• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) (v) Nilai wajar instrumen keuangan (lanjutan) (v) Fair value of financial instruments (continued)

2018 Laba bersih yang tersedia bagi

34. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) (v) Nilai wajar instrumen keuangan (lanjutan) (v) Fair value of financial instruments (continued)

(2) Tabel di bawah ini menggambarkan nilai tercatat dan nilai wajar dari instrumen keuangan yang tidak diukur dalam nilai wajar yang tersaji di laporan posisi keuangan Perseroan:

(2) The table below sets out the carrying amounts and fair value of those financial instruments which are not measured at fair value on the Company‟s statements of financial positions: 30 Sep/Sep 2019

Nilai tercatat/

Carrying value

Nilai wajar/

Fair value

Aset keuangan: Financial assets:

Kas dan setara kas 444 444 Cash and cash equivalents

Piutang pembiayaan Consumer financing

konsumen 26,270 27,259 receivables

Piutang pembiayaan Murabahah 2,956 2,999 Murabahah financing receivables

Investasi bersih dalam Net investment in

sewa pembiayaan 2,974 2,911 finance leases

Tagihan pembiayaan anjak piutang 54 44 Factoring financing receivables

Piutang lain-lain 306 306 Other receivables

33,004 33,963

Liabilitas keuangan: Financial liabilities:

Pinjaman 16,596 16,598 Borrowings

Surat berharga yang diterbitkan Securities issued

- Obligasi 6,637 6,670 Bonds -

- Sukuk Mudharabah 175 172 Mudharabah bonds -

Utang penyalur kendaraan 157 157 Payable to dealers

Akrual 314 314 Accrued expenses

Utang lain-lain 443 443 Other payables

24,322 24,354 31 Des/Dec 2018 Nilai tercatat/ Carrying value Nilai wajar/ Fair value

Aset keuangan: Financial assets:

Kas dan setara kas 398 398 Cash and cash equivalents

Piutang pembiayaan Consumer financing

konsumen 24,234 25,080 receivables

Piutang pembiayaan Murabahah 3,438 2,835 Murabahah financing receivables

Investasi bersih dalam Net investment in

sewa pembiayaan 2,904 2,979 finance leases

Tagihan pembiayaan anjak piutang 5 2 Factoring financing receivables

Piutang lain-lain 269 269 Other receivables

31,248 31,563

Liabilitas keuangan: Financial liabilities:

Pinjaman 16,080 16,087 Borrowings

Surat berharga yang diterbitkan Securities issued

- Obligasi 6,211 6,169 Bonds -

- Sukuk Mudharabah 500 493 Mudharabah bonds -

Utang penyalur kendaraan 3 3 Payable to dealers

Akrual 182 182 Accrued expenses

Utang lain-lain 435 435 Other payables

(v) Nilai wajar instrumen keuangan (lanjutan) (v) Fair value of financial instruments (continued) (3) Estimasi nilai wajar dari kas dan setara kas

dikarenakan jatuh temponya di bawah satu tahun, nilai tercatat merupakan perkiraan yang layak atas nilai wajarnya.

(3) For estimated fair value of cash and cash equivalent, since the maturity is below one year, the carrying value is a reasonable approximation of fair value.

Nilai wajar dari piutang pembiayaan

konsumen – bersih, piutang pembiayaan

Murabahah dan investasi bersih dalam sewa

pembiayaan diestimasi menggunakan

diskonto arus kas, dengan mengacu pada rata-rata tertimbang dari tingkat suku bunga/marjin pasar yang diberikan Perseroan

untuk aset keuangan yang memiliki

karakteristik yang sama dengan aset

keuangan tersebut pada tanggal laporan posisi keuangan (tingkat 3 – hirarki nilai wajar).

The fair value of consumer financing receivables – net, Murabahah financing receivables and net investment in finance leases are estimated by using discounted cash flows applying weighted average market rates/margin offered by the Company at statements of financial position date for financial assets that have similar characteristics with the above mentioned financial assets (level 3 – fair value hierarchy).

Tagihan pembiayaan anjak piutang dan piutang lain-lain, dikarenakan jatuh temponya di bawah satu tahun, nilai tercatat merupakan perkiraan yang layak atas nilai wajarnya. Termasuk di dalam piutang lain-lain adalah piutang dari jaminan kendaraan sebesar Rp 182 (2018: Rp 149). Nilai wajar dari piutang

dari jaminan kendaraan diestimasi

berdasarkan harga pasar dari mobil bekas

yang disesuaikan untuk mencerminkan

kondisi kendaraan (tingkat 2 – hirarki nilai wajar).

Factoring financing receivables and other receivables, since the maturity is below one year, the carrying value is a reasonable approximation of fair value. Included in other receivables are the receivables from collateral vehicles amounted to Rp 182 (2018: Rp 149). The fair value of the receivables from collateral vehicles are estimated based on market price of used vehicles adjusted for specific condition of the vehicles (level 2 – fair value hierarchy).

Nilai wajar dari pinjaman dinilai menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku

bunga efektif yang dikenakan pada

pemakaian terakhir dalam mata uang masing-masing pinjaman (tingkat 2 – hirarki nilai wajar).

The fair value of borrowing are estimated by using discounted cash flows applying the effective interest rate charged by the lenders for the last utilisation in each currency borrowings (level 2 – fair value hierarchy).

Nilai wajar obligasi dan sukuk Mudharabah diestimasi menggunakan data dari IBPA (Indonesia Bond Pricing Agency) dimana dihitung dengan model diskonto arus kas dengan kurva yield (diambil dari data pasar) terkini yang sesuai dengan sisa periode jatuh temponya (tingkat 2 – hirarki nilai wajar).

The fair value of bonds and Mudharabah bonds are estimated by using data from IBPA (Indonesia Bond Pricing Agency) which is calculated using a discounted cash flow model based on current yield curve (derived from market data) appropriated with remaining term of maturity (level 2 – fair value hierarchy). Nilai wajar Medium Term Notes diestimasi

menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku bunga efektif yang dikenakan pada pemakaian terakhir (tingkat 2 – hirarki nilai wajar).

The fair value Medium Term Notes are estimated by using discounted cash flows applying the effective interest rate charged by the lenders for the last utilisation (level 2 – fair value hierarchy).

Estimasi utang penyalur kendaraan, akrual

dan utang lain-lain dikarenakan jatuh

temponya di bawah satu tahun, nilai tercatat merupakan perkiraan yang layak atas nilai wajarnya.

For estimated fair value of payable to dealers, accrued expenses and other payables, since the maturity is below one year, the carrying value is a reasonable approximation of fair value.

34. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 34. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

(vi) Manajemen risiko permodalan (vi) Capital risk management

Tujuan Perseroan dalam mengelola

permodalannya adalah menjaga kelangsungan usaha Perseroan untuk dapat memberikan hasil kepada pemegang saham dan manfaat kepada pemangku kepentingan lainnya, dan memelihara optimalisasi struktur permodalan untuk mengurangi biaya modal (cost of capital).

The Company‟s objectives when managing capital are to safeguard the Company‟s ability to continue as a going concern in order to provide returns for shareholders and benefits for other stakeholders and to maintain an optimal capital structure to reduce the cost of capital.

Dalam rangka memelihara atau menyesuaikan

struktur permodalan, Perseroan dapat

menyesuaikan jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham, imbalan hasil modal kepada pemegang saham atau menerbitkan saham baru untuk mengurangi pinjaman.

In order to maintain or adjust the capital structure, the Company may adjust the amount of dividends paid to shareholders, return capital to shareholders or issue new shares to reduce debt.

Konsisten dengan pelaku industri lainnya,

Perseroan memonitor permodalan berdasarkan gearing ratio. Rasio ini dihitung dari nilai bersih pinjaman (termasuk obligasi) dibagi dengan jumlah modal. Jumlah modal diambil dari ekuitas yang tercantum dalam laporan posisi keuangan.

Consistent with others in the industry, the Company monitors capital on the basis of the gearing ratio. This ratio is calculated as net debt (including bonds payable) divided by total capital. Total capital is calculated as „equity‟ as shown in the statements of financial position.

Berdasarkan peraturan yang berlaku, jumlah maksimum gearing ratio adalah sebesar 10 kali dari total modal.

Based on the prevailing regulation, the maximum gearing ratio is 10 times from total capital.

30 Sep/Sep 2019

31 Des/Dec 2018

Pinjaman Debt:

- Pinjaman yang diterima -

bersih 16,596 16,080 Borrowings - net -

- Surat berharga

yang diterbitkan 6,812 6,711 Securities issued -

Jumlah pinjaman 23,408 22,791 Total debt

Jumlah modal 7,102 6,959 Total capital

Gearing ratio 3.30 3.28 Gearing ratio

(vii) Manajemen risiko operasional (vii) Operational risk management

Manajemen Perseroan melakukan pengawasan terhadap risiko operasional Perseroan dengan mengutamakan aspek pencegahan.

The Company‟s management controls the operational risk by priotising prevention aspects.

(vii) Manajemen risiko operasional (lanjutan) (vii) Operational risk management (continued)

Mekanisme tata kelola risiko operasional Operational risk governance mechanism

Risiko operasional Perseroan meliputi risiko

terjadinya kerugian material yang dapat

disebabkan oleh faktor sumber daya manusia, tidak

berjalannya proses internal dengan baik,

kegagalan sistem informasi dan teknologi dan pangaruh kejadian-kejadian eksternal Perseroan, termasuk dengan terjadinya bencana alam.

The Company‟s operational risk includes risks of significant loss caused by human resources factors, not functioning internal process, failures in information and technology systems and impacts of external factors, including natural disaster.

Organisasi dan struktur tata kelola risiko operasional dituangkan dalam bentuk kebijakan umum manajemen risiko Perseroan yang mengatur tugas dan tanggung jawab setiap fungsi dalam mengelola risikonya dan agar setiap individu memiliki kesadaran manajemen risiko. Dengan dimotori Direktorat Manajemen Risiko, proses mitigasi dan pengawasan risiko dilakukan secara terpadu mulai dari satuan departemen, division dan direktorat, dan menyelaraskannya dengan tim Audit dan Compliance sebagai bagian dari Risk Committee.

Operational risks governance structure and organisation are construed into the Company‟s risk management general policy that govern tasks and responsibilities of every function in managing its risks, as well as increase the risks awareness of each individual. With the lead from Risk Management Directorate, the risks mitigating and monitoring processes are integrally conducted from each department, divisions to directorate level, in line with Audit and Compliance team as part of the Risk Committee.

Framework tata kelola risiko operasional Operational risk governance framework

Identifikasi Risiko Risk Identification

Manajemen risiko operasional Perseroan dimulai dari identifikasi potensi risiko dari aktivitas-aktivitas Perseroan yang kemudian dituangkan ke dalam Risk Register.

The Company‟s operational risk management starts with identification of potential risks in the Company‟s activities which then being summarised into a Risk Register.

Pengukuran Risiko Risk Measurement

Pengukuran risiko operasional dilakukan dengan menetapkan Key Risk Indicator (KRI), atas potensi risiko operasional yang perlu

diantisipasi Manajemen. Penetapan KRI

tersebut dengan memberikan bobot atas risiko berdasarkan potensi dan dampak risiko operasional terhadap Perseroan. Hal tersebut dilakukan dalam upaya monitoring risiko operasional dalam format yang konsisten.

Operational risk measurement is conducted with determining the Key Risk Indicator (KRI) of potential operational risks that need to be anticipated by the Management. The KRI is weighted based on the potentiality and its impact to the Company. This weighting is conducted to ensure that operational risks are monitored consistently.

Mitigasi Risiko Risk Mitigating

Dengan fokus pada risiko-risiko utama

Perseroan, mitigasi risiko dilakukan dengan menuangkannya ke dalam kebijakan-kebijakan Perseroan.

Focusing on the Company‟s main risks, risks mitigaton is documented in the Company‟s policies.

Pelaporan Standar Standard Reporting

Secara periodik, KRI akan dituangkan dalam laporan standar kepada Manajemen. Standar pelaporan ini selalu dikembangkan dari waktu ke waktu agar pengukuran risiko dan analisa skenario dapat semakin menjelaskan risiko operasional terkini.

KRI is reported periodically in a standard report to the Management. The standard report then being improved from time to time to ensure the updated risks measurement and scenario analysis that could more explained the latest relevant operational risks.

34. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 34. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)