• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN RISIKO

Dalam dokumen AR BAYAN 2014 FINAL v2 (Halaman 85-93)

Pelaksanaan Sistem Manajemen Resiko di Bayan dimulai pada tahun 2010 seiring dengan terbentuk nya Komite Manajemen Resiko. Tahapan-tahapan dalam pengelolaan resiko di Bayan Group meliputi: Identifikasi Resiko, Penilaian Resiko, Mitigasi Resiko, Pemantauan Resiko, dan Pelaporan Resiko.

Secara umum, semua departemen dan manajemen di lokasi-lokasi tambang telah melakukan penilaian resiko mandiri dan prosedur mitigasi resiko, yang mencakup identifikasi, analisa, mitigasi atau pengendalian, pengawasan dan pelaporan resiko.

Indikator Resiko Utama

Proses identifikasi resiko di Bayan telah mengidentifikasi beberapa resiko utama yang berhubungan dengan kondisi internal, situasi eksternal, hukum dan peraturan yang terkait, serta situasi ekonomi dan politik regional dan global, yang mungkin berdampak signifikan pada bisnis, kegiatan operasional dan status finansial perusahaan. Hal-hal tersebut telah dikategorikan sebagai resiko dengan prioritas utama untuk selanjutnya disampaikan ke manajemen Bayan. Beberapa resiko penting yang berulang juga dikaji melalui penerapan Indikator Resiko Utama (KRI), yang dipantau secara rutin.

Resiko Keuangan

Variabilitas Harga Batubara

Harga batubara secara global sangat dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran batubara. Permintaan dan penawaran batubara secara global dipengaruhi oleh kondisi perubahaan cuaca, perubahan perekonomian dunia, stabilitas geopolitik, subtitusi energi alternatif, dsb.

Berkaitan dengan resiko tersebut, Bayan Group telah mengupayakan kontrak penjualan jangka panjang dengan harga terkait indeks serta melakukan negosiasi kontrak harga batubara tetap setiap tahun.

The implementation of the Risk Management System in Bayan started in 2010 with the formation of the Risk Management Committee. Stages of risk management in Bayan Group consist of Risk Identification, Risk Evaluation, Risk Mitigation, Risk Monitoring and Risk Reporting.

Generally, all departments and management in the mine sites have performed self risk evaluation and risk mitigation procedures, which include risk identification, analysis, mitigation or control, supervision and reporting. Primary Risk Indicator

Risk identification process in Bayan has identified several main risks related to internal conditions, external situations, relevant laws and regulations, and regional and global economy and political situations, all of which may have a significant impact on the Company's business, operational activities and financial status. These issues have been categorized as main priority risks which will be subsequently conveyed to Bayan management. Several significant recurring risks are also reviewed through the implementation of routinely monitored Key Risk Indicator (KRI).

Financial Risks Coal Price Variability

Global coal price is highly influenced by coal demand and supply. Global coal demand and supply may be influenced by weather conditions, global economic changes, geopolitical stabilities, alternative energy substitutions, etc.

In relation to such risks, Bayan has procured long-term sales contracts with index linked pricing as well as negotiated fixed coal price contracts on an annual basis.

Memuat batu bara ke truk gandeng bermesin ganda - Tabang / Coal loading to dual power road trains - Tabang

Variabilitas Nilai Tukar

Perubahan nilai tukar yang terlalu cepat dan sangat bervariasi akan berpengaruh terhadap keuangan perusahaan, penjualan, utang dan biaya-biaya.

Lindung nilai adalah salah satu upaya Bayan Group dalam mengantisipasi resiko keuangan yang disebabkan oleh variabilitas nilai tukar. Semua penjualan batubara ekspor dilakukan dalam mata uang dolar AS, demikian pula untuk penjualan domestik sebagian dilakukan dalam mata uang dolar AS.

Sebagian besar biaya penjualan dan beban operasional dibayarkan dalam dolar AS, dan mata uang yang digunakan adalah Dolar AS sehingga terdapat lindung nilai alamiah terhadap volatilitas nilai tukar.

Variabilitas Tingkat Suku Bunga

Variabilitias tingkat suku bunga perbankan dengan kecenderungan yang meningkat akan memberikan dampak terhadap biaya modal menjadi lebih mahal. Resiko Politik dan Regulasi

Perubahan Politik, Hukum dan Peraturan

Perubahan kebijakan dan perubahan peraturan yang dapat menghambat atau menghilangkan kemampuan untuk memperoleh, mempertahankan dan memperbaharui perizinan atau lisensi yang diperlukan. Upaya renegosiasi dengan Pemerintah sedang diselesaikan untuk beberapa PKP2B serta pengurusan beberapa perizinan yang lainnya, baik di Pemerintah Daerah maupun di Pemerintah Pusat.

Exchange Rate Variability

High volatility and variability of exchange rate may impact Company finance, sales, debts and expenses. Hedging is one of Bayan Group’s efforts in anticipating financial risks caused by exchange rate variability. All export coal sales and some domestic sales are performed in US dollars.

Most sales and operational expenses are denominated in US Dollars, and the functional currency is US Dollars and so there is a form of a natural hedge against exchange rate volatility.

Variability of Interest Rate

Variability of bank interest rate with potential trend of increase will have an impact on higher capital costs. Political and Regulatory Risks

Changes in Politics, Law and Regulations

Changes in policies and regulations may impede or impair the ability to obtain, maintain and renew required licenses.

Renegotiation efforts are being completed with the Government for several CCOWs and the processing of several other permits at regional and central government level.

Rapat Komite / Committee Meeting

Resiko Operasional

Resiko Cuaca

Curah hujan yang tinggi dapat menghambat kegiatan operasional penambangan. Selain itu rendahnya level air sungai pada saat musim kemarau dapat menghambat kegiatan pengangkutan batubara menggunakan tongkang batubara.

Beberapa upaya dilakukan untuk mengurangi resiko dari pola cuaca yang tidak menentu, antara lain berupa: pengoptimalan produksi batubara pada saat musim kemarau, pengoptimalan pengiriman batubara pada saat air sungai pasang, rekayasa aliran air hujan sehingga tidak masuk ke areal tambang serta pengembangan beberapa rute logistik untuk berjaga-jaga terhadap dampak cuaca.

Resiko Mempertahankan Ketersediaan Alat-alat Berat

Kegiatan penambangan memerlukan alat-alat berat seperti excavator, bulldozer, dump truck, grader, dsb. Apabila terjadi kelangkaan dan kerusakan alat-alat berat tersebut maka akan menggangu proses kegiatan penambangan sehingga terjadi ketidakpastian pada target produksi yang sudah ditetapkan.

Berkaitan dengan resiko tersebut, Bayan Group telah mengadakan perjanjian jangka panjang dengan pemasok alat-alat berat untuk pengadaan suku cadang dan untuk perawatan dan perbaikan secara berkala.

Resiko Kerusakan dan Kegagalan Unit Pemrosesan Batubara

Kegiatan penghancur batubara dan pemuatan batubara menggunakan conveyor memerlukan permesinan dan peralatan penunjangnya di unit pemrosesan batubara. Apabila terjadi kelangkaan dan kerusakan permesinan dan peralatan penunjang di unit pemrosesan batubara maka dapat mengganggu proses kegiatan logistik batubara yang sudah ditetapkan.

Upaya kerjasama jangka panjang telah dilakukan dengan pemasok permesinan dan peralatan untuk pengadaan sparepart serta untuk perawatan dan perbaikan secara berkala.

Resiko Persediaan Bahan Bakar 1. Pasokan Bahan Bakar

Pasokan bahan bakar sangat dipengaruhi oleh cuaca, yang dapat menyebabkan kapal pengangkut bahan bakar tidak dapat berlayar, dan kemungkinan gangguan keamanan dan politik.

Bayan Group sedang membangun atau berencana membangun beberapa tangki penampungan bahan bakar di Balikpapan dan di beberapa site agar pasokan bahan bakar lebih terjaga.

Operational Risks Weather Risks

High rainfall may impede mining operations activities. In addition, low river surface level during dry seasons may impede coal transportation with coal barges.

Several efforts have been performed to mitigate risks from unpredictable weather, such as the optimization of coal production during dry seasons, optimization of coal delivery during tidal current, engineering of the flow of rainwater to prevent it from flooding the mine sites as well as developing multiple logistical routes in case of such impact.

Risks in maintaining the availability of Heavy Equipment

Mining activities require heavy equipment such as excavators, bulldozers, dump trucks, graders etc. The unavailability or damage of such equipment may interrupt mining activities, causing uncertainty in the targeted productions.

In relation to such risks, Bayan Group has entered into long-term agreement with heavy equipment suppliers for the procurement of spare parts and periodical maintenance and repair.

Risks of Coal Processing Unit Damage and Failure

Coal crushing and loading activities with conveyors requires machinery and supporting equipment in coal processing unit. Any unavailability and damage to these machinery and supporting equipment will disturb planned coal logistic activities.

Long-term cooperation efforts have been performed with suppliers of machinery and equipment for the procurement of spareparts and periodical maintenance and repair.

Risk of Fuel Supply 1. Fuel Supply

Fuel supply is highly influenced by weather, as weather may prevent vessels carrying fuel from sailing. It may also be affected by safety and political disturbances.

Bayan Group is currently building or planning to build several fuel storage tanks in Balikpapan and other sites to ensure adequate fuel supply.

2. Fuel Price Variability

One of the highest cost in coal mining activity is fuel cost, in which any rise in fuel price will significantly contribute to the rise of mining, processing and transportation cost.

Manpower Risks

1. Lack of skilled manpower

In order to improve efficiency, it is necessary to recruit manpower skilled in their chosen field of specialty. The availability of skilled manpower will have significant impact on the achievement of Company business.

Human resource development are always endeavored to meet the requirements in all relevant sectors through training programs, seminars, courses, certifications, etc.

2. Turn-Over Ratio

High turn-over ratio in a Company may disturb the continuity of Company operations. Work fatigue and unharmonious work relationship often motivate the employees to seek job opportunities elsewhere.

Bayan implements job rotation system within the Company or at affiliation level in order to reduce work tediousness. Bayan Group is also starting employee career development system based on employee interests and skills in order to enable employees to give positive contribution to the Company. The Company always attempts to develop harmonious employee relationship through teamwork in sports activities and the like.

3. Strikes

Poor communication between employees and Company management often causes unharmonious work relationship between employees and management, which often becomes the source of strikes by the employees.

The Company strives to build Pancasila-based industrial relationship in accordance with relevant rules of law and always maintains intensive comunication with labor unions to build harmonious work relationship.

2. Variabilitas Harga Bahan Bakar

Salah satu biaya tertinggi dalam kegiatan penambangan batubara adalah biaya bahan bakar, setiap kenaikan harga bahan bakar akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kenaikan biaya penambangan, pemrosesan dan pengangkutan. Resiko Tenaga Kerja

1. Kekurangan Tenaga Kerja Ahli

Untuk meningkatkan efisiensi diperlukan keahlian tenaga kerja yang terampil di bidangnya, ketersediaan tenaga kerja yang terampil akan berpengaruh signifikan dalam pencapaian usaha bisnis perusahaan.

Pengembangan sumber daya manusia senantiasa diupayakan sesuai dengan kebutuhan di berbagai bidang yang relevan melalui berbagai program pelatihan, seminar, kursus, sertifikasi, dsb.

2. Tingkat Keluar Masuk Pegawai

Tingginya tingkat keluar masuk pegawai di suatu perusahaan dapat mengganggu keberlangsungan operasional perusahaan. Kejenuhan kerja dan hubungan kerja yang tidak harmonis sering menjadi alasan bagi karyawan untuk berpindah ke perusahaan lain.

Bayan Group menerapkan sistem rotasi jabatan baik di internal perusahaan atau pun di tingkatan afiliasi di dalam Group Bayan untuk mengurangi kejenuhan kerja. Bayan Group juga sedang merintis sistem pengembangan karir karyawan berbasis pada minat bakat yang dimiliki oleh karyawan agar karyawan berkembang dan dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap perusahaan. Perusahaan senantiasa membangun hubungan kerja yang harmonis dengan cara membangun kerjasama team melalui kegiatan- kegiatan keolahragaan dan yang lainnya.

3. Mogok Kerja

Saluran komunikasi yang kurang baik antara karyawan dengan manajemen perusahaan sering menjadi penyebab hubungan kerja yang tidak harmonis antara karyawan dengan manajemen perusahaan, yang sering menjadi pemicu mogok kerja oleh karyawan.

Perusahaan berupaya membangun hubungan industrial Pancasila sesuai dengan kaidah-kaidah hukum terkait dan senantiasa melakukan komunikasi intensif dengan serikat pekerja untuk membangun hubungan kerja yang harmonis.

Resiko Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan 1. Resiko Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja dapat terjadi di perusahaan Group Bayan maupun di kontraktor perusahaan Group Bayan. Kemungkinan kecelakaan kerja yang terjadi bisa berakibat “Cedera” atau “Meninggal Dunia”. Untuk menghindari dan menekan rasio kecelakaan kerja, Bayan Group dan Kontraktornya melakukan upaya sebagai berikut: melakukan “Safety Induction”dan “Safety Talk” secara rutin, serta memastikan bahwa “Standard Operating Procedure” sudah dijalankan dengan baik

Sebagian besar Perusahaan Tambang di Group Bayan sudah mengimplementasikan ISO 9001 untuk Quality Management System dan OHSAS 18001 untuk Occupational Health and Safety. 2. Resiko Pencemaran Lingkungan

Resiko pencemaran lingkungan bisa terjadi di sekitar lokasi penambangan, jalan pengangkutan batubara, unit pemrosesan batubara dan pelabuhan. Pencemaran lingkungan dapat berupa: pencemaran oleh sisa material yang gagal diendapkan di kolam pengendapan, pencemaran debu batubara karena tertiup angin, serta pencemaran debu akibat aktivitas pengangkutan batubara, dll.

Bayan Group dan kontraktornya berupaya memastikan pengelolaan lingkungan sudah dijalankan dengan“Standard Operating Procedure”. Sebagian besar perusahaan tambang di Group Bayan sudah mengimplementasikan ISO 14001 untuk Environmental Management.

3. Resiko Sakit Akibat Kerja

Sakit akibat kerja dapat disebabkan karena akibat kesalahan prosedur, akibat kelelahan dan akibat paparan/pencemaran.

Bayan Group dan Kontraktornya berupaya

memastikan bahwa “Standard Operating

Procedure” perusahaan sudah dijalankan dengan baik dengan mengacu pada standar ISO 9001 dan OHSAS 18001. Sebagian besar perusahaan tambang di Group Bayan sudah mengimplementasikan ISO 9001 dan OHSAS 18001.

Resiko Hubungan Kemasyarakatan

Masalah dengan masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi kegiatan usaha Perseroan mungkin berpotensi terjadi. Permasalahan tersebut kemungkinan terjadi sebagai akibat dari pembebasan lahan, kesempatan kerja, gangguan akibat aktivitas penambangan, relokasi pemukiman dsb. Kegagalan dalam penanganan masalah kemasyarakatan berpotensi pada terhambatnya proses kegiatan operasional perusahaan.

Safety, Health and Environment Risks 1. Occupational Accident Risk

Occupational accidents may occur in the Bayan Group or its contractor companies and may cause injuries or fatalities.

In order to avoid and reduce occupational accident ratio, the Bayan Group and its contractors perform routine Safety Induction and Safety Talks and ensure that Standard Operating Procedures have been well executed.

Most mining companies in the Bayan Group have implemented ISO 9001 for Quality Management System and OHSAS 18001 for Occupational Health and Safety.

2. Environment Pollution Risk

Environment pollution risk may arise around the mine sites, at the coal hauling road, in coal processing units and at the ports. Environmental pollution may originate from waste materials not depositing in settling ponds, coal dust carried by the wind, and dust from coal transportation activities, etc.

Bayan Group and its contractors endeavor to ensure environmental management through Standard Operating Procedure. Most mining companies under the Bayan Group have implemented ISO 14001 for Environmental Management.

3. Occupational Illness Risk

Occupational illness may be due to procedural mistakes, tiredness and exposure/pollution. Bayan Group and its contractors endeavor to ensure that the Company SOP has been appropriately executed in reference to ISO 9001 and OHSAS 18001 standards. Most mining companies under the Bayan Group have implemented ISO 9001 and OHSAS 18001.

Community Relations Risk

Issues with communities around the Company's business sites may potentially occur. Such issues may occur due to land clearing, job opportunities, disturbances due to mining activities, housing relocations etc. Failure in handling community issues may potentially interrupt Company operational processes.

Bayan Group berupaya membangun komunikasi yang intensif dengan pemerintah daerah, para tokoh masyarakat dan masyarakat di sekitar lokasi kegiatan perusahaan melalui berbagai program kemitraan agar terjalin hubungan yang harmonis.

Pelaporan Resiko

Departemen Manajemen Resiko selalu memberikan laporan analisa resiko yang dihadapi oleh perusahaan pada rapat Direksi yang diselenggarakan setiap bulan. Tujuan pelaporan resiko tersebut untuk memberikan informasi kepada Direksi mengenai resiko yang dihadapi dan melakukan tindakan-tindakan mitigasi untuk menghindari atau mengurangi dampak dari resiko yang akan timbul dalam menjalankan bisnis perusahaan. Hasil dari pemantauan dan pengkajian resiko akan diklasifikasikan menjadi 4 klasifikasi resiko, yaitu Rendah, Menengah, Tinggi dan Signifikan. Penanganan resiko berdasarkan klasifikasi tersebut akan berbeda- beda sesuai dengan tingkatannya, untuk klasifikasi resiko Rendah dan Menengah penanganannya akan dilakukan oleh level operasional sesuai dengan tugas dan kewenangan di tingkat operasional. Untuk klasifikasi resiko level “Tinggi” penanganannya dilakukan oleh level Senior Management dan atau Executive Management Group sesuai dengan tugas dan kewenangan di tingkat Senior Management atau Executive Management Group. Untuk klasifikasi resiko level “Signifikan” penanganannya dilakukan oleh level Senior Executive atau Executive Management Group sesuai dengan tugas dan kewenangan di tingkat Senior Executive atau Executive Management Group.

Departemen Manajemen Resiko membuat laporan resiko secara berkala setiap kuartal sebagai bahan evaluasi internal dan evaluasi oleh Komite Manajemen Resiko.

Sinergi Departemen Manajemen Resiko Dengan Komite Manajemen Resiko

Dalam upaya meningkatkan secara terus menerus Sistem Manajemen Resiko di Bayan dan perusahaan- perusahaan afiliasinya, Departemen Manajemen Resiko bekerja sama dengan Komite Manajemen Resiko yang dibentuk oleh Dewan Komisaris. Komite Manajemen Resiko memberikan evaluasi dan masukkan kepada Departemen Manajemen Resiko mengenai implementasi Manajemen Resiko yang sudah dijalankan oleh perusahaan dan memberikan saran atau rekomendasi perbaikan untuk penyempurnaan implementasi manajemen resiko agar lebih baik lagi. Rapat koordinasi antara Departemen Manajemen Resiko dan Komite Manajemen Resiko dilakukan setidaknya 3 kali dalam satu tahun.

Bayan attempts to build intensive communication with regional government, public figures and communities around the mine sites through various partnership programs to form harmonious relationship.

Risk Reporting

Risk Management Department always provides analysis report of the risks faced by the Company in monthly Board of Directors meeting. The purpose of such reporting is to inform the Directors on the risks faced and mitigatory measures taken to avoid or reduce the impact of risks which may occur in the performance of Company business.

Risks monitored and evaluated will be classified into 4 categories: Low, Medium, High and Significant. Each classification will have different risk management. Low and medium risks will be managed at operational level, high risks will be managed at Senior Management and or Executive Management Group level, and significant risks will be managed by Senior Executive or Executive Management Group, all in accordance with the duties and responsibilities of each level.

Risk Management Department prepares quarterly risk report as materials for evaluation and internal evaluation by Risk Management Committee.

Synergy between Risk Management Department and Risk Management Committee.

As an attempt to continuously improve Risk Management System in Bayan and its affiliated companies, the Risk Management Department cooperates with Risk Management Committee formed by the Board of Commissioners. The Risk Management Committee evaluates and provides feedback to Risk Management Department on Risk Management implementation by the Company and gives recommendation for improvement of risk management performance.

The coordination meeting between Risk Management Department and Risk Management Committee is held 3 times a year at the minimum.

Jalan pengangkutan batubara - Tabang / New coal haul road - Tabang

Dalam dokumen AR BAYAN 2014 FINAL v2 (Halaman 85-93)