• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pelaksanaan tarining ESQ terhadap kinerja karyawan Universitas Islam Negeri syarif Hidayatullah Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh pelaksanaan tarining ESQ terhadap kinerja karyawan Universitas Islam Negeri syarif Hidayatullah Jakarta"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh :

NADIA NURFITRIA NIM : 107051002172

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam ( S.Sosial.I )

Oleh :

NADIA NURFITRIA NIM : 107051002172

Pembimbing

H. Mulkannasir BA, S. Pd, MM NIP: 195501011983021001

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

Kinerja Karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Kamis 9 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) pada Program Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Ciputat, 9 Juni 2011

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Drs.Wahidin Saputra, MA Umi Musyarofah, MA NIP.19700903199631 001 NIP.197108161997032 002

Anggota

Penguji I Penguji II

Drs. Helmi Rustandi, MAg Drs. H. Moh. Aswad

NIP. 19601208198031 005 NIP.194812061977031 001

Pembimbing

(4)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memeperoleh gelar strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari saya terbukti bahwa ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juni 2011

(5)

i Bimbingan H. Mulkannasir BA, S.Pd, MM

Training ESQ merupakan sebuah training SDM dengan mmembangkitkan potensi kita melalui penggabungan kecerdasan intelektual, emosional dan spritual.dan mengedepankan 7 nilai dasar, yaitu: Jujur, Tanggung Jawab, Visioner, adil, peduli,disiplin, kerja Sama. sehingga akan mengalami banyak perubahan dalam berpikir dan bertindak. Memiliki semangat hidup yang baru.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan training ESQ terhadap Kinerja, melihat nilai apa yang berpengaruh dalam training ESQ dan melihat bagaimana pengaruh pelaksanaan training ESQ terhadap kinerja karyawan. Terdapat dua dimensi dalam pengaruh pelaksanaan training ESQ diantarnya pemahaman materi training dan 7 nilai budi utama yang terdapat dalam training ESQ dalam meningkatkan kinerja karyawan.

Metode penelitian ini, yaitu penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang analisisnya secara umum memakai analisis statistik. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian survei, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengukuran data yang pokok. Sampel pada penelitian ini yaitu karyawan UIN Syarif Hidayatullah yang telah mengikuti kegiatan training ESQ sebanyak 30 responden. Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu metode yang berusaha mencari gambaran menyeluruh tentang data, fakta, peristiwa sebenarnya mengenai objek penelitian. Dan untuk analisis data penelitian ini menggunakan uji regresi linear berganda, uji koefisien determinasi.

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil uji-f (simultan) menunjukan bahwa training ESQ berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hasil uji-t (parsial) yang berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja karyawan adalah variabel 7 nilai dasar budi utama (Bekerja sama, Disiplin, Peduli, Tanggung jawab, Jujur, Adil, Visioner), sedangkan variabel pemahaman materi berpengaruh positif tetapi tidak secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Sedangkan, kontribusi variabel kegiatan training ESQ berpengaruh terhadap kinerja karyawan sebesar 60,1% dan hasil penelitian ini mendapatkan R= 0,628 menunjukan R hamper mendekati angka 1, artinya antara variabel Kegiatan pelaksanaan training ESQ (pemahaman materi dan 7 nilai dasar budi utama) terhadap kinerja karyawan mempunyai pengaruh.

(6)

ii

Alhamdulillah wa syukurulah, segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam yang telah memberikan kita segala nikmat yang tak terhingga kepada hambanya hingga sekarang dan shalawat setra salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat melewati perjalanan akademis dan dapat menyelesaikan perjalanan akademis dan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Pelaksanaan Training ESQ terhadap Kinerja Karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”

Alhamdulliah pada akhirnya penulis dapat meneyelesaikan skripsi ini atas usaha dan upaya yang penulis lakukan serta bantuan yang sangat berarti bari beberapa pihak. Mereka tiada henti memberikan dorongan dan motivasi agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka denga ketulusan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kepada orang-orang yang berjasa atas segala bantuannya terutama kepada:

(7)

iii

selaku Pembantu Dekan Bidang Administrasi, Drs. Study Rizal LK, MA, selaku pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan.

3. H. Mulkanasir BA, S.Pd, MM selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar dan meluangkan waktunya untuk membimbing sehingga dapat terselesaikan skripsi ini. Terima kasih banyak bapak.

4. Drs. Jumroni, M.Si., Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), dan Dra. Hj. Umi Musyarofah, MA., Sekretaris Jurusan KPI.

5. Para Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, terima kasih atas ilmu dan penegtahuannya yang telah diberkan kepada penulis selama menunutu ilmu di bangku kuliah, semoga ilmu yang diberkannya dapat bermanfaat khususnya bagi penulis.

6. Kakak dan adikku tersayang, kakakku Ina Khaerunnisa, Suci Amelia, adikku Lisa kartika yang terus memberikan dorongan dan support yang tiada henti, Rian Abdurrahman, Rifki Nurhakim.

7. Terima kasih untuk seluruh Staf Karyawan Perputakaan Utama dan Perpustakaan Dakwah untuk referensi buku-bukunya.

(8)

iv

memberikan saran-saran dan selalu memberikan semangat dalam mengerjalan skripsi ini.

10. Terima kasih untuk teman-teman seperjuangan KPI 7D , Noor Hidayati, Uswatun Hasanah, Abi Sakti, Ita Rosdiana dan semua yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

11. Terima Kasih untuk Para Staf dan Karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas support yang telah diberikan kepada penulis, Bp. Bambang, Ibu Dr. Khalimatussa’diyah, Ibu Jamilah, Bp. Drs. H. Abd. Shomad, MA, yang sudah begitu toleran kepada penulis. Terima Kasih untuk bantuan yang diberikan dalam mengerjakan skripsi ini.

Subhanallah walhamdulillah, akhirnya penulis berharap semoga apa yang terlah diberkan dan segala doa yang tercvurahkan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan penulis berharap semoga skripsi ini dapa bermanfaat bagi yang membaca pada umumnya dan bagi keluarga besar KPI pada khususnya.

Jakarta, 24 Mei 2011

(9)

v

ABSTRAK... i

KATAPENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN A...Latar Belakang Masalah ... 1

B...Pembata san dan Perumusan Masalah ... 4

C...Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D...Tinjaua n Pustaka ... 6

E...Kerangk a Pemikiran ... 7

F...Sistemat ika Penulisan ... 8

(10)

vi

an Training ... 10 1...Sistemat

ika Training ... 11 2...Metode

Training ... 11 3...Manfaat

Training ... 13 4...Penting

nya Training ... 13 C...Training

ESQ ... 14 1...Sejarah

Training ESQ ... 14 2...Visi dan

Misi ... 15 3...Metode

Training ESQ ... 15 4...Materi

(11)

vii

an Komunikasi ... 24 2...Unsur

Komunikasi ... 25 3...Pengerti

an Komunikasi Instruksiona……… 28

E...Kinerja Karyawan ... 30 1...Pengerti

an Kinerja ... 30 2...Manfaat

Kinerja ... 31 3...Pemicu

Kinerja ... 32 4...Indikato

r Kinerja Karyawan ... 35 5...

Faktor-faktor yang mempengaruhi

Kinerja Karyawan ... 36

(12)

viii

dan Objek Penelitian ... 40 2...Waktu

dan Tempat Penelitian ... 40

C. Metode Penentuan Sampel ... 41 1...Populasi

... 41 2...Sampel

(13)

ix

C. Tujuan ... 60 D. Struktur Organisasi ... 60 E. Gambaran Umum pelaksanaan Training ESQ untuk

Karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta………64

BAB V PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengolahan Uji Instrumen ... 66 B. Hasil Dan Pembahasan ... 66

1...Deskrip si Data Responden Penelitian ... 66 2...Deskrip

si Kuesioner Penelitian ... 69 C. Analisis Data Penelitian ... 74 1...Uji Regresi Linear Berganda ... 74 2...Uji Koefisien Determinasi ... 76 3...Uji

[image:13.612.132.537.57.693.2]
(14)

x

BAB VI PENUTUP

A...Kesimp ulan ... 79 B...Saran

... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81 LAMPIRAN ... 82

(15)

xi

Daftar Personalia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... 62 3...Tabel 3.

Data responden berdasarkan jenis kelamin ... 67 4...Tabel 4.

Data responden berdasarkan perbedaan usia ... 67 5...Tabel 5.

Data responden berdasarkan tingkat pendidikan ... 68 6...Tabel 6.

Respon karyawan terhadap variabel pemahaman ... 69 7...Tabel . 7

Respon karyawan terhadap variabel 7 nilai dasar ... 71 8...Tabel 8.

Respon karyawan terhadap variabel kinerja karyawan ... 72 9...Tabel 9.

Coeffisients ... 75 10...Tabel 10.

Model summary ... 76 11...Tabel 11.

(16)
(17)

1

A. Latar Belakang Masalah

Training ESQ adalah fenomena, menggugah dan mampu mengubah kehidupan seseorang karena akan mengalami banyak hal didalamnya.Kita akan diajak untuk menyelami diri kita sendiri untuk menyadari siapa pencipta kita, untuk apa kita diciptakan, lalu apa misi serta tugas yang harus kita laksanankan selama kita hidup.

Dengan mengikuti training ESQ sebagian dari misteri kehidupan yang mengagumkan ini akan terjawab. Sesudah mengiktuti training ini akan mengalami banyak perubahan dalam berpikir dan bertindak memiliki visi jauh kedepan dalam menata kehidupan.

Dari berbagai hasil penelitian, terbukti bahwa kecerdasan emosi memilikiperan yang jauh lebih signifikan dibanding dengan keceerdasan intelektual (IQ). IQ berperan sebatas syarat minimal meraih keberhasilan, namun kecerdasan emosilah yang mengantarkan sesorang menuju puncak prestasi. Terbukti, banyak orang-orang yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi, terpuruk ditengah persaingan . Sebaliknya juga banyak yang mempunyai kecerdasan intelektual biasa-biasa justru sukses menjadi bintang-bintang kinerja.

(18)

disergap oleh perasaan kosong dan hampa dalam celah batinnya, setelah prestasi puncak telah diraih. Ia tidak tahu lagi kemana harus melangkah, untuk tujuan apa prestasi itu diraih, hingga ia tidak tahu dan mengerti untuk apa ia hidup dan dimana ia harus berpijak.

Pada abad 21 ini, sebuah masa dimana globalisai menimbulkan kompetisi dari berbagai bidang yang kian hari terasa sulit dan keras, dengan standar yang semankin ketat dan kompleks. Tidak hanya dibidang ekonomi dan bisnis saja akan tetapi juga merambah kedunia kerja..

Begitu juga dengan semakin meluasnya jaringan komunikasi yang mendunia melalui internet dan televisi mengakibatkan derasnya arus informasi dari berbagai penjuru yang sulit dibendung hingga masuk kedalam rumah tanpa sempat mengalami penyaringan lagi.

Dampak yang terjadi adalahadanya pengaruh psikologis yang negatifbagi anak-anak, pelajar, mahasiswa, bahkan para orang tua yang notabene karyawan yang bekerja baik disekolah, kampus, instansi maupun perusahaan-perusahaan.

(19)

Training ESQ adalah sebuah training yang menyatukan tiga kecerdasan sekaligus, yaitu IQ, EQ, dan SQ. walau dinamakn training SDM (Sumber Daya Manusia), namun dalam training ini di perkuat dengan penjelasan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist. Training ini tentunya dijadikan sebagai media untuk berdakwah dan seperti halnya penuturan Ary Ginanjar dalam bukunya yang berjudul Rahasia Sukses dalam membangun Kecerdasan Emosi dan Sritual , kalau training ini ada Al-Qur’an ini bukan unruk golongan, tetapi untuk seluruh umat islam, bukan Al-Qur’an untuk Islam, bukan dunia untuk Islam, tapi Al-Qur’an untuk Islam dan Islam untuk dunia.

Disinilah ESQ menjawab permasalahan tersebut. Karena ternyata ESQ merupakan metode dan konsep yang pasti yang mampu memberikan solusi bagi jiwa yang kosong menjadi jiwa yang penuh percaya diri, mampu mendorong semangat hidup dan meningkatkan kinerja. Peningkatan kualitas khususnya tenaga kerja dalam suatu instansi pendidikan seperti Universitas merupakan suatu hal yang sangat penting. Dengan mengembangkan potensi SDM maka diharapkan perusahaan, instani pendidikan akan dapat memberikan peluang bagi para karwayannya untuk meningkatkan kinerja bagi dirinya menjadi tenaga kerja yang produktif serta dapat memberikan manfaat bagi instansi pendidikan tersebut.

(20)

mampu mempengaruhi kinerja bagi karyawan dan memiliki 7 sifat dasar yang di ajarkan untuk para peserta training yaitu sikap jujur, kerjasama, tanggung jawab, adil, peduli, visioner, dengan begitu seorang karyawan dapat dipercaya.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki visi yaitu ”Berdaya saing tinggi dan terdepan dalam mengembangkan dan mengiingitegrasikan aspek keislaman, keilmuan, kemanusiaan, dan keindonesiaan” dan diantara misinya “Membangun good university governace dan manajemen yang profesional dalam mengelola sumber daya perguruan sehingga menghasilkan pelayanan prima kepada civitas akademika dan masyarakat serta membangun kepercayaan dan mengembangkan kerja sama dengan lembaga nasional, regional, maupun intrernasional”. Untuk mewujudkan visi dan misinya tersebut diperlukan SDM yang berkualitas yaitu mereka yang memiliki kinerja yang baik. Guna mewujudkan SDM yang memiliki kinerja baik maka perlu dilakukan pembinaan melalui berbagai cara diantaranya melaui training-training. Diantara training yang mampu mempengaruhi kinerja adalah melalui training ESQ.

(21)

KARYAWAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, tentang pengaruh pelaksanaan training ESQ yang ada di UIN terhadap kinerja karyawan, maka agar penelitian fokus pada judul penulis membatasipembahasan pada pelaksanaan training ESQ yang diadakan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam meningkatkan kinerja karyawannya. Dalam hal kinerja penulis membatasi pula pada kemampuan karyawan meningkatkan komunikasi kerja

2. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Seberapa besar pengaruh training ESQ terhadap kinerja karyawan UIN Syarif Hidatayullah?

(22)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pelaksanaan training ESQ di UIN Jakarta Syarif Hidayatullah terhadap kinerja karyawan UIN Syarif Hidayatullah

b. Untuk mengetahui nilai dasar yang ada dalam Training ESQ yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan UIN Syarif Hidayatullah karyawan UIN Syarif Hidayatullah

2. Manfaat penelitian a. Manfaat Akademis

Manfaat secara akademis adalah memberikan kontribusi wawasan keilmuan terhadap usaha peningkatan kinerja karyawan UIN Syarif Hidayatullah.

b. Manfaat Praktisi

Manfaat praktis adalah sebagai bahan masukan bagi pihak UIN Syarif Hidayatullah akan pentingnya training ESQ bagi para karyawannya.

D. Tinjauan Pustaka

(23)

1. Pola Komunikasi Dalam Training ESQ 165 Oleh Ratih Damayanti Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Berisi tentang pola komunikasi Training ESQ dalam proses komunikasi menggunakan pola bintang yang melibatkan seluruh peserta training. 2. Pengaruh Training ESQ Leadership Center 165 Terhadap Kepemimpinan

Siswa SMA Negeri 28 Jakarta Oleh Eddy Suyatno Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Berisi tentang bagaimana pengaruh training ESQ berpengaruh terhadap kepemimpinan di dalam berorganisasi siswa SMA Negeri 28 Jakarta.

(24)

E. Kerangka Pemikiran

[image:24.612.115.536.88.478.2]

Adapun kerangka pemikiran yang digunakan penulis dalam merumuskan masalah ini adalah sebagai berikut :

Gambar 1

Pengaruh Pelaksanaan Training ESQ terhadap Kinerja Karyawan

Training ESQ adalah sebuah konsep dan metode dengan menggabungkan tiga kecerdasan (IQ, EQ dan SQ) dan sebuah pelatihan yang melatih manusia supaya menjadi manusia yang memilki SDM yang baik kerena memiliki mental, karakter kuat dan positif.

Kemudian melalui pelatihan dan usaha yang terus-menerus maka terbentuklah pemahaman, visi, sikap terbuka, jujur, adil, peduli, kerjasama, tanggung jawab, visioner, disiplin, intergritas, dan konsisten yang disadari atas kesadaran diri yang sesuai dengan suara hati terdalam.hal itu merupakan Training ESQ

Variabel X

Kinerja Karyawan Variabel Y

Mengedepankan 7 nilai Budi Utama ( jujur, tanggung jawab, peduli,

(25)

konsep universal yang mampu mengantarkan sesorang pada predikat memuaskan bagi dirinya sendiri di dalam kehidupannya.

Dengan mengikuti training ESQ diharapkam mampu membimbing diri kearah kesuksesan dan meninggalkan bekas yang ditinggalkan dalam benak peserta ataupun kesan yang terdapat dalam jiwa peserta yang kemudian mampu memberikan dorongan motivasi terhadap kinerja yang lebih baik. F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah maka penulis membagi atas lima bab secara rinci, sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORETIS

Bab ini memuat tentang pengertian training, sistematika training, metode training, materi training, pengertian kinerja, manfaat kinerja, pemicu kinerja, indicator kinerja karyawan, factor yang mempengaruhi kinerja.

BAB III : GAMBARAN UMUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(26)

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Bab ini memuat tentang pengolahan uji instrumen, hasil dan pembahasan, deskripsi kuesioner penelitian, analisis data penelitian, pengaruh pelaksanaan training ESQ terhadap kinerja karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, uji regresi dan koefisien korelasi.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

(27)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pengaruh

Pengaruh menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah “daya yang ada atau timbul dari sesuatu atau benda yang membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan sesorang.”1

Pengaruh dapat dirasakan oleh setiap orang ketika mengalami sesuatu peristiwa yang dialaminya secara berulang-ulang, jika orang tersebut sangat menyukai terhadap apa yang dialami bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh positif padaa dirinya baik perbuatan maupun perkataan.

Pengaruh disini adalah berupa kekuatan yang dapat membentuk suatu sifat, sebuah keyakinan atau prilaku seseorang dan dapat merubah suatu keadaan aktivitas kinerja karyawan dan juga dapat merubah suatu pola komunikasi yang ada di Universitas menjadi lebih baik lagi.

B. Pengertian Training

Training adalah “mengisi kesenjangan antara apa yang dapat dikerjakan seseorang dan siapa yang seharusnya mampu mengerjakan. Training akan membentuk dasar dengan menambah keterampilan dan pengetahuan yang

1

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, kamus besar Bahasa Indonesia,

Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 849

(28)

diperlukan untuk memperbaiki prestasi dalam jabatan yang sekarang atau potensinya untuk masa yang akan datang”2.

1. Sistematika Training

Keberhasilan pelatihan dapat dikombinasikan melalui beberapa system pendekatan, yaitu:

a. Menetapkan dan menganalisis kebutuhan-kebutuhan pelatihan

b. Menetapkan tujuan latihan-latihan harus dimaksudkan untuk mencapai tujuan latihan yang dapat diukur dalam bentuk peningkatan dan perubahan prilaku yang membawa kearah prestasi yang lebih baik. c. Mempersiapkan rencana-rencana pelatihan yang sesuai dengan tujuan,

yang akan menggambarkan biaya-biaya dan keuntungan dari program latihan yang diusulkan.

d. Melaksanakan rencana-rencana pelatihan. e. Memantau dan menganalisis hasil

f. Memberikan umpan balik dari evaluasi latihan, sehingga latihan dapat ditinggkatkan.3

2. Metode training

Metode training harus berdasarkan kepada kebutuhan pekerjaan tergantung pada berbagai factor, yaitu waktu, biaya, jumlah peserta, tingkat pendidikan dasar peserta, latar belakang peserta dan lain-lain.

2

Michael Armstrong, Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Jakarta: PT Gramedia, 1999),

h. 208

3

(29)

Metode training menurut Andrew F. Sirkula terdapat enam bentuk yaitu: a)On the job

Para peserta latihan langsung bekerja ditempat belajar dan meniru suatu pekerjaan dibawah bimbingan seorang pengawas. Kebaikan cara ini adalah para peserta belajar langsung pada kenyataan pekerjaan dan peralatan.

b)Vestibule

Adalah metode latihan yang dilakukan dalam kelas atau bengkel yang biasanya diselenggarakan dalam suatu perusahaan industry untuk memperkenalkan pekerjaan kepada karyawan baru dan melatih mereka mengerjakan pekerjaan tersebut .

a) Demontration and example

Adalah metode latihan yang dilakukan dengan cara peragaan dan penjelasan bagaimana cara-cara mengerjakan suatu pekerjaan melalui contoh-contoh atau pecobaan didemonstrasikan.

b) Simulation

Merupakan simulasi atau kejadian yang ditampilkan semirip mungkin dengan situasi yang sebenarnya tapi hanya merupakan tiruan saja.

c) Apprenticeship

(30)

d) Classroom methods

Metode ini adalah metode pertemuan dalam kelas, yang meliputi lecture (pengajaran), conference (rapat), programmed instruction, metode studi kasus, role playing (sandiwara), metode diskusi, dan metode seminar.4 3. Manfaat Training

Begitu banyak manfaat training / pelatihan yang seharusnya bisa didapat bilamana training bisa berjalan sesuai dengan kaidah-kaidah yang seharusnya. Di bawah ini terdapat ringkasan manfaat training & pengembangan karyawan secara umum, yaitu:

 Memiliki tenaga kerja yang ahli dan terampil  Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja  Meningkatkan produktivitas kerja

 Meningkatkan mutu hasil kerja  Meningkatkan profit

4. Pentingnya Training

Training menjembatani antara kebutuhan dan ketersediaan skill. Lingkungan selalu mengalami perubahan, oleh karena itu, karyawan juga harus beradaptasi dengan perubahan. Adakalanya karyawan dituntut untuk menguasai skill baru, dan adakalanya karyawan mengalami penurunan skill. Disini, training memegang peranan penting untuk menjamin bahwa karyawan memiliki skill

4

Melayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),

(31)

yang dibutuhkan. Dengan mempelajari skill yang baru, maka karyawan akan dapat memenuhi tuntutan pekerjaan dengan lebih baik.

Selain itu, training juga bermanfaat dalam meningkatkan motivasi karyawan. Melalui training, maka karyawan kembali diingatkan akan visi, misi, nilai-nilai dan tujuan dari perusahaan atau dalam sebuah institusi. Karyawan yang mungkin tadinya sudah lupa, akan kembali terpacu dengan adanya training. C. Training ESQ

1.Sejarah Berdirinya Training ESQ

Berawal dari sebuah buku “ESQ” yang kemudian ditransformasikan dalam bentuk Training ESQ yang diluncurkan pada 6 juni 2006. Buku ESQ karya Ary Ginanjar Agustian, senuah buku laris (Best Seller) yang berisikan membangun kesuksekan berdasarkan 5 rukun islam dan 6 rukun iman. Meningkatnya minat baca masyarakat terhadap buku ESQ menjadikan buku ini “ Nasional Best Seller”.

Sejak buku pertama terbit, telah diadakan ribuan kali Training di Indonesia maupun di Negara lain. Saat ini jumlah, alumni ESQ yang secatra keseluruhan mencapai 694.175 orang dengan total angkatan 4.295 (per juni 2009) dari berbagai kalangan.

(32)

2. Visi dan Misi 1. Visi

Menjadi Leaderhip Center kelas dunia yang terkemuka dan independen5

2. Misi

a) Memberikan kontribusi dalam pembangunan karakter individu dan korporasi yang tangguh dengan penyampaian “ The ESQ Way 165” kepada masyarakat luas melalui palatihan dan media lainnya secara propesional.

b) Menbangun jejaringan (network) dan bersinergi disegala bidang yang mendatangkan manfaat dan kesejahteraan masyarakat.

c) Berupaya sevara terus-menerus menjadi lembaga professional yang dibentuk melalui penerapan ESQ Way 165.6

3. Metode Training ESQ

Peserta akan dituntut untuk membangkitkan tujuh nilai dasar: Jujur, tanggung jawab, Visioner, Disiplin, kerja sama, adil, dan peduli. Nilai-nilai ini akan sesungguhnya sudah tertanam dalam diri manusia sejak lahir, melalui training ESQ ini peserta akan diarahkan untuk memiliki nilai-nilai dasar tersebut dan membantu untuk

5

The ESQ Way 165, Menuju Indonesia Emas (Jakarta: PT. Arga Bangun Bangsa) h. 7

6

(33)

membangkitkan kekuatan tersembunyi serta mengarahkan seluruh potensi dirinya untuk kehidupan dan pekerjaan yang lebih produktif.7 4. Materi Training ESQ

Training ESQ adalah sebuah training yang menyatukan tiga kecerdasan sekaligus, yaitu IQ, EQ, dan SQ. walau dinamakn training SDM (Sumber Daya Manusia), namun dalam training ini di perkuat dengan penjelasan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist. Training ini tentunya dijadikan sebagai media untuk berdakwah dan seperti halnya penuturan Ary Ginanjar dalam bukunya yang berjudul Rahasia Sukses dalam membangun Kecerdasan Emosi dan Sritual , kalau training ini ada Al-Qur’an ini bukan unruk golongan, tetapi untuk seluruh umat islam, bukan Qur’an untuk Islam, bukan dunia untuk Islam, tapi Al-Qur’an untuk Islam dan Islam untuk dunia.

”terdapat tiga tahapan pemberian materi di Training ESQ, yaitu: Unleash Spritual Intellegent, dan Let’s Action

1) Unleash Spritual Intellegent

a) ESQ Backrond

Dalam ESQ Backrond, peserta diperkenalkan seputar ESQ denagn mempertanyakan “mengapa perlu ESQ?”

Pada materi ini peserta diberikan pengetahuan tentang fakta-fakta kemapuan kecerdasan spiritual, intelektual, dan

7

Ary Ginanjar, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spritual (Jakarta:

(34)

emosional dengan meenunjukan hasil-hasil penelitian tentang seberapa besar pengaruh antara ketiga kecerdasan ini menjadikan seorang pemimpin atau pengemban SDM.

b) ESQ Outer Journey

Outer Journey merupakan materi yang mengajak oeserta training masuk dalam dimensi rasa dan dimensi sriptual.

Tujuan Utama dari penyampaian Outer Journey ini adalah:

 Peserta memiliki kesadaran Illahiyah (God Conciousness)

yaitu kesadaran tentang kesadaran tentang eksistensi Allah, Kebesaran Allah dan Keesaan Allah.

 Tumbuh keyakinan kepada Tuhan dalam hati para peserta.

c) ESQ Inner Journey

Setelah melihat keluar, kemudian training mulai memberikan materi yang mengajak peserta untuk memperhatikan dalam diri sendiri.

Tujuan Inner Journeyadalah:

(35)

2. Peserta mampu mengenal dan merasakan sifat Allah didalam dirinya dan getarannya

3. Merasakan kebesaran Allah melalui suara hati manusia dan Asmaul Husna

4. Muhasabah dengan membandingkan betapatelah diabaikan dan dizholomi. sifat-sifat itu.\

d) Zero Mind Proces(Penjernihan Emosi)

Dalam diri seorang sebenarnya telah dikaruniai oleh tuhan sebuah jiwa, dimana jiwa tersebut tiap orang bebas memilih sikap, beraksi positif/negative, berhenti/melanjutkan, marah/sabar, reaktif/produktif, atau bahkan baik/ buruk.

Zero Mind Proces merupak sebuah rumus bagaimana

manusia mamou khususnya peserta menyadari kebenaran suara hati yang sama setiap orang. Adapun rumus ZMP itu adalah:

1 ---- = ~ 0

(36)

Terdapat tujuh factor yang tanpa disadari membuat manusia buta hatinya, yaitu: Prasangka negative, Pengaruh Prinsip hidup, pengaruh penglaman, kepentingan, sudut pandang, pembanding, dan literature.

Ketujuh belenggu ini merupakan hal yang sangat mempengaruhi cara berfikir seseorang, oleh karena itu kemampuan melihat sesuatu secara jernih dan objektif harus di dahului oleh kemampuan menegenali factor yang mempengaruhi. Caranya adalah dengan mengembalikan manusia pada fitrah hatinya, sehingga mampu melihat dengan mata hati, memilih dengan cara yang adil dan bijaksana sesuai dengan suara hati sehingga keputusan yang diambil menjadi benar.

2) Let’s Action

Setelah mengenal suara hati, memnagun enam prisip mentalitas, maka lemgkah selanjutnya adalah bagaimana mengaplikasikan suara hati kedalam langkah aksi. Karena nilai-nilai itu harus dikeluarkan menjadi realitas dan aplikasi nyata. Untuk itu supaya tidak keluar dari garis orbit maka dituntut dengan lima langkah sehingga menjadi kebiasaan.

Lima langkah ini berada pada dimensi fisik agar tetap pada garis orbit. Adapun aksi-aksi tersebut adalah:

a) Mission Statement (Penetapan Misi)

(37)

dapat lebih menguatkan keyakinan seseorang tentang kebenaran rukun islam yang pertama yaitu Syahadat.

Menetapkan misi bahwa hidup adalah pengabdian pada Allah. Adapun pekerjaannya, dibidang apapun semuanya hanya karena Allah. Pernyataan misi hidup ini akan membangun sebuah keyakinan dalam berusaha, meberikan daya dorong yang kuat dalam mencapai tujaun.

b) Character Building

Melatih dan membentuk karakter dengan pengulangan sehingga terjadi internalisasi karakter. Salah satu melahirkan karakter unggul adalah dengan melakukan salat yang dilakukan secara konsisten.

”shalat adalah penelitian menyeluruh untuk menjaga serta meingkatkan kualitas kejernihan emosi dan spiritual sesorang. Dalam shalat, maka tujuan hidup ini ditanamkan didalamnya, sehingga terbangunlah kejelasan visi dan misi yang membuat manusia mantap dalam menjalani setiap aktivitas hidupnya.

c) Self Controlling (penegendalian diri)

Tujuan akhir pengemdalian diri yang dilatih dan dilambangkan dengan puasa sebenarnya adalah keberhasilan bukan sebuah pelarian diri dari kenyataan hidup di dunia yang seharusnya dihadapi.

(38)

jelas, untuk apa puasa dilakukan dan apa manfaat puasa itu diaplikasikan. Puasa adalah bentuk metode pelatihan penegendalian diri yang bertujuan untuk memelihara asset kita yang paling berharga, yaitu fitrah.

d) Sosial Strategi (ketangguhan Sosial)

Pada bagian ini, yaitu keyangguhan social yang berupa zakat, zakat pada hakikatnya adalah upaya menegeluarkan potensi Got Spot/ fitrah diri kearah kondisi nyata dalam bentuk aplikasi konkrit suara hati. Prinsip zakat sendiri adalah menegluarkan.

Jadi zakat adalah upaya memanggil serta merangsang spritualitas seseorang muncul kearah prmukaan. Disamping menegeluarkan potensi spiritual manusia, zakat pada prinsipnya mampu melakukan konsep pemeliharaan lingkungan social dengan prinsip member sehinga tercipta suat sinergi.

e) Total Action (Aplikasi Total)

(39)

“Secara prinsip, haji merupakan langkah yang berpusat pasa Allah Yang Maha Esa, dimann segala tujuan tidak lagi berprinsip kepada yang lain. Prinsip ini akan menghasilkan jiwa yang luar biasa. Haji adalah suatu transformasi prinsip dan langkah secara total (Tawaf), konsistensi perjuangan sa’I, evaluasi dan visualisasi serta mengenal jati diri spiritual ketika wukuf. Haji juga merupakan suatu penelitian sinergi dalam skala tertinggi, dan haji adalah persiapan fisik serta mental menghadapi berbagai tantangan masa depan sehingga memiliki jiwa visioner.

Adapun 7 nilai dasar yang terdapat dalam ESQ tersebut diambil dari Asmaul Husna yan harus dijunjung tinngi sebagai bentuk pengabdian manusia kepada sifat Allah yang terletak pada pusat orbit (God Spot) :

1. Jujur, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, Al-Mukmin.

2. Tanggung Jawab, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, Al-Wakiil.

3. Disiplin, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, Al-Matiin.

4. Kerja Sama, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, Al- Jamii’.

(40)

6. Visioner, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, Al-Akhir.

7. Peduli, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, Al-Bashir.

Ketujuh sifat inilah yang harus dijadikan values atau “nilai” bagi yang melaksanakan di samping nilai-nilai lainnya yang berjumlah 99 sebagai sumber pengabdian. 8

D. Training ESQ Sebagai Bentuk Komunikasi

Pada dasarnya Training ESQ adalah sebuah proses komunikasi yang mana telah memiliki unsur atau kompenen persyaratan terjadinya komunikasi.

1. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan communication, berasal darikata communication atau darikata communis yang berarti sama atau sama maknanya atau pengertian bersama, dengan maksud untuk mengubah pikiran, sikap, perilaku, menerima dan melaksanakan apa yang diingikan komunikator.9

Komunikan melalui media yang menimbulkan efefk tertentuSebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D Laswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab

8

Ary Ginanjar, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spritual, h. 90

9

A.w. widjaya, Komunikasi dan Hubungan Manusia (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002)

(41)

pertanyaan, “siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melaui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”.10 Jadi pada dasranya Lasswwl menyatakan bahwa komunikasi adalah Proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada.11

Mengenai pengertian komunikasi secara paradigmatic menurut Onong Uchjana Effendi, “komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik secara langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media.12

2. Unsur Komunikasi

a. Source ( sumber)

Sumber adalah dasar yang digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri.13 Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, ide, peristiwa, pengalaman dan sejenisnya.

Di dalam training ESQ yang menjadi sumber adalah Al-Qur’an, Hadist, dan penglaman dari pendiri Training ESQ yaitu bapak Ary Ginanjar.

b. Komunikator

10

H. Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2007) h. 19 11

Onong uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007) cet ke-21 h. 10 12

Onong uchjana effendi, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2004) cet ke-6, h. 5

13

(42)

Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi seperti surat kabar, radio, tv dan sebagainya.

Dalam hal ini seorang Trainerlah yang menjadi Komunikator dalam sebuah proses komunikasi.

c. Pesan

Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunkasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat, atau propaganda.

Dalam hal ini yang menjadi pesan adalah sebuah materi yang berisikan penjelasan mengenai 1 ihsan, 6 rukun iman, dan 5 rukun islam juga berisi 7 nilai budi utama yaitu (Jujur, tanggung jawab, disiplin, kerja sama, visioner, adil, peduli).

d. Channel (Media/saluran)

Saluran komunkasi selalu menyampaikan pesan yang dapat diterima melalui panca indra atau menggunakan media. Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.14

14

(43)

Media yang digunakan dalam training ESQ yaitu menggunakan multimedia yang menggabungkan antara animasi, klip film, efek suara, dan musik.

e. Penerima (Komunikan)

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih.. komunikan mempunyai fungsi sebagai decoerder, menerjemahkan lambang-lambang pesan kedalam konteks pengertiannya sendiri.15

Dalam hal ini para peserta traininglah yang menjadi komunikan dalam sebuah proses komunikasi.

f. Efek/Pengaruh

Efek adalah hasil akhir dari suatu komunkasi, yakni sikap dan tingkah laku orang sesuai atau tidak dengan yang diharapkan. Pengaruh bisa juga diartikan sebagai perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan sesorang akibat dari penertimaan pesan.

Dalam Training ESQ para peserta diharapkan bisa menerapkan materi training dan mengalami banyak perubahan dalam berpikir dan

15

A.w. widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

(44)

bertindak. Memiliki semangat hidup yang baru dan menjadi seseorang yang visioner, yang memiliki visi jauh ke depan dalam menata kehidupan.

3. Komunikasi Instruksional

(45)

mendidik dalam subyek atau bidang pengetahuan tertentu disini juga dicantumkan makna lain yang berkaiatan dengan komando atau perintah.16

Komunikasi instruksional mempunyai fungsi edukatif atau tepatnya mengacu pada fungsi edukatif dari fungsi komunkasi secara keseluruhan. Komunikasi instruksional lebih ditekankan pada pola perencanaan dan pelaksanaan. Secara operasional yang didukung oleh teori atau kepentingan keberhasilan efek perubahan perilaku pada pihak sasaran (komunikan).

Glen Snelbecker dalam teorinya mengatakan Teori Instruksional merupakan suatu kumpulan prinsip-prinsip yang terintegrasi dan yang memberikan perspektif untuk mengatur situasi atau lingkungan pembelajaran sedemikian rupa sehingga dapat membantu sasaran (komunikan) memperoleh informasi da keterampilan baru dengan memperhatikan informasi keterampilan yang dipelajari sebelumnya17.

Teori ini juga menerangkan apa yang harus dilaksanakan untuk membicarakan masalah-masalah praktis didunia pembelajaran dan berisi gambaran mengenai hasil pengajaran yang muncul sebagai

16

Pamit M. Yusup, Komunukasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional, (Bandung:

Remaja Rosda Karya) h. 18 17

(46)

akibat dan digunakannya metode tertentu dibawah kondisi tertentu pula.

Maka dapat disimpulkan bahwa Training ESQ merupakan bentuk komunikasi instruksional yang melalui proses penyampaian pesan (materi training) oleh seorang komunikator (trainer) kepada penerima pesan (peserta training) dengan perencanaan terprogram serta tindak lanjut agar tujuan pembelajaran dan pelatihan (training) tercapai dengan baik.

E. Kinerja Karyawan 1. Pengertian Kinerja

Para ahli memberikan banyak batasan istilah kinerja, walaupun perumusannya berbeda namun setiap prinsip nampaknya memiliki arti yang sejalan mengenai proses pencapaian hasil. Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi yang sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kinerja adalah sesuatu yang ingin dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja seseorang. Adapun beberapa ahli mengemukakan pengertian kinerja diantaranya:

(47)

b. Ambar Teguh Sulistiyani “Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”.

c. Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34) mengemukakan “kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.18

d. Poerdaminta dalam kamus bahasa Indonesia ” Kinerja adalah sesuatu yang ingin dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja seseorang”.19

e. Handoko mengemukakan bahwa kinerja merupakan keadaan emosioanal yang menyenangkan atau tidak menyenangkan. Hal ini akan tampak dalam sikap positif karywan Terhadap segala sesuatu yang dihadapinya dilingkungan kerja.

f. Muhammad As’ad bahwa kinerja berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya, situasi kerja, kerja sama antara pemimpin dengan karyawan dan antara sesame karyawan.20

Dari beberapa pengertian kinerja di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya, sesuai dengan standar kriteria yang ditetapkan dalab pekerjaan itu. Prestasi yang dicapai ini akan

18

Melayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara,

2007), h. 60

19

Poerwadaminta W.J.S, Kamus Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Departemen Pendidikan

dan kebudayaan, 1998), h. 56

20

(48)

menghasilkan suatu kepuasan kerja yang nantinya akan berpengaruh pada tingkat imbalan.

2. Manfaat Kinerja

Dalam setiap kegiatan di suatu organisasi (intitusi pemerintah maupun swasta) mengikutsertakan manusia sebagai tenaga kerja (karyawan atau pegawai), masalah kinerja karyawan menjadi sangat penting untuk diciptakan dan ditingkatkan positifnya. Kinerja karyawan perlu diperhatikan karena karyawan sebagai bagian dari tenaga kerja yang merupakan salah satu modal utama dari kegiatan organisasi.

Apabila karyawan baik kinerjanya, maka karyawan tersebut akan memberikan manfaat bagi diri sendiri, teman kerja, pimpinan maupun staf serta institusinya secara lebih bertanggung jawab.

Kinerja yang tidak baik dapat menimbulkan perilaku-perilaku kerja yang negative misalnya: membolos kerja atau perilaku lain untuk menghindari diri dari aktifitas organisasi, melakukan sabotase, sengaja membuat kesalahan, menentang atasan, pemogokan kerja atau pada sikap berhenti dari pekerjaan.

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa dengan adanya kinerja yang baik akan menimbulkan perilaku yang menguntungkan bagi organisasi karyawan dan institusi. Beberapa hal yang menguntungkan atau memberi manfaat dari kinerja yang baik adalah:

(49)

b. Memberikan kontribusi yang lebih besar kepada perusahaan atau intitusi c. Menigkatkan kepuasan kerja baik terhadap karyawan

d. Meningkatkan kepuasan hidup21 3. Pemicu Kinerja

Kinerja akan selalu terkait dengan keberadaan karyawan. Karyawan yang bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajibannya biasanya akan memilki kinerja yang baikkarena memahami tanggung jawab yang menjadi tugas dan fungsinya. Menurut Suparman seorang karyawan akan berusaha semaksimal mungkin bekerja dengan baik dan berkinerja baik.

Kinerja yang baik akan diwujudkan oleh karyawan jika tugas pokok dan fungsinya jelas dan terukur. Ada beberapa aspek yang mampu memicu peningkatan kinerja karyawan adalah:.

a. Pekerjaan

Hal ini menyangkut jenis pekerjaan, bobot pekerjaan dan melibatkan keterampilan kemampuan individu dalam mengerjakan pekerjaan tersebut seorang merasa cocok dengan pekerjaanya, biasanya akan menunujukan kinerja yang baik. Sebaliknya, bila tidak merasa cocok dengan pekerjaannya besar kemungkinan akan menunujukan kinerja yang tidak baik, dan bahkan akan menjadi kendala bagi yang lain dalam mewujudkan kinerja yang baik.

b. Imbalan

21

(50)

Imbalan kerja merupakan factor utama yang mendukung atau tidaknya perwujudan yang baik atau tidak baik. Sehingga banyak pihak manajemen dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan melakukan dengan cara meningkatkan kinerja karyawan melakukan dengan cara menaikan imbalan kerja karyawan atau member tambahan berupa bonus bagi karyawan.

c. Pimpinan

Kinerja yang baik dan buruk dapat saja muncul karena adanya hubungan (interaksi) pimpinan dengan bawahan. Pimpinan yang arif dan bijak serta memberikan motivasi yang positif bagi karyawan, hal ini akan memacu kinerja yang positif bagi diri karyawan.

d. Promosi Jabatan

Kurang atau sedikitnya kesempatan jabatan sering dikaitkan dengan kinerja karyawan terhadap promosi jabatan ayang ada. Hal tersebut sering menjadi alas an mereka menunujukan kinerja yang baik.maupun tidak baik.

e. Rekan-rekan kerja

Karyawan yang baik kinerjanya akan menjadi tauladan bagi karyawan yang baik sebaliknya karyawan yang tidak baik kinerjanya, harus diingatkan karyawan lain agar baik kinerjanya.

(51)

Aturan hukum akan mempengaruhi kinerja karyawan. Karyawan akan bekerja dengan kinerja yang baik jika tugas pokok dan fungsinya ada dan jelas serta dituangkan dalam aturan hukum yang memikat semua pihak yang terkait. Tanpa ada aturan hukum kinerja yang baik akan sulit diarahkan dengan tujuan institusi atau organisasi.

g. Fasilitas pendukung

Fasilitas pendukung akan mempengaruhi kinerja karyawan karena kinerja yang baik setidak-tidaknya banyak turut mempengaruhi atau tidaknya sarana dan prasarana fasilitas pendukung.22

Demikian beberapa pemicu yang menjadikan kinerja seseorang itu meningkat. Namun perlu dimengerti bahwa pemicu tersebut menjadi kurang berfungsi jika tidak ada factor lain yang mempengaruhi. Pelatihan dan training adalah factor yang penting yang mampu mempengaruhi seseorang dalam meningkatkan kinerja.

4. Indicator Kinerja Karyawan

Indicator kinerja pada dasarnya mencangkup pemahaman diri tentang bidang pekerjaannya sesuai dengan tugas dan fungsi, cara kerja, hasil kerja, hubungan dengan pimpinan, bawahan atau sesame rekan hubungan timbal

22

(52)

balik antara pemimpin dan bawahan, antar abawahan dan bawahan bisa disebut dengan istilah komunikasi vertical dan komunikasi horizontal. Komunikasi model ini secara garis besar disebut pula dengan komunikasi organisasi. Inilah yang akan diteliti lebih lanjut.

Untuk memahami lebih lanjut tentang kinerja diantara ahli mengemukakan pendapatLateiner dan Leivine, mengemukakan bahwa inikator kinerja dapat dilihat dari:23

a. Ketentuan dan ketetapan waktu kerja, karyawan harus bekerja ditempat kerja selama jam kerja dan selesainya teratur dan benaa.

b. Kepatuhan terhadap peraturan dan system kerja, peraturan dan system kerja, yang dibuat serta menjadipedoman kerja dipatuhi secara baik dan benar

c. Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang memuaskan, pekerjaan yang dilakukan kuantitas dan kualitasnya tinggi, sehingga memuaskan yang bersangkutan dan perusahaan.

d. Penyelesaian pekerjaan dengan semangat kerja yang baik, setiap karyawan idealnya harus dapat bekerja dengan penuh bertanggung jawab, bukan karena keterpaksaan atau takut terkena sangsi.

e. Hubungan dan komunikasi yang efektif, kinerja yang baik tidak akan muncul tanpa adanya komunikasi yang efektif antara pemimpin dan staf.

23

(53)

f. Tanggung jawab terhadap asset perusahaan, asset perusahaan sebagai sarana prasarana pendukung kinerja haruslah dirawat dan dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Karyawan yang memiliki kinerja baik akan selalu bertanggung jawab dengan baik menggunakan dan memanfaatkan asset perusahaan.

g. Mampu memberi motivasi dan nilai tambah, kinerja yang baik akan menjadi motivasi dalam kerja dan dihargai sebagai suatu nilai tambahseorang karyawan.

5. Faktor-factor yang mempengaruhi kinerja karyawan

Menurut Suparman, kinerja adalah suatu keadaan kerja pada diri maupun beberapa karyawan dalam kurun waktu tertentu. Kinerja ini sangat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan dalam bekerja maupun pencapaian tujuan lembaga tempat diri karyawan bekerja.24

Sedangkan menurut Mangkunegara, Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan dalam organisasi pada dasarnya adalah.25

a. Faktor pegawai yaitu : kecerdasan, kecakapan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara berfikir, persepsi dan sikap kerja, dedikasi serta tanggung jawab moral.

b. Factor pekerjaan yaitu: jenis pekerjaan, struktur organisasi, jabatan, interaksi social, dan hubungan kerja.

24

Aang Tebjanastita, Manjaemen Kepegawaian, h. 24

25

Mangkunegara, Kinerja Karyawan dan Faktor Pendukungnya, (Jakarta: Bumi Aksara,

(54)

Tokoh lain seperti Muhammad As’ad mengemukakan pendapat tentang faktor yang memimbulkan bisa baik maupun buruk. Adapun factor-faktor tersebut adalah:26

a. Faktor hubungan antara karyawan, antar manajer dengan karyawan, hubungan social antata karyawan, sugesti dari teman sekerja, emosi dan situasi kerja.

b. Faktor individu misalnya sikap orang terhadap pekerjaan, umur orang sewaktu bekerjadan jenis kelamin.

c. Faktor-faktor luar misalnya rekreasi dan pendidikan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah hubungan interpersonal, gaji, umur, sikap terhadap pekerjaan, pendidikan, pelatihan-pelatihan, Training, kondisi kerja, kesempatan untuk maju, mengembangkan karir, jenis kelamin, aturan tugas pokok dan fungsi, sarana dan prasarana pendukung dan juga sikap pemimpin yang arif dan bijaksana. Factor pelatihan dan training inilah yang akan menjadi topik dalam penelitian skripsi ini.

26

Muhammad As’ad, Kinerjasebagai media meningkatkan Derajat Manusia dalam

(55)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang analisisnya secara umum memakai analisis statistik. Karenanya dalam penelitian kuantitatif pengukuran terhadap gejala yang diminati menjadi penting, sehingga pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan berstruktur (angket) yang disusun berdasarkan pengukuran terhadap variabel yang diteliti yang kemudian menghasilkan data kuantitatif.27Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian survei, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai

27

Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif,(Jakarta:

(56)

alat pengukuran data yang pokok.28 Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu metode yang berusaha mencari gambaran menyeluruh tentang data, fakta, peristiwa sebenarnya mengenai objek penelitian.29

B. Ruang Lingkup Penelitian

1. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah orang yang dapat memberikan informasi. Mereka yang terdiri dari kepala kepegawaian dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah pengaruh pelaksanaan training ESQ terhadap kinerja karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Februari 2011 sampai Mei 2011, dengan jadwal penelitian sebagai berikut:

No Kegiatan Februari Maret April Mei

1. Pengajuan proposal X

2. Bab 1-2 X

28

Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES,

1995), Cet ke-2, h.3

29

J. Vrendenbergt, Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT. Gramedia,

1980), h.34

(57)

3 Bab 3 X

4 Wawancara dan Mengolah data X

5 Bab 4-5 X

.Adapun Tempat penelitian Skripsi ini akan dilaksanakan di UIN Jakarta Syarif Hidayatullah Jl. Ir. Junda no. 95 Ciputat Tangerang Selatan Banten 15412.

C. Metode Penentuan Sampel

Metode penentuaan sampel dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan sebagai berikut :

1. Populasi

Populasi merupakan kumpulan unsur atau elemen yang menjadi objek penelitian, populasi dapat berupa lembaga, kelompok, atau konsep-konsep.30 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengikuti kegiatan training ESQ sebanyak 100 orang.

2. Sampel

30

Manase Malo, dkk., Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Universitas Terbuka,1997),

(58)

Sampel adalah sebagian wakil populasi yang dipilih.31 Untuk mendapatkan sampel yang representative maka digunakan teknik purposive sampling dimana pengambilan sampel didasarkan atas cirri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai kaitan erat dengan cirri atau sifat populasi.32 Yaitu karyawan UIN yang telah mengikuti Training ESQ dan dalam penelitian ini jumlah sampel sebanyak 30 responden.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat variable sebagai berikut:

a. Variable Bebas (independent variable) adalah Training ESQ di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Variable Terikat (dependent variable) adalah kinerja karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

E. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian

Definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.33

a. Variable Bebas

1) Pelaksanaan Training ESQ adalah sebuah metode berupa Training SDM yang dibuat untuk para peserta training dalam membina kinerja sehingga memberikan hasil yang baik.

31

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Bina Aksara,

1985), h. 104

32

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1993), jilid I, H. 82

33

(59)

Indikator;

e) Adanya para peserta training f) Adanya materi training

g) Antusiasme atau ketertarikan para peserta training h) Kebutuhan para peserta dalam mengisi jiwa spritualnya i) Pemahaman dan pengetahuan para peserta training j) Feedback atau pengaruh terhadap para peserta training k) Adanya peningkatan dalam pengamalan dalam 7 nilai dasar

budi utama (Tanggung Jawab, visioner, Kerja sama, Disiplin, Jujur, Adil dan Peduli)

b. Variable Terikat

Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab.

Indikator:

a) Adanya pengaruh untuk bekerja lebih giat

b) Adanya pengaruh untuk meningkatkan kualitas kerja

c) Adanya pengaruh untuk memberikan pelayanan yang terbaik d) Adanya pengaruh dalam meningkatkan komunikasi kerja e) Adanya perasaan berhasil dan kesadaran untuk ingin

(60)

Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti menggunakan data primer dan data sekunder yaitu :

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data pertama dilokasi penelitian atau objek penelitian,34 antara lain :

1) Angket, sebagai alat pengumpulan data yang berupa serangkaian pertanyaan yang disusun secara sistematis untuk dijawab responden. Angket yang digunakan adalah angket tertutup, yaitu jawaban yang telah tersedia.

2) Wawancara, sebuah proses memperoleh keterangan dengan cara tanya jawab dan bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai. Penulis melakukan wawancara dengan panitia pelaksanaan training ESQ dan dengan Ketua Kepegawaian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang terdapat dalam buku dan literatur yang berkaitan dengan judul peneliti, seperti buku, internet, brosur, serta catatan yang berkaitan dengan penelitian ini.

G. Uji Instrumen 1. Uji Validitas

Uji validitas adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun dilakukan berkali-kali dan dimana-mana. Untuk mencapai tingkat validitas instrumen penelitian, maka alat ukur yang dipakai dalam

34

M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada

(61)

instrumen juga harus memiliki tingkat validitas yang baik.35 Pada uji instrumen ini peneliti menggunakan Software SPSS 17.0 for Windows Release.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah kesesuaian alat ukur dengan yang diukur, sehingga alat ukur itu dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Jika suatu alat ukur dapat dipakai untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konstan, maka alat pengukur tersebut dikatakan reliabel atau dapat diandalkan. Pada uji instrumen ini peneliti menggunakan Realibility Analysis dengan metode Cronbach Alpha dan menggunakan Software SPSS 17.0 for Windows Release. Dengan metode ini, koefisien keandalan alat ukur dapat dihitung dengan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Keterangan :

α : Koefisien keandalan alat ukur

K : Jumlah Variabel

R : Koefisien rata-rata koefisien antar variabel

35

M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, h.97

(62)

H. Metode Analisis Data

Dalam menganalisa hasil penelitian, metode yang digunakan adalah metode Kuantitatif Deskriptif yaitu menggambarkan dan menjelaskan obyek penelitian. metode analisis kuantitatif ini yang akan penulis gunakan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan training ESQ terhadap kinerja karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

[image:62.612.122.533.136.454.2]

Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan training ESQ terhadap kinerja karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dilakukan dengan skala likert mengembangkan prosedur pengukuran dengan skala.

Tabel 1 Skala Likert Sangat Tidak

Setuju (STS)

Tidak Setuju (TS)

Netral (N)

Setuju (S)

Sangat Setuju (SS)

1 2 3 4 5

Keuntungan menggunakan skala likert dari tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan yaitu adanya keragaman skor sebagai akibat penggunaan skala 1-5, dengan dimensi yang tercermin dalam daftar pertanyaan memungkinkan nasabah (responden) mengekspresikan tingkat pendapat mereka dalam strategi bauran pemasaran tabungan muamalat yang mereka terima. Dari segi statistik, skala dengan lima tingkatan (1-5) lebih tinggi keandalannya dibandingkan dengan dua tingkatan “ya” atau “tidak”.

(63)

pengaruh training ESQ (materi, pemahaman) yang selanjutnya dapat dilihat pengaruhnya terhadap kinerja karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1. UjiRegresi Linear Berganda

Regresi linear berganda dimaksudkan untuk mengetahui hubungan yang ada diantara variabel independen dengan variabel dependen. Adapun, persamaan umum regresi linear berganda adalah:36

Y=

Keterangan :

Y : Variabel dependen (kinerja karyawan)

α : Konstanta

:Koefisien regresi parsial variabel materi; =koefisien regresi parsial variabel pemahaman;.

: variabel materi , = variabel pemahaman

2. Uji Koefisien Determinasi

36

Singgih Santoso, SPSS: Mengolah Data Statistik Secara Profesional, (Jakarta; PT. Elex

(64)

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summary dan tertulis R Square. Namun untuk regresi berganda sebaiknya menggunakan R Square yang telah disesuaikan (Adjusted R Square), karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian.

Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai 1. Pada umumnya sampel dengan data deret waktu (time series) memiliki R Square maupun Adjusted R Square dikatakan cukup tinggi dengan nilai di atas 0,5.37

3. Uji F-test (Simultan)

Uji simultan dengan uji F ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama yaitu variabel independen terhadap variabel dependen.

Adapun nilai taraf signifikansinya sebesar α = 1 % sampai dengan 10 %.

Untuk melakukan uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho) dan harus disertai pula dengan hipotesis alternatif (Ha). Sebagai berikut :

a. Ho : βo = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pengaruh training ESQ terhadap kinerja karyawan.

b. Ha: βo ≠ 0 terdapat pengaruh yang signifikan antara pengaruh training ESQ terhadap kinerja karyawan.

37

Singgih Santoso, SPSS: Mengolah Data Statistik Secara Profesional, (Jakarta; PT. Elex

(65)

Jika sig F > 0,1 mka artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Jika sig F < 0,1 artinya terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

4. Uji T-test (Parsial)

T-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen.38 Adapun nilai taraf signifikansinya sebesar α = 1% sampai dengan 10%.

Untuk melakukan uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan, yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho) dan harus disertai pula dengan hipotesis alternatif (Ha). Sebagai berikut :

a) Variabel Materi ( )

Ho : βo = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

materiterhadap kinerja karyawan.

Ha: βo ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel materiterhadap kinerja karyawan.

b) Variabel Pemahaman ( )

Ho : βo = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

pemahamanterhadap terhadap kinerja karyawan.

38

(66)

Ha: βo ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel terhadap kinerja karyawan.

Jika sig t > 0,1 maka artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Jika sig t < 0,1 artinya terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.

I. Hipotesis Penelitian

Untuk melakukan uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho) dan harus disertai pula dengan hipotesis alternative (Ha).39 Adapun hipotesis penelitian penelitian ini adalah :

Ho : βo = 0Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Training ESQ

terhadap kinerja karyawan

Ha: βo ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara Training ESQ terhadap kinerja karyawan

39

Singgih Santoso, SPSS : Mengolah Data Statistik Secara Profesional, (Jakarta:

(67)
[image:67.612.141.538.56.414.2]

BAB IV

GAMBARAN UMUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

A. Sejarah Singkat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1. Periode Perintisan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 031 tahun 2002. Sejarah pendirian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan mata rantai sejarah perkembangan perguruan tinggi Islam Indonesia dalam menjawab kebutuhan pendidikan tinggi Islam modern yang dimulai jauh sebelum Indonesia merdeka. Pada zaman penjajahan Belanda, Dr. Satiman Wirjosandjojo, salah seorang Muslim terpelajar, tercatat pernah berusaha mendirikan Pesantren Luhur sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam. Namun, usaha ini gagal karena hambatan dari pihak penjajah Belanda. 40

40

(68)

Lima tahun sebelum proklamasi kemerdekaan, Persatuan Guru Agama Islam (PGAI) di Padang mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI). STI hanya berjalan selama dua tahun (1940-1942) karena pendudukan Jepang. Umat Islam Indonesia tidak pernah berhenti menyuarakan pentingnya pendidikan tinggi Islam bagi kaum Muslim yang merupakan mayoritas pendudukan Indonesia. Pemerintah pendudukan Jepang kemudian menjanjikan kepada umat Islam untuk mendirikan Lembaga Pendidikan Tinggi Agama di Jakarta. Janji Jepang itu direspon tokoh-tokoh Muslim dengan membentuk yayasan di Muhammad Hatta sebagai ketua dan Muhammad Natsir sebagai sekretaris. 41

Pada 8 Juli 1945, bertepatan dengan 27 Rajab 1364, yayasan tersebut mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI). STI berkedudukan di Jakarta dan dipimpin oleh Abdul Kahar Mudzakkir. Beberapa tokoh Muslim lain ikut berjasa dalam proses pendirian dan pengembangan STI. Mereka antara lain Drs. Muhammad Hatta, KH. Kahar Mudzakkir, KH. Wahid Hasyim, KH. Mas Mansur, KH. Fathurrahman Kafrawi, dan Farid Ma’ruf. Pada 1946, STI dipindahkan ke Yogyakarta mengikuti kepindahan Ibukota Negara dari Jakarta ke Yogyakarta. Sejalan dengan perkembangan STI yang semakin besar, pada 22 Maret 1948 nama STI diubah menjadi Universitas Islam Indonesia (UII) dengan penambahan fakultas-fakulta baru. Sampai dengan 1948, UII memiliki empat fakultas, yaitu (1)

41

(69)

Fakultas Agama, (2) Fakultas Hukum, (3) Fakultas Ekonomi, dan (4) Fakultas Pendidikan.

Kebutuhan akan tenaga fungsional di Departemen Agama menjadi latar belakang penting berdirinya perguruan tinggi agama Islam. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Fakultas Agama UII dipisahkan dan ditransformasikan menjadi Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) dan—sesuai dengan namanya—bersastus negeri. Perubahan ini didasarkan kepada Peraturan Pemerintah (PP) No. 34 tahun 1950. Dalam konsideran disebutkan bahwa PTAIN bertujuan memberikan pengajaran studi Islam tingkat tinggi dan menjadi pusat pengembangan serta pendalaman ilmu pengetahuan agama Islam. Berdasarkan PP tersebut, hari jadi PTAIN ditetapkan pada 26 September 1950. PTAIN dipimpin KH. Muhammad Adnan dengan data jumlah mahasiswa per 1951 sebanyak 67 orang. Pada periode tersebut PTAIN memiliki tiga jurusan, yaitu Jurusan Tarbiyah, Jurusan Qadla (Syari’ah) dan Jurusan Dakwah.

(70)

perguruan tinggi Islam yang terus berlanjut sampai masa-masa yang lebih belakangan. Gelar akademik yang ditawarkan juga terus bertahan sampai dengan dekade 1980-an.

2. Periode ADIA (1957-1960)

Kebutuhan tenaga fungsional bidang guru agama Islam yang sesuai dengan tuntutan modernitas pada dekade 1950-an mendorong Departemen Agama mendirikan Akademi Dinas Ilmu

Gambar

GAMBARAN UMUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH
Gambar 1Pengaruh Pelaksanaan Training ESQ terhadap Kinerja Karyawan
Tabel 1Skala Likert
GAMBARAN UMUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
+7

Referensi

Dokumen terkait

tindakan siswa yang berhubungan dengan keaktifan belajar siswa selama pembelajaran. 2) Pedoman wawancara digunakan untuk mewawancarai guru dan siswa sebelum

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Satuan Kerja Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Aceh Tamiang Sumber Dana APBK Aceh Tamiang Tahun Anggaran 2011 mengundang Penyedia

Berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis, maka didapat simpulan bahwa (1) ukuran perusahaan berpengaruh negatif pada audit report lag yang menunjukkan bahwa semakin

Secara umum system yang diusulkan yaitu berupa website yang menjadi media penyampaian informasi seputar airplanesystm bandung berserta informasi tentang

Hipotesis nomor II (karakter 的 ( de ) dilafalkan dengan bunyi [ti] di dalam lagu Mandarin diduga karena pengaruh posisi artikulasi vokal bahasa Mandarin dan tempo lagu

Bila tidak diantisipasi, bukan tidak mungkin, peristiwa riil yang dimuat media sudah tidak ada, karena wacana lah yang menggantikan semua makna, menggeser makna

PROGRAM- PROGRAM INI DITUJUKAN UNTUK MENGHASILKAN MASYARAKAT YANG MANDIRI DALAM MENINGKATKAN STANDAR KEHIDUPAN MEREKA DENGAN MEMANFAATKAN POTENSI EKONOMI YANG ADA...

Artinya: “Dan karena ucapan mereka: &#34;Sesungguhnya kami telah membunuh al -Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah (mereka menyebut Isa putera Maryam itu Rasul Allah