dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan untuk penyusunan laporan tesis ini.

8. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan motivasi dan bimbingan serta pengorbanannya baik berupa materiil maupun spirituil sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

9. Istriku tercinta yang telah memberikan waktu dan semangat dalam memotivasi dalam menyelesaikan tesis ini.

10. Teman-temanku yang turut membantu dan memotivasi penulis hingga selesainya penulisan tesis ini.

11. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tesis ini, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

(7)

Hanya ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya yang dapat penulis sampaikan, semoga bantuan dan do’anya yang telah diberikan dapat menjadi catatan amal kebaikan dihadapan Allah SWT.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan tesis ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati dan dengan tangan terbuka penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca yang budiman untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Akhirnya dengan segala bentuk kekurangan dan kesalahan, penulis berharap semoga dengan rahmat dan izin-Nya mudah-mudahan Tesis ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Dan semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan inayahnya kepada kita semua. Amin.

Jember, Oktober 2015

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

ABSTRAKSI ... xi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Fokus Penelitian ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Istilah ... 8

F. Sistematika Pembahasan ... 10

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ... 12

A. Penelitian Terdahulu ... 12

B. Kajian Pustaka ... 17

(9)

BAB III : METODE PENELITIAN ... 68

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 68

B. Lokasi Penelitian ... 70

C. Subjek Penelitian ... 70

D. Sumber Data ... 72

E. Prosedur Pengumpulan Data ... 73

F. Analisis Data ... 76

G. Keabsahan Data ... 78

H. Tahap-tahap Penelitian ... 80

BAB IV : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 83

A. Paparan Data ... 83

B. Temuan Penelitian ... 112

BAB V : PEMBAHASAN ... 127

A. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri Lumajang ... 127

B. Manajemen Kesiswaan di SMK Negeri 01 Lumajang ... 130

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN ... 139

A. Kesimpulan ... 139

B. Saran-saran ... 141

DAFTAR PUSTAKA ... 143

(10)

DAFTAR TABEL

1. Rekapitulasi Keadaan Siswa Per-Akhir Tahun Pelajaran ... 97

2. Tabel 1 Matrik Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam ... 112

3. Tabel 2 Matrik kendala/hambatan upaya meningkatkan prestasi belajar pendidikan agama islam. ... 114

4. Tabel 3 Matrik Langkah mengatasi Hambatan Meningkatkan Presrtasi Belajar Pendidikan Agama Islam ... 115

5. Tabel 4 Matrik Perencanaan Kesiswaan ... 118

6. Tabel 5 Matrik Penerimaan Peserta Didik Baru ... 119

7. Tabel 6 Matrik Masa Orientasi Siswa ... 120

8. Tabel 7 Matrik Pengelompokan Siswa ... 122

9. Tabel 8 Matrik Pembinaan dan Pengembangan Siswa ... 123

10. Tabel 9 Matrik Evaluasi Siswa ... 125

11. Tabel 10 Matrik Mutasi dan Drop out ... 125

(11)

ABSTRAK

Hafidz Iqbal Wira Damiri. 2015. Upaya Peningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Manajemen Kesiswaan Di SMK Negeri 1 Lumajang. Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Jember. Program Studi Pendidikan Islam.

Pembimbing (I) Dr. Achmad Junaidi, M.Ag. Pembimbing (II) Dr. H. Mundir, M.Pd.

Kata Kunci : Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam, Manajemen Kesiswaan, SMK.

Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa di SMK Negeri 1 Lumajang, diperlukan upaya-upaya khususnya di sini adalah lembaga. Karena siswa SMK masih sangat perlu mendapat bimbingan dalam pelajaran PAI.

SMK Negeri 1 Lumajang merupakan salah satu sekolah SMK Negeri di Kabupaten Lumajang yang memiliki visi beriman dan bertaqwa, unggul dalam prestasi, terampil, mandiri dan peduli lingkungan. Sedangkan pada kenyataannya porsi jam belajar PAI 2 jam perminggu. Oleh karena itu, peneliti ingin mencoba mengungkapkan bagaimana upaya lembaga dalam meningkatkan prestasi belajar PAI melalui manajemen kesiswaan di SMK Negeri 1 Lumajang.

Tesis ini bertujuan untuk meneliti tentang upaya meningkatkan prestasi belajar pendidikan agama islam, yang meliputi : upaya meningkatan prestasi belajar pendidikan agama Islam, dan manajemen kesiswaan di SMKN 1 Lumajang.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian ini di SMKN 1 Lumajang Kabupaten Lumajang. Sumber data yang digunakan yaitu:

sumber data primer dan sekunder. Prosedur pengumpulan data yang digunakan yaitu: wawancara, observasi, dan studi dokumenter. Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif, yang meliputi: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan keabsahan data yang digunakan yaitu:

triangulasi sumber, metode, dan teori.

Adapun kesimpulan penelitian ini adalah: Upaya meningkatkan prestasi belajar pendidikan agama islam melalui manajemen kesiswaan di SMK Negeri 1 Lumajang yaitu 1). Menambah jam pelajaran PAI, 2). Menciptakan kondisi yang baik pada waktu proses belajar mengajar, 3). Adanya sarana dan prasarana pembelajaran PAI yang lengkap, 4). Memberikan motivasi pada siswa untuk meningkatkan prestasi belajar PAI, 5). Pembagian kelas. Kemudian Kendala/hambatan dalam menigkatkan prestasi belajar PAI SMK Negeri 1 Lumajang yaitu : 1). Siswa yang kurang meperhatikan pada pelajaran PAI, 2). Siswa yang kurang mampu pada pelajaran PAI. Adapun langkah-langkah SMK Negeri 1 Lumajang dalam mengatasi kendala/hambatan dalam meningkatkan prestasi belajar PAI, yaitu : 1). Menfokuskan terhadap siswa, 2). Memberikan bimbingan khusus, 3). Kerjasama antar pihak luar, 4). Adanya sarana dan prasarana. Pelaksanaan upaya meningkatkan prestasi belajar

(12)

pendidikan agama islam melalui manajemen kesiswaan dilaksanaan melalui kegiatan-kegiatan yang telah diprogramkan kesiswaan dimulai dari kegiatan penerimaan siswa baru, osis, ekstrakurikuler, dan ubudiyah, yang di menej dengan baik, bekerjasama dengan kepala sekolah, guru, karyawan, komita sekolah, pembina kegiatan, pelatih, siswa, semua proses kegiatan dapat berjalan dengan baik. Setelah siswa mengikuti kegiatan mereka merasa senang,dan butuh akan kegiatan-kegiatan tersebut untuk mengembankan potensi yang dimilikinya banyak pengalaman, belajar, serta berlatih dalam berorganisasi.

(13)

ABSTRACT

Hafidz Iqbal Wira Damiri. 2015. Efforts to Improve Learning Achievement Through Islamic Education Student Management in SMK Negeri 1 Lumajang.

Postgraduate Program of Institut Agama Islam Negeri Jember. Islamic Education Studies Program.

Advisor (I) . Dr. Achmad Junaidi, M.Ag. Advisor (II) Dr. H. Mundir, M.Pd.

Key words : Achievement of Islamic Studying Education, Studentship Management, Vocational High School .

In order to improve student achievement in SMK Negeri 1 Lumajang, the necessary efforts in particular here is an institution. Because vocational students still need guidance in PAI lesson.

SMK Negeri 1 Lumajang is one school SMK in Lumajang who have a vision faithful and devoted, excelled in achievement, skilled, independent and caring environment. Whereas in fact the portion of PAI study hours 2 hours per week. Therefore, researchers wanted to try to express how the efforts of institutions in improving learning achievement PAI through a management student at SMK Negeri 1 Lumajang.

This thesis aims to examine the efforts to improve learning achievement of Islamic religious education, which include: efforts to improve learning achievement of Islamic religious education, and management student at SMK 1 Lumajang.

This study used a qualitative approach. The location of this research in SMK 1 Lumajang Lumajang. Source of data used are: primary and secondary data sources. Data collection procedures used were: interviews, observation, and documentary studies. Analysis of the data used is descriptive analysis, which includes: data reduction, data presentation, and conclusion. While the validity of the data used are: triangulation of sources, methods, and theory.

The conclusions of this study are: Efforts to improve learning achievement of Islamic religious education through a management student at SMK Negeri 1 Lumajang ie 1). PAI add hours of lessons, 2). Create good conditions during the learning process, 3). The presence of PAI learning facilities and infrastructure complete, 4). Motivate students to improve learning achievement PAI, 5). Class division. Then constraints / bottlenecks in improving learning achievement PAI Lumajang SMK 1: 1). Students who are less pay attention to the lesson PAI, 2).

Students who are less able to PAI lesson. The steps SMK Negeri 1 Lumajang in overcoming obstacles / barriers to improving learning achievement PAI, namely:

1). Focusing on students, 2). Provide special guidance, 3). Cooperation among outsiders, 4). The existence of facilities and infrastructure. Implementation efforts to improve learning achievement of Islamic religious education through management of student is implemented through activities that have been programmed student starts of activity new admissions, student council, extracurricular, and ubudiyah, which in menej well, in cooperation with

(14)

principals, teachers, employees, komite school, builder activities, coaches, students, all the activities can be run well. After the students take part in them feel good, and will need these activities to its potential elicits a lot of experience, learning, and practice in the organization.

(15)

ثحبلا صخلم

, يزٍِاد ازٌٚ ًجلإ عفح 5105

دٛٙخ

ٍٓظحزٌ

ًٍّؼٌا ًٍظحزٌا يلاخ ِٓ

خٍِلاطلإا خٍثززٌا ةلاطٌا حرادإ

ًف ةصاخلا ةيمكحلا ةيوناثلا ةسردم 1

بٌٍبؼٌا دبطارذٌا حِبٔزث ىف حٕخبٌِٛ

, زجّخ خٍّىحٌا خٍِلاطلإا خؼِبدٌبث خٍِلاطلإا خٍثززٌا ُظل جبحٌا رٛزوذٌا : يٚلأا فٌزشٌّا ذّحا

خ يذٍٕ

: ًٔبثٌا فٌزشٌّا , زٍزظخبٌّا

.زٍزظخبٌّا رذِٕ جبحٌا رٛزوذٌا

ةيسيئرلا تاملكلا :

خطبخٌا خٍّىحٌا خٌٛٔبثٌا خطرذِ , خٍِلاطلإا خٍثزر خدٍزٔ عفح , خجٍطٌا جبِٕٙ

أ ِٓ

ًف ةلاطٌا ًٍظحر ٍٓظحر ًخ ةصاخلا ةيمكحلا ةيوناثلا ةسردم

1 حٕخبٌِٛ

دٛٙدٌا ،

ًف ٍٗخٛزٌا خخبحث ياشر لا ًٌّٕٙا ةلاطٌا ْلأ .خظطؤِ ً٘ بٕ٘ صٛظخٌا ٗخٚ ىٍػ خِسلاٌا ةيبرت

ةيملاسلإا .صرذٌا

ةصاخلا ةيمكحلا ةيوناثلا ةسردم 1

حٕخبٌِٛ

ٛ٘

ةصاخلا ةيمكحلا ةيوناثلا ةسردم 1

طرذِ

ًف حذحاٚ خ حٕخبٌِٛ

خٌبػزٌاٚ خٍمزظِ خئٍجٌاٚ ،سبدٔلإا ًف اٛلٛفرٚ صزوٚ ٍِٕٓؤٌّا خٌؤر ٌُٙذٌ ٌٓذٌا

خطارذٌا دبػبط ِٓ ءشخ غلاٌٛا ًف ٗٔأ ٍٓح ًف .حز٘بٌّا ةيملاسلإا ةيبرت

خػبط ،هٌذٌٚ .عٛجطلأا ًف 2

ٍُؼر ٍٓظحر ًف دبظطؤٌّا دٛٙخ ٓػ زٍجؼزٌٍ خٌٚبحِ ًف ْٛثحبجٌا دارأ ةيبرت

ةيملاسلإا يلاخ ِٓ سبدٔلإا

ًف حرادلإا تٌبط ةصاخلا ةيمكحلا ةيوناثلا ةسردم

1 حٕخبٌِٛ

.

ًٌٕذٌا ٍٍُؼزٌا ِٓ ًطارذٌا ًٍظحزٌا ٍٓظحر ىٌإ خٍِازٌا دٛٙدٌا خطارد ىٌإ خحٚزطلأا ٖذ٘ فذٙرٚ

ِلاطلإا ًٌٕذٌا ٍٍُؼزٌٍ ًٍّؼٌا ًٍظحزٌا ٍٓظحر ىٌإ خٍِازٌا دٛٙدٌا :ًّشر ًزٌاٚ ،ًِلاطلإا تٌبطٚ ،ً

ًف حرادلإا ةصاخلا ةيمكحلا ةيوناثلا ةسردم

1 حٕخبٌِٛ

.

ًف ثحجٌا اذ٘ غلِٛ .ًػٛٔ حٙٔ ىٍػ خطارذٌا ٖذ٘ ذِذخزطا ةصاخلا ةيمكحلا ةيوناثلا ةسردم

1

حٕخبٌِٛ

دبٔبٍجٌا غّخ داءازخإ ذٔبوٚ .خٌٛٔبثٌاٚ خٌٍٚلأا دبٔبٍجٌا ردبظِ :ً٘ خِذخزظٌّا دبٔبٍجٌا رذظِ . ا :خِذخزظٌّا ًزٌاٚ ،ًفطٚ ًٍٍحر ٛ٘ خِذخزظٌّا دبٔبٍجٌا ًٍٍحر .خٍمئبثٌٛا دبطارذٌاٚ ،خجلازٌّاٚ ،دلاثبمٌّ

ثٍٍثر :ً٘ خِذخزظٌّا دبٔبٍجٌا خحط ْأ ٍٓح ًف .جبزٕزطلااٚ ،دبٔبٍجٌا عزػٚ ،دبٔبٍجٌا ضٍٍمر :ًّشر .خٌزظٔٚ ،قزطٌاٚ ردبظٌّا زٌا ٍٓظحزٌ خٌٚذجٌّا دٛٙدٌا :ً٘ خطارذٌا ٖذ٘ دبخبزٕزطا

ِٓ ًِلاطلإا ًٌٕذٌا ٍٍُؼزٌٍ ًٍّؼٌا ًٍظح

ًف حرادلإا تٌبط يلاخ ةصاخلا ةيمكحلا ةيوناثلا ةسردم

1 حٕخبٌِٛ

يأ 0 .) ةيملاسلإا ةيبرت خػبط خفبضإ

،صٚرذٌا ِٓ

5 ،ٍُؼزٌا خٍٍّػ ءبٕثأ حذٍخ فٚزظ كٍخ .) 3

ٍُؼزٌا كفازِ دٛخٚ .) ةيملاسلإا ةيبرت

خٍٕجٌاٚ

،خٍِبو خٍزحزٌا 4

ٌا شٍفحر .) ًطارذٌا ًٍظحزٌا ٍٓظحر ىٍػ ةلاط

ةيملاسلإا ةيبرت ،

ُث .ًمجطٌا َبظمٔلاا .)5

لاا / دٍٛمٌا

ًٍّؼٌا ًٍظحزٌا ٍٓظحر ًف دبلبٕزخ ةيملاسلإا ةيبرت

حٕخبٌِٛ

ةيمكحلا ةيوناثلا ةسردم

ةصاخلا صرذٌا ىٌإ دبفزٌلاا ًلأ ُ٘ ٌٓذٌا ةلاطٌا .)1

ةيملاسلإا ةيبرت ،

ًلأ ُ٘ ٌٓذٌا ةلاطٌا .)2 ىٍػ حرذل

داٛطخٌا .صرذٌا يبث ةصاخلا ةيمكحلا ةيوناثلا ةسردم

1 حٕخبٌِٛ

ًزٌا كئاٛؼٌا / دبجمؼٌا ىٍػ تٍغزٌا ًف

ًٍّؼٌا ًٍظحزٌا ٍٓظحر ْٚد يٛحر ةيملاسلإا ةيبرت

:بّ٘ٚ ، 0 ،ةلاطٌا ىٍػ شٍوززٌا .) 5

دبشرلإا ٌُذمر .)

،صبخ 3 ،ءبثزغٌا ٍٓث ْٚبؼزٌا .) 4

خٍٕجٌاٚ كفازٌّا دٛخٚ .) ًٍّؼٌا ًٍظحزٌا ٍٓظحزٌ ذٍفٕزٌا دٛٙخ .خٍزحزٌا

طبشٌٕا تٌبطٌا أذجٌ بٙزدِزث ُر ًزٌا خطشٔلأا يلاخ ِٓ ب٘ذٍفٕرٚ حرادإ يلاخ ِٓ ًِلاطلإا ًٌٕذٌا ٍٍُؼزٌٍ

ٚ ،خٍدِٕٙلاٌا ،ةلاطٌا ضٍدِ ،حذٌذدٌا يٛجمٌا

ٌٗذجػ ًف يذٌا تٌبط ، menej

يزٌذِ غِ ْٚبؼزٌبث ،اذٍخ

ٚ ٍٓفظٌّٛاٚ ٍٍّٓؼٌّاٚ صراذٌّا komite

ًٍغشر ٓىٌّٚ ،ةلاطٌاٚ ٍٓثرذٌّاٚ ءبٕجٌا خطشٔأٚ ،خطرذٌّا

ىٌإ خطشٔلأا ٖذ٘ جبزحر فٛطٚ ،حذٍخ خٌبحث ًٕٔأ زؼشأ بٍٙف نربشٌ ةلاطٌا ذؼث .ذٍخ ًىشث خطشٔلأا غٍّخ

ٌّّاٚ ،ٍُؼزٌاٚ ،حزجخٌا ِٓ زٍثىٌا زٍثٌ بٙربٔبىِإ .خّظٌّٕا ًف خطرب

ًف ةلاطٌا ًٍظحر ٍٓظحر ًخأ ِٓ

ةصاخلا ةيمكحلا ةيوناثلا ةسردم 1

حٕخبٌِٛ

ْلأ .خظطؤِ ً٘ بٕ٘ صٛظخٌا ٗخٚ ىٍػ خِسلاٌا دٛٙدٌا ،

ًف ٍٗخٛزٌا خخبحث ياشر لا ًٌّٕٙا ةلاطٌا .صرذٌاPAI

ةصاخلا ةيمكحلا ةيوناثلا ةسردم 1

حٕخبٌِٛ

ٛ٘

صاخلا ةيمكحلا ةيوناثلا ةسردم ة

ًف حذحاٚ خطرذِ 1 حٕخبٌِٛ

اٛلٛفرٚ صزوٚ ٍِٕٓؤٌّا خٌؤر ٌُٙذٌ ٌٓذٌا

خطارذٌا دبػبط ِٓ ءشخ غلاٌٛا ًف ٗٔأ ٍٓح ًف .حز٘بٌّا خٌبػزٌاٚ خٍمزظِ خئٍجٌاٚ ،سبدٔلإا ًف PAI 2

(16)

ٍُؼر ٍٓظحر ًف دبظطؤٌّا دٛٙخ ٓػ زٍجؼزٌٍ خٌٚبحِ ًف ْٛثحبجٌا دارأ ،هٌذٌٚ .عٛجطلأا ًف خػبط PAI

بدٔلإا ًف حرادلإا تٌبط يلاخ ِٓ س ةصاخلا ةيمكحلا ةيوناثلا ةسردم

1 حٕخبٌِٛ

.

ًٌٕذٌا ٍٍُؼزٌا ِٓ ًطارذٌا ًٍظحزٌا ٍٓظحر ىٌإ خٍِازٌا دٛٙدٌا خطارد ىٌإ خحٚزطلأا ٖذ٘ فذٙرٚ

تٌبطٚ ،ًِلاطلإا ًٌٕذٌا ٍٍُؼزٌٍ ًٍّؼٌا ًٍظحزٌا ٍٓظحر ىٌإ خٍِازٌا دٛٙدٌا :ًّشر ًزٌاٚ ،ًِلاطلإا حرادلإا ةصاخلا ةيمكحلا ةيوناثلا ةسردم ًف

حٕخبٌِٛ1 . اذ٘ غلِٛ .ًػٛٔ حٙٔ ىٍػ خطارذٌا ٖذ٘ ذِذخزطا

ًف ثحجٌا ةصاخلا ةيمكحلا ةيوناثلا ةسردم

1 حٕخبٌِٛ

دبٔبٍجٌا ردبظِ :ً٘ خِذخزظٌّا دبٔبٍجٌا رذظِ .

جلازٌّاٚ ،دلاثبمٌّا :خِذخزظٌّا دبٔبٍجٌا غّخ داءازخإ ذٔبوٚ .خٌٛٔبثٌاٚ خٌٍٚلأا .خٍمئبثٌٛا دبطارذٌاٚ ،خ

.جبزٕزطلااٚ ،دبٔبٍجٌا عزػٚ ،دبٔبٍجٌا ضٍٍمر :ًّشر ًزٌاٚ ،ًفطٚ ًٍٍحر ٛ٘ خِذخزظٌّا دبٔبٍجٌا ًٍٍحر .خٌزظٔٚ ،قزطٌاٚ ردبظٌّا ثٍٍثر :ً٘ خِذخزظٌّا دبٔبٍجٌا خحط ْأ ٍٓح ًف :ً٘ خطارذٌا ٖذ٘ دبخبزٕزطا

ٍٍؼزٌٍ ًٍّؼٌا ًٍظحزٌا ٍٓظحزٌ خٌٚذجٌّا دٛٙدٌا ًف حرادلإا تٌبط يلاخ ِٓ ًِلاطلإا ًٌٕذٌا ُ

ةسردم

ةصاخلا ةيمكحلا ةيوناثلا 1

حٕخبٌِٛ

يأ 0 .) ةيملاسلإا ةيبرت ،صٚرذٌا ِٓ خػبط خفبضإ

5 فٚزظ كٍخ .)

،ٍُؼزٌا خٍٍّػ ءبٕثأ حذٍخ 3

ٍُؼزٌا كفازِ دٛخٚ .) ةيملاسلإا ةيبرت

،خٍِبو خٍزحزٌا خٍٕجٌاٚ

4 ةلاطٌا شٍفحر .)

زٌا ٍٓظحر ىٍػ ًطارذٌا ًٍظح

ةيملاسلإا ةيبرت ،

ٍٓظحر ًف دبلبٕزخلاا / دٍٛمٌا ُث .ًمجطٌا َبظمٔلاا .)5

ًٍّؼٌا ًٍظحزٌا ةيملاسلإا ةيبرت

حٕخبٌِٛ

ةصاخلا ةيمكحلا ةيوناثلا ةسردم 1

ًلأ ُ٘ ٌٓذٌا ةلاطٌا .)

صرذٌا ىٌإ دبفزٌلاا ةيملاسلإا ةيبرت

، ذٌا يبث ىٍػ حرذل ًلأ ُ٘ ٌٓذٌا ةلاطٌا .)2 داٛطخٌا .صر

ةسردم

ةصاخلا ةيمكحلا ةيوناثلا 1

حٕخبٌِٛ

ًٍظحزٌا ٍٓظحر ْٚد يٛحر ًزٌا كئاٛؼٌا / دبجمؼٌا ىٍػ تٍغزٌا ًف

ًٍّؼٌا ةيملاسلإا ةيبرت :بّ٘ٚ ،

0 ،ةلاطٌا ىٍػ شٍوززٌا .) 5

،صبخ دبشرلإا ٌُذمر .) 3

ٍٓث ْٚبؼزٌا .)

،ءبثزغٌا 4

ٌا دٛٙخ .خٍزحزٌا خٍٕجٌاٚ كفازٌّا دٛخٚ .) ًِلاطلإا ًٌٕذٌا ٍٍُؼزٌٍ ًٍّؼٌا ًٍظحزٌا ٍٓظحزٌ ذٍفٕز

ضٍدِ ،حذٌذدٌا يٛجمٌا طبشٌٕا تٌبطٌا أذجٌ بٙزدِزث ُر ًزٌا خطشٔلأا يلاخ ِٓ ب٘ذٍفٕرٚ حرادإ يلاخ ِٓ

ٚ ،خٍدِٕٙلاٌا ،ةلاطٌا

ٌٗذجػ ًف يذٌا تٌبط ، menej

ٍٍّٓؼٌّاٚ صراذٌّا يزٌذِ غِ ْٚبؼزٌبث ،اذٍخ

ٚ ٍٓفظٌّٛاٚ

komite

ٌا ًىشث خطشٔلأا غٍّخ ًٍغشر ٓىٌّٚ ،ةلاطٌاٚ ٍٓثرذٌّاٚ ءبٕجٌا خطشٔأٚ ،خطرذّ

زٍثىٌا زٍثٌ بٙربٔبىِإ ىٌإ خطشٔلأا ٖذ٘ جبزحر فٛطٚ ،حذٍخ خٌبحث ًٕٔأ زؼشأ بٍٙف نربشٌ ةلاطٌا ذؼث .ذٍخ .خّظٌّٕا ًف خطربٌّّاٚ ،ٍُؼزٌاٚ ،حزجخٌا ِٓ

(17)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari apa yang dikerjakan.1Jadi prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. Pada umumnya prestasi belajar disekolah berbentuk pemberian nilai dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan.

Hasil dari aktivitas belajar adalah terjadinya perubahan dalam suatu individu, sebaliknya bila tidak terjadi perubahan dalam diri individu, maka belajar dikatakan tidak berhasil.

Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam individu sebagai aktivitas dalam belajar.2 Prestasi belajar merupakan gambaran dari penguasaan kemampuan para siswa sebagaimana telah ditetapkan untuk suatu pembelajaran tertentu, karena pada dasarnya setiap usaha yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran baik guru sebagai pengajar maupun oleh siswa sebagai pelajar bertujuan untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya.

1 Tim penyusun kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), hal. 787

2 Djamarah, Syaiful Bahri, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), hlm. 23

(18)

Prestasi belajar tidak akan diperoleh jika pelaksanaan pendidikan tidak maksimal. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia. Tanpa pendidikan, maka diyakini bahwa manusia sekarang tidak berbeda dengan generasi manusia masa lampau, yang dibandingkan dengan manusia sekarang, telah sangat tertinggal baik kualitas kehidupan maupun proes-proses pemberdayaannya. Secara ekstrim bahkan dapat dikatakan, bahwa maju mundurnya atau baik buruknya peradaban suatu masyarakat, suatu bangsa, akan ditentukan oleh bagaimana pendidikan yang dijalani oleh masyarakat bangsa tersebut.

Dalam al-Qur’an disebutkan bahwa orang-orang yang berilmu (berpendidikan) itu tidak sama dengan orang yang tidak berilmu. Dengan kata lain, orang yang berilmu mempunyai derajat yang lebih tinggi dibanding dengan orang yang tidak berilmu. Allah berfirman:

¨Βr&

uθèδ ìMÏΖ≈s%

u!$tΡ#u

È≅ø‹©9$#

# Y‰É`$y™

$ VϑÍ←!$s%uρ â‘x‹øts†

nοtÅzFψ$#

(#θã_ötƒuρ sπuΗ÷qu‘

ϵÎn/u‘

3

ö≅è%

ö≅yδ

“ÈθtGó¡o„

tÏ%©!$#

tβθçΗs>ôètƒ tÏ%©!$#uρ

Ÿω tβθßϑn=ôètƒ

3

$ yϑ¯ΡÎ) ㍩.x‹tGtƒ (#θä9'ρé&

É=≈t7ø9F{$#

∩∪

Artinya : “(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: ‘Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?’

(19)

Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az Zumar: 9).3

Pada ayat yang lain Allah menyuruh umatnya supaya berilmu pengetahuan yang tinggi, sebagaimana firman Alloh SWT :

ù&tø%$#

ÉΟó™$$Î/

y7În/u‘

“Ï%©!$#

t,n=y{

∩⊇∪

t,n=y{

z≈|¡ΣM}$#

ôÏΒ

@,n=tã

∩⊄∪

ù&tø%$#

y7š/u‘uρ ãΠtø.F{$#

∩⊂∪

“Ï%©!$#

zΟ¯=tæ ÉΟn=s)ø9$$Î/

∩⊆∪

zΟ¯=tæ

z≈|¡ΣM}$#

$ tΒ óΟs9

÷Λs>÷ètƒ

∩∈∪

Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS Al ‘Alaq ayat 1-5).4

Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan tujuan pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa;

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.5

3 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya, (Surabaya: Surya Cipta Aksara, 1993), hal. 750

4Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya, (Surabaya: Surya Cipta Aksara, 1993), ha1. 904

5 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

(20)

Sekolah merupakan suatu lembaga yang bersifat kompleks dan unik6, dikatakan bersifat kompleks karena ia berada dalam satu tatanan sistem yang rumit dan saling berhubungan satu sama lain, sedangkan bersifat unik karena ia memiliki ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki oleh organisasi lain yaitu sebagai tempat berkumpulnya guru dan murid. Untuk kemudian mengadakan kegiatan belajar mengajar yang terencana dan terorganisasi. Sekolah sebagai suatu sistem memiliki tiga aspek pokok yang sangat berkaitan erat dengan mutu sekolah, yakni proses belajar mengajar, kepemimpinan dan manajemen sekolah. Sekolah bertanggungjawab terhadap peningkatan mutu pendidikan sehingga diperlukan perubahan tata nilai, baik dalam tatanan manajemen sekolah maupun dalam sistem pembelajarannya.7 Oleh karena itu sebuah sekolah harus dikelola dengan manajemen yang baik.

Di dalam UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional tercantum pengertian pendidikan :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak muliak mulia serta ketrampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.8

Penyelenggaraan lembaga pendidikan (sekolah) akan sangat bergantung kepada manajemen komponen-komponen pendukung pelaksanaan

6 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), hal. 133.

7Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), hal. 291.

8 Undang- Undang SISDIKNAS ( Sistem Pendidikan Nasional), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal. 3

(21)

kegiatan seperti kurikulum, peserta didik, pembiayaan, tenaga pelaksana, dan sarana-prasarana. Komponen-komponen tersebut merupakan satu kesatuan dalam upaya pencapaian tujuan lembaga pendidikan (sekolah), artinya bahwa satu komponen tidak lebih penting dari komponen lainnya. Akan tetapi satu komponen memberikan dukungan bagi komponen lainnya sehingga memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pencapaian tujuan lembaga pendidikan (sekolah) tersebut.

Komponen peserta didik keberadaannya sangat dibutuhkan, terlebih bahwa pelaksanaann kegiatan pendidikan di sekolah, peserta didik merupakan subyek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan. Oleh karena itu keberadaan peserta didik tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan saja, akan tetapi harus merupakan bagian dari kebermutuan dari lembaga pendidikan (sekolah).

Artinya bahwa dibutuhkan manajemen kesiswaan yang bermutu bagi lembaga pendidikan (sekolah) itu sendiri. Sehingga siswa itu dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan siswa. 9

Selama ini Prestasi belajar siswa di SMK Negeri 1 Lumajang dirasa masih kurang maksimal, hal ini dapat dibuktikan dengan hasil nilai ujian siswa yang rendah. Pada pembelajaran biasanya guru Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 1 Lumajang menggunakan metode ceramah, tanya jawab, pemberian tugas dan diskusi. Mungkin siswa merasa kurang tertarik dengan

9 Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. Manajemen Pendidikan. (Bandung : Alfabeta, 2012), hlm. 203.

(22)

metode tersebut, sehingga pembelajaran terlihat membosankan dan prestasi belajar siswa juga kurang maksimal. Dalam pembelajaran siswa membutuhkan sesuatu yang dapat menarik minat belajar mereka supaya prestasi belajarnya meningkat. Oleh karena itu lembaga membutuhkan formula dalam menyikapi menurunnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam.

Latar belakang penelitian ini adalah minimnya kesadaran siswa terhadap pentingnya pendidikan agama terutama di lembaga pendidikan umum. Hal ini terbukti dengan menurunnya nilai siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam. Sehingga perlu adanya peran lembaga untuk mengatasi permasalah ini. Kemudian SMK Negeri 1 Lumajang mempunyai visi beriman dan bertaqwa, unggul dalam prestasi, terampil, mandiri dan peduli lingkungan. Penurunan prestasi siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam ini telah keluar dari tujuan lembaga dalam meningkatkan prestasi siswa. Oleh karena itu pelaksanaan manajemen kesiswaan perlu dilaksanakan dengan baik, agar visi SMK Negeri 1 Lumajang bisa tercapai dengan baik.

Berdasarkan pada uraian diatas, maka penulis tertarik membahas masalah dengan judul “Upaya Peningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam melalui Manajemen Kesiswaan di SMK Negeri 1 Lumajang”.

(23)

B. Fokus Penelitian

Dari hasil pemaparan latar belakang di atas, bahwa penulis perlu membatasi pembahasan dalam tesis ini, agar dalam proses pembahasannya tidak keluar dari harapan penulis, yaitu :

1. Bagaimana upaya peningkatan prestasi belajar pendidikan agama Islam di SMKN 1 Lumajang?

2. Bagaimana manajemen kesiswaan di SMKN 1 Lumajang ?

C. Tujuan Penelitian

Dari beberapa fokus yang di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mendeskripsikan upaya peningkatan prestasi belajar pendidikan agama Islam di SMK Negeri 1 Lumajang.

2. Untuk mendeskripsikan manajemen kesiswaan di SMK Negeri 1 Lumajang.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat dijelaskan beberapa manfaat dari pelaksanaan penelitian masalah tersebut, sebagai berikut:

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangsih dalam menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan upaya peningkatan prestasi belajar pendidikan agama islam melalui manajemen kesiswaan.

(24)

2. Secara praktis, dapat bermanfaat bagi para pembaca, pengajar, dan para pihak yang berkecimpung dalam lembaga pendidikan pada umumnya serta bagi penulis khususnya agar menyadari betapa pentingnya peningkatan pretasi belajar pendidikan agama islam.

3. Secara institusional, dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran atau sebagai bahan masukan untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan peningkatan prestasi belajar pendidikan agama islam melalui manajemen kesiswaan.

E. Definisi Istilah

Untuk memberikan arah serta menghindari timbulnya kesalahpahaman dalam menginterpretasikan isi dari pada tulisan ini, maka penulis terlebih dahulu akan menjelaskan arti dari masing-masing kata yang mendukung judul tulisan ini. Adapun arti dari masing-masing tersebut terdiri dari :

1. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengertian prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah diakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Sedangkan menurut Saiful Bahri Djamarah bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.10

10Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, 1994, hlm. 20.

(25)

Sedangkan menurut M. Musfiqon pendidikan agama Islam adalah suatu proses penggairahan, pembentukan, pendayagunaan, dan pengembangan fikir, dzikir, dan kreasi manusia melalui usaha pengajaran, bimbingan, dan pengabdian yang dilandasi dan dinafasi oleh nilai-nilai ajaran Islam sehingga terbentuk pribadi muslim sejati yang mampu mengontrol, dan merekayasa kehidupan serta dilakukan sepanjang zaman dengan penuh tanggung jawab, dan semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT.11

2. Manajemen Kesiswaan

Manajemen kesiswaan adalah gabungan dari dua kata manajemen dan kesiswaan. Menurut Siagian mendefinisikan manajemen sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan. Sedangkan menurut The Liang Gie memberikan batasan manajemen sebagai segenap perbuatan menggerakkan sekelompok orang atau mengarahkan segala fasilitas dalam suatu usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.12

Sedangkan kesiswaan berasal dari kata siswa yaitu peserta didik, menurut ketentuan umum Undang-Undang RI tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan

11 M. Musfiqon, Dinamika Pendidikan Islam: Studi Perubahan Kelembagaan dan Metodologi Pada Madrasah Model, Halaqa, 1 (April, 2009), hlm. 34.

12 Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm. 4

(26)

tertentu.13 Menurut Suharsimi Arikunto bahwa peserta didik adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga pendidikan.

Menurut UU Sisdiknas bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Jadi bisa diartikan bahwa peserta didik adalah seseorang yang terdaftar dalam suatu jalur, jenjang, dan jenis lembaga pendidikan tertentu, yang selalu ingin mengembangkan potensi dirinya baik pada aspek akademik maupun non akademik melalui proses pembelajaran yang diselenggarakan.14

Dengan demikian, yang dimaksud dengan judul di atas adalah upaya yang dilakukan lembaga untuk meningkatkan prestasi belajar pendidikan agama islam melalui manajemen kesiswaan.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan adalah tata urutan yang akan disajikan dalam penelitian ini nantinya yang berupa urutan atau kronologi pembahasannya.

Sistematika pembahasan penelitian ini sebagai berikut :

Bab satu, pendahuluan yang membahas tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika pembahasan.

13 Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, hlm. 4.

14 Suharsimi Arikunto. Pengelolaan Kelas dan Siswa : Sebuah Pendekatan Evaluatif. (Jakarta : Rajawali, 1986), hlm. 12.

(27)

Bab dua, kajian kepustakaan yang membahasa tentang penelitian terdahulu dan kajian teori peningkatan prestasi belajar dan manajemen kesiswaan.

Bab tiga, metode penelitian yang membahas tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, tahap-tahap penelitian.

Bab empat, penyajian data dan analisis meliputi gambaran obyek penelitian, penyajian data dan analisis pembahasan temuan.

Bab lima, pembahasan temuan-temuan penelitian yang telah dipaparkan pada bab empat dengan tujuan menjawab masalah penelitian, menafsirkan temuan penelitian untuk diintegrasikan ke dalam pengetahuan yang mapan, memodifikasi teori yang ada atau penyusun teori baru, dan menjelaskan implikasi-implikasi lain dari hasil penelitian.

Bab enam, penutup, yaitu menjelaskan tentang kesimpulan dari beberapa pembahasan, dan berisi tentang saran bagi pihak yang bersangkutan.

(28)

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang mengangkat tema mengenai masalah manajemen kesiswaan bukanlah tema baru dalam dunia penelitian. Penelitian tersebut adalah yang dilakukan Ava Swastika Fahriana yang berjudul implementasi manajemen kesiswaan dalam meningkatkan spiritual quotient siswa di SMPN 2 Turen Malang. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi spiritual quotient siswa di SMPN 2 Turen Malang, untuk mengetahui proses manajemen kesiswaan serta mengetahui faktor penghambat dan pendukung implementasi manajemen kesiswaan dalam meningkatkan spiritual quotient siswa di SMPN 2 Turen Malang.

Hasil penelitian yang dilakukan Ava Swastika Fahriana dapat disampaikan bahwa implementasi manajemen kesiswaan dalam meningkatkan spiritual quotient siswa di SMPN 2 Turen Malang, sudah meningkat baik karena melaluli kegiatan-kegiatan yang diadakan kesiswaan dapat meningkatkan spiritual quotient siswa. Hal ini tercermin dari kegiatan ekstrakulikuler, osis, kegiatan ubudiyah para siswa mengikuti dengan antusias, bukan karena takut absen, tetapi para siswa merasa butuh dengan kegiatan yang diikuti karena dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya serta siswa mengikuti kegiatan dengan senang hati tanpa paksaan apapun. Dalam kegiatan ubudiyah para siswa juga antusias mengikuti shalat berjama’ah,

(29)

tahsin al-qur’an, serta mengikuti kegiatan hari-hari besar Islam, mereka ingin belajar, karena mereka merasa memiliki pengetahuan agama yang kurang, dalam hal ini guru agama memiliki peranan yang sangat penting dan bekerjasama dengan kesiswaan.

Implementasi manajemen kesiswaan dalam meningkatkan spiritual quotient siswa juga terdapat beberapa faktor pendukung diantaranya pro aktif guru, motivasi orang tua, adapun faktor penghambat sarana dan prasarana, akan tetapi meskipun terdapat faktor penghambat, sekolah mencari solusi dan alternatif lain, sehingga kegiatan kesiswaan tetap bisa berjalan. Jika ada alternatif lain yang mungkin lebih baik dari apa yang telah disampaikan atau ditulis dalam tesis ini, maka hal itu dapat dijadikan sebagai masukan atau tambahan agar tesis ini terus berkembang dan tidak berhenti sampai di sini.5

Kemudian penelitian tesis dari Dafit Hermawan yang berjudul manajemen kesiswaan untuk meningkatkan kualitas input dan output di SMP Negeri 3 Salaman Magelang serta Relevansinya dengan Studi Kependidikan Islam. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pelaksananaan manajemen kesiswaan yang dilaksanakan di SMP Negeri 3 Salaman Magelang serta bagaimana usaha sekolah untuk meningkatkan kualitas input dan output di SMP Negeri 3 Salaman yang berkaitan dengan Manajemen Kesiswaan. Dalam penelitian tersebut Dafit Hermawan menemukan fakta bahwa manajemen kesiswaan untuk meningkatkan kualitas input dan output di SMP Negeri 3 Salaman Magelang serta Relevansinya dengan Studi Kependidikan Islam

5 Ava Swastika Fahriana. 2010. Implementasi Manajemen Kesiswaan Dalam Meningkatkan Spiritual Quotient Siswa Di SMPN 2 Turen Malang. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

(30)

adalah (1) Manajemen Kesiswaan di SMP Negeri 3 Salaman Magelang telah terlaksana dengan beberapa kegiatan antara lain penerimaan siswa baru, pembinaan siswa, pencatatan dan pelaporan serta kelulusan atau alumni. (2) Upaya yang dilakukan SMP Negeri 3 Salaman Magelang berkaitan dengan manajemen kesiswaan dalam upaya meningkatkan kualitas input dan output sekolah adalah: pertama mengadakan pengumuman seluas-luasnya, siswa yang mendaftar melengkapi administrasi serta mengunakan SKHUN asli, penyebaran brosur ke sekolah-sekolah yang terjangkau, siswa yang berprestasi diberi keringanan. Kualitas input di SMP Negeri 3 Salaman mengalami peningkatan dibuktikan dengan nilai siswa yang diterima mengalami peningkatan selain itu jumlah pendaftar meningkat. kedua pembinaan kedisiplinan siswa dengan cara jabat tangan, shalat dhuha, shalat dzuhur dan pembiasaan datang pagi ke sekolah. ketiga, guru Bimbingan Konseling membantu siswa yang mengalami kesulitan, mengatasi siswa yang bermasalah, melakukan tes bakat siswa, melakukan pencatatan siswa, keempat peningkatan prestatasi siswa dengan cara mengadakan tambahan belajar (les), mengirimkan siswa ke dalam perlombaan, memotivasi siswa, kerjasama dengan wali murid, meningkatkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), memberikan arahan kepada siswa yang ingin melanjutkan. Hasil pembinaan siswa dapat dilihat dari peningkatan output yaitu setiap tahun nilai terendah dalam Ujian Nasional mengalami peningkatan. Secara umum, manajemen kesiswaan di SMP Negeri 3 Salaman relevan dengan studi kependidikan islam yaitu dalam manajemen kesiswaan di madrasah. Sama seperti manajemen

(31)

kesiswaan di madrasah, manajemen kesiswaan di SMP Negeri 3 Salaman terdiri dari manajemen kesiswaan yang berkaitan dengan input dan output.

Manajemen kesiswaan yang berkaitan dengan input yaitu penerimaan siswa baru, diantaranya terdiri dari analisis kebutuhan kelas, rekrutmen siswa, seleksi siswa, pengumuman penerimaan siswa baru dan orientasi siswa.

Kegiatan manajemen kesiswaan yang berkaitan dengan output adalah pembinaan siswa, pencatatan dan pelaporan, kelulusan atau alumni.6

Kemudian penelitian tesis dari Ansori yang berjudul Implementasi Manajemen Kesiswaan di Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Jember) tahun pelajaran 2009-2010. Tesis, Program Studi Pendidikan Islam, Pascasarjana STAIN Jember. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan program kegiatan kesiswaan, pengawasan program kegiatan kesiswaan, serta mendeskripsikan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan program kesiswaan di SMA Negeri 2 Jember.

Dalam penelitian tersebut Ansori menemukan fakta bahwa : 1).

Penyusunan (perencanaan) program kegiatan kesiswaan dalam hal ini difokuskan untuk membantu sekolah dalam memperbaiki manajemen kesiswaan; 2) Sebagai perwujudan dari pengorganisasian waka kesiswaan mewujudkan perannya dalam proses pengorganisasian sumber daya sekolah yaitu pertama pembentukan struktur organisasi didasarkan pada bidang- bidang yang telah ditetapkan, kedua pembagian tugas disesuaikan dengan

6 Dafit Hermawan, Manajemen Kesiswaan Untuk Meningkatkan Kualitas Input Dan Output di SMP Negeri 3 Salaman Magelang serta Relevansinya dengan Studi Kependidikan Islam, Tesis, Program Studi Pendidikan Islam, Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(32)

kapasitas dan keahlian masing-masing penanggungjawab bidang, ketiga mekanisme kinerja kesiswaan didasarkan pada ketetapan yang telah mufakat antara Kepala Sekolah, Waka Kesiswaan, dan Staf Kesiswaan; 3) Pelaksanaan program kegiatan kesiswaan merupakan aktifitas yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas diri siswa; 4) Kepala sekolah sebagai pengawas, pemantau, serta edukator dalam program kegiatan kesiswaan; 5) Faktor yang mendukung manajemen kesiswaan di lembaga ini diantaranya adalah : a) kelancaran komunikasi antara guru dengan orang tua siswa; b) ketegasan guru dalam memberikan kebijakan terhadap siswa; c) kesungguhan dan ketekunan para dewan guru dalam mengelola lembaga; d) semangat kepala sekolahd alam menjalin hubungan dengan pemerintah setempat, pusat, guru-guru, tenaga kependidikan, orang tua siswa; e) ada sebagian wali murid yang mendukung dan antusias dalam hal pendanaan terhadap kegiatan kesiswaan; f) terjalinnya kerjasama yang harmonis antar komponen-komponen yang ada di lembaga. Serta faktor penghambat manajemen kesiswaan ini diantaranya adalah : faktor internal, a) adanya dualisme fungsi untuk staf kesiswaan; b) kurangnya fasilitas; c) motifasi siswa kurang. Sedangkan faktor eksternal, a) orang tua siswa sibuk; b) dukungan dari masyarakat kurang.7

Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis disini akan mengadakan penelitian tentang upaya meningkatkan prestasi belajar pendidikan agama islam melalui manajemen kesiswaan di SMK Negeri 1 Lumajang. Adapun yang membedakan dengan tesis terdahulu, peneliti menekankan pada proses

7 Ansori, Implementasi Manajemen Kesiswaan di Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Jember) tahun pelajaran 2009-2010. Tesis, Program Studi Pendidikan Islam, Pascasarjana STAIN Jember.

(33)

manajemen kesiswaan dalam meningkatkan prestasi belajar pendidikan agama islam. Pada penelitian terdahulu lebih menekankan pada peningkatan kualitas siswa baik dari segi spiritual maupun dari segi kualitas input atau output. Jadi peneliti akan membahas tentang “upaya meningkatkan prestasi belajar pendidikan agama islam melalui manajemen kesiswaan di SMKN 01 Lumajang.”

B. Kajian Pustaka

1. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam a. Pengertian Prestasi Belajar

Pretasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni “prestasi” dan “belajar”. “Prestasi” adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Menurut W. J. S. Purwadarminta, bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Sedangkan menurut Mas’ud Khasan Abdul Qahar, prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.

Sedangkan belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari.8

Hilgrad dan Bower mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu

8 Syairul Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), hlm. 20.

(34)

yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang, dimana perubahan tingkah laku itu tida dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan- keadaan sesaat seseorang. Sedangkan Witherington mengemukakan bahwa belajar dalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian atas suatu pengertian.9

Adapun pengertian belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) adalah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia disekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.10

Prestasi belajar adalah hasil belajar siswa yang diperoleh di dalam proses belajar yang meliputi ranah kognitif. Prestasi belajar siswa dirumuskan sebagai tujuan instruksional umum yang dinyatakan dalam bentuk yang lebih spesifik dan merupakan komponen dari tujuan umum mata pelajaran atau bidang studi, tujuan itu dinyatakan secara umum. Namun, memberikan arah yang jelas dan hanya dapat diukur keberhasilannya secara umum pula.11

9 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung; Remadja Rosdakarya, 1985), hlm. 80.

10 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung; Remadja Rosdakarya, 2000), hlm. 92.

11 Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta : Bina Aksara, 1989), hlm. 61-63

(35)

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting yang diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.

Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data belajar siswa sebagaimana yang telah terurai diatas adalah mengetahui garis-garis besar indikator (petunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur.

Setelah mengetahui prestasi belajar, guru perlu juga mengetahui bagaimana kiat menetapkan batas minimal keberhasilan belajar para siswa. Hal ini penting, karena mempertimbangkan batas terendah prestasi siswa yang dianggap berhasil dalam arti luas bukanlah perkara mudah keberhasilan dalam arti luas berarti keberhasilan yang meliputi ranah cipta, rasa, dan karsa siswa.12

Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat difahami makna kata “prestasi” dan “belajar”. Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang

12 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 150 - 152.

(36)

diperoleh dari suatu aktifitas. Sedangkan belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu, yakni perubahan tingkah laku. Dengan demikian, dapat penulis ambil pengertian yang cukup sederhana mengenai prestasi belajar, yaitu hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktifitas dalam belajar.

b. Faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar.

Dan ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern.13

1). Faktor Internal

Faktor intern di sini adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor intern ini terdiri dari dua yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis.

(a). Faktor Fisiologis (Kesehatan)

Faktor intern berupa kesehatan ini terbagi menjadi dua, yaitu kesehatan jasmani dan rohani. Kesehatan ini sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar siswa.14

Hal ini dapat dilihat ketika seorang siswa yang belajar dengan kondisi fisik yang terganggu, seperti sakit pilek, panas, flu dan lain sebagainya, maka ini mengakibatkan dia tidak

13 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), hlm. 144

14 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar... hlm. 148

(37)

bersemangat dalam melaksanakan proses pembelajaran, sehingga hasil yang hendak dicapai tidak maksimal.

Begitu juga dengan kesehatan rohani (jiwa). Ketika seorang siswa mengalami gangguan dalam jiwanya, seperti mengalami rasa kecewa, sedih, pikirannya terganggu atau lainnya, maka semangat untuk belajar pun berkurang. Sehingga pembelajaran pun terganggu.

(b). Faktor Psikologis

Banyak faktor yang termasuk dalam faktor psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar (hasil belajar) siswa. Namun diantara faktor-faktor tersebut yang dipandang faktor esensial adalah sebagai berikut:

• Intelegensi

Intelegensi merupakan suatu kemampuan mental yang bersifat umum (general ability) untuk membuat atau mengadakan analisis, memecahkan masalah, menyesuaikan diri, dan menarik generalisasi, serta merupakan kesanggupan berfikir seseorang.

Adapun tingkat intlegensi siswa dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 15

Tingkat IQ Kelompok

130 Ke atas Pandai sekali (Genius)

15 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 122

(38)

110 – 129 Pandai

90 – 109 Rata- rata (normal) 70 – 89 Kurang pandai 50 – 69 Lemah ingatan 30 – 49 Debiel

Kurang dari 30 Imbeciel - ideot

Intelegensi ini sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. Apabila seseorang memiliki tingkat intelegensi yang tinggi, maka seseorang tersebut dapat dengan mudah mempelajari sesuatu dalam proses pembelajaran.

Namun meskipun demikian, intelegensi tidak mutlak menjadi pengaruh bagi keberhasilan belajar.

Terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hal tersebut

• Bakat

Bakat (aptitude) adalah kemampuan untuk belajar.16 Secara umum bakat diartikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai

16 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta 1997), hlm.

57

(39)

dengan kapasitas masing-masing. Dalam perkembangan selanjutnya, bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Sebagai contoh, seorang siswa yang berbakat dalam bidang elektro, dia akan lebih mudah menyerap informasi, pengetahuan, dan keterampilan yang berhubungan dengan bidang tersebut dibanding dengan siswa lain.17

Dari uraian tersebut inilah maka ketika seseorang memiliki bakat terhadap pelajaran yang dipelajari maka hasil belajar yang dicapai akan lebih baik, karena dia senang terhadap pelajaran itu, sehingga dia memiliki semangat untuk belajar. Sehingga ketika hasil belajar yang dicapai baik, maka keberhasilan belajar pun tercapai dengan baik.

• Minat

Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.18 Minat juga merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.

Kegiatan yang diminati oleh seseorang diperhatikan terus

17 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar... hlm. 150

18 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, ……… hlm. 151

(40)

menerus yang disertai dengan rasa senang.19 Secara global minat dapat diartikan sebagai keinginan yang besar terhadap sesuatu.

Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar untuk mencapai hal atau sesuatu atau juga tujuan yang diminati itu. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.20

Ketika minat belajar tinggi maka akan menghasilkan prestasi yang tinggi, sehingga keberhasilan belajar pun tercapai dengan maksimal. Hal ini dikarenakan ketika seseorang memiliki minat belajar yang tinggi, dia akan lebih bersemangat dalam belajar, sehingga lebih memudahkan dalam penerimaan informasi dan pengetahuan baru, dan ini mendorong akan tercapainya hasil belajar yang baik dan mencapai keberhasilan yang diinginkan. Di sinilah minat tergolong dalam salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar.

19 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya,...hlm. 57

20 M Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), hlm. 57

(41)

• Motivasi

Motivasi merupakan daya penggerak atau pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar.21

Motivasi memang merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seseorang anak didik.2244 Seseorang siswa yang belajar dengan motivasi kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh- sungguh penuh gairah atau semangat.

Sebaliknya, belajar dengan motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran. Artinya bahwa perhatian dan motivasi merupakan prasarat utama dalam proses belajar-mengajar.23

Dengan demikian kuat lemahnya motivasi juga berpengaruh terhadap pencapaian sesuatu. Sehingga ketika seseorang memiliki motivasi dalam proses belajar mengajar, maka pencapaian keberhasilan belajar yang diinginkan dapat tercapai dengan maksimal.

21 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, ……… hlm. 57.

22 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zaini, Strategi …….hlm. 166

23Drs Sriyono Dkk, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, (Jakarta: RIENEKA CIPTA, 1992), hlm. 16

(42)

• Cara Belajar

Selain faktor yang telah disebutkan, cara belajar seseorang juga dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar dan tentunya berpengaruh terhadap keberhasilan belajar pula. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, hasilnya pun kurang maksimal.24

Cara belajar yang dimaksudkan di sini adalah bagaimana mengatur waktu dalam belajar serta teknik- teknik dalam belajar.

Seperti misalnya, cara membaca, mencatat, menggarisbawahi, penggunaan media pembelajaran, dan penyesuaian bahan pengajaran.25

Meskipun faktor cara belajar bukan merupakan satusatunya faktor yang mempengaruhi dalam pencapaian keberhasilan belajar, namun jika cara belajar tidak diperhatikan maka pencapaian keberhasilanpun dirasa kurang maksimal.

2). Faktor Ekternal

Keberhasilan belajar selain dipengaruhi oleh faktor intern yaitu faktor yang berasal dari dalam individu, juga dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari luar individu yang disebut faktor ekstern. Faktor ekstern tersebut adalah:

24 M Dalyono, Psikologi Pendidikan……..hlm. 57

25 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, ……… hlm. 58

(43)

(a). Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan sosial yang kecil.

Dalam keluarga biasanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.

Keluarga dapat dikatakan sebagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, karena kondisi yang ada di dalam keluarga seperti tingkat pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan serta hubungan diantara anggota keluarga dapat mempengaruhi kondisi intern individu yang secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar.26

Dalam tahun kehidupan yang pertama, maka anak-anak kecil biasanya berubah sehubungan dengan orang tua mereka beserta pengasuh lain dari ketergantungan kepada mereka mengenai perawatan fisik saja hingga terbentuk suatu hubungan cinta atau rasa kasih. Dalam artian rasa cinta dan rasa kasih mereka membedakan orang ini dari orang lain di sekitarnya.27

Disamping itu juga orang tua harus membantu anak mewujudkan kreatifitas mereka, anak perlu dilatih dalam keterampilan tertentu sesuai dengan minat pribadinya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan bakat atau talenta mereka. Pendidik terutama orang tua perlu menciptakan iklim yang merangsang pikiran dan keterampilan kreatifitas anak,

26 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta 1997), hlm.

60.

27 Fransh J. Mifflen, Sydney C. Mifflen, Sosiologi Pendidikan, (Bandung: Tarsito, 1986), hlm.

270.

(44)

serta menyediakan sarana dan prasarana. Disamping perhatian, dorongan dan pelatihan dari lingkungan, perlu adanya motivasi instrinsik pada anak. Minat anak untuk melakukan sesuatu harus tumbuh dari dalam dirinya sendiri, atas keinginan sendiri.28

Keadaan tiap-tiap keluarga berlainan satu sama lain.

Ada keluarga yang kaya, ada yang kurang mampu. Ada keluarga yang besar (banyak anggota keluarganya), dan ada pula keluarga yang kecil. Dengan sendirinya, keadaan dalam keluarga yang bermacam-macam coraknya itu akan membawa pengaruh yang berbeda-beda pula terhadap pendidikan anak- anak.29

Dari penjelasan di atas bahwa pendidikan keluarga sangat berpengaruh pada anak dan di setiap keluarga mempunyai cara-cara mendidik anak yang berbeda-beda sehingga keadaan tiap-tiap keluarga berlainan pula satu sama lain. Jadi dengan adanya bermacam-macam corak itu akan membawa pengaruh yang berbeda-beda pula terhadap pendidikan anak-anak.

(b). Sekolah

Sekolah merupakan lingkungan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Keadaan sekolah tempat belajar,

28 Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, hlm. 77.

29 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 84

(45)

kualitas guru, metode pembelajaran yang digunakan, kesesuaian kurikulum, dan hal-hal yang berada di sekolah mempengaruhi keberhasilan belajar.30

Sekolah dapat dikatakan sebagai pengaruh lingkungan yang cukup berperan dalam keberhasilan belajar. Ini dikarenakan proses belajar mengajar lebih banyak dilakukan di sekolah, untuk itu lingkungan sekolah perlu diciptakan senyaman mungkin guna meciptakan proses pembelajaran yang nyaman pula.

Misalnya ketika sarana yang ada di sekolah mengalami gangguan atau kurang memenuhi syarat, maka proses pembelajaran pun terhambat. Sehingga hasil yang dicapai tidak maksimal.

Pengaruh sekolah dalam pencapaian keberhasilan pembelajaran siswa tidak hanya dari sisi terpenuhinya sarana dan prasarana sekolah saja. Faktor intern yang ada di sekolah juga berpengaruh seperti guru yang berkualitas baik. Salah satu indikator dari kualitas guru yang baik adalah selalu membuat perencanaan konkret dan detail yang siap untuk dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran31 atau bisa diartikan menyusun strategi pembelajaran yang baik dan siap dilaksanakan.

30 M Dalyono, Psikologi Pendidikan……..hlm. 59

31 Ramayulism Profesionalitas Guru Agama Antara Harapam dan Kenyataan, Makalah disampaikan dalam seminar sehari Profesionalitas Guru Agama. Universitas Ahlusunnah Bukittinggi, Nopember 1995, hlm. 7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, radiasi surya di Indonesia untuk Kawasan Barat Indonesia (KBI) mencapai 4,5 kWh/m 2 /hari

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 3. Salinan sesuai

Skripsi yang berjudul Analisis Kualitas Pelayanan Sertipikat Tanah Secara Konversi Sporadik Di Kantor Pertanahan Kabupaten Banyuwangi telah diuji dan disahkan oleh

Salah satu dari kegiatan tersebut adalah mengikuti ” kejuaraan bola voli antar perguruan tinggi Piala menpora 2011 di Bekasi ”.. Diharapkan dengan diselenggarakannya kegiatan

- Direktur agar hadir secara pribadi / tidak mewakilkan, apabila dikuasakan agar menerima kuasa penuh dari direktur untuk dapat mengambil keputusan. Demikian untuk

Pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah , lebih dari itu yaitu menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal mana yang baik sehingga

Jumlah Saham yang ditawarkan 2.111.994.000 Saham Biasa Atas Nama dengan Nilai Nominal Rp.. HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU (HMETD) PT LAGUNA CIPTA GRIYA Tbk

Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan berdasarkan data-data yang benar, yang sesuai