BAB III IDENTIFIKASI PENGELOLAAN RUSUN PEKUNDEN
4.3 Manajemen Pengendalian dalam Pengelolaan Rusun Pekunden dan
4.3.2 Manajemen Pengendalian Rusun Bandarharjo
Faktor yang berpengaruh dalam pengelolaan Rusun Bandarharjo adalah Pemanfaatan Fisik dan Kelembagaan. Keduanya bersama–sama menjadi skala prioritas dalam pengelolaan Rusun Bandarharjo. Bila ditinjau secara fisik maka bangunan Rusun Bandarharjo mengalami degradasi hunian yang sangat signifikan. Kondisi bangunan rusun baik dinding, lantai, struktur banyak yang telah rusak, pecah, dan retak. Beberapa kolom penyangga juga terlihat turun dan retak. Bangunan blok lama malah terlihat semakin amblas. Kondisi saluran
170
drainase lingkungan rusun mampat dan meluberi jalan dan lingkungan. Lingkungan rusun dikitari oleh permukiman kumuh dan rumah amblas. Akses jalan sering tergenang air rob dan rusak parah. Pengelolaan rusun tidak dilakukan dengan baik sehingga banyak pengalihan ruang kosong di lantai dasar rusun dijadikan rumah bagi yang tidak berhak. Tidak ada pengelola yang mengurusi Rusun Bandarharjo. Peranan pemerintah daerah dalam melakukan fungsi pembinaan dan pengawasan pada pengelolaan rusunawa baik untuk penghuni maupun badan pengelola sangat kurang. Sehingga dua faktor ini, yaitu pemanfaatan fisik dan kelembagaan, diprioritaskan penanganannya. Sedangkan faktor lingkungan menjadi prioritas berikutnya.
2. Arahan Pemanfaatan Fisik dan Kelembagaan
Arahan untuk pengendalian penghunian di Rusun Bandarharjo adalah perbaikan kondisi bangunan dan hunian supaya memenuhi standard kelayakan melalui peningkatan bantuan intensif pemerintah daerah. Secara menyeluruh peranan pemerintah daerah hendaknya ditingkatkan dalam hal pembinaan, pendampingan maupun pengawasan serta pengendalian, sebab Rusun Bndarharjo merupakan aset negara yang dikelola oleh pemerintah daerah.
Penyuluhan dan pemberdayaan sosial ekonomi kepada penghuni perlu dilakukan kembali. Penyadaran kepada warga sekitar rumah susun untuk tidak melakukan pengubahan lantai dasar rusun atau dinding luar rusun sebagai hunian perlu diintensifkan. Dari kondisi fisik dapat dinyatakan bahwa Rusun Bandarharjo sudah mengalami kekumuhan vertikal.
Keberadaan pengelola dibutuhkan untuk mengurusi aktivitas penghuni rusun dan pemeliharaan bangunan rusun. Bentuknya bisa berupa paguyuban atau bentuk pengelola lain.
3. Manajemen Pemanfaatan Fisik dan Kelembagaan
Pada prinsipnya manajemen pemanfaatan fisik adalah bagaimana peningkatan kualitas terhadap fungsi rusun yang meliputi ruang hunian, bukan hunian, dan PSU. Peningkatan kualitas ini dilakukan dengan sistem pemeliharaan dan perawatan secara efektif. Sistem dijalankan oleh pengelola/badan pengelola. Efektivitas sistem pemeliharaan dan perawatan sudah dirancang untuk
171 menghadapi permasalahan dan mengantisipasinya dengan tanggap dan cepat (Permenpera No.14/2007).
Sumber : Kajian Permenpera No.14/2007.
GAMBAR 4.6
MANAJEMEN PEMANFAATAN FISIK
Pemeliharaan bangunan dan PSU merupakan tugas Badan Pengelola. Pemeliharaan hunian menjadi kewajiban penghuni. Sedangkan perawatan dikategorikan ada 4 (empat) sifat yaitu : rutin, berkala, mendesak, darurat. Pengkategorian ini didasarkan pada pertimbangan waktu dan tingkat kerusakan. Perawatan bangunan dan PSU dilakukan oleh Badan Pengelola. Perawatan hunian oleh penghuni.
Badan pengelola melakukan tindakan segera dalam memperbaiki kerusakan agar bangunan tidak membahayakan penghuni. Bila fase ini sudah selesai maka diintensifkan perawatan berkala untuk penggantian komponen bangunan dan lainnya. Perawatan berkala disertai perawatan rutin untuk kegiatan operasional dan perbaikan kecil. Anggaran perawatan berasal dari pemerintah daerah. Kegiatan perawatan dilanjutkan dengan pemeliharaan. Badan pengelola juga melakukan inventarisasi kondisi hunian yang melanggar ketentuan. Tindakan yang dilakukan adalah pembinaan. Pembinaan yang berhasil dilanjutkan dengan pemeliharaan Jika tidak berhasil maka diputuskan pemberian sanksi. Selanjutya
PEMANFAATAN FISIK FUNGSI HUNIAN BUKAN HUNIAN PSU PENINGKATAN KUALITAS ”Sistem Pemeliharaan dan Perawatan”
172
dilakukan kegiatan monitoring dan evaluasi untuk memastikan sistem berjalan dan berhasil mempertahankan kualitas rusun.
Sumber : Hasil Analisis, 2009.
GAMBAR 4.7
SISTEM PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN RUSUN BANDARHARJO
4. Kelembagaan Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan adalah pemerintah daerah, badan pengelola, dan penghuni. Rusun Bandarharjo adalah rusunawa, maka badan pengelola adalah UPTD Rumah Sewa. Badan pengelola lebih berperanan dalam melaksanakan sistem pemeliharaan dan perawatan sedangkan pemerintah daerah membantu dalam pengganggaran. Dalam sistem manajemen ini penghuni dilibatkan sebagai mitra oleh UPTD dalam membantu pemeriksaan rutin kondisi bangunan rusun.
5. Rencana Kegiatan yang Dilakukan
Kegiatan yang direncanakan untuk dilakukan dalam jangka pendek dan menengah adalah :
1. Perbaikan konstruksi bangunan secara fisik untuk memberikan standard konstruksi bangunan yang memenuhi persyaratan teknis. 2. Perbaikan dan peningkatan unit rumah susun supaya lebih layak huni
dengan penertiban pelanggaran yang dilakukan dan perawatan pemeliharaan terhadap unit hunian,bangunan dan PSU.
Perawatan Darurat Perawatan Berkala Perawatan Rutin BADAN PENGELOLA Pemeliharaan Perawatan Rutin Inventarisasi Hunian
yang tidak sesuai
ketentuan Pembinaan
Sanksi Monitoring dan Evaluasi
173 3. Pengawasan dan pengendalian terhadap ijin pengubahan bentuk rumah
susun agar tidak memberi dampak buruk terhadap konstruksi bangunan.
4. Pengawasan dan pengendalian juga dilakukan terhadap penggunaan bagian bersama seperti lantai dasar yang hanya diperkenankan untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi warga penghuni.
5. Peningkatan peranan pemerintah daerah baik dalam pemberian bantuan fisik maupun pemberdayaan sosial. Ketidaktertiban dan pelanggaran yang dilakukan oleh penghuni, lebih banyak disebabkan karena ketidakmampuan kondisi ekonomi penghuni untuk tinggal di rumah susun.
6. Pembinaan rutin perlu dilakukan dengan mengefektifkan komunikasi pengelola (pemerintah daerah/UPTD) dengan penghuni supaya pengelolaan dapat berlangsung dengan baik.
7. Peningkatan peran serta masyarakat/penghuni rusun dalam mendukung program–program pemerintah daerah yang ditujukan pada Rusun Bandarharjo
Sedangkan rencana pelaksanaan jangka panjangnya adalah :
1. Kewenangan kepada UPTD lebih ditingkatkan dan dipertegas dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sesuai fungsi yang diberikan Walikota. Sehingga UPTD tidak hanya bersifat lembaga yang mencatat masalah administarsi saja.
2. Peningkatan kualitas hunian yang ada di sekitar lingkungan Rusun Bandarharjo dengan perbaikan lingkungan permukiman (PLP) dan penataan kawasan terpadu. Hal ini disebabkan faktor buruknya prasarana dan sarana lingkungan (banjir rob) yang terkait dengan sistem infrastruktur skala kota dianggap penyebab menurunnya kualitas lingkungan rusun.