Lingkungan bisnis yang selalu berubah-ubah menimbulkan berbagai risiko bagi perseroan. Risiko adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindari di dalam bisnis; namun jika dikelola dengan baik, justru bisa mendorong pertumbuhan dan memberikan peluang. Strategi bisnis kami sangat tergantung pada kemampuan mengambil risiko yang diperhitungkan dengan baik agar tidak membahayakan kepentingan para pemangku kepentingan. Manajemen risiko yang baik membuat kami mampu mencari peluang, tanggap terhadap perubahan, dan dapat mengambil keputusan dalam situasi ketidakpastian.
Sebagai bagian dari upaya menjadi perusahaan terbaik di dalam industri keramik, pada tahun berjalan kami memfokuskan diri pada strategi manajemen risiko yang telah direvisi, yang menjadikan kami selaras dengan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik. Dengan mengidentiikasi dan proaktif menangani risiko dan peluang, perseroan dapat melindungi dan menciptakan nilai bagi para pemangku kepentingan, pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemerintah dan masyarakat luas.
Pada tahun ini, perseroan juga merancang dan menerapkan sistem manajemen risiko berikut mekanismenya melalui konsultan manajemen risiko yang membantu kami mengelola spektrum risiko yang lengkap berdasarkan prioritas. Sistem tersebut memberikan sarana penilaian risiko, pengendalian risiko yang umum terjadi di dalam perseroan, serta sistem dan prosedur pemantauan berikut pelaporan. Pengendalian internal untuk arus uang dan barang telah “melekat” di dalam proses bisnis standar, dan sarana telah dibangun untuk mendukung penerapannya serta memantau efektiitasnya di dalam operasional. Dengan cara ini, pengendalian internal yang ketat dapat tercapai secara eisien.
Di bawah ini adalah uraian tentang pokok-pokok struktur manajemen risiko perseroan, para pemegang peran utama dan tanggung-jawab mereka.
Komite Audit & Risiko dan Dewan Komisaris
Secara berkesinambungan, risiko perusahaan di Arwana dipandu dan dipantau oleh Komite Audit & Risiko (KAR), yang telah mengangkat prinsip-prinsip tertentu untuk membantu mereka masing-masing dalam menyelenggarakan fungsi manajemen risiko perseroan. Dengan wewenang yang diberikan oleh Dewan Komisaris, KAR bertanggung-jawab untuk memberikan penilaian independen atas kecukupan dan keandalan proses manajemen risiko dan pengendalian internal maupun kepatuhan terhadap kebijakan risiko dan ketentuan peraturan.
Selaku pemegang kemudi organisasi, Direksi berrtanggungjawab penuh untuk manajemen risiko secara keseluruhan. Direksi, melalui KAR, menegakkan tanggung jawab secara menyeluruh untuk pengawasan risiko di dalam perseroan. Direksi mengesahkan strategi risiko dalam hubungan dengan, dan melalui rekomendasi dari Dewan Komisaris. Implementasi tersebut memberikan KAR tugas menangani pokok-pokok persoalan manajemen risiko dengan suatu pandangan yang komprehensif terhadap risiko yang dihadapi perseroan.
The ever-changing business environment poses various risks to the company. Risk is an unavoidable consequence of doing business, but properly managed, it drives growth and opportunity. The realization of our business strategy depends on us being able to take calculated risks in a way that does not jeopardize the direct interests of stakeholders. Sound management of risk enables us to pursue opportunities and respond to changes and take informed decisions under conditions of uncertainty.
As part of our quest to be the best company in the ceramic industry, in the year under review we focused on the implementation of the revised risk management strategy which gives us the required alignment to the principles of the Good Corporate Governance. By identifying and proactively addressing risks and opportunities, the company protects and creates value for its stakeholders, shareholders, employees, customers, regulators and society overall.
In the year, the company also designed and implemented a risk management system and its mechanisms through the help of a risk management consulting firm, who help our company in managing the full range of the risk spectrum in a prioritized manner. The system provides for risk assessment tools, controls for risks that commonly occur in the company and monitoring and reporting procedures and systems. The internal controls for the goods and money flows have been ‘built into’ standard business processes and tools have been developed to support their implementation and to monitor their effectiveness in operation. In this way, a high level of internal control is achieved efficiently.
The model below outlines the key corporate risk management structures, the key role-players and their roles and responsibilities.
The Audit & Risk Committee and the Board of Commissioners
On an ongoing basis, the corporate risk at Arwana is guided and monitored by the Audit & Risk Committee (ARC) that has adopted certain principles to assist them in executing their respective corporate risk management functions. Empowered by the Board of Commissioners (BOC), the ARC’s responsibility is to provide an independent assessment on the adequacy and reliability of the risk management processes and internal control as well as compliance with risk policies and regulatory requirements.
At the helm of the organization, the Directors are ultimately responsible for the overall management of risks. The Directors, through the ARC, maintain overall responsibility for risk oversight within the company. The Directors approves the risk strategy in liaison with, and through recommendations of, the BOC. The implementation gave the ARC tasked with risk management issues a holistic corporate view of the risks facing the company.
Divisi Manajemen Risiko dan Unit Operasional
Corporate Risk and Internal Audit (CRIA) adalah fungsi pengendalian dan manajemen risiko yang independen, yang terdiri dari Divisi Manajemen Risiko dan Audit Internal, yang bertanggung jawab atas penerapan dan kepatuhan terhadap kerangka kerja dan kebijakan manajemen risiko yang telah disetujui. CRIA juga bertanggung jawab terhadap fasilitasi proses manajemen risiko dengan unit operasional, yang meliputi identiikasi risiko, penilaian, mitigasi dan pemantauan. Pengendalian internal didasarkan pada kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan.
Divisi Manajemen Risiko adalah bagian perseroan dengan tugas khusus, yang dikepalai oleh VP Manajemen Risiko, dan bertanggung jawab kepada Direktur Operasional. VP Manajemen Risiko adalah anggota manajemen yang diundang ke Komite Audit & Risiko. Proses manajemen risiko perusahaan perlu tertanam di dalam bisnis kami guna memastikan bahwa tanggapan kami terhadap risiko masih aktuil, dinamis dan relevan. Semua risiko utama terkait dengan perubahan besar dan kegiatan penting perseroan akan tercakup di dalam proses manajemen risiko perseroan.
Pada pusat kegiatan, unit operasional bertanggung jawab untuk mengenali dan menangani risiko di dalam operasi mereka. Unit operasional juga bertanggung jawab untuk mematuhi kebijakan, panduan dan prosedur yang telah disetujui dalam kegiatan sehari- hari. Salah satu kegiatan utama yang dilaksanakan pada tahun 2013 oleh masing-masing unit operasional adalah meninjau ulang pengendalian internal mereka untuk memastikan relevansi dan ketepatan. Setiap perubahan pada pengendalian internal tercermin di dalam Standar Prosedur Operasional (SOP) masing-masing.
Proil Risiko
Proil risiko yang terkait dengan bisnis kami meliputi, tetapi tidak terbatas pada, tantangan-tantangan yang timbul dari: 1) Lingkungan, 2) Energi, 3) Produk, 4) Teknologi, dan 5) Sumber Daya Manusia. Kelima aspek ini merupakan risiko yang paling menonjol yang telah diidentiikasi dan dievaluasi per tanggal Laporan Tahunan dan telah ditanggapi melalui berbagai mekanisme pengendalian.
Uraian di bawah menunjukkan bahwa Arwana telah mengidentiikasi dengan jelas kelima risiko utama tersebut di atas dan telah mengambil tindakan perbaikan untuk mitigasi. Mengingat pentingnya manajemen risiko dalam mencegah perseroan dari dampak risiko tersebut, Manajemen dan seluruh komponen terkait akan bekerja meningkatkan manajemen risiko menjadi budaya perseroan. Semua unit bisnis, bagian layanan, divisi, anak perusahaan dan pemasok tunduk pada kerangka kerja manajemen risiko ini.
1. Lingkungan
Menangani keprihatinan lingkungan merupakan salah satu mata rantai penting dalam rentetan kecakapan industri yang berhasil. Ada sanksi perdata maupun pidana yang cukup besar terkait dengan gagalnya mengelola isu-isu lingkungan. Untuk menghindari sanksi hukum dan agar menjadi warga korporasi yang bertanggung jawab, kombinasi dari manajemen risiko lingkungan, sistem manajemen lingkungan dan pembangunan berkelanjutan telah menjadi faktor penting di dalam perusahaan kami.
The Risk Management Division and The Operating Units
An independent risk management and control function comprising Risk Management Division and Internal Audit function, namely Corporate Risk and Internal Audit (CRIA), is responsible for the implementation and compliance of the approved risk management framework and policies. It is also responsible for facilitation of the risk management processes with operating units which include risk identification, assessment, mitigation and monitoring. Internal controls are based on established written policies and procedures.
The Risk Management Division is a dedicated business section headed by Vice President Risk Management, who reports to the Chief Operating Officer. He is an invitee to the Audit & Risk Committee. It is required that the corporate risk management processes become embedded in our business to ensure that our responses to risk remain current, dynamic and relevant. All key risks associated with major change and significant actions by the company will fall within the processes of the corporate risk management.
At the forefront, the operating units are responsible for identification and management of risks within their operations. The operating units are also responsible for compliance of daily activities with the approved policies, guidelines and procedures. One of the key activities undertaken in 2013 by the respective operating units was the review of their internal controls to ensure relevancy and appropriateness. Any changes to the internal controls were reflected in their respective Standard Operating Procedures (SOP).
Risk Profile
Risk profiles that are associated with our business include, but are not limited to, challenges arising out of: 1) Environment, 2) Energy, 3) Products, 4) Technology, and 5) Human Capital. These are the most prominent risks that have been identified and assessed as of the disclosure date of the Annual Report and responded to through various control mechanisms.
The description below shows that Arwana has clearly identified the top five risks and taken remedial actions to mitigate them. Given the importance of risk management in preventing the company from the effects brought about, the management and all associated components will work to improve risk management into corporate culture. All business units, service departments, divisions, subsidiaries and suppliers are subject to this corporate risk management framework.
1. Environment
Addressing environmental concern is one important link in the chain for a successful industrial facility. There are sizeable civil and criminal liabilities associated with failing to properly manage such environmental issues. To avoid penalties and be a responsible corporate citizen, environmental risk management combined with environmental management systems and sustainable development has become the prominent elements in our company.
Untuk mengelola risiko secara efektif diperlukan pengetahuan tentang persyaratan peraturan terkini maupun mendatang mengenai lingkungan, teknik dan teknologi pemantauan dan investigasi, penurunan polusi, strategi pembangunan berkelanjutan, strategi manajemen lingkungan, serta program asuransi lingkungan. Sejak tahun 2011 kami telah menerbitkan laporan-laporan tentang lingkungan dan sosial di berbagai media massa dengan tema “Perusahaan Hijau” yang mengikhtisarkan kegiatan kami dalam bidang tersebut.
Risiko dan ketidakpastian lingkungan juga mencakup industri umum, kondisi pasar, kondisi ekonomi domestik dan internasional seperti suku bunga dan luktuasi kurs mata uang. Risiko yang dapat menyebabkan luktuasi pada hasil konsolidasi perseroan secara signiikan atau yang berdampak material pada keputusan pemegang saham telah diidentiikasi dan dievaluasi per tanggal Laporan Tahunan.
2. Energi
Kecenderungan kenaikan harga gas alam dari Perusahaan Gas Negara (PGN) dan Pertamina Gas (Pertagas) merupakan keprihatinan bagi industri keramik. Oleh karena operasional dan ekspansi strategis perseroan sangat bergantung pada pasokan gas dari PGN dan Pertagas, perseroan harus melakukan beberapa modiikasi mesin yang dapat menghemat konsumi energi gas.
Selain itu, selama beberapa tahun terakhir, manajemen risiko gas mewajibkan kami memperhatikan dengan saksama akan bahaya kebocoran gas yang dapat menyebabkan kerugian, baik terhadap tenaga kerja maupun masyarakat umum. Sistem pemantauan gas kami yang dirancang dengan tepat meyediakan solusi perangkat keras yang sesuai dan kemampuan diagnosis untuk mengendalikan kebocoran, bukan bereaksi terhadap kebocoran.
Kami juga memiliki program penilaian risiko khusus gas yang memperlengkapi karyawan dengan pengetahuan akan bahaya dan potensi risiko ketika menggunakan gas yang membuat mereka mampu segera memberi perhatian dan melakukan berbagai metodik guna mengurangi tingkat risiko, serta memastikan kepatuhan terhadap undang-undang, aturan praktek dan panduan-panduan yang relevan.
3. Produk
Produk kami sangat esensiil bagi kehidupan modern, dan kami menyadari perlunya melakukan evaluasi manajemen risiko produk dengan sungguh-sungguh sebagai bagian dari tanggung jawab kami terhadap pemangku kepentingan internal maupun eksternal. Kami berharap para anggota rantai suplai kami juga melakukan evaluasi yang serupa atas produk mereka dan mengenali dampak potensial produk mereka terhadap lingkungan, kesehatan dan kesejahteaan ekonomi global.
Kami memikirkan siklus hidup produk yang lengkap untuk mempersiapkan kerangka kerja guna memastikan bahwa produk kami - baik yang baru maupun yang dimodiikasi - dievaluasi dengan benar. Program kami berbasis risiko dan berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah yang telah diterima oleh umum guna menjamin produk kami
Effectively managing risk requires the knowledge of current and upcoming environmental regulatory requirements, monitoring and investigation techniques and technologies, pollution reduction and sustainable development strategies, environmental management strategies, and environmental insurance programs. Since 2011, we have published environmental and social reports in several mass media with the theme “Green Company” that summarize our activities in this area.
Risks and uncertainties of the environment also include general industry, market conditions, domestic and international economic conditions, such as interest rate and currency exchange fluctuations. Risks that may cause significant fluctuations in the consolidated results of the company or have a material effect on decisions of shareholders have been identified and assessed as of the disclosure date of the Annual Report.
2. Energy
The trend of rising natural gas prices from Perusahaan Gas Negara (PGN) and Pertamina Gas (Pertagas) is a concern for the ceramics industry. Since the company’s operations and strategic expansion is highly dependent on the supply of gas from PGN and Pertagas, the company must perform several machine modifications which can save energy consumption of gas.
Moreover, over recent years, gas risk management requires a comprehensive look at the hazards of gas leaks that could cause harm – either to members of the workforce or to the general public. Our properly designed gas monitoring systems provide suitable hardware solution and diagnostics capability for managing, rather than reacting to, gas leaks.
We have also a gas-specific risk assessment program that provides the employees with an awareness of the hazards and potential risks when using gases which enable them to undertake immediate attention as well as methodologies to reduce risk levels and ensure compliance with relevant legislation, codes of practice and guidance notes.
3. Product
Our products are essential to modern life and we recognize the need to thoroughly evaluate product risk management as part of our responsibility to our internal and external stakeholders. We expect that members of our supply chain conduct similar evaluations of their products and identify the potential impacts their products have on the environmental, health and safety aspects of the global economy.
We consider the full product life cycle to provide a framework for ensuring that our products - whether new or modified - are properly evaluated. Our program is risk based and is founded on accepted scientific principles to ensure that our products do not present the risk elements, such as operational risk, disruption risk and reputational
tidak mengandung unsur-unsur risiko, seperti risiko operasional, risiko kekacauan atau risiko reputasi, termasuk risiko memproduksi produk tidak aman yang dapat membahayakan konsumen, bahkan bila cacat tersebut disebabkan oleh perusahaan lain atau bawaan dari sub-kontraktor.
Risiko produk yang lain yang dapat muncul adalah risiko yang disebabkan oleh perubahan selera konsumen dan persaingan dari kompetitor. Dengan demikian, faktor risiko yang mungkin terjadi selama pengembangan produk baru harus diidentiikasi pada tahap perencanaan proyek dan sistem manajemen risiko. Pengukuran dampak faktor-faktor risiko untuk semua proyek kini sedang dikembangkan. Manajemen kami telah bekerja sama dengan para distributor dan sub-distributor untuk mengenali risiko harga bagi komoditas mereka. Kemudian kami memproduksi produk berbasis risiko yang telah disesuaikan, yang akan mengurangi risiko-risiko tersebut dan melindungi marjin usaha.
4. Teknologi
Beroperasi di lingkungan yang sangat kompetitif membuat perseroan terus bergerak—restrukturisasi, ekspansi, dan adopsi teknologi baru—semua dengan tujuan untuk tetap berada satu langkah di depan. Tetapi tindakan-tindakan ini dapat terbukti merugikan ketika diambil tanpa sepenuhnya mengukur dan merujuk pada dampaknya terhadap risiko perseroan. Arwana mengantisipasi hal tersebut dengan mengambil langkah komprehensif guna memenuhi tuntutan keamanan bisnis perseroan. Hal ini mendorong kami untuk mengembangkan strategi baru guna mendukung program perlindungan dan manajemen risiko bagi segenap perseroan.
Arwana juga dihadapkan pada tantangan untuk mengimbangi kebutuhan dan preferensi konsumen yang semakin melek teknologi informasi dan mulai beralih kepada internet dan perangkat mobile untuk layanan keuangan, mengingat kecepatan, kenyamanan dan kemudahannya. Arwana pun semakin banyak menebar teknologi maju dan sistem online, termasuk cloud computing, ponsel modern, dan teknologi smart grid. Departemen IT kami juga menangani isu perlindungan data taktis—mulai dari perlindungan data yang dipakai oleh vendor, rantai suplai, atau pihak ketiga lainnya, guna menjaga keluwesan operasional.
5. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan sumber risiko, tetapi juga alat untuk menyampaikan pesan mengenai risiko, dan praktek manajemen SDM yang baik dapat meningkatkan leksibilitas risiko. Saat ini, karena semakin banyak perusahaan yang mengakui pentingnya pengelolaan risiko SDM dan menghadiri acara hal ikhwal tentang tenaga kerja, kami percaya adalah tak terelakkan bagi kami untuk mulai memikirkan aplikasi yang lebih luas dari manajemen risiko SDM yang strategis untuk sepanjang tahun dan sebagai bagian dari rencana manajemen bakat-inti.
Tugas manajemen SDM dirancang untuk memperlancar hubungan kerja dengan bagian-bagian lain yang terkait mengenai kebutuhan dan perencanaan tenaga kerja, program pelatihan, analisis penggajian, tunjangan karyawan, isu manajemen risiko serta informasi dan perencanaan yang terkait. Kebutuhan bagian SDM
risk, includes the risk of producing unsafe products that can harm the consumer, even when these defects are caused by another firm or inherited from a sub-contractor.
Another product risk that may arise due to changes in consumer tastes and competition from competitors. Thus, risk factors that may occur during new product development are to be recognized in the project planning step, and a risk management system. Measuring the impact of the risk factors on all projects is being developed. Our Management has worked with the marketing channels to identify their commodity price risk exposures. We then create tailored risk- based manufacturing of products that mitigate these risks and protect operating margins.
4. Technology
Operating in a highly competitive environment keeps the company on the move—restructuring, expanding, and adopting new technologies—all with the goal of staying one step ahead. But these actions could prove detrimental when taken without fully gauging and addressing their impact on enterprise risk. Arwana is anticipating it by taking a comprehensive approach to assessing the company’s business security requirements. This enforces us to develop supporting strategies in order to establish an enterprise-wide security and risk management program.
Arwana is also faced with the challenge of keeping pace with the needs and preferences of consumers who are getting more IT-savvy and switching to internet and mobile devices for financial services, given their speed, convenience and ease of use. Increasingly, Arwana is deploying more advanced technology and online systems, including cloud computing, mobile device, and smart grid technologies. Our IT department also handles tactical data protection issues—from securing data used among vendors, supply-chain, or other third