• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Karakter II | MaryamSpKepKom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pendidikan Karakter II | MaryamSpKepKom"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI

PEMBELAJARAN NILAI

Disampaikan Oleh : R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom MK Pendidikan Karakter II Semester II

(2)

10 tanda-tanda zaman sebuah bangsa sedang menuju jurang kehancuran : 1. Meningkatnya kekerasan di kalangan remaja

2. Membudayanya ketidak jujuran 3. Sikap fanatik terhadap kelompok

4. Rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru 5. Semakin kaburnya moral baik & buruk

6. Penggunaan bahasa yang memburuk

7. Meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas

8. Rendahnya rasa tanggung jawab sebagai individu dan sebagai warga negara

9. Menurunnya etos kerja dan adanya rasa saling curiga 10. Kurangnya kepedulian di antara sesama

(3)

PAUD

“…pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya

budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat

memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita..” (Ki Hajar Dewantoro)

Pendidikan Komprehensif:

Ilmu Pengetahuan, Budi Pekerti (Akhlak, Karakter), Kreativitas, Inovatif

Pendidikan AKADEMIK DSB

(4)

TINJAUAN KARAKTER

1 secara psikologis: merupakan perwujudan dari potensi Intelligency Quotient (IQ),

Emotional Quotient (EQ), Spiritual Quotient (SQ), dan Adverse Quotient (AQ)

(5)

TINJAUAN KARAKTER

• 3 pandangan sosiologi dikenal dengan potensi

thinker, believer, doer dan networker.

4 pandangan teori pendidikan menjelaskan bahwa orang yang berkarakter memiliki potensi kognitif, afektif dan psikomotor.

(6)
(7)

OLAH

beriman dan bertakwa, jujur,

amanah, adil,

bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan

berjiwa patriotik

ramah, saling menghargai, toleran, peduli, suka menolong, gotong royong,

nasionalis, kosmopolit , mengutamakan

kepentingan umum, bangga

menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis,

kerja keras, dan beretos kerja bersih dan

sehat, disiplin, sportif, tangguh,

andal, berdaya tahan,

bersahabat, kooperatif, determinatif,

kompetitif, ceria, dan gigih

cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir

terbuka, produktif, berorientasi

(8)

Nilai-nilai dalam Pendidikan

Budaya dan Karakter Bangsa

1. Religius 2. Jujur

3. Toleransi 4. Disiplin

5. Kerja Keras 6. Kreatif

7. Mandiri

8. Demokratis

9. Rasa Ingin Tahu

10. Semangat Kebangsaan

11. Cinta Tanah Air

12. Menghargai Prestasi 13.

Bersahabat/Komunikt if

14. Cinta Damai

15. Gemar Membaca 16. Peduli Lingkungan 17. Peduli Sosial

(9)

Keluarga

merupakan

lingkunga

n

terdekat

dan

amat

berpengaruh

bagi

pembentu

kan

(10)

PENDIDIKAN KARAKTER

>> merupakan pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan

mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik dan

mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Dalam Kebijakan Nasional, pendidikan karakter didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta

(11)

Pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu yaitu menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang baik dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor).

Pendidikan karakter yang baik, harus melibatkan bukan saja aspek “pengetahuan yang baik” (moral knowing), tetapi juga “merasakan dengan baik” atau “loving the good” (moral

(12)

Lickona (1992)

Moral Knowing Moral Feeling Moral Action

1. Moral awareness 1. Conscience

(nurani) 1. Competence 2. Knowing moral

values 2. Self- esteem (percaya diri 2. Will (keinginan ) 3. Perspective taking 3. Empathy

(merasakan

penderitaan orang lain)

3. Habit (kebiasaan )

4. Moral reasoning 4. Loving the good (mencintai

kebenaran) 5. Decision making 5. Self-control

(mampu

mengontrol diri) 6. Self-knowledge 6. Humility

(13)

Peran sekolah/ kampus sebagai Communities

of Character dalam pendidikan karakter sangat penting.

• Sekolah/ kampus mengembangkan proses pendidikan karakter melalui proses

pembelajaran, habituasi, kegiatan ekstra-kurikuler dan bekerjasama dengan

(14)

KEGIATAN YANG DILAKUKAN

a.Kegiatan Ekstrakurikuler untuk menyeimbangkan antara

penguasaan teori—praktek pembiasaan perilaku—

keterampilan dalam berkehidupan.

b.Kegiatan PRAMUKA mengajarkan & membentuk nilai-nilai karakter: rasa cinta kpd Tuhan & tanah air, membangun kesetiakawanan, membangun kejujuran, menumbuhkan sikap toleransi, memupuk kebiasaan bekerjasama, menumbuhkan rasa tanggung jawab, menegakkan disiplin, menumbuhkan semangat kerja keras, menumbuhkan percaya diri, menumbuhkan sikap pantang menyerah & tidak putus asa.

(15)

KEGIATAN YANG DILAKUKAN

d. Perlombaan/olimpiade sains, seni & olah raga: didapatkan nilai budaya berprestasi, budaya apresiasi positif, budaya obyektif komprehensif, budaya rasa penasaran intelektual (intellectual curiosity), & keinginan saling belajar.

e. USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS): memupuk kebiasaan hidup sehat, perilaku bersih, memiliki daya hayat & tangkal dari pengaruh buruk, seperti: penyalahgunaan narkotika, obat-obatan terlarang.

(16)

TOP DOWN (INTERVENSI)

BOTTOM UP (BESTPRACTICE, HABITUASI)

(17)

Cara Membangun Karakter di

Kampus

Mahasiswa diberikan target capaian prestasi sebagai berikut: 1. Pada semester ke 1: sudah mengikuti kegiatan

kemahasiswaan (seminar, diskusi, pelatihan dan workshop) 2. Pada semester ke 2: sudah menjadi anggota minimal satu

organisasi kemahasiswaan atau organisasi massa atau organisasi kepemudaan

3. Pada semester ke3: sudah menjadi pengurus

kegiatan/organisasi kemahasiswaan atau organisasi massa atau organisasi kepemudaan

4. Pada semester ke 4: sudah membuat minimal 1 proposal PKM atau karya ilmiah

5. Pada semester ke 5 dan 6: sudah mengikuti perlombaan/kejuaraan mahasiswa

(18)

STRATEGI PEMBELAJARAN

>> RENCANA TINDAKAN TERMASUK

METODE DAN PEMANFAATAN

BERBAGAI SUMBER DAYA DALAM PEMBELAJARAN.

>> DISUSUN UNTUK MENCAPAI

(19)

PRINSIP DALAM PROSES

PEMBELAJARAN

1. INTERAKTIF

> Proses mengatur lingkungan yang dapat

merangsang peserta didik untuk belajar.

Interaksi antara pendidik – peserta didik,

antar sesama peserta didik, dan peserta didik

(20)

2. INSPIRATIF

> Memungkinkan peserta didik untuk

mencoba dan melakukan sesuatu. 3. MENYENANGKAN

> Memungkinkan seluruh potensi peserta

didik dapat dikembangkan.

Contoh : ruangan, media, metode, komunikasi

(21)

4. MENANTANG

> Membuat peserta didik tertantang untuk

mengembangkan kemampuan berpikir,

keterampilan aplikatif dan bersosial.

5. MOTIVASI

> Memberikan dorongan untuk belajar.

Menunjukkan pentingnya pengalaman dan

(22)

BERBAGAI STRATEGI

PEMBELAJARAN

A. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (Contextual Learning)

B. PEMBELAJARAN INKUIRI (Inquiry Learning)

C. PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (Problem Base Learning)

D. PEMBELAJARAN KOOPERATIF (Cooperative Learning)

(23)

STRATEGI PEMBELAJARAN KOTEKSTUAL (CTL)

MENEKANKAN PADA PROSES

KETERLIBATAN PESERTA DIDIK SECARA PENUH UNTUK DAPAT MENEMUKAN MATERI YANG

DIPELAJARI DAN

MENGHUBUNGKANNYA DENGAN SITUASI KEHIDUPAN NYATA

SEHINGGA MENDORONG PESERTA DIDIK UNTUK DAPAT

(24)

ASAS-ASAS DALAM CTL

1) KONSTRUKTIVISME (PESERTA DIDIK

MEMBANGUN SENDIRI PENGETAHUAN MELALUI KETERLIBATAN AKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN)

2) MENEMUKAN (INQUIRY)

3) BERTANYA (QUESTIONING)

4) MASYARAKAT BELAJAR (LEARNING COMMUNITY)

5) PERMODELAN (MODELLING)

(25)

KARAKTERISTIK PENILAIAN AUTENTIK

Dilaksanakan selama dan sesudah

proses pembelajaran berlangsung

Bisa digunakan untuk formatif

maupun sumatif

Yang diukur keterampilan dan

penampilan, bukan mengingat fakta

BerkesinambunganTerintegrasi

(26)

PERBANDINGAN CTL DAN TRADISIONAL

NO PENDEKATAN CTL PENDEKATAN TRADISIONAL

1. Peserta didik aktif terlibat dalam proses pembelajaran

Peserta didik adalah penerima informasi secara pasif

2. Peserta didik belajar dari teman melalui kerja

kelompok, diskusi, saling mengoreksi

Peserta didik belajar secara individual

3. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan/ atau masalah yang disimulasikan

Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis

4. Perilaku dibangun atas kesadaran diri

Perilaku dibangun atas kebiasaan

5. Keterampilan

dikembangkan atas dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan

6. Hadiah untuk perilaku baik

(27)

PERBANDINGAN CTL DAN TRADISIONAL

NO PENDEKATAN CTL PENDEKATAN TRADISIONAL

7. Seseorang tidak melakukan yang jelek karena dia sadar hal itu keliru dan merugikan

Seseorang tidak melakukan yang jelek karena dia takut hukuman

8. Peserta didik menggunakan kemampuan berpikir kritis, terlibat penuh agar

pembelajaran efektif

Peserta didik secara pasif

menerima, tanpa memberikan kontribusi ide dalam proses pembelajaran

9. Peserta didik diminta bertanggung jawab memonitor dan

mengembangkan pembelajaran

Pendidik adalah penentu jalannya proses pembelajaran

10. Penghargaan terhadap pengalaman peserta didik sangat diutamakan

Pembelajaran tidak memerhatikan pengalaman peserta didik

11. Hasil belajar diukur dengan berbagai cara: proses

bekerja, hasil karya,

penampilan, rekaman, tes, dll

(28)

PERBANDINGAN CTL DAN TRADISIONAL

NO PENDEKATAN CTL PENDEKATAN TRADISIONAL

12. Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks, dan setting

Pembelajaran hanya terjadi dalam kelas

13. Penyesalan adalah

hukuman dari perilaku jelek

Sanksi adalah hukuman dari perilaku jelek

14. Perilaku baik berdasar

motivasi intrinsik Perilaku baik berdasar motivasi ekstrinsik

15. Seseorang berperilaku baik karena dia yakin itulah yang terbaik dan bermanfaat

Seseorang berperilaku baik karena dia terbiasa melakukan begitu.

(29)

STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI

(SPI)

MENEKANKAN PADA PROSES BERPIKIR

SECARA KRITIS DAN ANALITIS UNTUK MENCARI DAN MENEMUKAN SENDIRI JAWABAN DARI SUATU MASALAH YANG DIPERTANYAKAN.

MENEMPATKAN PESERTA DIDIK SEBAGAI

SUBJEK BELAJAR

MENUMBUHKAN SIKAP PERCAYA DIRI

SEJAUHMANA AKTIVITAS PESERTA DIDIK

DALAM MENCARI DAN MENEMUKAN

(30)

TUJUAN PENGGUNAAN SPI

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN

BERPIKIR SECARA SISTEMATIS, LOGIS DAN KRITIS.

TIDAK HANYA DITUNTUT AGAR

MENGUASAI MATERI PEMBELAJARAN AKAN TETAPI BAGAIMANA PESERTA DIDIK DAPAT MENGGUNAKAN

(31)

PRINSIP PENGGUNAAN SPI

1) PRINSIP INTERAKSI 2) PRINSIP BERTANYA

3) PRINSIP KETERBUKAAN

4) PRINSIP BELAJAR UNTUK BERPIKIR 5) BERORIENTASI PADA

(32)

STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (SPBM)

Memberikan kesempatan pada

peserta didik untuk merumuskan dan memilih topik masalah yang ingin

dijawab terkait dengan materi pembelajaran.

Diarahkan pada aktivitas

pembelajaran yang mengarah pada penyelesaian masalah secara

(33)

CIRI UTAMA SPBM

1. AKTIVITAS PEMBELAJARAN

DIARAHKAN UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH

2. DILAKUKAN DENGAN

MENGGUNAKAN PENDEKATAN BERPIKIR SECARA ILMIAH

(SISTEMATIS DAN EMPIRIS)

3. MENUNTUT SERANGKAIAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN (MULAI

BERKOMUNIKASI, MENCARI, MENCATAT, MENGOLAH,

(34)

TUJUAN SPBM

AGAR PESERTA DIDIK TERLATIH

UNTUK BERPIKIR KRITIS, ANALITIS, SISTEMATIS DAN LOGIS DALAM RANGKA MEMECAHKAN MASALAH

(35)

PELAKSANAAN SPBM BAGI

MAHASISWA

1) MENYADARI MASALAH (ADANYA KESENJANGAN YANG PERLU

DICARIKAN PENYELESAIANNYA) > PILIH SALAH SATU

2) MERUMUSKAN MASALAH

3) MERUMUSKAN HIPOTESIS (DUGAAN SEMENTARA)

4) MENGUMPULKAN DATA 5) MENGUJI HIPOTESIS

(36)

STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF (SPK)

Menyebabkan anggota bekerja sama

dalam menyelesaikan tugas kelompok.

Perspektif belajar melalui kooperatif :

motivasi (memungkinkan setiap anggota kelompok akan saling mendukung); sosial (saling

membantu untuk berhasil);

perkembangan kognitif (untu berpikir mengolah informasi); elaborasi

(37)

KARAKTERISTIK SPK

A. PEMBELAJARAN SECARA TIM : Membuat setiap anggota untuk saling membantu

B. MANAJEMEN KOOPERATIF :

Perencanaan, Pengorganisasian,

Pelaksanaan, dan Evaluasi/ Kontrol. C. KERJA SAMA : Ada tugas dan

tanggung jawab masing-masing

tetapi diperlukan saling membantu D. KETERAMPILAN KERJA SAMA :

(38)

PRINSIP SPK

1. KETERGANTUNGAN POSITIF

2. TANGGUNG JAWAB PERORANGAN 3. INTERAKSI TATAP MUKA

(39)

STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI (SPE)

Menekankan kepada proses

penyampaian materi secara verbal/ lisan/ ceramah dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai

materi pelajaran secara optimal.

Materi pelajaran sudah jadi sehingga

tinggal menghafal.

Materi yang disampaikan merupakan

(40)

PRINSIP SPE

BERORIENTASI PADA TUJUAN >

Dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur dan

kompetensi yang harus dicapai.

PRINSIP KOMUNIKASI > Mudah

ditangkap oleh penerima pesan.

PRINSIP KESIAPAN > Dipersiapkan

dulu secara fsik dan psikis untuk menerima pembelajaran

PRINSIP BERKELANJUTAN >

Mendorong untuk mau belajar

(41)

Penerapan SPE bagi

mahasiswa

Melakukan persiapan

(membangkitkan minat, menggugah rasa ingin tahu, menciptakan

suasana terbuka)

Melakukan penyajian (menggunakan

bahasa, memperhatikan audiens, kontak mata, intonasi suara,

menggunakan humor)

Menghubungkan materi dengan

(42)

Penerapan SPE bagi

mahasiswa

Menyimpulkan (mengulang yang

menjadi intisari materi, memberikan sejumlah pertanyaan yang relevan)

Menerapkan (mendapat tugas yang

(43)

PROSEDUR PELAKSANAAN

SPE

RUMUSKAN TUJUAN YANG INGIN

DICAPAI

KUASAI MATERI DENGAN BAIK

KENALI MEDAN YANG TERKAIT (MIS.

(44)

TAKE HOME MESSAGE

NILAI-NILAI KARAKTER DAPAT DIPEROLEH MELALUI STRATEGI

PEMBELAJARAN YANG DILAKUKAN.

METODE PRAKTIKUM, ROLE PLAY/

SIMULASI, DEMONSTRASI, PRESENTASI, KERJA KELOMPOK,

(45)

Buku Bacaan

Sutarjo Adisusilo. (2012).

Referensi

Dokumen terkait

Data tersebut merupakan nilai kemampuan siswa yang diperoleh melalui tes objektif setelah dilakukan proses pem-belajaran dengan menerapkan model pembelajaran

1 Pengaruh Customer Relationship Management (CRM) Terhadap Loyalitas Konsumen (Studi Kasus Pada PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk.) Sabam Junijar

Terhambatnya kemampuan berbahasa secara keseluruhan yang dialami anak tunarungu, berimplikasi pada kebutuhan khusus mereka untuk memperoleh layanan pendidikan yang

Hasil dan Analisa : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi keterlambatan pasien stroke saat merujuk ke RSUD Jombang diantaranya jarak rujukan

Dari gambar terlihat bahwa pada pengujian kontrol yaitu tanpa penambahan nanopartikel, kapang sudah mencapai luas 58.4 cm 2 ketika diinkubasi selama 4 hari, sedangkan

Karena yang ingin dibangun adalah manusia dan masyarakat Indonesia, sehingga paradigma pembangunan harus berdasarkan kepribadian Indonesia dan menghasilkan manusia

1. Apakah nama IUPAC dari alkohol dengan rumus struktur berikut: a.. Suatu senyawa memiliki rumus molekul C 4 H 10 O, bila senyawa tersebut direaksikan dengan logam natrium

Berdasarkan pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil paling optimal proses pembuatan bioetanol dari ubikayu kualitas rendah dan limbah kulit ubikayu