• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Krisis Museum Radya Pustaka Surakarta

BAB III SAJIAN DATA DAN ANALISIS

2. Manajemen Krisis Museum Radya Pustaka Surakarta

Pihak Museum Radya Pustaka tidak mengelola krisis atas kasus pemalsuan dan pencurian arca secara khusus, akan tetapi dari ke lima langkah-langkah untuk mengelola krisis paska kasus pemalsuan dan pencurian arca pihak internal Museum Radya Pustaka telah melakukan 2 diantara kelima langkah dalam manajemen krisis, yaitu dengan melakukan pemilihan strategi Public Relations

yang berupa Strategi Adaptif dan juga mengenai program pengendalian krisis yang dapat dilihat dari aktivitas berikut ini:

1. Pilihan Strategi

Strategi Adaptif atau penyesuain diri dipilih sebagai langkah yang ditempuh Museum Radya Pustaka yang telah mengalami krisis. Krisis tersebut tidak lepas dari kesalahan dan kelalaian internal Museum. Kesalahan itu menyebabkan museum tidak mungkin bersifat defensive/bertahan dan harus berani mengakui keteledoran dan mengambil resiko dengan melakukan perubahan. Upaya mengembalikan citra positif museum yang dilakukan oleh

commit to user

Komite Museum dapat dinilai dari bagaimana tanggapan wisatawan lokal maupun mancanegara, maupun masyarakat luas atas aktivitas yang dilakukan. Adapun aktivitas yang dilakukuan oleh pihak Komite Museum Radya Pustaka untuk mengatasi krisis atas kasus pemalsuan dan pencurian arca, diantaranya: 1) Melakukan perubahan internal Museum

Dari kasus yang telah terjadi, telah diketahui bahwa yang menjadi tersangka adalah beberapa pihak internal Museum, maka Walikota Solo yang dipegang oleh Joko Widodo mengadakan beberapa kali pertemuan dengan beberapa pihak yang berkompeten untuk membantu bagaimana membuat krisis yang telah terjadi tersebut agar cepat berlalu. Maka Walikota menyatakan membentuk Komite Museum Radya Pustaka yang baru. Dari Komite yang baru tersebut harapannya dapat lebih memberikan kemajuan bagi eksistensi Museum Radya Pustaka, yang tentunya kemajuan tersebut dilakukan dengan melakukan beberapa langkah publikasi dan pelaksanaan kegiatan, yang tentunya diiringi dengan menerapkan sikap yang tegas agar kasus semacam pemalsuan dan pencurian tidak kembali terjadi, sehingga citra yang telah memburuk sebelumnya karena kasus tersebut dapat berubah menjadi positif dimata para publik yang dalam hal ini masyarakat maupun wisatawan yang berasal dari mancanegara atau lokal.

commit to user

a). Publikasi ini dilakukan melalui sekolah-sekolah maupun birokrasi. Dalam hal ini pihak Komite Museum Radya Pustaka bekerja sama dengan sekolah-sekolah maupun birokrasi. Contoh kegiatan yang telah dilakukan, yaitu:

(1) Rombongan siswa-siswi dari sekolah, yaitu mengunjungi Museum Radya Pustaka untuk mengadakan studi mengenai apa saja peninggalan yang ada di Museum. Sedangkan pelayanan yang diberikan dari pihak Museum yaitu dengn menyediakan jasa pemandu untuk kebutuuhan menemani rombongan dan menjelaskan sejarah tentang peninggalan yang ada di Museum serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh siswa-siswa.

(2) Rombongan yang datang dari Birokrasi, yaitu kerjasama antara Museum Radya Pustaka dengan Badan Pengawas Daerah (Bawasda) yang melakukan kunjungan setiap hari Jumat setelah acara olahraga.

b).Publikasi melalui media massa

Publikasi ini dilakukan dengan cara melakukan kerjasama dengan media massa baik cetak maupun elektronik, baik lokal maupun nasional. Misalnya ketika Museum Radya Pustaka akan mengadakan suatu kegiatan yang penting (inventarisasi koleksi museum, event Jamasan Rajamala, ataupun event-event lainnya) pihak media datang langsung agar dapat meliput acara/kegiatan tersebut. Atau bila terjadi kasus seperti hilangnya naskah-naskah koleksi Museum, para wartawan datang lansung ke Museum untuk bertanya langsung ke

commit to user

narasumber yaitu pihak internal Museum, yang tidak lain adalah juga anggota komite para pengelola Museum yang baru pasca kasus pemalsuan dan pencurian arca. Jadi dalam hal ini, Pihak museum terbantu oleh media karena publikasai bisa sampai ke masyarakat secara cepat dan luas. Serta dari pihak media bisa mendapatkan bahan berita dari acara/ kegitaan yang telah dilakukan Museum Radya Pustaka.

c). Mengadakan publikasi melalui mengadakan event-event

Adapun beberapa event yang setiap tahunnya telah dilakukan untuk oleh pihak Komite Museum Radya Pustaka, yaitu:

(1). Jamasan Rajamala dan Pusaka

Jamasan atau upacara membersihkan Rajalama dilakukan dengan bantuan 38 abdi dalem Keraton Kasunanan, dipimpin ulama keraton Pujadipura. Jamasan Rajamala yang dilakukan pada 18 Januari 2009 merupakan Jamasan yang pertama kali digelar oleh komite baru setelah gonjang-ganjing kasus pemalsuan dan raibnya sejumlah koleksi museum.

(2). Ngisis Ringgit/ Ngisis Wayang

Ratusan wayang kulit kuno yang umurnya sudah mencapai 50 tahun ke atas koleksi Museum Radya Pustaka diisis (dibersihkan) di Museum tersebut pada 30 Mei 2009.

Untuk Ngisis Wayang kulit Purwa dan Gedog yang menjadi koleksi Museum dilakukan oleh Ki Muryadi dan Sutardi

commit to user

yaitu penyungging (pembuat) wayang kulit. Dari sekitar 500 an koleksi Wayang kulit yang dimiliki Museum Radya Pustaka, diketemukan 8 Wayang Putri yang tidak asli yaitu buatan tahun 1980-an dengan ciri-ciri menggunakan cat warna biasa, sementara yang lain menggunakan prodo emas.

Bersamaan dengan dilakukannya Ngisis wayang juga digelar Pentas Wayang Kulit di halaman Museum Radya Pustaka dengan dalang Ki Diwoso dengan cerita Sesaji Rojo Suyo (Mencari berkah kepada Tuhan). Untuk itu melalui kegiatan ini diharapkan agar selain sebagai sarana belajar dalam memelihara wayang, juga untuk melestarikan benda seni budaya, tidak hanya itu tetapi juga diharapkan mengenalkan pada generasi muda dan sekaligus juga sebagai sarana Pulikasi kepada masyarakat luas tentang aktivitas yang diselenggarakan oleh Museum Radya Pustaka agar menjadi daya tarik para wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

(3). Workshop Keris

Workshop keris atau yang lebih dikenal dengan kursus singkat bagaimana cara membuat keris ini dilakukan oleh pihak Museum Radya Pustaka dibantu oleh ahli-ahli dari Tosan Aji yang digelar dihalaman depan Museum. Dengan diadakannya kursus ini diharapkan masyarakat tahu mengenai cara pembuatan keris.

commit to user

Program pengendalian ini selain melaksanakan apa yang menjadi pilihan strategi Adaptif Museum Radya Pustaka yang diantaranya dimulai dari perubahan internal oleh Museum Radya Pustaka dengan cara membentuk Komite yang baru yang telah disepakati bersama termasuk juga telah disetujui oleh Walikota Solo. Melaksanakan publikasi yang dilakukan melalui sekolah maupun birokrasi, media massa, dan publikasi melalui event-event yang diselenggarakan oleh Museum Radya Pustaka. Selain melaksanakan strategi yang telah dipilih, juga melakukan beberapa perubahan seperti pengangkatan pegawai-pegawai baru, dan juga penegasan bagi semua para pengunjung yang akan memasuki Museum harus membayar tiket masuk.

Dokumen terkait