• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

E. Telaah Pustaka

4. Manajemen Krisis

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mengelola krisis, yaitu (Kasali, 1999: 231):

commit to user

Untuk dapat mengidentifikasi suatu krisis, praktisi Public Relations perlu melakukan penelitian. Cara yang ditempuh untuk menidenifikasi krisis yaitu memahami faktor-faktor penyebab krisis itu terjadi, bisa berupa hubungan kerja yang buruk, terkait dengan masalah kriminal, pergantian manajemen, dan lain sebagainya.

b. Analisis Krisis

Praktisi Public Relations sebelum melakukan komunikasi harus melakukan analisis atas masukan yang diperoleh. Analisis yang dilakukan mulai dari analisis parsial sampai analisis integral yang kait mengkait.

c. Isolasi Krisis

Untuk mencegah krisis menyebar luas harus diisolasi, dikarantina sebelum tindakan serius dilakukan. Tindakan isolasi ini bisa berupa suatu kegiatan yang memerlukan penanganan khusus agar tidak terganggu dengan kegiatan lain yang sedang berlansung.

d. Pilihan Strategi

Dalam buku Manajemen Public Relations Strategi Menjadi Humas Profesional oleh Morrisan menjelaskan Stephen Robbins (1990) mendefinisikan strategi sebagai:

“ The determination of the basic long-term goals and objective of an enterprise, and the adoption of course of action and the allocation of resources necessary for carrying out this goals”

Artinya penentuan jangka panjang perusahaan dan memutuskan arah tindakan serta mendapatkan sumber-sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan). Berpikir strategis meliputi tindakan memperkirakan atau membangun tujuan masa depan yang diinginkan, menentukan kekuatan-kekuatan yang akan membantu atau yang akan menghalangi tercapainya

commit to user

tujuan, serta merumuskan rencana untuk mencapai keadaan yang diinginkan (Morrisan, 2008: 152).

Menurut Cultip-Center-Broom, perencanaan strategis bidang humas meliputi kegiatan (Morrisan, 2008: 153):

1. Membuat keputusan mengenai sasaran dan tujuan program. 2. Melakukan identifikasi khalayak penentu (key publics).

3. Menetapkan kebijakan atau aturan untuk menentukan strategi yang akan dipilih.

4. Memutuskan strategi yang digunakan.

Perusahaan perlu melakukan penetapan strategi generik yang akan diambil. Dalam manajemen krisis, ada 3 macam strategi yang bisa diterapkan dalam menagani krisis yang disebut strategi generik, yaitu Strategi Defensif, Strategi Adaptif, dan Strategi Dinamis (Kasali,1994:232). Mengingat manajemen krisis dan kehumasan krisis bergerak dalam satu formasi, keduanya harus bergerak kearah strategi yang sama, meskipun masing-masing tetap memelihara ciri khasnya. Misalnya jika manajemen krisis memilih bertindak defensif, kehumasan krisis juga harus memilih strategi yang sama agar pilihan keduanya kompatibel satu sama lain. Akan tetapi, penjabarannya strategi defensif oleh manajemen krisis berbeda dengan penjabaran kehumasan krisis. Bila terdapat perbedaan strategi defensif, sementara kehumasan krisis memilih strategi dinamis, kekacauan

commit to user

akan terjadi. Berikut adalah pilihan-pilihan strategi bagi kehumasan krisis (Emeraldy dan Nasrullah, 2008:117):

1). Strategi Defensif

Strategi definsif atau strategi bertahan dapat dipilih apabila organisasi terancam oleh Koleks-1 atau Koleks-2, padahal organisasi sangat yakin tidak melakukan suatu kesalahan, baik prosedural maupun legal. Ancaman itu dapat dikategorikan sebagai usaha penggerogotan yang bila berhasil akan menimbulkan kekacauan dalam tubuh organisasi. Sementara itu, strategi adaptasi maupun dinamis dianggap terlalu memakan biaya dan diprediksi dapat merusak hubungan baik dengan pihak penggerogot.

2). Strategi Adaptif

Strategi Adaptif atau penyesuain diri cocok untuk organisasi yang mengalami krisis karena Kolin atau Koleks-1. Artinya, krisis itu tidak lepas dari kesalahan dan kelalaian organisasi. Kesalahan itu menyebabkan organisasi tidak mungkin bersifat defensive. Ia harus berani mengakui keteledoran dan mengambil resiko dengan melakukan perubahan.

3). Strategi Dinamis

Strategi dinamis cocok untuk organisasi yang mengalami Krispa dan Kripadi: tingkat bahaya yang dihadapi organisasi sudah demikian serius sehingga perlu digunakan langkah-langkah khusus. Strategi dinamis memerlukan banyak unsur-unsur strategis, karena hal itu dianggap sebagai strategi yang mahal. Organisasi sebaiknya menilai secara akurat tingkat krisis yang sedang dialami sebelum memilih strategi ini agar tidak terjebak dalam pemborosan.

e. Program Pengendalian

Program pengendalian adalah langkah penerapan yang dilakukan menuju strategi generik yang dirumuskan.

Dengan melakukan strategi yang tepat dapat memperbaiki kembali citra yang sempat negatif di mata masyarakat, sehingga akan terbentuk kembali citra positif seperti yang sudah terbentuk sebelum krisis tersebut muncul.

Pada kasus pemalsuan dan pencurian arca koleksi Museum Radya Pustaka Surakarta strategi yang tepat dilaksanakan adalah Strategi Adaptif. Sesuai dengan penjelasan dari strategi ini bahwa Museum telah melakukan

commit to user

kelalaian yaitu pemalsuan dan pencurian arca koleksi Museum yang dilakukan oleh pihak intern Museum sendiri, namun pihak Museum telah mengakui kepada publik tentang kesalahan tersebut karena tidak mungkin Museum bersifat defensive menutup-nutupi kesalahan ini.

Dalam pengertian Strategi Adaptif bahwa Museum telah mengalami kelalaian. Akibatnya terjadi kasus pemalsuan dan pencurian arca koleksi Museum. Kasus ini mendapat liputan luas oleh pers dan umumnya cenderung memojokkan Museum tersebut. Opini yang berkembang di masyarakat menjadi negatif. Pemberitaan pers yang tendensius membuat citra Museum menjadi terpuruk. Oleh karena itu langkah-langkah yang perlu dilakukan Museum dalam menangani krisis ini adalah (Emeraldy dan Nasrullah, 2008:123):

1. Membentuk tim baru yang bertugas memantau situasi dan merencanakan kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan di kemudian hari.

2. Pemimpin Museum jangan sengaja menghilang untuk menghindari tanggung jawab karena hal ini dapat semakin merugikan masa depan Museum.

3. Untuk meluruskan pemberitaan, Museum perlu mengundang para wartawan. Dalam hal ini pihak Museum tidak perlu bicara banyak apalagi mengatur wartawan tentang apa yang hendak dilaporkan wartawan. 4. Pihak Museum mengumpulkan semua informasi berkaitan dengan kasus

pemalsuan dan pencurian arca koleksi Museum, yaitu koleksi yang hilang, serta siapa yang terlibat dalam pemalsuan dan pencurian tersebut, yang tentunya telah melalui penyelidikan dan penyidikan dari pihak Kepolisian.

commit to user

5. Mengadakan konferensi pers yang tujuannya untuk menyampaikan permintaan maaf kepada publik atas pencurian yang telah terjadi. Konferensi pers ini diselenggarakan oleh pihak yang bertanggungjawab atas pelaporan kasus pencurian dan pemalsuan arca koleksi Museum kepada pihak Kepolisian.

Dalam Strategi Adaptif langkah-langkah yang diambil mencakup hal-hal yang lebih luas, seperti: mengubah kebijakan, modifikasi opersional, kompromi, meluruskan citra (Kasali, 1994:232).

Dokumen terkait